Anda di halaman 1dari 56

Case Report Session

KATARAK

PRESEPTOR:
S Y U M A R T I , D R . , S P. M ( K ) . , M S C
P R I M A W I T A O K T A R I M A A . , D R . , S P. M ( K ) . , M . K E S

Gita Pramodha 130112160557


Disusun oleh: Safira Anjalia 130112160642
William Giovanni 130112160633
DEFINISI

Kekeruhan lensa mata akibat hidrasi (penambahan


cairan), denturasi protein lensa, atau akibat kedua-
duanya.
KLASIFIKASI

Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan


etiologi Morfologi Usia

Congenital
and Acquired
developmenta cataract
l cataract
KLASIFIKASI

Berdasarkan Etiologi:
 Congenital and developmental cataract
Acquired cataract
1. Katarak Senil (usia tua)
2. Katarak Trauma (Penetrating Concussion (Rosette
Cataract), Infrared irradiation, Electrocution, Ionizing
Radiation)
3. Complicated cataract (Anterior uveitis, Hereditary Retinal
& Vitreoretinal Disorder, High Myopia, Glaucomflecken,
Intraocular Neoplasia)
4. Katarak Metaboik (DM, hipoglikemia, galaktosemia)
5. Electric cataract
6. Radiational cataract
KLASIFIKASI

7. Katarak Toksik; contoh,


 Corticosteroid-induced cataract
 Miotics-induced cataract
 Copper (in chalcosis) and iron (in siderosis)
induced cataract.
8. Katarak yang berkaitan dengan penyakit kulit
(Dermatogenic cataract)
9. Sindrom dengan katarak, contoh:
 Dystrophica myotonic
 Down's syndrome
Lowe's syndrome
Treacher - Collin's syndrome
KLASIFIKASI

Berdasarkan Morfologi:
Kapsular
- Kongenital (polaris anterior dan posterior)
- Acquired
Subkapsular
- subkapsular posterior
- subkapsular anterior
Nuklear
- congenital
- senilis
KLASIFIKASI

Kortikal
- congenital
- senilis
Lamelar atau zonular
Sutural
Lain-lain
- blue dot
- membranosa
- pulveranta sentralis
- reduplikasi
KLASIFIKASI

• Berdasarkan Usia:
Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat
pada usia dibawah 1 tahun
Katarak juvenile, katarak yang terjadi sesudah
usia 1 tahun
Katarak senilis, katarak sesudah usia 50 tahun
CONGENITAL AND DEVELOPMENTAL
CATARACT
• Terjadi karena masalah pertumbuhan lensa, jika
masalah tersebut terjadi sebelum lahir, maka
bayi lahir dengn katarak kongenital terbatas
pada nukleus embrionik/nukleus fetal.
• Jika terjadi dari infancy sampai remaja
Developmental cataract.
• Penyebab tersering katarak kongenital
diantaranya adalah infeksi intrauterin, kelainan
metabolik, dan kelainan genetik.
CONGENITAL AND DEVELOPMENTAL
CATARACT
Katarak kongenital digolongkan dalam katarak:
1. Kapsulolentikular, termasuk katarak kapsular
dan katarak polaris
2. Lentikular, termasuk katarak yang mengenai
korteks atau nukleus lensa saja

Congenital cataract in a child aged


11 months (nuclear and
coralliform)
CONGENITAL AND DEVELOPMENTAL
CATARACT
• Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital
diperlukan anamnesis: riwayat prenatal infeksi ibu
seperti rubela pada kehamilan trimester pertama
dan pemakaian obat selama kehamilan.
• Bila katarak disertai uji reduksi pada urin yang
positif katarak dapat terjadi akibat galaktosemia.
• Pada pupil mata bayi yang menderita katarak
kongenital akan terlihat bercak putih atau
leukokoria.
• Katarak kongenital dapat menimbulkan komplikasi
lain berupa nistagmus dan strabismus.
CONGENITAL AND DEVELOPMENTAL
CATARACT
• Penanganan tergantung pada unilateral atau
bilateral, adanya kelainan mata lain dan saat
terjadinya katarak
• Tindakan pengobatan pada katarak kongenital
adalah operasi.
• Operasi katarak kongenital dilakukan bila refleks
fundus tidak tampak.
• Biasanya bila katarak bersifat total, operasi dapat
dilakukan pada usia 2 bulan atau lebih muda bila
telah dapat dilakukan pembiusan.
• Tindakan bedah pada katarak kongenital yang
umum dikenal adalah disisio lensa, ekstraksi liniar,
ekstraksi dengan aspirasi.
CONGENITAL AND DEVELOPMENTAL
CATARACT
• Pengobatan katarak kongenital bergantung pada:
1. Katarak total bilateral secepatnya dilakukan
pembedahan setelah katarak terlihat
2. Katarak total unilateral pembedahan 6 bulan
sesudah terlihat atau segera sebelum terjadinya
strabismus
3. Katarak total /kongenital unilateralprognosis
buruk karena mudah sekali terjadinya
ambliopia dilakukan pembedahan secepat
munking, dan diberikan kacamata segera
dengan latihan bebat mata.
CONGENITAL AND DEVELOPMENTAL
CATARACT
• Katarak bilateral partial pengobatan lebih
konservatif  sementara dicoba dengan kacamata
atau midriatika; bila terjadi kekeruhan yang
perogresif disertai dengan mulainya tanda-tanda
strabismus dan ambliopia  pembedahan,
biasanya mempunyai prognosis yang lebih baik.
• Prognosis Katarak kongenital kurang
memuaskan, bergantung pada bentuk katarak dan
mungkin sekali pada mata tersebut telah terjadi
ambliopia.
• Bila terjadi nistagmus maka keadaan ini
menunjukkan hal yang buruk pada katarak
kongenital.
ACQUIRED CATARACT

• Katarak yang didapat biasanya berkaitan dengan usia


lanjut dan keadaan-keadaan lain yang dapat
menyebabkan timbulnya katarak.
• Acquired cataract terjadi pada individu dengan lensa
yang normal sebelumnya (tidak mengalami kekeruhan).
• Contoh keadaan yang menyebabkan acquired cataract :
- Senile cataract
- Metabolic cataract
- Complicted cataract
- Toxic cataract
- Raditional Cataract
- Electric cataract
KATARAK SENILIS

• Katarak Senilis adalah semua kekeruhan lensa


yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas
50 tahun
• Merupakan jenis acquired cataract yang paling
sering terjadi
• Secara morfologis, katarak senilis dapat terjadi di
korteks (soft cataract) dan nukleus (hard
cataract)
KATARAK SENILIS

ETIOLOGI
1. Usia: biasanya terjadi diatas 50 tahun
2. Jenis Kelamin: dapat menyerang laki-laki dan perempuan,
namun prevalensi katarak lebih tinggi di perempuan dibanding
laki-laki
3. Keturunan
4. Radiasi UV
5. Diet: difisiensi beberapa jenis protein, asam amino, dan vitamin
6. Dehidrasi
7. Merokok:
• Akumulasi chromophores dan 3-hydroxykynurenine ->
Yellowing
• Cyanates menyebabkan carbamylation dan denaturasi
protein
KATARAK SENILIS

PATOFISIOLOGI
KATARAK SENILIS

  Insipien Imatur Matur Hipermatur


Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Normal Bertambah Normal Berkurang
Lensa (air masuk) (air+masa lensa
keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik Mata Normal Dangkal Normal Dalam
Depan
Sudut Bilik Normal Sempit Normal Terbuka
Mata
Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopos
Penyulit - Glaukoma - Uveitis+glauko
KATARAK SENILIS

1. Katarak Insipien
• Pada stadium ini akan
terlihat kekeruhan dimulai
dari tepi ekuator berbentuk
gerigi menuju korteks
anterior dan posterior
(katarak kortikal)
• Cuneiform: berawal di perifer
menuju ke sentra;
• Cupuliform: berada di sentral
(visual axis) menyebabkan
early loss of visual acquity
KATARAK SENILIS

2. Katarak Intumesen
• Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa
akibat lensa yang degeneratif menyerap air
• Lensa yang bengkak mendorong iris sehingga
bilik mata depan akan menjadi dangkal
• Terdapat hidrasi korteks sehingga lensa akan
mencembung dan menyebabkan miopisasi
• Penyulit: glaukoma
KATARAK SENILIS

3. Katarak Imatur
• Katarak belum mengenai seluruh lapis lensa
• Tejadi penambahan volume lensa akibat
meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang
degeneratif
• Dapat menyebabkan glaukoma sekunder
• Shadow test (+)
KATARAK SENILIS

4. Katarak Matur
• Pada katarak ini kekeruhan telah
menganai seluruh masa lensa.
• Kekeruhan terjadi akibat
deposisi ion Ca yang
menyeluruh
• Cairan lensa akan keluar,
sehingga lensa kembali pada
ukuran norma;
• Bilik mata depan akan berukuran
keadaan normal kembali, tidak
terdapat bayangan iris pada
lensa yang keruh (shadow test
(-))
KATARAK SENILIS

5. Katarak Hipermatur
• Katarak yang mengalami proses lebih
lanjut akan menjadi keras atau lembek
dan mencair
• Morgagnian hypermature cataract:
seluruh korteks mencair, lensa
berwarna milky white dan terlihat
nukleus kecoklatan di bagian bawah
• Sclerotic type hypermature cataract:
terdapat disintegrasi lensa dan korteks
mengkerut karena keluarnya cairan.
Anterior chamber dalam dan
iridodonesis
KATARAK SENILIS

TANDA DAN GEJALA


Keluhan yang membawa pasien datang antara lain:
1. Pandangan kabur: penurunan penglihatan yang
progresif dan tidak mengalami kemanjuan dengan
pinhole
2. Penglihatan silau: biasanya pada penderita katarak
kortikal
3. Miopisasi
4. Variasi diurnal penglihatan
• Katarak sentral: menurun pada siang hari, membaik
pada senja
• Katarak kortikal perifer: penglihatan lebih baik di
sinar terang
KATARAK SENILIS

TANDA DAN GEJALA


5. Distorsi: benda bersudut tajam menjadi tampak
tumpul atau bergelombang
6. Halo: lingkaran berwarna pelangi yang terlihat
disekeliling sumber cahaya terang
7. Diplopia monokuler
8. Perubahan persespsi warna: akibat inti nukleus
yang kekuningan
9. Bintik hitam
KATARAK SENILIS
KATARAK SENILIS

PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Ketajaman
Penglihatan
2. Oblique illumination
examination
3. Shadow test: (+) pada
katarak imatur
4. Distant direct
ophtalmoscopic
examination
5. Slit lamp: bentuk,
ukuran, warna, hardness
KATARAK SENILIS

KOMPLIKASI
1. Phacoanaphylactic uveitis
• Lens protein in hypermature cataract may leak into
anterior chamber and induce antigen-antibody
response
2. Subluxation/dislocation of lens
• Terjadi akibat degenerasi zonula zinn
KATARAK SENILIS

KOMPLIKASI
3. Lens-induced glaucoma
• Phacomorphic glaucoma: lensa yang bengkak
pada katarak intumesen menekan iris menyebabkan
glaukoma sudut tertutup
• Phacolytic glaucoma: protein lensa akan masuk
ke anterior chamber dan akan di fagositosis oleh
makrofag. Tumpukan makrofag menutup sudut dan
menyebabkan glaukoma sudut terbuka
• Phacotopic glaucoma: subluksasi lensa pada
katarak hipermatur menyebabkan sumbatan pada
sudut anterior chamber
METABOLIC CATARACT

