Anda di halaman 1dari 29

CARL RANSOM ROGERS

(1902-1987)

Dhea Mayangsari Aisyah


Rizke Priska
Rocheline Jasmine
Zahrah Khairunnisa
Biografi
• Lahir di Oak Park, Illinois, pada 8 Januari
1902.
• Beliau merupakan anak keempat dari enam
bersaudara.
• Ayahnya bernama Walter A. Rogers,
seorang pekerja teknik sipil
• Ibunya, Julia M. Cushing seorang ibu rumah
tangga
• Carl Rogers meninggal dunia tanggal 4
Februari 1987 karena serangan jantung.
Masa Kecil
• Carl Rogers kecil dapat membaca dengan
baik sebelum masuk TK

• Karena pendidikannya yang sangat ketat


dan religius, Calrs menjadi orang yang
terisolasi, independen, dan disiplin.
Masa Remaja
• Pada masa kuliah ia menjadi bagian dari
persaudaraan Alpha Kappa Lambda,
diikuti dengan sejarah, lalu agama.
• Pada usia yang ke-20, saat perjalannya ke
Peking, Cina tahun 1922, untuk mengikuti
konferensi internasional Kristen, ia mulai
meragukan keyakinan agamanya.
Pendidikan
• Pilihan pertama kariernya
adalah agrikultur, di Universitas
Wisconsin-Madison.
• Tahun 1924, ia lulus dari Universitas
Wisconsin dan mendaftar ke Union
Theological Seminary.
• Teachers College, Columbia University,
mendapatkan gelar M.A. di tahun 1928
dan Ph.D di tahun 1931.
Karir
• . Tahun 1930, Rogers bekerja sebagai
direktur Society for the Prevention of
Cruelty to Children di Rochester, New
York.

• Dari tahun 1935-1940 ia mengajar di


University of Rochester dan menulis The
Clinical Treatment of the Problem
Child (1938),
Karir
• Pada tahun 1940 Rogers menerima
tawaran untuk menjadi guru besar
psikologi di Ohio State University.
• Pada tahun 1945 Rogers menjadi
mahaguru psikologi di Universitas of
Chicago, yang dijabatnya hingga kini.
• Tahun 1946-1957 menjadi presiden the
American Psychological Association.
Akhir Hayat

• Carl Rogers meninggal dunia tanggal 4


Februari 1987 karena serangan jantung.
Teori Rogers
• Teori humanistik Rogers pun menpunyai
berbagai nama antara lain :
– teori yang berpusat pada pribadi (person
centered), 
– non-directive, klien (client-centered),
– teori yang berpusat pada murid (student-
centered),  
– teori yang berpusat pada kelompok (group
centered), danperson to person).
Teori Rogers
• Teori Rogers didasarkan pada suatu "daya
hidup" yang disebut kecenderungan
aktualisasi.

• Makhluk hidup bukan hanya bertujuan


bertahan hidup saja, tetapi ingin
memperoleh apa yang terbaik bagi
keberadaannya.
Teori Rogers

•  Dari dorongan tunggal inilah, muncul


keinginan-keinginan atau dorongan-
dorongan lain yang disebutkan oleh
psikolog lain, seperti kebutuhan untuk
udara, air, dan makanan, kebutuhan akan
rasa aman dan rasa cinta, dan
sebagainya.
Teori Rogers

• Rogers menyebut teorinya bersifat


humanis
• Menolak pesimisme suram dan putus asa
dalam psikoanalisis
• Menentang teori behaviorisme yang
memandang manusia seperti robot.
Teori Rogers
• Teori humanisme Rogers lebih penuh
harapan dan optimis tentang manusia
karena manusia mempunyai potensi-
potensi yang sehat untuk maju.
Teori Rogers
• Dasar teori ini sesuai dengan pengertian
humanisme adalah doktrin, sikap, dan
cara hidup yang menempatkan nilai-nilai
manusia sebagai pusat dan menekankan
pada kehormatan, harga diri, dan
kapasitas untuk merealisasikan diri untuk
maksud tertentu.
Teori Rogers
• Rogers selalu menghindari pengarahan
(direktif).
• Istilah klien  digunakannya untuk menggantikan
istilah pasien.
• Selanjutnya, harus adanya saling penerimaan
apa adanya.
• Melalui hubungan yang saling menerima, terapis
diharapkan dapat menggali semua pengalaman
dan perasaan klien untuk tercapainya
keseimbangan antara berbagai pengalaman dan
perasaan yang sesungguhnya terjadi dengan
konsep diri klien. 
• Menurut Rogers, kesenjangan antara
konsep diri dan realitas inilah yang
menyebabkan gangguan kejiwaan dalam
diri klien, sehingga untuk
menyembuhkannya diperlukanlah upaya
penyeimbangan.
Pendekatan Rogers Terhadap
Kepribadian
• Rogers bekerja dengan individu-individu yang terganggu
yang mencari bantuan untuk mengubah kepribadian
mereka. Untuk merawat klien, Rogers mengembangkan
suatu metode terapi yang menempatkan tanggung jawab
utama terhadap perubahan kepribadian terhadap klien,
bukan pada ahli terapi. Karena itu disebut “terapi yang
berpusat pada klien” (client-centered therapy). 

• metode ini menganggap bahwa individu yang terganggu


memiliki suatu tingkat kemampuan dan kesadaran
tertentu dan mengatakan kepada kita banyak tentang
pandangan Rogers mengenai kodrat manusia.
• Menurut Rogers, manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol
oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak, seperti pembiasaan
toilet training, penyapihan yang lebih cepat, atau pengalaman-
pengalaman seks sebelum waktunya.
• Hal-hal ini tidak menghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam
konflik dan kecemasan yang tidak dapat kita kontrol. Masa
sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian
yang sehat dan jauh lebih penting daripada masa lampau.
• Akan tetapi Rogers mengemukakan bahwa pengalaman-
pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi cara bagaimana
kita memandang masa sekarang yang pada gilirannya
mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita.
• Jadi, pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak adalah penting,
tetapi fokus Rogers tetap pada apa yang terjadi dengan kita
sekarang, bukan pada apa yang terjadi waktu itu.
Motivasi Orang yang Sehat:
Aktualisasi 
• Dalam diri seseorang ada suatu dorongan kuat yang sudah dibawa
sejak lahir dan meliputi komponen fisiologis dan psikologis.
Komponen fisiologis ini menjadi dominan pada masa-masa awal
perkembangan manusia. Kebutuhan ini digambarkan sebagai
kebutuhan untuk aktualisasi. 
• Pada tingkatan yang rendah, aktualisasi ini berbentuk kebutuhan
fisiologis untuk mempertahankan hidup seperti misalnya makan dan
minum. Selain itu aktualisasi juga membantu kita dalam
pematangan dan pertumbuhan. Pematangan yang penuh ini
membutuhkan banyak usaha meski secara otomatis tubuh kita akan
berkembang dengan sendirinya. 
Contoh : bayi belajar berjalan. Meskipun bayi harus
seringkali terjatuh dan merasa sakit ketika belajar untuk
berjalan, namun bayi tetap terus menerus berusaha untuk
berjalan. 
• Hal ini karena adanya dorongan dalam diri individu untuk
mengaktualisasikan dirinya dengan cara berjalan.
Dorongan ini lebih kuat dibandingkan rasa sakit dan
perjuangan yang dialaminya. 

• Ketika seorang bertambah besar maka konsep self (diri)


makin berkembang dan muncul kecenderungan
aktualisasi beralih dari fisiologis ke psikologis. Setelah
konsep diri muncul maka proses aktualisasi diri menjadi
terlihat. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri
dan mengembangkan sifat-sifat serta seluruh potensi
psikologisnya yang unik.
Perkembangan Diri
• Dalam perkembangannya anak akan belajar untuk
membutuhkan cinta. Kebutuhan ini disebut Rogers
sebagai positive regards (penghargaan positif). Apakah
anak tersebut akan menjadi pribadi yang sehat atau
tidak tergantung dari apakah positive regards anak
tersebut terpenuhi dengan baik atau tidak.
• Positive regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan
merembes, dimiliki semua manusia, setiap anak
terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi
tidak setiap anak akan menemukan kepuasan yang
cukup akan kebutuhan ini.
• Anak puas kalau dia menerima kasih sayang, cinta, dan
persetujuan dari orang lain, tetapi dia kecewa kalau dia
menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih
sayang. Anak harus berkerja keras untuk positive regard
dengan mengorbankan aktualisasi diri. Anak dalam
situasi ini mengembangkan apa yang disebut Rogers
“penghargaan positif bersyarat” (conditional positive
regard). Kasih sayang dan cinta yang diterima anak
adalah syarat terhadap tingkah lakunya yang baik.
Karena anak mengembangkan conditional positive
regard maka dia menginternalisasikan sikap-sikap ibu.
Jika itu terjadi, maka sikap ibu diambilalih oleh anak itu
dan diterapkan kepada dirinya.
• Kondisi ini membuat individu tidak dapat
mengaktualisasikan dirinya dan menciptakan
ketidakharmonisan dalam diri individu tersebut. Individu
semacam inilah yang disebut sebagai individu yang tidak
sehat. 
• Pribadi yang sehat tumbuh dalam kondisi sebaliknya.
Salah satu cirinya adalah penerimaan unconditional
positive regards (penghargaan positif tanpa syarat) pada
masa kecilnya. Dimana orang tua dalam memberikan
cinta dan kasih sayang atau positive regards tidak
bergantung pada tingkah laku anaknya. Sehingga
individu tersebut dapat mengembangkan dirinya sesuai
dengan konsep dirinya sendiri.
Orang yang Berfungsi
Sepenuhnya
• Aktualisasi diri merupakan proses yang sukar
dan kadang-kadang menyakitkan. Aktualisasi
diri merupakan ujian, rentangan, dan pecutan
terus menerus terhadap kemampuan seseorang.
•       Aktualisasi diri yakni mereka benar-benar
adalah diri mereka sendiri. Mereka tidak
bersembunyi dibalik topeng, yang berpura-pura
menjadi sesuatu yang bukan diri mereka
sebenarnya.
• Rogers tidak percaya bahwa orang yang telah
mengaktualisasikan dirinya hidup dibawah hukuk-hukum
yang diletakkan orang lain, arah yang dipilih dan tingkah
laku yang diperlihatkan itu berdasarkan diri mereka
sendiri.
• Diri adalah tuan dari kepribadian dan beroprasi terlepas
dari norma-norma yang ditentukan orang lain, akan
tetapi orang yang telah mengaktualisasikan diri ini tidak
memberontak, agresif secara terus terang atau dengan
sengaja.
• Mereka mengetahui bahwa mereka dapat berfungsi
sebagai individu dalam sanksi-sanksi dari garis pedoman
yang jelas dari masyarakat.
Lima tanda-tanda orang yang
melakukan aktualisasi diri menurut
Roger :
1)      Keterbukaan pada Pengalaman
      Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan memiliki
pengalaman emosi yang lebih banyak, baik yang bersifat positif
maupun negatif, dan mengalami emosi-emosi tersebut lebih kuat
dibanding orang-orang yang defensif.

2)      Kehidupan Eksistensial
      Orang yang berfungsi sepenuhnya, akan menikmati sepenuhnya
dalam setiap momen kehidupan. Kepribadian terbuka pada segala
sesuatu yang terjadi pada momen tersebut dan ia menemukan dalam
setiap pengalaman, terdapat suatu struktur yang dapat berubah
dengan mudah sebagai respon atas pengalaman momen berikutnya.
3)      Kepercayaan terhadap Organisme Diri Sendiri
      Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls
yang timbul seketika dan intuitif. Dalam perilaku tersebut, terdapat
banyak spontanitas dan kebebasan, tetapi tidak sama dengan
bertindak terburu-buru atau sama sekali tidak memperhatikan
konsekuensi atas tindakan.

4) Perasaan Bebas
      Orang yang sehat dapat dengan bebas memilih tanpa adanya
paksaan atau rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang
yang berfungsi sepenuhnya memiliki suatu perasaan berkualitas
secara pribadi mengenai kehidupan, dan percaya bahwa masa depan
bergantung pada dirinya, tidak diatur oleh perilaku, keadaan, maupun
peristiwa masa lalu. Karena merasa bebas inilah orang yang sehat
akan melihat banyaknya pilihan dalam kehidupan dan merasa mampu
melakukan apapun yang mungkin ia lakukan.
5)      Kreativitas
      Orang yang berfungsi sepenuhnya akan berperilaku spontan,
berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respon atas stimulus
kehidupan yang beraneka ragam di sekitar mereka. Orang yang kreatif
dan spontan tidak terkenal karena konformitas atau penyesuaian diri
yang pasif terhadap tekanan sosial dan kultural. Karena mereka tidak
bersikap defensif, mereka tidak peduli pada kemungkinan perilaku
mereka diterima oleh orang lain ataupun tidak. Namun, mereka dapat
benar-benar menyesuaikan diri dengan tuntutan dari situasi khusus
apabila konformitas yang ada akan membantu memenuhi kebutuhan
mereka dan memungkinkan mereka mengembangkan diri hingga ke
tingkatan paling penuh.
•       

Anda mungkin juga menyukai