Anda di halaman 1dari 40

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA

DENGAN TINGKAT PENERIMAAN DIRI


PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI UNIT
HEMODIALISA RS IBNU SINA BOJONEGORO

KELOMPOK 20
FATIMAHTUZZAHRO SALSABILA 1130017158
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
 Gagal ginjal kronis (GGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang
progresif dan irreversible yang mengarah pada penyakit tahap akhir
dan kematian, dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan kesimbangan cairan serta
elektrolit (Muttaqin, 2011).

 Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013


prevalensi gagal ginjal kronik di Indonesia sekitar 0,2%. Prevalensi
tertinggi di Sulawesi Tengah sebesar 0,5%, diikuti Aceh, Gorontalo,
dan Sulawesi Utara masing- masing 0,4%. Sementara Nusa Tenggara
Timur, Sulawesi Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, dan Jawa Timur masing-masing 0,3% (RISKESDAS,
2013).
Pada saat pasien divonis mengalami gagal ginjal kronik,
pasien mengalami fase kehilangan yang nyata ( loss
actual ) yaitu Kehilangan kesehatan, dan perubahan
kebiasaan hidup. Penderita penyakit tersebut akan
mengalami tahapan- tahapan dalam penerimaan
penyakitnya yaitu penyangkalan (denial), marah
(angry), menawar (bargaining), deperesi (depression),
dan penerimaan (acceptance).
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut “Adakah
Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Penerimaan Diri pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di
Unit Hemodialisa Rs. Ibnu Sina Bojonegoro”
BATASAN MASALAH
 Dukungan keluarga sangat penting bagi penderita
penyakit Gagal Ginjal kronik yang sedang mengalami
tahap penerimaan diri terhadap penyakit yang
dideritanya. Faktor-faktor yang mempengaruhinya
adalah, Tahap Perkembangan, Pendidikan atau
Tingkat Pengetahuan, Faktor Emosi, Spiritual, Praktik
dengan Keluarga, dan Faktor Sosial Ekonomi.
TUJUAN PENELITIAN
 Tujuan umum :
• Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
penerimaan diri pada pasien Gagal Ginjal Kronik di Rs Ibnu
Sina Bojonegoro
 Tujuan khusus :
• Mengetahui dukungan keluarga pada pasien Gagal Ginjal
Kronik di Rs Ibnu Sina Bojonegoro
• Mengetahui tingkat penerimaan diri pada pasien Gagal
Ginjal Kronik di Rs Ibnu Sina Bojonegoro.
• Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan
tingkat penerimaan diri pada pasien gagal ginjal kronik di
Rs Ibnu Sina Bojonegoro
MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peneliti
• Sebagai pengalaman awal dalam melakukan riset
keperawatan yang memberi manfaat di masa yang akan
datang.
2. Bagi Institusi Pendidikan
• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
dapat dijadikan sumber belajar untuk meningkatkan dan
mengembangkan materi perkuliahan.
3. Bagi pasien Gagal Ginjal Kronik
• Membantu meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri
pasien Gagal Ginjal Kronik dalam menerima keadaan diri.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP DUKUNGAN KELUARGA
 Definisi dukungan keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap tindakan dan
penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya
yang bersifat mendukung selalu siap memberikan
pertolongan dan bantuan jika diperelukan. Dalam hal
ini penerimaan dukungan keluarga akan tahu bahwa
ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan
mencintainya (Friedman, 2010 dalam Dian, 2014).
 Menurut Friedman (1998 dalam Setiadi, 2008)
Sumber-sumber dukungan keluarga :
1. Dukungan Keluarga Internal
2. Dukungan keluarga internal antara lain adalah
dukungan dari suami atau istri, dari saudara
kandung, atau dukungan dari anak.
3. Dukungan Keluarga Eksternal