• Terjadi karena abnormalitas biokimia dan gangguan


endokrin, contoh:
 Katarak Diabetes
 Senile cataract in diabetics muncul pada usia
dini dan progresifitas yang cepat
 True diabetic cataract/snow flake
Cataract/snow-storm cataract : kondisi yang jarang,
biasa muncul pada dewsa muda karena osmotic
over-hydration pada lensa awalnya, sejumlah besar
cairan tertimbun dibawah kapsul anterior dan
posterior  segera menunjukan gambaran
bilateral snowflake-like dengan opasitas pada
korteks.
METABOLIC CATARACT

 Galactosaemic cataract
 Berkaitan dengan masalah metabolisme galaktosa,
ada dua bentuk galaktosaemia:
1. Classical galactosaemia defisiensi galactose-1
phosphate uridyl-transferase (GPUT)
2. Defisiensi galactokinase (GK)
 Galaktosaemia berkaitan dengan perkembangan
katarak bilateral (oil droplet central lens opacities)
 Perubahan lensa bersifat reversibel pencegahan
dilakukan dengan mengeliminasi produk susu pada
makanan sehri-hari ketika diagnosis awal ditegakkan.
COMPLICTED CATARACT

• Berkaitan dengan penyakit intraokular katarak.


• Lensa membutuhkan nutrisi yang berasal dari
cairan intraokularterganggunya sirkulasi
okularmenimbulkan masalah pada lensa, katarak.
• Kondisi yang menimbulkan Complicted cataract:
1. Inflamasi : iridocyclitis, parsplanitis, Choroiditis,
hypopyon corneal ulcer dan endophthalmitis.
2. Kondisi degeneratif: retinitis, Pigmentosa, myopic
chorioretinal degeneration
3. Glaucoma
4. Tumor intraokular : retinoblastoma, pada stadium
lanjut melanoma
COMPLICTED CATARACT

• Gambaran klinis:
Biasa terjadi sebagai katarak kortikal
posterior, perubahan lensa terjadi
didepan kapsul posterior.
Kekeruhan bersifat iregular dan
densitasnya bervariasi.
Slit-lmp: gambaran “breadcrumb”
Tanda khas gambaran partikel
berwarna-warni (merah,hijau dan biru)
 polychromatic lustre.
Kabut kuning yng difus terlihat pada
korteks yang berdekatan lambat laun
kekeruhan menyebar pada keseluruhn
korteks, lalu terjadi penimbunan
kalsium.
TOXIC CATARACT

 Corticosteroid-induced cataract
• Katarak subkapsular posterior berkaitan dengan
penggunaan steroid sistemik maupun topikal,
walau belum dimengerti sepenuhnya, hal ini
berhubungan dengan dosis maksimal dan
penggunaan jangka panjang perlu pemeriksaan
slit-lamp secara rutin pada individu dengan
pengobatan steroid lama.
• Anak-anak lebih rentan dibanding dewasa
TOXIC CATARACT

 Miotics-induced cataract
• Penggunaan miotik dalam jangka panjang, terutama long
acting cholinesterase inhibitors, seperti echothiophate,
demecarium bromide, disopropyl fluorophosphate (DFP),
dikaitkan dengan katarak subkapsular anterior.
• Penghentian obat-obat tersebut dapat menghentikan
progresifitas katarak.
RADITIONAL CATARACT

• Segala jenis energi radiasi dapat menyebabkan


katarak karena terjadi kerusakan epitelium lensa.
• Contoh radiasi yang menyebabkan katarak:
1. Infrared (heat) cataract
 Pajanan yang lama (bertahun-tahun) dari sinar
infrared katarak subkapsular posterior dan
pengelupasan subcapsular anterior
 Biasa pada pekerja yang bekerja di bidang
industri kaca  glassworker’s cataract
RADITIONAL CATARACT

2. Irradiation cataract
 Karena paparan sinar x, gamma, atau neutron,
biasa dari awal terekspos hingga terjadi katarak
membutuhkan 6 bulan hingg bertahun-tahun.
3. Ultraviolet radiation cataract
 Berkaitan dengan katarak senil karena paparan
sinar UV dan usia tua
ELECTRIC CATARACT

