Anda di halaman 1dari 30

Imunologi

ANTIGEN

Mustika Endah Pratiwi


Pharmacy, Health Faculty
Sari Mulia University
Visi dan Misi Universitas Sari
Mulia
Misi
Visi 1.
Menyelenggarakan pendidikan
“Menjadi Universitas secara profesional dan
berkesinambungan melalui
Terkemuka Dalam pendekatan pendidikan lintas
profesi.
Mengembangkan
2.
Meningkatkan kualitas dan
Nilai Potensi mengembangkan penelitian
budaya dan kekayaan hayati
Kekayaan Lokal Untuk lokal.
Menghasilkan Lulusan 3.
Meningkatkan kualitas pelayanan
dan pengabdian kepada
Yang Berkarakter masyarakat melalui pendekatan
Unggul Dan Berdaya kerjasama lintas profesi.
4.
Menjalin kemitraan yang intensif
Saing Di Tingkat untuk menunjang terwujudnya
Wilayah, Nasional, penyelengaraan tridharma
perguruan tinggi dan luaran yang
Dan Internasional unggul.
Tahun 2030”

Health Faculty, Sari Mulia


Visi dan Misi Fakultas Kesehatan

Visi Misi
1.Menyelenggarakan Pendidikan Yang
“Menjadi fakultas Berkualitas Dengan Mengedepankan
kesehatan yang unggul Interprofessional Education (IPE)
Untuk Menghasilkan Sumber Daya
dalam Ilmu Pengetahuan, Manusia Yang Kompeten Dan Berdaya
Teknologi dan Seni Saing Di Bidang Kesehatan
2.Meningkatkan Kualitas Penelitian dan
(IPTEKS) dengan Publikasi Ilmiah Dengan
mengembangkan potensi Mengembangkan Potensi Kearifan
Lokal Melalui Pendekatan Lintas
kearifan lokal untuk Profesi (Interprofesional
menghasilkan lulusan Collaboration/IPC)
yang berkarakter, inovatif 3.Menyelenggarakan Kegiatan
Pengabdian Kepada Masyarakat
dan kreatif ditingkat Dengan Mengaplikasikan IPTEKS
wilayah, nasional dan Melalui Pendekatan Kerjasama Lintas
Profesi
internasional tahun 2030” 4.Menjalin Kerjasama Dengan
Masyarakat, Institusi Pendidikan, Dan
Pemerintah Di Tingkat Wilayah,
Nasional, Maupun Internasional.

Health Faculty, Sari Mulia


Visi dan Misi Prodi Farmasi

Misi
Visi • Menyelenggarakan pendidikan
farmasi yang rasional dan inovatif
“Menjadi program studi dengan berbasis bukti ilmiah yang
farmasi yang unggul di berkarakter mandiri serta berjiwa
tahun 2025 dan mampu enterpreneur
• Mengembangkan penelitian di
menghasilkan lulusan bidang farmasi demi kemajuan
yang kompeten di ilmu farmasi yang berorientasi
pada kebutuhan masyarakat
bidang kefarmasian
• Melaksanakan program
dengan keunggulan pada pengabdian kepada masyarakat
pharmaceutical care dan terutama dalam pelayanan
kefarmasian sebagai bentuk
berjiwa tanggung jawab sosial demi
enterpreneurship” meningkatan kualitas kesehatan
masyarakat
• Mengembangkan kerjasama
dalam negeri maupun luar negeri
guna mendukung kegiatan
tridharma perguruan tinggi

Health Faculty, Sari Mulia


Capaian Pembelajaran

• Mahasiswa mampu menjelaskan


prinsip kerja antigen-antibodi

Health Faculty, Sari Mulia


Referensi

1. Abas AK, Lichtman AH, Pillai S.


Imunologi Dasar Abbas, Fungsi dan
Kelainan Sistem Imun. 2016.
Elsevier
2. Playfair JHL, Chain BM. 2012. At a
Glance Imunologi. Edisi Kesembilan.
Erlangga Medical Series

Health Faculty, Sari Mulia


Pendahuluan

• Berbagai patogen seperti bakteri, virus,


jamur mengandung berbagai bahan yang
disebut imunogen atau antigen dan dapat
menginduksi respon imun

Health Faculty, Sari Mulia


Molekul yang dimiliki oleh zat asing (seperti
virus, bakteri, fungi, protozoa dan parasit)
yang terdapat dibagian permukaan zat
asing.dapat menginduksi respon imun
Antigen yang dapat memicu respon imun
disebut imunogen

ANTIGEN
Antigen yang tidak dapat
menginduksi respon imun
disebut Hapten

Umumnya berupa protein,


tetapi ada juga yang berupa
karbohidrat, lipid, atau asam
nukleat

Memicu pembentukan
antibodi

Merupakan penyebab
penyakit atau reaksi alergi

Health Faculty, Sari Mulia


antigen

Health Faculty, Sari Mulia


Imunogenesitas dan
antigenisitas
Imunogenesitas

• Kemampuan suatu bahan untuk memicu respons


imun humoral dan/atau seluler.

