FJNH
FJNH
Medik
NAPZA
Ratna Mardiati, dr, SpKJ(K)
Zat, baik alamiah maupun produk sintesa, yang
mempunyai efek memengaruhi
Persepsi
Pikiran
Emosi
Perilaku
(1) depresan sistem syaraf pusat termasuk alkohol,
barbiturat, benzodiazepin dan inhalan
(2) stimulan sistem syaraf pusat termasuk kokain,
amfetamin, nikotin, dan kafein
(3) opioida, termasuk heroin dan morfin
(4) halusinogen dan phencyclidine (PCP)
(5) kannabis
Intoksikasi Zat: Mengalami perilaku mal adaptif dan
simtom psikologik karena efek zat pada SSP
Putus Zat : Mengalami distress klinis nyata dalam sosial ,
okupasional, atau fungsi lainnya karena pemutusan atau
pengurangan penggunaan zat
TAHAPAN PENGGUNAAN NARKOBA
Eksperimental/Coba-coba
Rekreasional/Sosial
Reguler/Habitual
Ketergantungan
Berbahaya (Hazardous)
Coba-coba
Tergantung
Reguler
Bersenang-senang
PSIKIATRIK
TUJUAN
Pasien terbebas dari keadaan gawat darurat, kembali
stabil, berfungsi dengan baik
Menciptakan lingkungan yang aman dan stabil bagi
pasien, jaga kemungkinan pasien mencelakakan diri
TUJUAN
Melakukan observasi, coba menemukan tanda/gejala
yang mengancam hidup, persiapkan bantuan darurat
medik
Mengupayakan pasien tetap sadar atau lebih sadar,
kurangi kecemasan, beri pengertian tentang medikasi
GAWAT DARURAT
Lakukan pendekatan dengan sikap hangat, terbuka
dan tidak menghakimi pasien percaya terapis,
tidak merasa terancam
Nilai situasi:
Tentukan apakah pasien dalam keadaan
agitasi/stupor
Tentukan zat apa yang digunakan
Penentuan zat
Tanyakan pada pengantar
Lihat gejala klinis
Istilah, kode street drugs
Multidrugs
Pemakaian terakhir
Dosis
Gawat darurat karena zat
Pernafasan
Gaduh gelisah bantuan khusus
Keadaan yang mirip :
Koma diabetikum, renjatan insulin, psikotik
Tanda-tanda yang mengancam
hidup
Hilangnya kesadaran
Pernafasan sangat lambat, sulit dan henti nafas
Demam tinggi
Frekuensi nadi > 140 x/menit
Muntah berulang
Kejang
Prinsip umum
Pendekatan yang hangat dan tidak menghakimi
Keamanan ruang aman, jauhkan dari benda
berbahaya
Aktif mendengarkan
Tenang, percaya diri, kendalikan situasi
Menentramkan, empati
Tatalaksana pasien stupor akibat
zat
Coba bangunkan
Bila gagal, coba dengan rangsang sakit
Monitor pernafasan
Usahakan pasien tetap sadar
Bila jatuh ke koma resusitasi
Bila kembali sadar perlihatkan empati dan
tenangkan
Follow up
Intervensi
Periksa tanda vital
Usahakan pernafasan lancar
Usahakan sirkulasi darah lancar –resusitasi
IVFD
Pemeriksaan kemungkinan adanya
trauma/perdarahan
Intervensi
Observasi kejang
Periksa darah rutin, gula darah, elektrolit, analisa
gas darah
Bila hipoglikemia 50 cc Dextrose 40% IV
EKG
Urinalisis
Bila zat sudah dapat dipastikan, berikan
antagonisnya
Intervensi
Klordiazepoksid 10-25 mg
INTOKSIKASI INHALAN
Bersifat simtomatik
DETOKSIFIKASI
Tahap awal detoksifikasi
Informasi tentang :
Zat adiktif
Proses adiksi
Komplikasi
Kepribadian
Peran keluarga
Dampak psikososial
Program terapi
DETOKSIFIKASI
Usaha menghilangkan toksin dari dalam tubuh
Emergensi/elektif
TUJUAN
Mengeluarkan sebanyak mungkin opioida dari dalam
tubuh
Mengurangi penderitaan pasien
Mencegah komplikasi medik
Menghindarkan pasien kembali menggunakan
opioida
Tanda Intoksikasi Opioida
Penekanan SSP : sedasi, tenang, sedikit apatis, eforia,
penurunan kesadaran delirium
Berkurangnya motilitas gastrointestinal konstipasi,
mual, muntah
Penekanan respirasi
Analgesia
Bicara cadel
Tanda Intoksikasi Opioida
Hipotensi ortostatik
Bradikardia
Miosis/pin point pupil
Kejang (overdosis)
Putus Opioida
Sindrom yang terjadi setelah menghentikan sama
sekali penggunaan opioida atau menurunkan dosis
penggunaan setelah penggunaan jangka lama
Tanda Putus Opioida
Mengantuk
Flu-like syndrome, rhinorrhea
Lakrimasi
Dilatasi pupil
Vasodilatasi umum pembuluh darah panas dingin,
meriang, keringat berlebihan
Tanda Putus Opioida
Piloereksi
Takikardia
Tekanan darah meningkat
Respirasi meningkat
Suhu badan meningkat tajam
Mual,muntah,diare
Insomnia
Tanda Putus Opioida (berat)
Rinorea, agitasi, keringat, piloereksi, nadi >100,
muntah, menguap >6 x/10 menit,
pupil dilatasi >6 mm
Tanda Subyektif
Putus Opioida
“Sugesti”
Cemas
Gelisah
Mudah tersinggung
Mialgia
Sakit perut, tidak nafsu makan
Gemetar/ tremor
Putus Opioida
Awitan awal (cemas dan sugesti) 6-8 jam setelah
dosis terakhir
Buprenorfin
Community Setting
Metadone
Mengikuti periode stabilisasi metadon
turunkan dosis 5-10 mg setiap minggu
tergantung kesiapan pasien
Buprenorfin
Dosis >16 mg pengurangan 4 mg setiap 1-2
minggu
Dosis 8-16 mg pengurangan 2-4 mg tiap 1-
2 minggu
Dosis 2-8 mg pengurangan 2 mg setiap
minggu
Dosis < 2 mg pengurangan 0,4-0,8 mg per
minggu
PILIHAN TERAPI
Anjuran untuk menggunakan
a longer-acting opioid agonist or partial agonist
( misalnya metadon atau buprenorfin) lebih
mudah untuk mempertahankan stabilitas
Untuk derajat ketergantungan yang lebih ringan
(biasa dengan kodein)
gunakan kodein
PILIHAN TERAPI
Gejala putus buprenorfin lebih ringan dianjurkan
untuk program detoksifikasi
Pasien dengan nyeri kronis tidak dianjurkan
buprenorfin ( blokade >>)
Wanita hamil metadon lebih dianjurkan
Untreated Methadone Withdrawal
Puncaknya pada hari ke-4 sampai dengan 6,
hari ke-10
Methadone Overdose
Injeksi Naloxone intravena, 0,8-2 mg diulang setiap 2-
3 menit sampai maksimal 10 mg ( bila fungsi nafas
tidak membaik)
Injeksi subkutan atau intramuskular hanya bila IV
tidak memungkinkan
Infus IV – 2 mg Naloxone di dalam 500 cc cairan
infus