Anda di halaman 1dari 24

Sri Wahyuni

Citra Kussuma P
Yoga Matiinu A
Ahmad Nurrohman
Bagus Ari Atmaja
Riyan Surya Adi G

PROFESI FISIOTERAPI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Penatalaksanaan
fisioterapi pada kasus
post op double valve
replacement

RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA


Definisi Congestive Heart Failure

– Gagal jantung kongestif atau Congestive Heart Failure (CHF) adalah


keadaan patofisiologis dimna jantung tidak stabil menghasilkan
curah jantung yang adekuat sehingga perfusi jaringan tidak
adekuat, dan / atau peningkatan tekanan pengisian diastolik pada
ventrikel kiri sehingga tekanan kapiler paru meningkat (Ekky
Malisan et al, 2015)
Prevalensi Congestive Heart Failure

– Sekitar 4,7 juta orang menderita gagal jantung di Amerika (1,5-2%


dari total populasi), dengan tingkat insiden 550.000 kasus per
tahun, dari sejumlah pasien tersebut hanya 0,4-2% saja yang
mengeluhkan timbulnya gejala (Irnizarifka, 2011)
STATUS KLINIS
Identitas Pasien

– No RM : 1865476
– Nama : Ny. UA
– Umur : 37 tahun
– Jenis Kelamin : Perempuan
– Alamat : Cekel, Rt.006, Rw.003, Jetis, Gunung Kidul
– Agama : Islam
– Pekerjaan : ibu rumah tangga
Keluhan Utama

– pasien mengeluh sesak napas, batuk dan nyeri pada dada bekas
incisi. Dan pasien belum dapat melakukan aktivitas fungsional
seperti duduk, berdiri dan berjalan secara mandiri.
Riwayat Penyakit Sekarang

– Pasien masuk RSUP Dr. Sardjito tanggal 25 januari 2020 untuk


melakukan operasi penggantian katup mitral dan trikuspidalis
setelah dirujuk dari RSUD Wonosari.
– Pada tanggal 4 Februari 2020 pasien mendapat pelayanan
fisioterapi karena mengeluh sesak napas, batuk dan nyeri pada
dada bekas incisi. Dan pasien belum dapat melakukan aktivitas
fungsional seperti duduk, berdiri dan berjalan secara mandiri.
Riwayat Penyakit Dahulu

– Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi


– Pasien memiliki riwayat penyakit jantung sejak kecil. Tetapi
keluhan dirasakan sejak 2 tahun terahir.
Pemeriksaan Objektif

– BP : 148/77mmHg
– HR : 109 x/menit
– RR : 14x/menit
– SH : 370Celcius
– TB : 154 cm
– BB : 55 Kg
INSPEKSI

Inspeksi statis Inspeksi dinamis


– Pasien tampak pucat – Dalam keadaan bedrest
– Terpasang monitor dan infus di pasien dapat menggerakan
kaki kiri tangan dan kakinya
– Terpasang alat
Elektrokardiogram (EKG)
– Pola napas pasien dangkal
– Terdapat luka bekas incisi pada
daerah pada sternum pasien.
Palpasi Auskultasi
– Terdapat spame otot upper – adanya crackles (+) pada
trapezius bilateral lobus upper paru dextra
– Terdapat nyeri tekan pada segmen anterior
dada tengah pasien
(sternum)
Pemeriksaan Fungsi Gerak
Dasar
– Gerak Aktif
– Pemeriksaan gerak aktif AGA dan AGB full ROM
– Gerak Pasif
– Pemeriksaan gerak pasif AGA dan AGB full ROM
– Gerak Isometrik Melawan Tahanan
– Pemeriksaan Gerak isometric melawan tahanan tidak dilakukan
Pemeriksaan Spesifik

– Pemeriksaan nyeri menggunakan verbal descriptor scale


(VDS) pada luka incisi di dada tengah (sternum)
Klasifikasi nyeri Nilai
Nyeri diam 2
Nyeri tekan 3 Keterangan:
Nyeri gerak Nilai 1 = tidak nyeri
4
Nilai 2 = nyeri sangat ringan
Nilai 3 = nyeri ringan
Nilai 4 = nyeri tidak begitu berat
Nilai 5 = nyeri cukup berat
Nilai 6 = nyeri berat
Nilai 7 = nyeri tak tertahankan
Pemeriksaan Fungsi Napas dengan Skala
Borg
Scale Severity
0 Tidak ada sesak napas sama sekali
0,5 Sangat sangat sedikit (hanya terlihat)
1 Sangat sedikit
2 Sedikit sesak napas
3 Sedang
4 Agak berat
5 Sesak napas parah
6  
7 Sesak napas sangat parah
8  
9 Sangat sangat parah (hamper maksimum)
10 Maksimum
Hasil pemeriksaan skala BORG nilai 3 ( sesak napas sedang)
Test Kognitif, Intra Personal, dan
Interpersonal

