Jamur akan mulai memproduksi metabolisme ini pada keadaan atau
kondisi lingkungan yang optimal dan untuk memperluas pembentukan koloni. 1. Mikotoksin 2. Antibiotik Mikotoksin ◾Definisi : senyawa kimia yang dihasilkan oleh jamur tertentu melalui metabolisme sekunder dan bersifat toksik terhadap manusia dan hewan. Mikotoksin atau racun jamur diproduksi alami secara kimia oleh mikro jamur, umumnya saprolitik molds yang tumbuh di bahan makanan manusia atau makanan hewan. ◾Kapang penghasil toksin dapat menghasilkan satu atau lebih jenis mikotoksin, namun demikian tidak semua kapang bersifat toksik, dan tidak semua metabolit sekunder dari kapang bersifat racun. Ada beberapa jenis kapang dapat memproduksi toksin secara simultan seperti Fusarium. ◾Komoditi pertanian seperti biji-bijian, kacang-kacangan merupakan komoditi yang sangat sesuai bagi perkembangan kapang penghasil toksin, baik sebelum maupun sesudah panen. Penyimpanan diidentifikasi sebagai tempat utama terjadinya kontaminasi. Ventilasi yang kurang sesuai dapat meningkatkan temperatur yang menyebabkan terjadinya migrasi air sehingga jamur berkembang dengan baik. ◾Produksi mikotoksin selama pertumbuhan jamur sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan seperti kadar air bahan, temperatur, aktivitas air (aw) bahan, pH, dan kandungan oksigen di udara, kondisi yang sama pula mempengaruhi pertumbuhan jamur itu sendiri. Kadar air dan temperatur merupakan dua faktor yang sangat penting bagi proses proliferasi jamur dan biosintesis dari toksin (Bryden, 2007; Paterson & Lima, 2010) Ada 3 hal : 1. Satu jenis jamur menghasilkan berbagai jenis toksin 2. Satu jenis toksin dihasilkan berbagai jenis kapang 3. Tidak selamanya kapang bersifat toksikogenous (bersifat toksik), tergantung pada habitatnya (substrat) mis. A. flavus pada beras atau bungkil kacang tanah Jenis Mikotoksin • Mikotoksin mulai mendapat perhatian baru pada tahun 1960-an, ketika ditemukan Aflatoksin, jenis mikotoksin yang dihasilkan oleh Aspergillus flavus dan A. Parasiticus. Aflatoksin diidentifikasi sebagai penyebab penyakit ”turkey X”. Penemuan ini menstimulasi perhatian secara global terhadap mikotoksin. Efek toksik dari mikotoksin pada manusia dan hewan dikenal sebagai mikotoksikosis. • Aflatoksin = senyawa racun yang bersifat akut, bersifat immunospuresif, mutagenik, teratogenik, dan karsinigenik. Organ yang menjadi target utama baik sebagai toksin maupun sebagai karsinogen dari senyawa ini yaitu hati. • Bogley (1997) menyebutkan bahwa aflatoksin merupakan metabolit sekunder yang berbentuk turunan poliketida. Biosintesis aflatoksin sebagai metabolit sekunder terjadi melalui derivat poliketida yang berasal dari sintesis protein dan lemak dari metabolit primer. • Mikotoksikosis selain menyerang manusia juga terjadi pada hewan, karena banyak bahan pangan juga merupakan bahan pakan ternak. Namun tidak selamanya mikotoksin yang beracun bagi hewan juga beracun bagi manusia atau sebaliknya. • Kapang penghasil aflatoksin umumnya tumbuh selama proses penyimpanan yang tidak memperhatikan kelembaban dan temperatur. Kondisi geografis Indonesia yang merupakan daerah tropis sangat ideal bagi pertumbuhan kapang ini. Namun praktek dalam masa tanam juga tidak menutup kemungkingan terjadinya kontaminasi. • Produksi aflatoksin oleh kapang penghasilnya dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. 1. Internal meliputi jenis dan galur kapang penghasilnya (toksigenik dan nontoksigenik). 2. Eksternal meliputi Jenis substrat, kelembapan dan kadar air, Suhu dan waktu inkubasi, kondisi atmosfer, pH, kondisi geografis dan pasca panen. • Kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme dapat menyebabkan makanan atau minuman tidak layak dikonsumsi akibat penurunan mutu atau karena makanan tersebut telah beracun. • Gangguan kesehatan yaitu berupa adanya mikroorganisme bersifat patogenik dan sintesis senyawa kimia beracun (bakteri toksin dan mikotoksin) yang bersifat karsinogenik kronik Gambar 1.1 Aspergillus restrictus dan maupun gangguan kesehatan akut. A.glaucus yang menyebabkan noda. • Penurunan bahan pangan dan hasil pertanian antara lain Kebiruan pada jagung (Agrios, 2005) meliputi penurunan nilai gizi, penyimpangan warna, perubahan rasa dan bau, adanya pembusukan, modifikasi komposisi kimia, serta penurunan daya tumbuh benih. • Pada bebijian dan serealia, penyimpangan warna dapat disebabkan oleh akibat langsung adanya pertumbuhan jamur dalam penyimpanan. Sebab lain yaitu oleh factor-faktor sebelum panen seperti keadaan tanah tempat penanaman dan adanya serangan pathogen. Penggunaan suhu yang terlalu Gambar 1.2 Aspergillus sp. Dan Penicillium tinggi pada saat pengeringan dan adanya reaksi-reaksi kimia, yang menyebabkan bintik-bintik hijau serta aktifitas enzim dapat pula menyebabkan perubahan kebiruan pada roti (A) konidofor dan konidia warna. Aspergillus, (B) gejala pada roti, (C) konidofor dan Konidia Penicillium sp. (Agrios, 2005) METABOLISME SEKUNDER PENGHASIL ANTIBIOTIK • Antibiotik merupakan bahan kimiawi yang dihasilkan oleh organisme seperti bakteri dan jamur, yang dapat mengganggu mikroorganisme lain • Beberapa antibiotik bersifat aktif terhadap beberapa spesies bakteri (berspektrum luas) sedangkan antibiotik lain bersifat lebih spesifik terhadap spesies bakteri tertentu (berspektrum sempit) (Bezoen, dkk., 2001) • Pengelompokkan umum antibiotik berdasarkan struktur kimia atau molekul termasuk Beta-laktam, Makrolida, Tetrasiklin, Kuinolon, Aminoglikosida, Sulphonamides, Glycopeptides dan Oxazolidinones (van Hoek, dkk., 2011; Frank & Tacconelli, 2012; Adzitey, 2015). PENICILLIN • September 1928, Sir Alexander Fleming menemukan aktivitas antimikroba yang dihasilkan oleh jamur yang mengkontaminasi kultur cawan petri Staphylococcus sp yang diidentifikasi sebagai Penicillium rubrum Penicillium notatum • Macam-macam Penicillin antara lain Penicillin G, Penicillin V, Oxacillin (dicloxacillin), Meticicin, Nafcillin, Ampisilin, Amoksisilin, Carbenicilin, Piperacillin, Mezlocillin dan Ticarcillin • Penicilliun chrysogenum lebih sering menjadi pilihan untuk mengisolasi Penicillin. Karena dapat memproduksi melalui fermentasi mikroba biokimia lebih efektif dibandingkan dengan mensintesisnya dari mentah bahan (Talaro & Catur, 2008) • Penicillin G bersifat sebagai antibiotik hanya pada bakteri gram positif (streptococus) dan beberapa bakteri Gram-negatif seperti Treponema CEPHALOSPORIN • Pertama kali diisolasi oleh Guiseppe Brotzu pada 1945 dari jamur Cephalosporium acremonium • Pengobatan infeksi bakteri dan penyakit yang timbul dari penghasil Penicillinase, rentan terhadap methicillin Staphylococci dan Streptococci, Proteus mirabilis, beberapa Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Haemophilus influenza, Enterobacter aerogenes dan beberapa Neisseria (Pegler & Healy, 2007) • Senyawa ini efektif melawan pathogen gram-negatif (Abraham, 1987) Actinomycetes
• Streptomyces spp. merupakan salah satu genus Actinomycetes yang
paling potensial memproduksi berbagai antibiotik yang ada di pasaran (Nakashima, 2005) • Terdapat 10.000 strain Actinomycetes yang dapat menghasilkan 2.500 antibiotik (Clardy, dkk., 2006). • Memiliki kemampuan untuk melawan bakteri yang telah resistan (Nedialkova, dkk., 2005; Sharma, 2011).