Anda di halaman 1dari 25

Kelompok 5

Nanopartikel
Disusun oleh:
Asliyanti Artha Rahayu (1504015048)
Nadia Ulfah (1504015250)
Inayah Akmilatul Maghfirah (1604015192)
R.Sandiana Rizki Saputra (1604015182)
NANOPARTIKEL
Nanopartikel adalah partikel berukuran 1-100
nanometer.
Nanopartikel bertujuan untuk mengatasi kelarutan
zat aktif yang sukar larut, memperbaiki
bioavailabilitas yang buruk, memodifikasi sistem
penghantaran obat, meningkatkan stabilitas zat aktif
dan memperbaiki absorbsi.
Beberapa kelebihan nanopartikel adalah kemampuan
untuk menembus ruang-ruang antar sel yang hanya
dapat ditembus oleh ukuran partikel koloidal.
kemampuan untuk menembus dinding sel yang lebih
tinggi, baik melalui difusi maupun opsonifikasi, dan
fleksibilitasnya untuk dikombinasi dengan berbagai
teknologi lain sehingga membuka potensi yang luas
untuk dikembangkan pada berbagai keperluan dan
target. Kelebihan lain dari nanopartikel adalah adanya
peningkatan afinitas dari sistem karena peningkatan
luas permukaan kontak pada jumlah yang sama.
Kekurangan Nanopartikel
Disamping kelebihannya, nanopartikel juga memiliki
beberapa kekurangan, antara lain: nanopartikel susah
dalam penanganan dan penyimpanan karena mudah
teragregasi; nanopartikel tidak cocok untuk obat
dengan dosis besar; karena ukurannya kecil,
nanopartikel dapat memasuki bagian tubuh yang tidak
diinginkan yang dapat menimbulkan akibat yang
berbahaya, misalnya dapat menembus membran inti
sel dan menyebabkan kerusakan genetik yang tidak
diinginkan atau mutasi.
Nanopartikel menurut bidang farmasi yaitu senyawa
obat dengan cara tertentu dibuat berukuran
nanometer disebut nanokristal atau senyawa obat
dienkapsulasi dalam suatu sistem pembawa tertentu
berukuran nanometer disebut nanocarrier
Jenis-jenis Nanopartikel

Nanopartikel dibagi menjadi nanokristal dan nanocarrier.


1. Nanokristal Nanokristal adalah gabungan dari banyak
molekul yang membentuk suatu kristal, merupakan
senyawa obat murni dengan penyaluran tipis
menggunakan surfaktan. Nanokristal tidak membutuhkan
banyak surfaktan agar stabil karena gaya elektrostatik
sehingga mengurangi kemungkinan keracunan oleh bahan
tambahan.Nanokristal memungkinkan pengembangan
formulasi melalui rute pemberian dimana ukuran partikel
merupakan faktor kritis, seperti obat tetes mata, cairan
infus, dan obat suntik .
2. Nanocarrier
Nanocarrier meliputi :
a. Nanotube adalah lembaran atom yang diatur menjadi
bentuk tube dalam skala nanometer, memiliki rongga
di tengah dan struktur yang menyerupai sangkar
berbahan dasar karbon.
b. Nanoliposom Liposom merupakan konsentrat vesikel
lapis ganda yang terdapat cairan di dalamnya dengan
dibungkus membrane lipid lapis ganda yang terbuat
dari fosfolipid alam umumnya .
c. Nanopartikel Lipid Padat .Nanopartikel lipid padat adalah
pembawa koloidal berbahan dasar lipid dengan ukuran 20-
1000 nanometer yang terdispersi dalam air atau larutan
surfaktan dalam air, berisi inti hidrofob padat disalut oleh
fosfolipid lapis tunggal. Inti padat ini berisi senyawa obat
yang didispersikan dalam matriks lemak padat yang mudah
mencair.
d. Misel. Misel merupakan agregat molekul ampifatik dalam
air dengan bagian nonpolar di dalam dan polar di luar pada
bagian yang terpapar air. Dengan struktur itu obat yang
bersifat hidrofob terdisposisi di bagian dalam inti misel
sehingga cocok sebagai pembawa obat yang tidak larut air .
e. Dendrimer Dendrimer merupakan makromolekul
yang terdiri atas cabang-cabang di sekeliling inti pusat
yang bentuk dan ukurannya dapat diubah sesuai yang
diinginkan. Molekul obat dapat dimuat baik dalam
dendrimer atau diabsorpsi pada permukaannya.
Dendrimer cocok untuk zat penyalut untuk
perlindungan dan penghantaran obat menuju target
yang spesifik sehingga dapat mengurangi tokisitas.
f. Nanopartikel Polimerik
Nanopartikel polimerik terbagi menjadi nanokapsul
dan nanosfer. Nanokapsul terdiri dari polimer yang
membentuk dinding yang melingkupi inti dalam di
mana obat dijerat. Nanosfer terbuat dari matrik
polimer padat dan senyawa obat terdispersi di
dalamnya. Polimer yang biasa digunakan antara lain
poli asam laktat (PLA), poli asam glikolat (PGA), poli
alkilsianiakrilat (PACA), dan lainnya. Beberapa
polimer alam antara lain kitosan.
Pembuatan nanopartikel dapat diklasifikasikan secara luas
menjadi dua kategori yaitu:

1. Proses top-down


 Proses top-down terdiri atas pengurangan ukuran partikel
dari partikel obat yang besar menjadi partikel yang lebih
kecil dengan menggunakan teknik penggilingan yang
bervariasi seperti penggilingan media, mikrofluidisasi dan
homogenisasi tekanan tinggi. Tidak ada pelarut keras yang
digunakan dalam teknik ini. Walaupun demikian, semua
proses penggilingan media membutuhkan energi yang
tinggi dan tidak efisien. Pertimbangan terhadap banyaknya
panas yang dihasilkan dalam metode ini membuat
pengolahan material yang termolabil menjadi sulit.
2. Proses bottom-up Pembuatan bottom-up berupa
pembentukan nanostruktur atom demi atom atau
molekul demi molekul. Pada pendekatan bottom-up,
obat dilarutkan dalam pelarut organik dan kemudian
diendapkan pada penambahan antisolvent dalam
adanya stabilizer.
Nano drug
1. High Energy Milling (HEM) metode Efektif Sintesis
Nano-Hidroksiapatit
Teknik Milling adalah teknik penghancur melalui sistem
pengocokan yang membuat luas permukaan sampel
menjadi lebih luas dengan energi tumbukan yang terus-
menerus terjadi antar bola-bola dan dinding vial yang
berputar sehingga ukuran partikel sampel yang dihasilkan
lebih kecil. Teknik inisangat sederhana dan efektif untuk
menumbuhkan kristal padat tanpa melalui sintesis kimia
seperti yang dilakukan pada umumnya.
2. Nano powder adalah bubuk terdiri dari nano partikel .
Partikel diameter rata-rata dibawah 50 nanometer
(nm),Alat nano powder Sintesis nano powder
menggunakan alat mixer stirrer dual speed 2000 rpm.
3. Nano cluster
Salah satu tema sentral dalam penelitian nanosains adalah
untuk mensintesis nanopartikel berkualitas tinggi dengan
kontrol yang lebih tepat ukuran partikel,bentuk,struktur
ddan komposisi.Untuk nanopartikel anorganik misalnya
logam, nano clusters dalam berbagai ukuran biasanya
ukuran dar subnanometer hingga 2 nm.
4. Nano kristal
Nano kristal adalah gabungan dari banyak molekul yang
membentuk suatu kristal, merupakan senyawa obat
murni dengan penyaluran tipis menggunakan
surfaktan. Nanokristal tidak membutuhkan banyak
surfaktan agar stabil karena gaya elektrostatik sehingga
mengurangi kemungkinan keracunan oleh bahan
tambahan .Nanokristal memungkinkan pengembangan
formulasi melalui rute pemberian dimana ukuran
partikel merupakan faktor kritis, seperti obat tetes mata,
cairan infus, dan obat suntik.
Karakterisasi nanopartikel
1. Sifat Organoleptis
2. Ukuran dan Distribusi Ukuran Nanopartikel
Ukuran dan distribusi nanopartikel diukur
menggunakan Particle Size Analyzer (PSA)
menggunakan prinsip Photon Correlation
Spectroscopy dan Electrophoretic Light Scattering.
Rentang pengukuran dengan alat ini yaitu 0,6 µm – 7
nm .
3. Morfologi Nanopartikel
Bentuk dan keadaan permukaan nanopartikel dapat memberi
informasi tentang sifat pelepasan obat. Dapat digunakan Scanning
Electron Microscopy (SEM), Transmission Electron Microscopy
(TEM), dan mikroskop daya atom .
4. Potensial Zeta
 Potensial zeta biasanya digunakan untuk mengkarakterisasi sifat
muatan permukaan nanopartikel, berkaitan dengan interaksi
elektrostatik nanopartikel. Interaksi elektrostatik akan menentukan
kecenderungan agregasi dan tolak menolak. Potensial zeta adalah
ukuran muatan permukaan partikel yang tersebar dalam medium
pendispersi. Idealnya, muatan potensial zeta partikel harus lebih
tinggi daripada medium pendispersi untuk mencegah agregasi.
Transdermal
Sistem pemberian obat transdermal dapat mengantarkan
obat melalui portal kulit ke sirkulasi sistemik pada tingkat
yang telah ditentukan dan mempertahankan secara klinis
konsentrasi efektif selama periode waktu yang lama.
Bahan obat yang dapat dihantarkan melalui rute
transdermal yaitu:
a. Sifat kelarutan obat rendah dalam air: obat yang
lebih larut lemak akan lebih mudah melewati
stratum korneum
b. b. Memiliki Log P 1-3: obat yang bersifat terlalu
hidrofil ataupun terlalu lipofil akan sulit untuk
mencapai sirkulasi sistemik.
c. Bobot molekulnya kurang dari 500 Dalton: bobot
molekul obat yang lebih dari 500 Dalton akan sulit
menembus stratum korneum.
Mekanisme Penghantaran Obat pada Sediaan
Patch Transdermal
Dengan cara Zat aktif
difusi

menembus dermis

masuk sirkulasi sistemik


LIPOSOM TRANSFERSOM

SISTEM Merupakan sistem vesikel lemak Merupakan bagian dari vesikel


lemak elastis termasuk
vesikel yang dapat kembali ke
bentuk asalnya

PENYUSUN • Fosfolipid • Fosfolipid


• Kolesterol • Surfaktan hidrofilik
• Alkohol
MEKANISME • Sebagai pembawa zat aktif • Terdapat lapisan yang
elastis/deformable
• Bergabung dengan lipid pada
stratum korneum • Masuk karena adanya
lapisan lipid kulit lebih gradien hidrasi yang
elastis zat aktif masukberbeda pada kulit
(surfaktan hidrofilik
• Adsorpsi lpid oleh cenderung mencari
permukaan stratum korneum kandungan air yg tinggi)
fusi zat aktif
masuk

Anda mungkin juga menyukai