13 Dasar2 Perenc Bangunan Sederhana
13 Dasar2 Perenc Bangunan Sederhana
PERENCANAAN
BANGUNAN
SEDERHANA
Pendahuluan
Bangunan: susunan elemen yg diberi bentuk & didirikan
di atas tanah atau bertumpu pd landasannya.
Persyaratan yg harus diperhatikan dalam membuat
bangunan:
Kekuatan: konstruksi kuat utk melindungi penghuni dari bahaya
keruntuhan, agar penghuni tentram.
Keawetan: umur bangunan panjang harus panjang
Keindahan: bentuk arsitektural yg indah memberi kebanggaan
pada penghuni dan menambah nilai bangunan
Kesehatan: harus memperhatikan kebersihan dan kesehatan
lingkungan.
Konstruksi kuat diperoleh dari perhitungan
mekanika dan perencanaan struktur yg
tepat.
Keawetan diperoleh dari pemakaian bahan
bangunan yang berkualitas dan cara
pengerjaan bangunan yang benar.
Perhitungan dan cara pengerjaan ini
tercakup dalam konstruksi bangunan.
Keindahan dan kenyamanan bangunan didapat
dengan merencanakan organisasi ruang,
sirkulasi, bentuk, keserasian, dan susunan
struktur bangunan dengan baik.
Kesehatan lingkungan didapat dg
memperhatikan:
Pemanfaatan faktor alami dan lingkungan setempat
Perencanaan instalasi listrik, penyediaan air bersih,
pembuangan air kotor dan faecalin
Selain keempat faktor di atas, dalam membangun juga
perlu diperhatikan perkiraan biaya.
Perkiraan biaya diketahui melalui perhitungan harga
satuan kuantitas bahan bangunan yang diperlukan.
Kesimpulan: untuk mendirikan bangunan, harus
dipelajari:
Dasar2 perencanaan bangunan
Konstruksi bangunan
Perencanaan dan penyediaan instalasi dan sanitasi
Perhitungan satuan kuantitas bahan bangunan.
Klasifikasi bangunan sesuai
fungsinya:
1. Bangunan rumah tinggal: tempat tinggal dan
membina kehidupan
2. Bangunan pendidikan: tempat menuntut ilmu
→ sekolah, madrasah, dll
3. Bangunan ibadah: tempat menunaikan
ajaran agama → masjid, gereja, vihara, dll
4. Bangunan sosial: tempat menolong manusia
tanpa memperhitungkan keuntungan →
rumah sakit, panti asuhan, dll
5. Bangunan rekreasi: tempat hiburan → bioskop,
taman bacaan, gedung pertunjukan, dll
6. Bangunan perkantoran: tempat bekerja yg
berhubungan dg administrasi → kantor
pemerintah & swasta
7. Bangunan perdagangan: tempat kegiatan jual beli
→ pasar, toko, swalayan, hipermarket, dll
8. Bangunan industri: tempat memproses suatu
bahan baku menjadi barang jadi → pabrik
9. Bangunan singgah penumpang: tempat berangkat
dan turun penumpang dalam perjalanan dari satu
tempat ke tempat lain → bandara, stasiun KA,
terminal bus, pelabuhan laut
Bangunan yang berbeda fungsi memiliki
kebutuhan dan susunan ruang yg berbeda pula.
Sekolah: ruang kelas, r. guru, laboratorium, r.
administrasi, WC/KM & ruang aktivitas jasmani
Rumah: r. tidur, r. keluarga. r. tamu, dapur, r. makan,
garasi, kmr mandi, WC, gudang
Bangunan ibadah: ruang ibadah, r. duduk, KM/WC
Pertokoan: ruang pameran/etalase, r. penjualan,
gudang, dll.
Agar penggunaan ruang efektif, perletakan dan
penataan ruang harus direncanakan sesuai dg
fungsinya, berdasarkan pengelompokan
kegiatan menurut zoningnya masing-masing.