• Katarak dapat terjadi akibatan hantran arus listrik


yang kuat pad tubuh.
• Katarak awalnya sebagai kekeruhan subkapsular
lalu menjadi matur dengan cepat.
MANAGEMENT OF CATARACT IN
ADULTS
• A. Non surgical measure
• 1. Treatment of cause of cataract
• Control DM
• Remove cataractogenic drugs (corticosterodis,
phenothiazenes, strong miotics)
• Remove radiation
• Early and adequate treatment o ocular disease like uveitis
• 2. Untuk katarak insipient dan imatur
• Koreksi refraksi
• Pengaturan pencahayaan
• Pemakaian dark goggles
• Mydriatics (ex 5% phenylephrine, 1%tropicamide)
• B. Surgical
• Indication
• Visual improvement
• Medical indication
• lens induced glaucoma
• phacoanaphylactics endophthalmitis
• retinal diseases
• cosmetic indication
PREOPERATIVE
EVALUATION

1. General Medical
Examination
PREOPERATIVE EVALUATION

Ocular examination
• Visual acuity
• Cover test
• Pupillary response
• Ocular adnexa
• Cornea
• Anterior chamber
• Lens
• Fundus examination
• Sclera
• Current refractive status
TYPES AND CHOICE OF SURGICAL
TECHNIQUE
• Intracapsular cataract extraction (ICCE)
• Seluruh lensa katarak + capsulenya dibuang
• Zonule ifber harus lemah dan degenerated  makanya
tidak bisa pada pasien muda
• Sekarang sudah ditinggalkan
• Extracapsular cataract extraction (ECCE)
• Major portion of anterior capsule with epithelium, nucleus
and cortex are remoced, leaving intact posterior capsule
• Bisa dilakukan pada hamper semua pasien katarak muda
dan tua
• Kontraindikasi = subluxation of the lens
KELEBIHAN ECCE DIBANDING ICCE

• ECCE bisa digunakan untuk semua usia, kecuali


zonule yang tidak intak. ICCE tidak bisa untuk
usia <40 tahun
• Posterior chamber IOL bisa implanted after ECCE
• Postoperative vitreous related problem associated
with ICCE are not seen after ECCE
• Incidence o postoperative complication (ex
endophthalmitis, retinal detachment) are less
with ECCE
KELEBIHAN ICCE DIBANDING ECCE

1. The technique of ICCE, as compared to ECCE, is


simple, cheap, easy and does not need
sophisticated microinstruments.
2. Postoperative opacification of posterior capsule
is seen in a significant number of cases after
ECCE. No such problem is known with ICCE.
3. ICCE is less time consuming and hence more
useful than ECCE for mass scale operations in
eye camps.
TYPES OF ECCE

• Conventional extracapsular cataract extraction


(ECCE)  dengan insisi besar
• Manual small incision cataract surgery (SICS)  In
this technique ECCE with intraocular lens
implantation is performed through a sutureless
self-sealing valvular sclerocorneo tunnel incision
• Phacoemulsification
Kekurangan Conventional ECCE vs Kelebihan Conventional ECCE vs
SICS SICS
Long incision (10 to 12 mm). The only merit of conventional ECCE
over SICS is that it is a simple
technique to master with short learning
curve.
Multiple sutures are required
Open chamber surgery with high risk of
vitreous prolapse, operative hard eye
and expulsive choroidal haemorrhage.

High incidence of post-operative


astigmatism.
Postoperative suture-related problems
like irritation and suture abscess etc.

Postoperative wound-related problems


such as wound leak, shallowing of
anterior chamber and iris prolapse.

Needs suture removal, during which


infection may occur.
Kelebihan SICS dibanding Kekurangan SICS dibanding
Phacoemulsification Phacoemulsification
1. Universal applicability i.e., all types of 1. Conjunctival congestion persists for 5-7 days
cataracts including hard cataracts (grade IV at the site of conjunctival flap.
and V) can be operated by this technique
2. Learning curve. This procedure is much 2. Mild tenderness sometime may be present
easier to learn as compared to owing to scleral incision
phacoemulsification
3. Not machine dependent. The biggest 3. Postoperative hyphaema may be noted
advantage of manual SICS is that it is not sometimes.
machine dependent and thus can be practised
anywhere.
4. Less surgical complications. Disastrous 4. Surgical induced astigmatism is more as the
complication like nuclear drop into vitreous incision in SICS is large (about 6 mm) as
cavity is much less than phacoemulsification compared to phacoemulsification (about 3.2
technique. mm).
5. Operating time in manual SICS is less than
that of phocoemulsification, especially in hard
cataract. Therefore, it is ideal for mass surgery
6. Cost effective. With manual SICS, the
expenses are vastly reduced as compared to
considerable expenses in acquiring and
maintaining phaco machine. There is no need
to spend on consumable items like the
phacotip, sleeves, tubing and probe. Further, in
SICS always PMMA IOLs are used which are
much cheeper than foldable IOLs
Kelebihan Phacoemulsification dibanding Kekurangan Phacoemulsification
SICS dibanding SICS
1. Topical anaesthesia may be sufficient for 1. Learning curve for phacoemulsification is
phacoemulsification in expert hands. more painful both for the surgeons and
patients
2. Postoperative congestion is minimal after 2. Complications encountered during
phacoemulsification, as phaco is usually phacoemulsification like nuclear drop are
performed through a clear corneal incision. unforgiving.
3. Small incision. The chief advantage of 3. Machine dependent. This procedure is
phacoemulsification over manual SICS is that it solely machine dependent and in the event of
can be performed through a smaller (3.2 mm) an unfortunate machine failure in the middle
incision of surgery one has to shift to conventional
ECCE..
4. Less corneal complications. 4. High cost. Cost of this technique is very
Phacoemulsification can be performed in the high because of expensive machine,
posterior chamber without prolapsing the accessories and maintenance.
nucleus into the anterior chamber, thereby
minimising the risk of corneal complications.

5. Visual rehablitation is comparetively quicker 5. Limitations. It is very difficult to deal with


in phacoemulsification as compared to manual hard cataracts (grade IV and V) with this
SICS technique, and also there is high risk of
serious corneal complications due to more use
of phaco energy in such cases

6. Postoperative astigmatism is comparatively


less when foldable IOLs are implanted through
a smaller incision (3.2 mm).
KOMPLIKASI MANAJEMEN BEDAH
KATARAK

A. Pre operative
B. Intra operative
C. Early Post operative
D. Delayed post operative
E. IOL-related
PRE OPERATIVE

• Ansietas
• Mual dan Gastritis  bisa disebabkan karena
obat-obatan pre operative seperti acetazolamide
• Konjunctiva allergi  bisa karena topical
antibiotik
• Abrasi Kornea  bisa karena Tonometri Schiotz
• Komplikasi karena anestesi local
• Perdarahan sub konjunctiva
• Dislokasi lensa
INTRA OPERATIVE

• Superior Rectus Muscle Laceration


• Excessive bleeding
• Incision related complication
• Injury to cornea, iris, lens
• Iris injury and iridodialysis
• Complications related to anterior capsulorhexis
• Posterior capsular rupture
• Zonular Dehiscence
• Vitreous loss
EARLY POST OPERATIVE

• Hyphaema
• Iris prolapse
• Striate keratopathy
• Flat anterior chamber
• Anterior uveitis
• Bacterial endophthalmitis
DELAYED POST OPERATIVE

• Cystoid macular edema


• Delayed endophthalmitis
• Pseudophakic bullous keratopathy
• Retinal detachment
• Epithelial ingrowth
• Fibrous downgrowth
• After cataract / secondary cataract
IOL-RELATED

• Complications like cystoid macular oedema,


corneal endothelial damage, uveitis and
secondary glaucoma are seen more frequently
with IOL implantation
• Malposition of IOL
• Sunset syndrome (Inferior subluxation of IOL)
• Sun-rise syndrome (Superior subluxation of IOL).
• Lost lens syndrome refers to complete dislocation of an
IOL into the vitreous cavity.
• Windshield wiper syndrom

Anda mungkin juga menyukai