– Kognitif :
– Pasien mampu mengikuti instruksi dari fisioterapis dan sangat kooperatif
– Intra Personal :
– Pasien memiliki semangat untuk sembuh
– Interpersonal :
– Pasien mampu berkomunikasi dengan baik dengan fisioterapis dan dengan
keluarga
Tes kemampuan fungsional dan aktivitas lingkungan
dengan indeks Katz

– Indeks Katz A : mandiri untuk 6 aktivitas


No Jenis Aktivitas Hasil
– Indeks Katz B : mandiri untuk 5 aktivitas
– Indeks Katz C : mandiri kecuali bathing
1 Mandi Dibantu dan satu fungsi lain
2 Berpakaian Dibantu – Indeks Katz D : mandiri, kecuali bathing,
dressing, dan satu fungsi lain
3 Pergi ke toilet Dibantu – Indeks Katz E : mandiri, kecuali bathing,
dressing, toileting dan satu fungsi lain
4 Berpindah Dibantu
– Indeks Katz F : mandiri, kecuali bathing,
5 Kontrol BAB dan BAK Dibantu dressing, toileting, transfering dan satu
fungsi lain
6 Makan Dibantu – Indeks Katz G : tergantung pada orang
lain untuk 6 aktivitas
Hasil pemeriksaan indeks katz G
DIAGNOSA fISIOTERAPI

IMPAIRMENT FUNGSIONAL LIMITATION


– Adanya sesak napas – Pasien belum mampu untuk
– Adanya nyeri area incisi pada melakukan aktivitas bathing
sterni dan dressing
– Retensi sputum – Pasien belum mampu untuk
melakukan aktivitas berjalan
– Adanya spasme M.upper
trapezius
Participation Restriction

– Keterbatasan dalam beraktivitas sosial seperti melakukan aktivitas


rumah tangganya dan sosial dengan masyarakat karena masih
dalam perawatan rumah sakit
PROGRAM FISIOTERPI

Jangka Pendek : Jangka Panjang :


– Mengurangi sesak napas
– Melanjutkan program jangka
– Mengurangi nyeri area incisi pendek
pada sterni – Pasien mampu berdiri tanpa
– Mengurangi retensi sputum bantuan
– Dapat melakukan aktivitas berjalan
– Mengurangi spasme M.upper
tanpa bantuan dengan pola napas
trapezius yang lebih stabil dan optimal
– Membantu pasien untuk
latihan duduk tanpa bantuan
Rencana Tindakan Fisioterapi

– Release otot bantu – Active assisted muscular


pernapasan exercise
– Breathing exercise (napas – Mobilisasi/ ambulansi
perut – deep breathing dan – Latihan berdiri dan berjalan
pursed lip breathing)
– Edukasi
– Cupping dan vibrasi exercise
– Coughing exercise
Intervensi Fisioterapi

– Breathing Exercise (Nafas Perut – Deep Breathing dan Pursed Lip


Breathing)
– Cupping dan Vibrasi Exercise
– Chouging Exercise
– Active assisted muscular exercise
– Mobilisasi bertahap/ambulasi
– Edukasi
Rencana Evaluasi

Rencana Evaluasi
prognosis
– Mengulangi pengukuran nyeri yang
bertujuan untuk mengetahui – Qua at Vitam : bonam
adanya penurunan nyeri atau tidak – Qua at Sanam : bonam
dengan Verbal Descriptor Scale
– Qua at Cosmeticam : bonam
– Melakukan evaluasi pola napas
pasien dengan skala borg
– Melakukan pengukuran
kemampuan fungsional pasien
dengan indeks katz
EVALUASI
Skala VDS Indeks Katz
Klasifikasi T1 T2 T3
Nyeri
Nyeri diam 2 1
2 Hasil pemeriksaan

Nyeri tekan 2 2 Indeks katz T1 T2 T3


3
G F E
Nyeri gerak 3 2
4

Hasil pemeriksaan

Skala borg T1 T2 T3
3 2 1

Anda mungkin juga menyukai