ORIENTASI
Perlu diperhatikan pula hubungan antara
bangunan dg lingkungan (orientasi).
Bangunan harus punya orientasi yg baik
terhadap kaplingnya sendiri, tapak di
sekitarnya, terhadap matahari, angin, hujan &
suara.
Suatu bangunan yg baik orientasinya
direncanakan dg memanfaatkan potensi
lingkungan tempat ia berada.
Faktor-faktor Pertimbangan dalam
Menentukan Orientasi Bangunan
Arah edar matahari
Arah tiupan angin
Bentuk dan ukuran tapak
Kelandaian tapak (topografi)
Kondisi lingkungan sekitar (view, kebisingan)
Jarak antar bangunan
Jaringan pembuangan dan utilitas
Undang-undang dan peraturan setempat
(building guidelines)
Orientasi terhadap Matahari
Untuk menghindari silau dan panas
matahari langsung, pembukaan yg
terbanyak sebaiknya menghadap utara
atau selatan, kecuali utk ruangan yg
memerlukan panas matahari langsung
Bila tidak memungkinkan, dibutuhkan sirip
penangkal matahari berupa overstek atau
tirai.
Orientasi terhadap Angin
Bangunan sederhana di daerah tropis
dianjurkan menggunakan ventilasi alam
atau ventilasi silang dalam ruangan.
Perlu diperhatikan perletakan bukaan
Daerah panas atau tepi pantai juga perlu
memperhatikan ventilasi antara langit2 dan
atap yg berguna untuk mempersejuk
ruangan.
Orientasi terhadap Hujan
Untuk bangunan di daerah tropis yang
curah hujan cukup tinggi dan jangka waktu
hujan cukup lama, bentuk bukaan harus
dapat mencegah masuknya air hujan ke
dalam bangunan.
Bukaan harus memiliki overstek yg cukup
lebar.
Orientasi terhadap
Suara/Kebisingan (Noise)
Orientasi thd suara mempengaruhi
perletakan ruang yg memerlukan
ketenangan (dijauhkan dari sumber suara)
Ruang yg tidak terlalu memerlukan
ketenangan dapat diletakkan lebih dekat dg
sumber suara
Orientasi thd suara mempengaruhi zoning
dalam bangunan
Orientasi terhadap Tapak sendiri
Tapak yg sempit membuat fleksibilitas perletakan dan
penataan bangunan jg lebih kecil, begitu pula
sebaliknya.
Zoning tapak biasanya terbagi dlm 4 zoning:
Privat: ruang dg privasi tinggi & ketenangan → rg tidur, rg kelas
Semi privat: masih perlu privasi tapi bisa berhubungan dg publik→
rg keluarga, studio, perpustakaan
Publik: bersifat umum, biasanya terletak di bagian muka (dekat dg
jalan) → ruang tamu, rg administrasi & informasi
Pelayanan: mudah dicapai dari entrance, unruk melayani bagian
lain dr bangunan → dapur, garasi
Langkah-langkah Perencanaan
Bangunan Sederhana
1. Menentukan
bagian-bagian yang
boleh dibangun
berdasarkan
peraturan yang
berlaku
angin
2. Menentukan arah
orientasi:
1. Matahari
2. Angin
3. Pemandangan
4. Kebisingan
peman-
dangan
daerah
3. Menentukan pribadi
zoning
berdasarkan
orientasi pela-
publik yanan
4. Menentukan
perletakan
entrance dan
ruang-ruang
berdasarkan
fungsi dan
orientasi
5. Membuat
gambar
berdasarkan
skala lengkap
dengan garis
atap dan
ukuran-ukuran.
6. Membuat sketsa
tampak &
potongan sesuai
perencanaan
struktur yg
dikehendaki.
Sesuaikan denah
dg tampak &
potongan
7. Lengkapi gambar dg ruang2 utk aktivitas luar (outdoor)
dan pertamanan. Juga dg tampak, potongan dan detil
konstruksi.