Anda di halaman 1dari 25

DASAR-DASAR

PERENCANAAN
BANGUNAN
SEDERHANA
Pendahuluan
 Bangunan: susunan elemen yg diberi bentuk & didirikan
di atas tanah atau bertumpu pd landasannya.
 Persyaratan yg harus diperhatikan dalam membuat
bangunan:
 Kekuatan: konstruksi kuat utk melindungi penghuni dari bahaya
keruntuhan, agar penghuni tentram.
 Keawetan: umur bangunan panjang harus panjang
 Keindahan: bentuk arsitektural yg indah memberi kebanggaan
pada penghuni dan menambah nilai bangunan
 Kesehatan: harus memperhatikan kebersihan dan kesehatan
lingkungan.
 Konstruksi kuat diperoleh dari perhitungan
mekanika dan perencanaan struktur yg
tepat.
 Keawetan diperoleh dari pemakaian bahan
bangunan yang berkualitas dan cara
pengerjaan bangunan yang benar.
 Perhitungan dan cara pengerjaan ini
tercakup dalam konstruksi bangunan.
 Keindahan dan kenyamanan bangunan didapat
dengan merencanakan organisasi ruang,
sirkulasi, bentuk, keserasian, dan susunan
struktur bangunan dengan baik.
 Kesehatan lingkungan didapat dg
memperhatikan:
 Pemanfaatan faktor alami dan lingkungan setempat
 Perencanaan instalasi listrik, penyediaan air bersih,
pembuangan air kotor dan faecalin
 Selain keempat faktor di atas, dalam membangun juga
perlu diperhatikan perkiraan biaya.
 Perkiraan biaya diketahui melalui perhitungan harga
satuan kuantitas bahan bangunan yang diperlukan.
 Kesimpulan: untuk mendirikan bangunan, harus
dipelajari:
 Dasar2 perencanaan bangunan
 Konstruksi bangunan
 Perencanaan dan penyediaan instalasi dan sanitasi
 Perhitungan satuan kuantitas bahan bangunan.
Klasifikasi bangunan sesuai
fungsinya:
1. Bangunan rumah tinggal: tempat tinggal dan
membina kehidupan
2. Bangunan pendidikan: tempat menuntut ilmu
→ sekolah, madrasah, dll
3. Bangunan ibadah: tempat menunaikan
ajaran agama → masjid, gereja, vihara, dll
4. Bangunan sosial: tempat menolong manusia
tanpa memperhitungkan keuntungan →
rumah sakit, panti asuhan, dll
5. Bangunan rekreasi: tempat hiburan → bioskop,
taman bacaan, gedung pertunjukan, dll
6. Bangunan perkantoran: tempat bekerja yg
berhubungan dg administrasi → kantor
pemerintah & swasta
7. Bangunan perdagangan: tempat kegiatan jual beli
→ pasar, toko, swalayan, hipermarket, dll
8. Bangunan industri: tempat memproses suatu
bahan baku menjadi barang jadi → pabrik
9. Bangunan singgah penumpang: tempat berangkat
dan turun penumpang dalam perjalanan dari satu
tempat ke tempat lain → bandara, stasiun KA,
terminal bus, pelabuhan laut
 Bangunan yang berbeda fungsi memiliki
kebutuhan dan susunan ruang yg berbeda pula.
 Sekolah: ruang kelas, r. guru, laboratorium, r.
administrasi, WC/KM & ruang aktivitas jasmani
 Rumah: r. tidur, r. keluarga. r. tamu, dapur, r. makan,
garasi, kmr mandi, WC, gudang
 Bangunan ibadah: ruang ibadah, r. duduk, KM/WC
 Pertokoan: ruang pameran/etalase, r. penjualan,
gudang, dll.
 Agar penggunaan ruang efektif, perletakan dan
penataan ruang harus direncanakan sesuai dg
fungsinya, berdasarkan pengelompokan
kegiatan menurut zoningnya masing-masing.