4. Dukungan keluarga eksternal antara lain sahabat,
pekerjaan, tetangga, sekolah, keluarga besar,
kelompok sosial, kelompok reakreasi, tempat
ibadah, dan praktisi kesehatan.
 Komponen Dukungan Keluarga
1. Dukungan Emosional
2. Dukungan Instrumental
3. Dukungan Informasional
4. Dukungan Penghargaan
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga
1. Tahap Perkembangan
2. Pendidikan atau tingkat pengetahuan
3. Faktor emosi
4. Spiritual
5. Praktik di Keluarga
6. Faktor sosial ekonomi
7. Latar belakang Budaya
KONSEP PENERIMAAN DIRI TERHADAP
KEHILANGAN DAN BERDUKA
 Definisi Penerimaan Diri
Menurut Chaplin (2012), penerimaan diri merupakan
sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri,
kualitas-kualitas dan bakat-bakat sendiri dan pengakuan
akan keterbatasan sendiri.
Germer (2009) mendefinisikan penerimaan diri
sebagai kemampuan individu untuk dapat memiliki suatu
pandangan positif mengenai siapa dirinya yang sebenar-
benarnya, dan hal ini tidak dapat muncul dengan
sendirinya, melainkan harus dikembangkan oleh individu.
 Tahapan Penerimaan Menurut Kubbler Rose
(1970) dalam Tomb (2008) adalah :
1. Tahap Menolak (Denial)
2. Fase Marah ( Angry)
3. Fase Tawar Menawar (Bergaining)
4. Fase Depresi (Depression)
5. Fase Penerimaan (Acceptance)
 Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri menurut
Hurlock (1974) adalah Kondisi yang mendukung proses
penerimaan diri tersebut, antara lain:
1. Pemahaman Diri (Self-Understanding)
2. Harapan yang Realistis (Realistic Expectations)
3. Tidak adanya Hambatan Lingkungan (Absence of
Environmental Obstacle)
4. Sikap Sosial yang Menyenangkan (Favorable Social
Attitudes)
5. Tidak Adanya Stress Emosional (Absence of Severe
Emotional Stress)
6. Perspektif diri (Self-Persperctive)
7. Pola Asuh Masa Kecil Yang Baik (Good Childhood
Training)
 Ciri-ciri penerimaan diri menurut Allport (dalam Wrastari,
2003), seseorang yang menerima dirinya akan memiliki ciri
sebagai berikut:
1. Memiliki gambaran positif tentang dirinya.
2. Dapat mengatur dan dapat bertoleransi dengan rasa
frustasi atau kemarahannya.
3. Dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa memusuhi
mereka apabila orang lain memberikan kritikan
4. Dapat mengatur keadaan emosi mereka (seperti depresi,
kemarahan, rasa bersalah, dan lain - lain).
5. Mengekspresikan keyakinan dan perasaan dengan
mempertimbangkan perasaan dan keadaan orang lain.
DEFNISI KEHILANGAN (LOSS)
 Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian
menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau
keseluruhan. Kehilangan merupakan pengalaman
yang pernah dialami oleh setiap individu selama
rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah
mengalami kehilangan dan cenderung akan
mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang
berbeda (Yosep, 2011).
Tipe-tipe kehilangan menurut Potter dan Perry
(2005) dikelompokkan dalam 5 kategori:
1. Kehilangan objek eksternal
2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal
3. Kehilangan orang terdekat
4. Kehilangan aspek diri
5. Kehilangan Hidup
Faktor Predisposisi yang Mempengaruhi Reaksi
Kehilangan adalah :
1. Genetik
2. Kesehatan fisik
3. Kesehatan Jiwa/Mental
4. Pengalaman kehilangan di masa lalu
DEFINISI BERDUKA (GRIEF)
 Berduka merupakan reaksi terhadap kehilangan yang
merupakan respon emosional yang normal (Suliswati,
2005).
 Definisi lain menyebutkan bahwa berduka, dalam hal
ini dukacita adalah proses kompleks yang normal yang
mencakup respon dan perilaku emosi, fisik, spiritual,
sosial, dan intelektual ketika individu, keluarga, dan
komunitas menghadapi kehilangan aktual, kehilangan
yang diantisipasi, atau persepsi kehilangan ke dalam
kehidupan pasien sehari-hari (NANDA, 2015).
TANDA DAN GEJALA BERDUKA