Antigenisitas

• kemampuan suatu bahan (antigen) untuk berikatan


secara spesifik dengan produk akhir respon imun
(antibodi atau reseptor pada permukaan sel sistem
imun).

Semua molekul dengan sifat imunogenesitas juga memiliki sifat


antigenesitas, namun tidak semua molekul yang memiliki sifat
antigenisitas memiliki sifat imunogenesitas

Health Faculty, Sari Mulia


• Imunogenisitas yang diinginkan: imunogenisitas yang dihasilkan
oleh vaksin. Ketika penyuntikan suatu antigen dari vaksin
memicu respon imun terhadap patogen untuk melindungi tubuh.
Contoh: pemberian vaksin campak yang berasal dari antigen
virus Measles dan virus Rubella. Anitigen tersebut akan memicu
respon imun yaitu terbentuknya antibodi terhadap virus campak
agar tubuh memiliki pertahanan diri terhadap virus tersebut
ketika tubuh terserang lagi oleh virus tersebut.
• Imunogenisitas yang tidak diinginkan: Imunogenisitas terhadap
antigen pada saat melakukan terapi/pengobatan tertentu.
Contohnya ketika dilakukan terapi menggunakan protein
rekombinan atau antibodi monoklonal. Contohnya, penggunaan
insulin atau terapi kanker menggunakan antibodi monoklonal.
Akibat dari respon imun tersebut yaitu tubuhnya mengeluarkan
antibdi anti-obat yang dapat menghilangkan /menurunkan efek
terapi hingga dapat memicu efek negatif bagi tubuh.

Health Faculty, Sari Mulia


Jenis Antigen
Antigen lengkap/komplit

• Antigen yang menginduksi baik respon


imun maupun bereaksi dengan produk
respon imun. Terdiri dari molekul antigen
+ protein pembawa
Antigen tidak lengkap/inkomplit

• Antigen yang tidak dapat dengan sendiri


menginduksi respon imun, tetapi dapat
bereaksi dengan produk seperti antibodi.
Hanya terdiri dari molekul antigen

Health Faculty, Sari Mulia


Hapten

HAPTEN adalah molekul antigen yang tidak


berikatan/melekat pada protein pembawa (carrier).
Hapten dapat dijadikan imunogen melalui ikatan
dengan protein pembawa

Contoh: mb
molekul
obat,
hormon
peptida,
hormon
steroid

Health Faculty, Sari Mulia


Determinan antigen – epitop dan
paratop

• Epitop
– Bagian dari antigen yang dapat
membuat kontak fisik dengan reseptor
antibodi
– Menstimulasi produksi antibodi spesifik
• Paratop
– Bagian dari antibodi yang mengikat
epitop
– Bagian dari TCR yang mengikat epitop
pada antigen

Health Faculty, Sari Mulia


Pembagian antigen

• Pembagian menurut epitop

• Pembagian menurut
spesifisitas
• Pembagian menurut
ketergantungan terhadap sel T
• Pembagian menurut sifat
kimiawi

Health Faculty, Sari Mulia


• Pembagian menurut epitop

Unidetermina • Hanya 1 jenis determinan/epitop pada satu


molekul
n, univalen • Contoh: Hapten

Unidetermina • Hanya 1 jenis determinan namun ada 2 atau lebih


determinan/epitop pada satu molekul
n, multivalen • Contoh: Polisakarida

Multidetermin • Banyak jenis determinan namun hanya ada 1


determinan dari tiap jenis
an, univalen • Contoh: Protein

Multidetermin • Banyak jenis determinan dan banyak determinan


dari tiap jenis (antigen dengan BM tinggi dan
an, kompleks secara kimiawi)
multivalen • Contoh: Kimia kompleks

Health Faculty, Sari Mulia


Pembagian menurut epitop

Health Faculty, Sari Mulia


• Pembagian menurut spesifisitas

Heteroantig • Antigen yang berasal dari berbagai spesies dan dapat


menimbulkan respon imun pada spesies yang lain.

en contoh antigen pada virus, bakteri, alergen yang


menginvasi manusia.

Xenoantige • Antigen yang berasal dari spesies tertentu dan dapat


menimbulkan repon imun pada spesies lain. Contoh

n antigen pada mikroorganisme patogen, eksotoksin


penyebab tetanus dan serum/antserum dari hewan

Aloantigen • Antigen yang terdapat pada suatu spesies dan dapat


menimbulkan respon pada spesies yang sama. Contoh:
(Isoantigen) antigen pada darah saat donor darah

Autoantigen
• Antigen yang dimiliki oleh tubuh sendiri. Contoh otak,
protein pada lensa mata, sperma, dll.

