Anda di halaman 1dari 17

STRATEGI PENCEGAHAN BUNUH DIRI

Pembimbing :
dr. Sri Woroasih, Sp.KJ

Disusun oleh :
Yolanda Agnesia Purba
(22010116120070)

Bagian Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang
2020
IDENTITAS JURNAL
Suicide Prevention Strategies : An
01 Judul Jurnal overview of current evidence and best
practice elements
Vikas Menon, Nivedhitha Selvakumar,
02 Penulis Karthick Subramanian, Shivanand
Kattimani

International Journal of Advanced


03 Penerbit
Medical and Health Research

04 Tahun Terbit 2019


PENDAHULUAN
Bunuh diri adalah masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh dunia

 ±800.000 jiwa /tahun


 Asia menyumbang >60%
 India : 21/100.000
 Rata-rata global : 11,4/100.000

• Perubahan demografi ->


orang tua ke orang muda
(India)
• Usia 15-39 tahun Strategi pencegahan yang
kolaboratif dan
multikolaboratif

Penelitian ini bertujuan untuk


memberikan gambaran terkait
8 intervensi pencegahan
bunuh diri yang utama
METODE
A. Strategi pencarian
• Pencarian literatur elektronik dari MEDLINE dan
Perpustakaan Cochrane
• Jurnal peer-review berbahasa Inggris
• Bertema pencegahan bunuh diri
• Tahun terbit Januari 1968 dan September 2018
• Pencarian dilakukan oleh 3 pengulas

B. Seleksi studi dan ekstraksi data


• Hanya memasukkan artikel dalam jurnal peer-review berbahasa
Inggris yang melaporkan salah satu dari hasil berikut: percobaan
bunuh diri, bunuh diri total, dan ide bunuh diri
• Studi kasus dan gray literature dikeluarkan untuk menghindari
informasi yang tidak lengkap
• Didapatkan 98 artikel
• Peninjau memeriksa artikel yang diinklusi dan
mengelompokkannya ke dalam subkategori yang berbeda dari
strategi pencegahan bunuh diri
• Terdapat 8 pendekatan pencegahan bunuh diri
HASIL
1. Program Kesadaran terhadap Bunuh Diri

Untuk Masyarakat Awam

• Pembicaraan singkat dalam waktu 90 menit telah terbukti meningkatkan identifikasi


tanda-tanda peringatan bunuh diri
• Berbagi pengalaman antar pasien atau penderita bunuh diri
• SEYLE Awarness and QPR, Surviving The Teen method
• 3 bln setelah intervensi : efek positif pada efikasi diri dan perilaku mencari bantuan

Untuk para profesional medis dan keperawatan


• Mendidik dokter pelayanan primer dalam mengenali dan merespons tekanan psikologis
dan pikiran bunuh diri untuk meningkatkan deteksi dan pengobatan depresi.
• Peningkatan pengetahuan dan keterampilan konseling bunuh diri
2. Program Skrining terhadap Bunuh Diri

• Dapat memperoleh orang dewasa yang berisiko tinggi dan orang dewasa yang lebih tua
yang berisiko bunuh diri di kalangan masyarakat
• Alat skrining harus memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang baik
• Columbia-Suicide Severity Rating Scale, Suicide Risk Screen dan Diagnostic
Interview
Schedule for Children‑IV
• Pengaturan pelayanan primer dan departemen kedaruratan : menilai kondisi medis
umum dan idealnya menggabungkan penilaian perilaku bunuh diri
• Depresi berkaitan erat dengan bunuh diri
3. Pelatihan Gatekeeper

• Gatekeeper
- individu-individu yang secara rutin berinteraksi dengan orang-orang yang berpotensi
bunuh diri
- mengenali perilaku utama yang menunjukkan peningkatan risiko bunuh diri.

• Pelatihan Gatekeeper untuk siswa mencakup unsur-unsur informasi beban bunuh diri,
faktor risiko, tanda peringatan, sistem pendukung yang tersedia, tanda-tanda depresi,
komunikasi, dan keterampilan konseling untuk menyapa populasi yang berisiko

• Pelatihan Gatekeeper -> pendekatan berbasis kelompok : kesadaran bunuh diri, sumber
rujukan, keterampilan merujuk dan QPR sebagai komponennya
• Umumnya selama 3 bulan
• Tantangan : pengukuran pengetahuan yang diperoleh dan daya tahan keterampilan
4. Pembatasan akses ke sarana

• Pembatasan adalah strategi yang efektif untuk mengekang perilaku bunuh diri
karena populasi yang dituju pada umumnya termasuk mereka yang berisiko bunuh diri
tetapi
tidak terdeteksi.
• pemberantasan agen yang berpotensi menghentikan, menghalangi atau mengganggu
akses, atau kegiatan pendidikan sosiokultural yang mempromosikan kesadaran bunuh
diri.
• Pembatasan akses ke pestisida, senjata api
• Penarikan analgesik dari apotik, membatasi penjualan barbiturat dan tablet kafein
• Fenomena “means substitution”
5. Perawatan Tindak Lanjut

• Resiko bunuh diri pasca pemulangan cukup tinggi


• yang tertinggi di minggu ke-1, diikuti oleh 3 bulan pertama setelah dikeluarkan ->
peningkatan kewaspadaan
• dukungan dan langkah-langkah tindak lanjut seperti surat perawatan, kartu pos,
panggilan telepon yang sering, pesan teks, sesi konseling suportif singkat dan reguler,
tindak lanjut oleh pekerja kesehatan mental, dan program penjangkauan.
6. Hotline dan Helpline

• Penyedia layanan berbasis telepon untuk individu yang berisiko bunuh diri atau
mengkhawatirkan seseorang yang berisiko bunuh diri
• Para penulis menemukan penurunan angka bunuh diri yang signifikan secara statistik di
kota-kota di mana intervensi dilakukan
• diawaki oleh pekerja awam yang menjalani pelatihan khusus
• Gejala dasar dan tanda-tanda gangguan mental yang umum
• Memperoleh ide / pemikiran / rencana bunuh diri dengan cara yang tidak mengancam
• Mengidentifikasi populasi berisiko / rujukan untuk kebutuhan perawatan yang terpercaya
• Menangani krisis bunuh diri akut
• Memberikan informasi terkait kesehatan yang relevan
7. Strategi Media untuk Pencegahan Bunuh Diri

• Pelaporan grafis bunuh diri -> metode bunuh diri -> peniruan oleh orang yang rentan
• Pedoman WHO untuk pelaporan media tentang bunuh diri
• Pedoman pelaporan media yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Psikiatri India
- Pelaporan netral dan bukan sensasionalisme
- Pelaporan rahasia (menghindari halaman depan, judul kecil dan tanpa foto)
tanpa deskripsi terperinci tentang metode yang digunakan
- Peka terhadap kemungkinan gangguan psikologis pada korban dan
menghor mati privasi mereka
- Melakukan pengontrolan saat melaporkan kasus bunuh diri orang yang
terkenal (selebriti).
8. Farmakoterapeutik

• Psikotropika memainkan peran penting dalam pencegahan bunuh diri pada pasien
psikiatri
• Antidepresan -> pasien Depresi
• Mood stabilizer -> pasien Bipolar dan Depresi
• Antipsikotik atipikal -> pasien skizofrenia yang resisten terhadap pengobatan
• ECT -> antisuisidalnya cepat
9. Psikoterapi

• Efektif untuk : usia dewasa, pasien rawap jalan, dan pasien dengan BPD
• Pengurangan resiko bunuh diri : 6,59%
• Jenis psikoterapi : CBT, DBT, IPT, dan Problem Solving Therapy
• Intervensi lainnya :
-Safe Alternative for Teen and Youth
-Attempted Suicide Short Intervention Program
-Collaborative Assessment and Management of Suicidality
-Systems Training for Emotional Predictability and Problem Solving
KETERBATASAN STRATEGI
Strategi Skrining
Kurangnya alat skrining yang valid
dan dapat diterima secara universal

Strategi Media Pembatasan Akses


Bila tanpa kolaborasi ke Sarana
pendidikan dan kolaborasi Penggatian sarana ->
jurnalis -> efek tidak “Means Substitution”
maksimal phenomenon

Hotline dan Helpline Farmakoterapi dan


Di daerah dengan sumber Psikoterapi
daya rendah Tidak dapat menjangkau tingkat
populasi.

Strategi Follow-Up
Keterlibatan keluarga dalam
perawatan selanjutnya dan hubungan
sosial
KESIMPULAN
 Meskipun beberapa pendekatan telah
menunjukkan bukti dalam pencegahan bunuh diri,
strategi
pencegahan yang kolaboratif lebih dapat
memberikan hasil yang efektif

 Penerjemahan temuan lintas budaya masih samar


dan diperlukan lebih banyak bukti lokal untuk
memberi informasi perencanaan kebijakan faktor
dan sumber, yang mungkin berbeda penyusunannya
antar negara.

Anda mungkin juga menyukai