1. Respon Kognitif
2. Respon Emosional
3. Respon Spiritual
4. Respon Perilaku
5. Respon Fisiologis
KONSEP GAGAL GINJAL KRONIK
 Definisi Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal kronik adalah sindrom klinis yang umum pada
stadium lanjut dari semua penyakit ginjal kronik yang
ditandai oleh uremia. Gagal ginjal kronik merupakan
gangguan fungsi renal progresif dan irreversibel dimana
kemampuan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit menyebabkan uremia
atau retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah.
Gagal ginjal kronik perkembangannya progresif dan lambat
biasanya berlangsung beberapa tahun (Haryono, 2013).
ETIOLOGI GAGAL GINJAL KRONIK
 Infeksi saluran kemih (pielonefitis Kronis)
 Penyakit peradangan (glomerulonefritis) primer dan sekunder
yaitu peradangan injal bilateral biasanya timbul pasca infeksi
streptococcus.
 Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri
renalis) : merupakan penyakit primer dan menyebabkan
kerusakan pada ginjal.
 Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa,
sklerosis sistemik).
 Penyakit congenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik,
asidosis tubulus ginjal) yang ditandai dengan kista multiple.
 Penyakit metabolik (Diabetes Melitus, gout,
hiperparatiroidisme)
 Nefropati toksik dan Nefropati obstruktif (batu saluran kemih)
MANIFETASI KLINIS GAGAL GINJAL KRONIK`

Berikut merupakan tanda dan gejala gagal ginjal kronis


(Haryono, 2013):
1. Sistem kardiovaskuler antara lain, hipertensi,
pitting edema, edema periorbital, pembesaran
vena leher, friction subpericardial.
2. Sistem pulmoner antara lain, nafas dangkal,
krekel, kusmaul, sputum kental dan liat.
3. Sistem gastrointestinal antara lain, anoreksia, mual
dan muntah, perdarahan saluran GI, ulserasi,
perdarahan mulut, dan nafas berbau ammonia.
PENATALAKSANAAN GAGAL GINJAL
KRONIK
 Penatalaksanaan dilakukan dengan beberapa prosedur antara
lain (Wijaya & Putri, 2013) yaitu:
1. Pengaturan minum dengan pemberian cairan Pengendalian
Hipertensi yaitu dengan mengurangi intake garam,
2. Pengendalian K+ dalam darah,
3. Penanggulangan anemia dengan transfuse darah,
4. Penanggulangan asidosis,
5. Pengobatan dan pencegahan infeksi,
6. Pengaturan protein dalam makan,
7. Pengobatan neuropati
8. Dialisis
9. Transplantasi
BAB 3
KERANGKA KONSEEPTUAL DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
HIPOTESIS PENELITIAN
 Hipotesis penelitian ini adalah hubungan dukungan
keluarga dengan tingkat penerimaan pasien Gagal
Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa Rs Ibnu Sina
Bojonegoro
BAB 4
METODE PENELITIAN
JENIS DAN RANCANG BANGUN
PENELITIAN
 Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan
desain penelitian correlation, yaitu penelitian yang
menggambarkan hubungan antara dua variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat (Notoatmodjo,
2010). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Cross Sectional, dimana waktu
pengukuran/observasi data variabel independen dan
dependen dilakukakan dalam satu kali pada satu saat.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita Gagal
Ginjal Kronik di Rs Ibnu sina Bojonegoro sejumlah 50
penderita Gagal Ginjal Kronik.
2. Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel
• Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
penderita Gagal Ginjal Kronik di Rs Ibnu sina Bojonegoro
• Besar Sampel
Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan
menggunakan rumus dari Notoatmojo (2002):
DIKETAHUI :
N = 50 pasien Gagal Ginjal Kronik
d = 0.05
jawab
  :
n=

