Disusun Oleh :
DOSEN PENGAMPU
2016/2017
KATA PEGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, karena atas berkat
dan limpahan rahmat-Nya lah maka kami dapat menyelesaikan sebuah makalah
dengan tepat waktu. Berikut ini mempersembahkan sebuah makalah dengan
memberikan manfaat yang besar bagi kita semua.
Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bilamana makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat
kurang tepat dan menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terimakasih dan
semoga Allah Swt memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 4
A. Pengertian .................................................................................... 4
B. Teori............................................................................................... 4
C. Faktor-Faktor Internal Penyebab Korupsi...................................... 5
BAB V PENUTUP........................................................................................ 10
A. Kesimpulan.................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi adalah suatu tindak pidana yang merugikan banyak pihak.
Penyebab adanya tindakan korupsi sebenarnya bervariasi dan beraneka
ragam. Akan tetapi, secara umum dapatlah dirumuskan, sesuai dengan
pengertian korupsi diatas yaitu bertujuan untuk mendapatkan keuntungan
pribadi atau orang lain secara tidak sah.
Permasalahan korupsi yang melanda negeri ini bagaikan sebuah
penyakit yang tidak akan pernah sembuh. Berbagai fakta dan kenyataan yang
diungkapkan oleh media seolah-olah merepresentasikan jati diri bangsa yang
dapat dilihat dari budaya korupsi yang telah menjadi hal yang biasa bagi semua
kalangan, mulai dari bawah hingga kaum elite.
Banyak kasus korupsi yang sampai sekarang tidak diketahui ujung
pangkalnya Korupsi tidak akan pernah bisa kita pisahkan dari apa yang
dinamakan kekuasaan. Di mana ada kekuasaan, pasti ada korupsi.Hal ini telah
menjadi kodrat dari kekuasaan itu sendiri, yang menjadi “pintu masuk” bagi
terjadinya tindakan korupsi. Kekuasaan dan korupsi yang selalu berdampingan,
layaknya dua sisi mata uang, merupakan hakikat dari pernyataan yang
disampaikan oleh Lord Acton, dari Universitas Cambridge, “Power tends to
corrupt, and absolute power corrupt absolutely.
Terdapat sebuah postulat yang mengatakan bahwa korupsi selalu
mengikuti watak kekuasaan. Dalam artian bahwa korupsi itu ada baik di
pemerintahan yang sentralistik maupun desentralistik. Jika pemerintahan suatu
negara adalah sentralistik, korupsi juga akan bersifat sentralistik. Semakin kuat
kekuasaan itu tersentral, semakin besar pula terjadi kasus korupsi di
kekuasaan pusat tersebut. Di Indonesia, hal ini terjadi pada masa Orde Baru.
Sebaliknya, jika pemerintahan suatu negara adalah desentralistik, misalnya
dengan Otonomi Daerah, tindakan korupsi akan tersebar pula mengikuti pola
pemerintahan desentralistik tersebut. Dengan kata lain, praktek korupsi juga
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Faktor Internal Penyebab Korupsi.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang. Persepsi terhadap korupsi.Pemahaman seseorang mengenai
korupsi tentu berbeda-beda.Menurut Pope (2003/2007), salah satu penyebab
masih bertahannya sikap primitif terhadap korupsi karena belum jelas
mengenai batasan bagi istilah korupsi, sehingga terjadi ambiguitas dalam
melihat korupsi.
Kualitas moral dan integritas individu. Adanya sifat serakah dalam diri
manusia dan himpitan ekonomi serta self esteem yang rendah juga dapat
membuat seseorang melakukan korupsi.
Sementara itu Merican (1971) menyatakan sebab-sebab terjadinya
korupsi adalah sebagai berikut:
a) Peninggalan pemerintahan kolonial.
b) Kemiskinan dan ketidaksamaan.
c) Gaji yang rendah.
d) Persepsi yang popular.
e) Pengaturan yang bertele-tele.
f) Pengetahuan yang tidak cukup dari bidangnya.
B. Teori
Menurut bidang psikologi ada dua teori yang menyebabkan terjadinya
korupsi, yaitu teori medan dan teori big five personality. Menurut Lewin (dikutip
dalam Sarwono, 2008) teori medan adalah perilaku manusia merupakan hasil
dari interaksi antara faktor kepribadian (personality) dan lingkungan
(environment) atau dengan kata lain lapangan kehidupan seseorang terdiri dari
orang itu sendiri dan lingkungan, khususnya lingkungan kejiwaan (psikologis)
yang ada padanya. Melalui teori ini, jelas bahwa perilaku korupsi diapat
4
5
dianalisis maupun diprediksi memiliki dua opsi motif yakni dari sisi lingkungan
atau kepribadian individu terkait.
Teori yang kedua adalah teori big five personality. Menurut Costa dan
McCrae (dikutip dalam Feist & Feist, 2008), big five personality merupakan
konsep yang mengemukakan bahwa kepribadian seseorang terdiri dari lima
faktor kepribadian, yaitu extraversion, agreeableness, neuroticism, openness,
dan conscientiousness.
C. Faktor-Faktor Internal
Terdapat faktor-faktor internal penyebab korupsi, yaitu :
a) Aspek Perilaku Individu:
1. Sifat Tamak/Rakus Manusia
Korupsi yang dilakukan bukan karena kebutuhan primer, yaitu
kebutuhan pangan.Pelakunya adalah orang yang berkecukupan, tetapi
memiliki sifat tamak, rakus, mempunyai hasrat memperkaya diri sendiri.
Unsur penyebab tindak korupsi berasal dari dalam diri sendiri yaitu sifat
tamak/rakus. Maka tindakan keras tanpa kompromi, wajib hukumnya.
2. Moral yang kurang kuat
Orang yang moralnya kurang kuat mudah tergoda untuk
melakukan tindak korupsi. Godaan bisa datang dari berbagai pengaruh
di sekelilingnya, seperti atasan, rekan kerja, bawahan, atau pihak lain
yang memberi kesempatan.
3. Gaya hidup yang konsumtif
Gaya hidup di kota besar mendorong seseorang untuk
berperilaku konsumptif. Perilaku konsumtif yang tidak diimbangi dengan
pendapatan yang sesuai, menciptakan peluang bagi seseorang untuk
melakukan tindak korupsi.
6
b) Aspek Sosial
Keluarga dapat menjadi pendorong seseorang untuk berperilaku
koruptif.Menurut kaum bahviouris, lingkungan keluarga justru dapat
menjadi pendorong seseorang bertindak korupsi, mengalahkan sifat baik
yang sebenarnya telah menjadi karakter pribadinya.Lingkungan justru
memberi dorongan bukan hukuman atas tindakan koruptif seseorang.
d) Aspek Ekonomi
Aspek Ekonomi sering membuka peluang bagi seseorang untuk korupsi.
Pendapatan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan atau saat sedang
terdesak masalah ekonomi membuka ruang bagi seseorang untuk
melakukan jalan pintas, dan salah satunya adalah korupsi.
e) Aspek Politis
Politik uang (money politics) pada Pemilihan Umum adalah contoh
tindak korupsi, yaitu seseorang atau golongan yang membeli suatu atau
menyuap para pemilih/anggota partai agar dapat memenangkan pemilu.
Perilaku korup seperti penyuapan, politik uang merupakan fenomena yang
sering terjadi. Terkait hal itu Terrence Gomes (2000) memberikan
gambaran bahwa politik uang sebagai use of money and material benefits
in the pursuit of political influence (menggunakan uang dan keuntungan
material untuk memperoleh pengaruh politik). Penyimpangan pemberian
kredit atau penarikan pajak pada pengusaha, kongsi antara penguasa dan
pengusaha, kasus-kasus pejabat Bank Indonesia dan Menteri di bidang
ekonomi pada rezim lalu dan pemberian cek melancong yang sering
dibicarakan merupakan sederet kasus yang menggambarkan aspek politik
yang dapat menyebabkan kasus korupsi (Handoyo: 2009).
f) Aspek Organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas,
termasuk sistem pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi
yang menjadi korban korupsi atau di mana korupsi terjadi biasanya
memberi andil terjadinya korupsi karena membuka peluang atau
kesempatan terjadinya korupsi (Tunggal, 2000). Aspek-aspek penyebab
korupsi dalam sudut pandang organisasi meliputi:
8
A. Kesimpulan
10
11
B. Saran
Menurut kelompok kami pembelajaran mahasiswa dengan sistim diskusi
antar kelompok sudah baik dan alangkah lebih baiknya lagi ada pembelajaran
dan penjelasan materi lebih lanjut lagi dari setiap diskusi kelompok oleh dosen
pengampu yang bertujuan agar mahasiswa dapat lebih memahami kajian
materi yang sedang dibahas dan juga dosen dapat memberikan contoh secara
langsung kepada para mahasiswa karena dengan cara pembelajaran seperti itu
kami anggap efektif untuk membangkitkan minat belajar mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.waspada.co.id/index.php/images/flash/index.php?
option=com_content&view=article&id=81290:korupsi-dan-
kekuasaan&catid=25:artikel&Itemid=44,diakses tanggal 16 September, 2016.
12