Health Faculty, Sari Mulia


• Pembagian menurut ketergantungan
terhadap sel T

Antigen • Antigen yang memerlukan


T pengenalan oleh sel T terlebih
dahulu untuk dapat
depende menimbulkan respon antibodi
• contoh : antigen protein
n
Antigen • Antigen yang dapat menstimulasi
sel B tanpa bantuan sel T untuk
T membentuk antibodi
indepen • Contoh : lipopolisakarida, ficoll,
dekstran, levan, dan flagelin
den polimerik bakteri

Health Faculty, Sari Mulia


• Pembagian menurut sifat kimiawi

Hidrat
Arang • Sifat imunogenik

(Polisakari
• Bagian permukaan sel mikroorganisme

da) • Tidak imunogenik, kecuali jika diikat oleh protein

Lipid molekul pembawa


• Lipid yang dianggap sebagai hapten, contoh:
sfingolipid

Asam • Tidak imunogenik, kecuali jika diikat oleh protein


molekul pembawa

Nukleat
• Contoh: DNA pada pasien LES (Lupus
Erythematosus systematic)

• Kebanyakan protein adalah imunogenik


Protein • Pada umumnya multideterminan dan univalen
• Toksin mikroba

Health Faculty, Sari Mulia


Superantigen

Molekul
Memiliki
protein
tempat
merupakan kecil yang
untuk
molekul biasa
mengikat
khas (unik) diporoduksi Menstimula
reseptor sel Contoh :
yang oleh si sel T dan
dari dua Staphyloco
sangat patogen tidak
sistem ccus
besar seperti tergantung
imun yaitu
potensinya Staphyloco enterotoksi pada
rantai β
dalam cus aureus, n spesifisitas
dari TCR dan
merangsan Staphyloco antigen
rantai α atau
g mitosis cus
β dari
limfosit T piogenes,
molekul
virus CMV,
MHC-II
HIV, rabies

Health Faculty, Sari Mulia


Superantigen

Produksi sitokin seperti IL-2, IL-6,


IL-8, TNF-α dan IFN-γ secara
besar-besaran

Kolaps vaskular yang dikenal


sebagai syok endotoksin, sindrom
syok toksin atau septik
Health Faculty, Sari Mulia
Toksin

• Racun yang biasanya berupa imunogen dan


menstimulasi pembentukan antibodi yang
disebut antitoksin
Toksin • diproduksi oleh mikroorganisme
penyebab tetanus, difteri,
bakteri botulism

• toksin yang berasal dari


Fitotoksi tumbuhan seperti risin dari
n minyak jarak dan abrin dari biji
kacang saga (Abrus precatorius)

Zootoksi • bisa yang berasal dari ular, laba-


laba, kalajengking, lebah dan
n tawon
Health Faculty, Sari Mulia
Imunitas adaptif

Health Faculty, Sari Mulia


Pengenalan antigen oleh
Limfosit B

Mengenali Mengenali
berbagai bahan kimia
macam dalam
makromolek bentuk
ul (protein, terlarut atau
polisakarida, berada di
lipid, asam permukaan
nukleat) sel
Respon imun
distimulasi
terhadap
berbagai
jenis dinding
sel mikroba
dan antigen
terlarut

Health Faculty, Sari Mulia


Pengenalan antigen oleh
Limfosit T

Hanya dapat Hanya akan


mengenali distimulasi
fragmen peptida terhadap
antigen protein antigen protein

Limfosit T
mengenali
antigen peptida MHC: lokus
yang berikatan genetik yg
dan disajikan berfungsi
oleh molekul sebagai molekul
MHC (major sistem imun
histocompatibili yang meyajikan
ty complex) dari peptida antigen
APCs (antigen-
presenting cells)

Health Faculty, Sari Mulia


Presentasi dan Pemrosesan Antigen
ke Sel T

Pemrosesan antigen dimana patogen dan produknya


terdegradasi untuk menghasilkan suatu antigen peptida

Fragmen peptida bergabung dengan molekul MHC di dalam sel

Komplek MHC peptida yang terbentuk bergerak ke permukaan


sel

Menampilkan fragmen peptida ke permukaan sel T

Presentasi Antigen

Health Faculty, Sari Mulia


Presentasi Antigen ke Sel T

Health Faculty, Sari Mulia


Aktivasi Sel T

Health Faculty, Sari Mulia


Quote

LOVE IS LIKE A VIRUS


IT CAN HAPPEN TO ANYBODY
AT ANY TIME

Health Faculty, Sari Mulia

Anda mungkin juga menyukai