n=

n=

n=

n=

n= 44 pasien gagal ginjal


CARA PENGAMBILAN SAMPEL
 Pada penelitian ini menggunakan teknik nonprobality
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2008).
 Lebih spesifik peneliti menggunakan teknik accidental
sampling yaitu teknik pengumpulan berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dan
dianggap cocok sebagai sumber data dapat digunakan
sebagai sampel.
LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN DAN
KERANGKA PENELITIAN
 Lokasi
Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Unit
Hemodialisa Rs Ibnu Sina Bojonegoro.
 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 10 Januari 2020
 Kerangka Penelitian
VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI
OPERASIONAL
 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu variabel independent
dan variabel dependent. Variabel independent dalam penelitian
ini adalah dukungan keluarga sedangkan variabel dependent
adalah pasien gagal ginjal kronik.
 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik
yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, sehingga
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau
pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena.
Pada definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan
akurasi, komunikasi, dan replikasi (Nursalam, 2013).
INSTRUMEN PENELITIAN DAN CARA
PENGUMPULAN DATA
 Instrumen Penelitian
Dukungan Keluarga dan Tingkat Penerimaan Pasien Gagal Ginjal
Kronik menggunakan kuisioner dan memberikan tanda pada jawaban
sesuai oleh responden.
 Cara Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
pengisian kuisioner yang telah diisi dengan benar oleh responden.
pengambilan data ini diambil seluruh pasien Gagal Ginjal Kronik
menggunakan teknik nonprobality sampling dengan accidental
sampling, yaitu teknik penentuan sample secara kebetulan/insidental,
bisa diartikan peneliti bertemu dengan konsumen secara kebetulan
yang menurut peneliti sumbernya cocok sebagai sumber data.
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
 Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan
data dengan sebagai berikut :
1. Editing
Memeriksa kembali data yang telah terkumpul melalui
kuisioner, hal ini untuk mengecek kembali apakah semua
kuesioner sudah terjawab semua.
2. Coding
Mengklarifikasi jawaban dari responden dengan cara
memberi nilai pada masing-masing jawaban. Penilaian skor
untuk dukungan keluarga dapat disimpulkan berdasarkan
jawaban yang dipilih pada tahap penerimaan diri (Denial,
angry, bargainning, depresi, dan acceptance), dengan nilai
skor jawaban Ya = 1 dan Tidak = 0.
 Tabulasi Data
Setelah data diberikan skor setiap jawabannya,
dilakukan pengelompokan sehingga memudahkan
untuk penjumlahan. Kemudian data dususn dalam
bentuk tabel pada suatu format yang telah dirancang,
selanjutnya tabel tersebut dianalisa dan dinyatakan
dalam bentuk tulisan.
 Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dengan menggunakan lembar
kuisioner, kemudian untuk mengetahui hubungan antara
variabel, digunakan uji statistik Rank Speaman, dengan tingkat
kemaknaan  0,05. Apabila  < 0,05, maka H0 ditolak yang
artinya ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat
penerimaan pasien gagal ginjal kronik di unit hemodialisa Rs
Ibnu Sina Bojonegoro. Pengolahan data karakteristik
responden dalam bentuk persentase kemudian diinterpretasikan
dengan menggunakan skala kuantitatif sebagai berikut:
100% = seluruhnya
76-99% = hampir seluruhnya
51-75% = sebagian besar
50% = setengahnya
26-49% = hampir setengahnya
1-25% = sebagian kecil
0% = tidak satupun
ETIKA PENELITIAN

 Persetujuan Responden (Informed Concent)


Inform consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Inform
consent ini merupakan lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Pemberian inform consent ini bertujuan agar subjek
mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya.
 Tanpa Nama (Anonimity)
Anomality berarti dalam menggunakan subjek penelitian tidak
mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data. Penelitian
hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut.
 Kerahasiaan (Confidentility)
Kerahasiaan informasi yang telah diberikan oleh subjek dijamin
oleh peneliti.
TERIMAKASIH BANYAK
Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai