Anda di halaman 1dari 27

KONSEP MEDIKAL

BEDAH 1
HEMOROID
Di susun oleh:
Ahamad Jihadurramadhan
Dinda Purnama Sari
Pengertian hemoroid
 Hemoroid adalah dilatasi pleksus
vena yang mengitari area rektal dan
anal. Dilatasi ini sangat sering dan
terjadi pada individu yang rentan
karena peningkatan tekanan yang
menetap dalam pleksus vena
hemoroidal
 Hemoroid adalah bagian vena yang
berdilatasi dengan kanal anal
Klasifikasi Hemoroid
 Hemoroid
Internal
 Hemoroid
Eksternal
Hemoroid Internal
 Hemoroid interna merupakan varises vena
hemoroidalis superior dan media
 Derajat I
Derajat I (dini) tidak menonjol melalui
kanalis ani hanya dapat dideteksi melalui
pemeriksaan prostokopi.
 Derajat II
Derajat II mengalami Prolaps melalui
kanalis ani setelah defekasi
Hemoroid Internal
 Derajat III
Derajat III mengalami prolaps secara permanen.
Hemoroid Eksternal
 hemoroid eksterna merupakan varises vena
hemoroidalis inferior.
 Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan
pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan
suatu hematoma walaupun disebut sebagai
hemoroid trombosis eksternal akut.
 Kronis
Hemoroid kronis atau skin tag biasanya merupakan
sekuele dari hematom akut. Hemoroid ini berupa
satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari
jaringan ikat dan sedikit pembuluh darah.
Etiologi

Ada beberapa penyebab diantaranya banyak


anatomi antar pleksus, terhambatnya aliran
vena vleksus hemoroidalis superior yang
menuju ke vena portal, pekerjaan juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya
hemoroid, misalnya terlalu lama duduk atau
berdiri. Dari nutrisi misalnya kurang
makanan berserat seperti buah-buahan dan
sayur-sayuran, peningkatan tekanan intra
abdomen dan penyakit lain yang meyebabkan
hemoroid seperti hipertensi portal.
Patofisiologi
 Berawal dari karena sering terjadi penekanan
didalam usus besar ( Mengedan saat defekasi,
Konstipasi menahun, Kehamilan ) hal ini
menyebabkan terjadinya peningkatan intra
abdomen dan penekanan vena hemoroid,
penakanan tersebut terjadi ketika rectum melebar
lalu terisi oleh sesuatu yang keras seperti feses
keras yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi
serat, hal inilah yang menjadikan sumbatan, jika
sumbatan tersebut berlangsung terus menerus,
dapat menyebabkan terjadi pelebaran pada vena
hemoroid yang permanen. Dan akibat dari pada
itu terjadi thrombosis, distensi, dan perdarahan
dapat terjadi.
Manifestasi Klinis
 Manifestasi klinik atau tanda atau gejala
dari hemoroid adalah rasa gatal dan nyeri,
dan sering menyebabkan pendarahan
berwarna merah terang pada saat defekasi.
Hemoroid eksternal dihubungkan dengan
nyeri hebat akibat inflamasi dan edema
yang disebabkan trombosis. Trombosis
adalah pembekuan darah dalam hemoroid.
Ini menimbulkan iskemia pada area
tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal
tidak selalu meninmbulkan nyeri sampai
hemoroid ini membesar dan menimbulkan
pendarahan prolaps.
Manifestasi Klinis
Hemoroid memiliki klasifikasi menurut gejala yang timbul
diantaranya :
 Derajat I : Hemoroid yang terdapat pendarahan
tetap tidak menjadi penonjolan padalubang anus.
 Derajat II : Hemoroid yang terdapat benjolan pada
saat defekasi tetapi hemoroid tersebut dapat masuk
kembali secara spontan.
 Derajat III : Hemoroid yang terdapat penonjolan pada
saat defekasi tetapi masuknya hemoroid tersebut itu
harus dibantu.
 Derajat IV : Hemoroid yang sudah terjadi penonjolan
secara menetap dan tidak dapat dimasukan kembali.
Komplikasi
Adapun komplikasi yang terjadi akibat
Hemoaroid :
 Anemia yang disebabkan karena
perdarahan hebat oleh trauma pada
saat defekasi.
 Hipotensi disebabkan karena
perdarahan yang keluar menyebabkan
kerja jantung menurun.
Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi
dan rectaltouche (colok dubur)
 Pemeriksaan dengan teropong
yaitu anoskopi atau rectoscopy
 Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Penatalaksaan
 Terapi Obat : diosmin dan hesperidin
yang dimikronisasi

 Tindakan Invasif :
 Fiksasi
 Eksisi
Fiksasi

 Skleroterapi
 Rubber band ligation
 Infrared thermocoagulation
 Laser haemorrhoidectomy
 Doppler ultrasound guided
haemorrhoid artery ligation
 Cryotherapy
Eksisi

 St. Marks Milligan – Morgan Technique


 Submucosal Haemorrhoidectomy
(Parks method),
 Circular Stapler Anopexy (teknik
Longo).
Pencegahan
1. Minum banyak air, makan makanan yang
mengandung banyak serat (buah, sayuran, sereal,
suplemen serat, dll) sekitar 20-25 gram sehari
2. Olahraga
3. Mengurangi mengedan
4. Menghindari penggunaan laksatif (perangsang buang
air besar) Membatasi mengedan sewaktu buang air
besar.
5. Penggunaan celana dalam yang ketat dapat
mencetuskan terjadinya wasir dan dapat mengiritasi
wasir yang sudah ada.
6. Penggunaan jamban jongkok juga sebaiknya
dihindari.
Asuhan Keperawatan
 Pengkajian
 Data Demografi :
Di dalam data demografi terdapat identitas pasien
dan identitas penanggung jawab
 Riwayat kesehatan
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan terdahulu
 Riwayat kesehatan keluarga
Asuhan Keperawatan
 Pola fungsi kesehatan
 Pola nutrisi dan cairan
 Pola eliminasi
 Pola istirahat tidur
 Pemeriksaan fisik
 Inspeksi
 Palpasi
 Data penunjang
 Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau
rectoscopy
 Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Diagnosa keperawatan
 Pre operatif
1. Konstipasi berhubungan dengan mengabaikan
dorongan untuk defekasi akibat nyeri selama
eliminasi
2. Ansietas berhubungan dengan rencana
pembedahan dan rasa malu
3. Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan
rasa nyeri.
4. Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat )
berhubungan dengan pecahnya vena plexus
hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang
terus - menerus waktu BAB.
Diagnosa keperawatan
 Post operatif
1. Perubahan eliminasi, defekasi, konstipasi
berhubungan dengan nyeri daerah
operasi.
2. Perubahan eliminasi urinarius
berhubungan dengan rasa takut nyeri
pada pasca operasi.
3. Nyeri berhubungan dengan adanya luka
insisi bedah.
4. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan
adanya luka operasi hemoroidektomi.
Intervensi
 Diagnosa : konstipasi berhubungan
dengan mengabaikan dorongan untuk
defekasi akibat nyeri selama eliminasi.
 NOC : setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam. pola
eliminasi kembali normal. Dengan
kriteria hasil :
 Subyektif : pasien mengatakan tidak
mengalami konstipasi
 Objektif : konsistensi feses lunak
tidak terjadi konstipasi
Intervensi
 NIC : manajemen pola eliminasi
 Guideance
 Kaji adanya distensi abdomen
Rasional : adanya distensi abdomen
menandakan hilangnya fungsi defekasi
 Kaji auskultasi peristaltik usus
Rasional : Hilangnya bunyi peristaltik usus
menandakan terjadinya konstipasi.
 Support
 Berikan klien makanan yang sehat dan berserat
Rasional : Meningkatkan konsistensi feses
untuk melewati usus dengan mudah
Intervensi
 Teaching
 Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit 2000 ml/ hari
Rasional   :  Dapat melembekkan feses memfasilitasi eliminasi.
 Anjurkan latihan defekasi secara teratur
Rasional : Program untuk seumur hidup ini perlu untuk
secara rutin mengeluarkan feses dan biasanya termasuk
stimulasi manual, minum jus dan/ atau cairan hangat dan
menggunakan pelunak feses atau supositoria pada interval
tertentu. Kemampuan mengontrol pengeluaran feses penting
untuk kemandirian fisik pasien dan penerimaan sosial.
 Anjurkan untuk melakukan pergerakan atau ambulasi sesuai
kemampuan.
Rasional   :  Menstimulasi peristaltik yang memfasilitasi
terbentuknya flatus
Intervensi
 Development environment
 Berikan lingkungan yang bersih dan tenang
Rasional : memberikan kenyamanan pada pasien
 Colaboration
 Ahli gizi : memberikan diit makanan berserat.
Rasional :  Membantu dalam mengatur konsistensi
fekal dan menurunkan konstipasi.
 Dokter : memberikan obat pelembek feses, supositoria,
laksatif atau enema jika diperlukan.
Rasional   :  Mencegah konstipasi, menurunkan
distensi abdomen dan membantu dalam keteraturan
fungsi defekasi
Evaluasi
Kriteria hasil atas pencapaian tujuan sebagai
berikut :
1. Rasa nyeri saat defekasi berkurang atau
hilang
2. Px tidak mengalami konstipasi dengan
konsistensi feses lunak
3. Pola defekasi px kembali normal
Sekian
Dan
Terima kasih

Wassalam......

Anda mungkin juga menyukai