ORIENTASI
 Perlu diperhatikan pula hubungan antara
bangunan dg lingkungan (orientasi).
 Bangunan harus punya orientasi yg baik
terhadap kaplingnya sendiri, tapak di
sekitarnya, terhadap matahari, angin, hujan &
suara.
 Suatu bangunan yg baik orientasinya
direncanakan dg memanfaatkan potensi
lingkungan tempat ia berada.
Faktor-faktor Pertimbangan dalam
Menentukan Orientasi Bangunan
 Arah edar matahari
 Arah tiupan angin
 Bentuk dan ukuran tapak
 Kelandaian tapak (topografi)
 Kondisi lingkungan sekitar (view, kebisingan)
 Jarak antar bangunan
 Jaringan pembuangan dan utilitas
 Undang-undang dan peraturan setempat
(building guidelines)
Orientasi terhadap Matahari
 Untuk menghindari silau dan panas
matahari langsung, pembukaan yg
terbanyak sebaiknya menghadap utara
atau selatan, kecuali utk ruangan yg
memerlukan panas matahari langsung
 Bila tidak memungkinkan, dibutuhkan sirip
penangkal matahari berupa overstek atau
tirai.
Orientasi terhadap Angin
 Bangunan sederhana di daerah tropis
dianjurkan menggunakan ventilasi alam
atau ventilasi silang dalam ruangan.
 Perlu diperhatikan perletakan bukaan
 Daerah panas atau tepi pantai juga perlu
memperhatikan ventilasi antara langit2 dan
atap yg berguna untuk mempersejuk
ruangan.
Orientasi terhadap Hujan
 Untuk bangunan di daerah tropis yang
curah hujan cukup tinggi dan jangka waktu
hujan cukup lama, bentuk bukaan harus
dapat mencegah masuknya air hujan ke
dalam bangunan.
 Bukaan harus memiliki overstek yg cukup
lebar.
Orientasi terhadap
Suara/Kebisingan (Noise)
 Orientasi thd suara mempengaruhi
perletakan ruang yg memerlukan
ketenangan (dijauhkan dari sumber suara)
 Ruang yg tidak terlalu memerlukan
ketenangan dapat diletakkan lebih dekat dg
sumber suara
 Orientasi thd suara mempengaruhi zoning
dalam bangunan
Orientasi terhadap Tapak sendiri
 Tapak yg sempit membuat fleksibilitas perletakan dan
penataan bangunan jg lebih kecil, begitu pula
sebaliknya.
 Zoning tapak biasanya terbagi dlm 4 zoning:
 Privat: ruang dg privasi tinggi & ketenangan → rg tidur, rg kelas
 Semi privat: masih perlu privasi tapi bisa berhubungan dg publik→
rg keluarga, studio, perpustakaan
 Publik: bersifat umum, biasanya terletak di bagian muka (dekat dg
jalan) → ruang tamu, rg administrasi & informasi
 Pelayanan: mudah dicapai dari entrance, unruk melayani bagian
lain dr bangunan → dapur, garasi
Langkah-langkah Perencanaan
Bangunan Sederhana
1. Menentukan
bagian-bagian yang
boleh dibangun
berdasarkan
peraturan yang
berlaku
angin
2. Menentukan arah
orientasi:
1. Matahari
2. Angin
3. Pemandangan
4. Kebisingan
peman-
dangan
daerah
3. Menentukan pribadi
zoning
berdasarkan
orientasi pela-
publik yanan
4. Menentukan
perletakan
entrance dan
ruang-ruang
berdasarkan
fungsi dan
orientasi
5. Membuat
gambar
berdasarkan
skala lengkap
dengan garis
atap dan
ukuran-ukuran.
6. Membuat sketsa
tampak &
potongan sesuai
perencanaan
struktur yg
dikehendaki.
Sesuaikan denah
dg tampak &
potongan
7. Lengkapi gambar dg ruang2 utk aktivitas luar (outdoor)
dan pertamanan. Juga dg tampak, potongan dan detil
konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai