Anda di halaman 1dari 8

KIMIA BAHAN ALAM

Robiatul Adauyah (06101381823052


Pengertian Kimia Bahan Alam
1. Kimia bahan alam adalah segala bahan (kecuali mineral
dan sintetik) maka prebiotik, mikroba, hewan, tumbuhan
(poliketida, terpenoid, asam amino, protein, karbohidrat,
lipid, asam nukleat RNA dan DNA).
2. Kimia bahan alam merupakan bagian terpenting dari
ilmu kimia organik yang mempelajari berbagai jenis
senyawa dari sumber-sumber organik, baik tumbuhan,
hewan, maupun mikroorganisme.
Pengertian Pembelajaran dan Model Pembelajaran

1. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.

2. Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang


meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan
guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau
tidak langsung dalam proses belajar mengajar.
Penggolongan Senyawa Bahan Alam

a. Penggolongan Berdasarkan Struktur Kimia


b. Penggolongan Berdasarkan Aktivitas Farmakologi
c. Penggolongan Berdasarkan Taksonomi
d. Penggolongan Berdasarkan Jalur Biosintesis
e. Penggolongan Berdasarkan alfabet
f. Penggolongan Berdasarkan Morfologi
Model-Model kimia bahan alam yang Diterapkan dalam Pembelajaran Kimia

1. Praktikum Ekspositori
2. Praktikum Inkuiri
3. Praktikum Penemuan
4. Praktikum Problem-Based
Metode penetilian deskriptif

a. Metode survei
b. Metode deskriptif kesinambungan
c. Penelitian studi kasus
d. Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas
e. Penelitian tindakan (action research)
f. Penelitian Perpustakaan
g. Penelitian Komparatif
 
Kesimpulan

Kimia bahan alam merupakan bagian terpenting dari ilmu kimia organik yang mempelajari berbagai
jenis senyawa dari sumber-sumber organik, baik tumbuhan, hewan, maupun mikroorganisme.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.

Praktikum problem-based dapat meningkatkan pemahaman konsep karena menuntut peserta didik
harus memahami konsep untuk diaplikasikan dalam memecahkan permasalahan yang diberikan. Tipe
praktikum ini juga dapat menanggulangi miskonsepsi melalui konflik kognitif yang terjadi dalam diri
peserta didik jika hipotesis yang dibuatnya berbeda dengan hasil praktikum yang dilakukan. Dalam
praktikum problem-based, peserta didik dituntut untuk berpikir tentang apa yang mereka lakukan dan
mengapa mereka melakukannya, sehingga tipe praktikum ini dapat mengembangkan keterampilan
generik sains dan keterampilan berpikir kritis peserta didik melalui implementasi dan evaluasi prosedur
yang didesain sendiri oleh peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai