Anda di halaman 1dari 20

Pengertian Rasio Likuiditas

Munawir (2004) mengemukakan definisi likuiditas yaitu


menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya pada saat ditagih.”
Bambang Riyanto (2001), mendefinisikan likuiditas
adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang
segera harus dipenuhi”
Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka
pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan
akan mampu memenuhi utang tersebut terutama utang
yang sudah jatuh tempo.
James O. Gill menyebutkan rasio likuiditas mengukur
jumlah kas atau jumlah investasi yang dapat
dikonversikan atau diubah menjadi kas untuk membayar
pengeluaran, tagihan, dan seluruh kewajiban lainnya yang
sudah jatuh tempo.
Maka dapat dikatakan Rasio likuiditas adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Rasio
inilah yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa
llikuidnya suatu perusahaan.
Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya
berarti perusahaan tersebut likuid, sedangkan jika
perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya berarti
perusahaan tersebut ilikuid.
Contoh Rasio Likuiditas
Sebagai contoh, sebuah perusahaan memiliki utang
yang segera jatuh tempo senilai RP.1.000.000,00,
sementara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan sebesar
Rp.1.200.000,00. Maka perusahaan ini dikatakan likuid.
Artinya, perusahaan mampu membayar utang tersebut.
Sebaliknya, jika aktiva lancar yang dimiliki perusahaan
hanya sebesar Rp.800.000,00 perusahaan ini dikatakan
illikuid. Artinya perusahaan tidak mampu membayar utang
dengan seluruh aktiva lancar yang dimilikinya. Perusahaan
masih kekurangan sebesar Rp.200.000,00 untuk menutupi
uatangnya.
Meskipun kondisi dalam keadaan likuid, posisi
keuanganya mengkhawatirkan karena sisa harta lancar
tinggal Rp.200.000,00. Hal ini berbahaya karena misalnya
ada kewajiban lainnya, pada saat ditagih perusahaan tidak
mampu membayarnya. Jadi ukuran perusahaan yang baik
tidak hanya sekedar likuid saja, tetapi harus memenuhi
standar likuiditas tertentu sehingga tidak membahayakan
kewajiban lainnya. Dalam praktiknya standar likuiditas
yang baik adalah Rp.2.000.000,00 sedangkan total harta
lancar Rp.1.000.000,00. Namun standar likuiditas ini tidak
mutlak dilakukan karena tergantung jenis industrinya.
Tujuan dan Manfaat Rasio
Likuiditas
Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana
(kreditor), investor, distributor, dan masyarakat luas, rasio
likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Hal ini
tergambar dari rasio yang dimilikinya, kemampuan membayar
tersebut akan memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk
memberikan pinjaman selanjutnya. Kemudian dagi pihak
distributor adanya kemampuan membayar mempermudah dalam
memberikan keputusan untuk menyetujui penjualan barang
dagangan secara ansuran. Artinya, ada jaminan bahwa pinjaman
yang diberikan akan mampu dibayar tepat waktu.
Berikut ini ada tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio
likuiditas, yaitu:
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban
jangka kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah
waktunya dibayar , dibandingkan dengan total aktiva lancar.
2. Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan
dengan perencanaan kas dan utang.
3. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu
ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
4. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-
masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar serta
menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki
kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
1.   Rasio

Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar
segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia
untuk menutupi kewajiban atau utang lancar yang segera jatuh
tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk
mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu
perusahaan. Berikut rumus perhitungan rasio lancer :
Aktiva lancar merupakan harta perusahaan yang dapat
dijadikan uang dalam waktu singkat (misalnya satu tahun).
Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga,
piutang, sediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih
harus di terima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar
lainnya.
Utang lancar merupakan kewajiban perusahaan jangka
pendek (maksimal satu tahun). Artinya, utang ini segera dilunasi
dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen utang lancar
terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel,
utang gaji, utang pajak, utang dividen, biaya diterima di muka,
utang jangka panjang yang hamper jatuh tempo, serta utang
jangka pendek lainnya.
Contoh Rasio Lancar
Komponen Lap. Keuangan 2017 2018
Total Aktiva Lancar (Current Asset) 1.750 1.450
Total Utang Lancar (Current Liability) 850 850

Jika rata-rata industry untuk


 Rasio tahun 2017 : current ratio adalah dua kali,
keadaan perusahaan untuk tahun
2017 berada dalam kondisi cukup
baik mengingat rasionya sama
dengan rata-rata industri. Namun,
Rasio tahun 2018 : untuk tahun 2018 kondisinya kurang
baik jika dibandingkan dengan
perusahaan lain karena rasionya
masih dibawah rata-rata industri.
2.   Rasio

Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat atau rasio sangat lancar merupakan rasio
yang menujukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang janka
pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan niali
sediaan (investory). Artinya, nilai sediaan kita abaikan
dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Berikut
rumus untuk menghitung rasio cepat :
Contoh Rasio Cepat
Komponen Lap. Keuangan 2017 2018
Total Aktiva Lancar (Current Asset) 1.750 1.450
Total Utang Lancar (Current Liability) 850 850
Sediaan (Inventory) 320 410

 Rasio tahun 2017 : Jika rata-rata industry untuk


quick ratio adalah 1,5 kali, maka
keadaan perusahaan 2017 cukup
baik dari pada perusahaan lain.
Kondisi ini menunjukkan bahwa
Rasio tahun 2018 : perusahaan tidak harus menjual
sediaan bela hendak melunasi
utang lancar, tetapi dapat menjual
serat berharga penagihan piutang.
Sebaliknya terjadi di Tahun 2018
3.   Rasio

Kas (Cash Ratio)
Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari
tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti
rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap
saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan
sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang
jangka pendeknya.
Contoh Rasio Kas
Komponen Lap. Keuangan 2017 2018
Total Utang Lancar (Current Liability) 850 850
Kas dan Setara Kas 670 530

Jika rata-rata industry untuk Cash ratio


 Rasio tahun 2017 : adalah 50% maka keadaan perusahaan lebih
baik dari perusahaan lain. Namun, kondisi
rasio kas terlalu tinggi juga kurang baik
kerena ada dana yang menganggur atau yang
tidak atau belum digunakan secara optimal.
Rasio tahun 2018 : Sebaliknya apabila rasio kas dibawah rata-rata
industry, kondisi kurang baik ditinjau dari rasio
kas karena untuk membayar kawajiban masih
memerlukan waktu untuk menjual sebagian
dari aktiva lancar lainnya.
3.   Rasio

Peputaran Kas
Menurut James O. Gill, rasio perputaran kas berfungsi untuk
mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang
dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai
penjualan. Artinya rasio ini digunakan unyuk mengukur tingkat
ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-
biaya yang berkaitan dengan penjualan. Untuk mencari modal
kerja, kurangi aktiva lancar terhadap utang lancar.
Contoh Rasio Pepurtaran Kas
Komponen Lap. Keuangan 2017 2018
Penjualan Bersih (Net Sales) 5.860 5.520
Total Aktiva Lancar (Current Asset) 1.750 1.450
Total Utang Lancar (Current Liability) 850 850

 Rasio tahun 2017 : Jika rata-rata industri untuk


perputaran kas adalah 10 %,
keadaan perusahaan pada tahun
Rasio tahun 2017 : 2017 kurang baik kerena masih
cukup jauh dari rata-rata
industri. Namun, kondisi tahun
2018 dikatakan mulai membaik
karena kondisinya mendekati
dengan rata-rata industri.
5.   Investory to Net Working Capital

Investory to Net Working Capital merupakan rasio


yang digunakan untuk mengukur atau
membandingkan antara jumlah sediaan yang ada
dengan modal kerja perusahaan.
Contoh Inventory to NWC
Komponen Lap. Keuangan 2017 2018
Total Aktiva Lancar (Current Asset) 1.750 1.450
Total Utang Lancar (Current Liability) 850 850
Sediaan (Inventory) 320 410

 Rasio tahun 2017 : Jika rata-rata industry untuk


inventory to net working capital adalah
12%, maka keadaan perusahaan pada
tahun 2017 maupun 2018 dalam
Rasio tahun 2018 : kondisi baik karena berada diatas rata-
rata industry. perusahaan melakukan
peningkatan inventory to net working
capital dari tahun sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai