Blok 5.1 Malaria
Blok 5.1 Malaria
Nadrizal
Pendahuluan
1) Masalah kesehatan
Imunitas
Sitokin proinflamasi
Genetik
Usia
kehamilan
Faktor sosial dan geografi
Akses mendapat pengobatan
Budaya dan ekonomi
Stabilitas politik
Intensitas transmisi nyamuk
Patofisiologi malaria berat :
Sitoadherens
Kerusakan sel akibat respons imun dan
sitokin
Destruksi eritrosit
Gejala klinis
Demam akut (paroksismal)
Di dahului menggigil
Demam tinggi dan berkeringat banyak
Gejala klasik ini pada non imun
Gejala lain pegal pegal, diare, sakit
kepala dll
Diagnosis
Manifestasi malaria dg komplikasi dan
tanpa komplikasi
Ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan laboratorium
Untuk malaria berat berdasarkan kriteria
WHO
Diagnosis pasti berdasarkan mikroskopis
atau uji cepar (RDT)
Malaria berat
Ditemukan plasmodium falciparum atau
vivaks stadium aseksual atau rapid tes
(+), dg satu atau lebih keadaan berikut :
1) Gangguan kesadaran
2) Kelemahan otot
3) Tdk bisa makan dan minum
4) Kejang berulang lebih 2x (24 J)
5) Sesak nafas (ARDS)
6) Gangguan sirkulasi (syok)
7) Ikterus
8) Black water fever
9) Perdarahan spontan
10) Edem paru (radiologis)
Laboratorium
1) Hipoglikemia
2) Asidemia
3) Anemia berat (Hb < 5 gr%)
4) Hemoglobinuria
5) Hiperparasetemia (endemis rendah > 2%
dan endemis tinggi >5%)
6) Hiperlaktatemia
7) Gagal ginjal akut (urin < 0,5 cc/kg/bb
dalam 6 jam)
Pengobatan
Malaria dg komplikasi
Malaria tanpa komplikasi
Malaria tanpa komplikasi
1-14 Primakuin - ¼ ½ ¾ 1
Malaria berat (komplikasi)
Tindakan umum
Tindakan simptomatik
Pemberian obat anti malaria :
Prinsip
Pemberian antimalaria yg efektif
sedini mungkin
Penanganan kegagalan organ
Pemberian antimalaria
pada malaria berat
Berbeda dg malaria ringan (biasa)
Daya bunuh parasit yg cepat, kuat
mempublikasikan artesunate
menurunkan mortalitas 34,7 %
dibandingkan kina
(konvensional)
Efek farmakologik Artemisin
Artesunate
Artemeter
arteether
Dosis
Artesunate (1 flacon = 60 mg
artesunate)
Larutkan dg 1 cc bicarbonat, ditambah 5
cc dextrose 5%
2,4 mg/kg BB hari pertama setiap 12 jam
1,6 mg/kg BB setiap 24 jam untuk 4 hari
berikutnya
Tdk perlu penyesuaian pada gangguan
ginjal/hati
Artemeter (1 flacon = 80 mg)
3,2 mg/kg BB im dibagi 2 dosis hari
pertama (tiap 12 jam)
1,6 mg/kg BB setiap 24 jam im selama 4
hari
Absorbsi sering tdk menentu
Hipoglikemia (-)
Artemotil/arteether ( 1 flacon = 150 mg)
150 mg/hari selama 3 hari
Second line
Kina :
Efektif mengatasi resistensi dan tdak