Isolasi Sosial 2-1
Isolasi Sosial 2-1
• ROGERS :
komunikasi terbuka
bersikap empati
individu hrs memilih prioritas
menangguhkan kepentingan pribadi→memenuhi
kebutuhan org lain
keintiman memberikan rasa aman
mempertahankan berbagai tingkat hubungan
TAHAP PERKEMBANGAN DALAM
BERHUBUNGAN SOSIAL
hubungan sosial berkembang sesuai proses tumbang → bayi s/d usia lanjut
mengembangkan hubungan sosial yg positif pd setiap tugas perkembangan
sepanjang daur kehidupan diharapkan dilalui dg sukses → kepuasan
1. BAYI
tergantung kpd org lain utk semua kebutuhan→ biologis / psikologis
komunikasi bayi utk semua kebutuhan → menangis
sentuhan, kontak mata, komunikasi hangat dari ibu → rasa aman & percaya
“Erikson” : respon lingkungan (ibu/pengasuh) thd kebutuhan bayi hrs sesuai
shg akan berkembang rasa PD akan perilakunya & rasa percaya thd org lain
“Haber” : kegagalan pemenuhan pd masa bayi → rasa tdk PD diri sendiri &
org lain
2. PRA SEKOLAH
anak mulai menjauh dari ibu/pengasuh → memperluas hubungan sosial
diluar lingkungan keluarganya
anak menggunakan kemampuan berhubungan yg tlh dimiliki utk
berhubungan dg lingkungan
perlu dukungan & bantuan dari keluarga → pengakuan (+) thd perilaku
anak yg adaptif : dasar otonomi anak utk mengembangkan kemampuan
hubungan interdependen
“Haber” : kegagalan anak dlm hubungan sosial & respon keluarga yg (-) →
anak tdk mampu mengontrol diri, ragu, tdk mandiri, MD, kurang PD,
pesimis, takut perilakunya salah
3. ANAK SEKOLAH
anak mulai mengembangkan dirinya sbg individu yg mandiri &
mengenal lingkungan lbh luas → membina hubungan dg teman2
sekolahnya
anak mulai mengenal bekerja sama, kompetisi, kompromi
konflik sering terjadi dg org tua : pembatasan & dukungan yg tdk
konsisten
guru, teman : sumber pendukung / support yg penting
“Haber” : kegagalan dlm membina hubungan dg teman di sekolah,
kurang dukungan dari guru & ortu, pembatasan yg tdk konsisten →
frustasi thd kemampuannya, putus asa, merasa tdk mampu, MD
4. REMAJA
mengembangkan hubungan intim dg teman sebaya &
sejenis : sahabat karib
hubungan dg teman : sangat tergantung
hubungan dg org tua : independen
kelompok sangat berarti
kegagalan membina hubungan dg teman : keraguan akan
identitas, ketdkmampuan mengidentifikasi karir & rasa PD
kurang
5. DEWASA MUDA
individu mandiri & mempertahankan hubungan interdependen dg ortu
& teman sebaya
belajar mengambil keputusan, menerima saran & pendapat org lain :
• memilih pekerjaan
• memilih karir
• melangsungkan perkawinan
mampu mengekspresikan perasaan & menerima perasaan org lain
siap bekerja / menikah
karakteristik saling memberi & menerima
kegagalan dlm melanjutkan sekolah, pekerjaan, pernikahan :
menghindari hubungan intim, menjauhi org lain & putus asa akan karir
6. DEWASA TENGAH
tempat tinggal berpisah dg org tua
menikah & berperan menjadi org tua
mempunyai hubungan antar org dewasa → interdependen →
bahagia
waktu utk mengembangkan aktifitas baru
kegagalan pisah dg ortu dan membina hubungan baru →
perhatian tertuju pd diri sendiri, perhatian pd org lain
berkurang, produktifitas & kreatifitas menurun
7. DEWASA LANJUT
individu mengalami kehilangan (fungsi fisik, pekerjaan,
teman, pasangan, anggota keluarga)
memerlukan dukungan org lain
ketergantungan meningkat
kegagalan menerima kehilangan : individu merasa tdk
berguna, tdk dihargai → rendah diri & MD
RENTANG RESPONS SOSIAL
R. ADAPTIP R. MALADAPTIP
1. PENGKAJIAN
a. FAKTOR PREDISPOSISI
• faktor tumbuh kembang : setiap tahapan tumbang ada tugas
perkembangan yg hrs dipenuhi → tdk tjd gangguan
• faktor komunikasi dlm keluarga : ekspresi emosi yg tinggi dlm keluarga,
komunikasi yg tdk jelas (double bind)
• faktor sosial budaya : mengasingkan dari lingkungan sosial→ norma2
yg salah yg dianut oleh keluarga, dimana anggota keluarga yg tdk
produktif spt, usila, penyakit kronis, penyandang cacat diasingkan dari
lingkungan sosialnya
• faktor biologis : struktur yg abnormal pd otak spt : atropi otak,
perubahan ukuran & bentuk sel2 dlm limbik & daerah kortikal
1) Biologis
• riwayat keluarga dg gangguan jiwa → kromosom ortu (1 % pd ortu yg tdk
menderita, 15 % pd salah satu ortu yg menderita, 35% kedua ortu
menderita)
• Kembar identik 50%, kembar fraterna 15%
• Riwayat janin saat pranatal dan perinatal trauma, penurunan komsumsi
oksigen saat dilahirkan, prematur, pre eklamsi, malnutrisi, stress, ibu
perokok, alkohol, pemakaian obat2an, infeksi, hipertensi
• Riwayat gangguan nutrisi : penurunan BB, anoreksia, bulimia nervosa
• Keadaan kesehatan secara umum : obesitas, kecacatan fisik, kanker → malu
• Sensitivitas biologi : riwayat pengunaan obat, terkena infeksi, trauma
kepala, radiasi, ketdkseimbangan dopamin dan serotonin neurotransmiter
• Paparan thd racun
2). Psikologis
• Riwayat kerusakan struktur lobus frontal
• Ketrampilan komunikasi verbal kurang
• Moral : keluarga broken heart, konflik keluarga/masyarakat
• Kepribadian : org yg mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan yg
tinggi, menutup diri
• Pengalaman masa lalu yg tdk menyenangkan : ortu otoriter, suka
membandingkan, penilaian negatif dari lingkungan, diasuh ortu pencemas /
dingin/tdk berperasaan/terlalu melindungi, penolakan/KDRT, kematian org
terdekat, perceraian, takut penolakan sekunder (penyakit terminal, sangat
miskin, pengangguran)
• Konsep diri : ideal diri tg realistis, HDR, identitas diri tdk jelas, gambaran
diri negatif, krisis peran
• Self kontrol : tdk mampu melawanthd dorongan utk menyendiri
3). Sosial Budaya
• Usia : ada riwayat tugas perkembangan yg tdk sesuai
• Gender
• Pendidikan : pendidikan rendah, putus sekolah, gagal sekolah
• Pendapatan rendah
• Pekerjaan : sterssfull dan penghasilan rendah
• Status sosial
• Latar belakang budaya
• Agama dan keyakinan
• Pengalaman sosial : perubahan dlm kehidupan → bencana, PHK
• Peran sosial
b. FAKTOR PRESIPITASI
1). Nature
• Biologi : dlm 6 bln terakhir → mengalami penyakit infeksi otak,
gangguan nutrisi, sensivitas biologis, paparan thd racun
• Psikologis : dlm 6 bln terakhir → trauma /kerusakan struktur di
lobus frontal, tdk mampu berkomunikasi, lingkungan yg
mempengaruhi moral, konsep diri menurun, kegagalan persepsi
individu thd sesuatu yg diyakini dlm hubungan sosial, kurangnya
dukungan sosial dan dukungan masyarakat utk melakukan
hubungan sosial
• Sosial budaya : dlm 6 bln terakhir → ketdksesuaian/
keterlambatan dlm penyelesaian tugas perkembangan, gender,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status sosial, agama dan
keyakinan, kejadian sosial, peran sosial
2). Time
• Terjadinya stressor pd wkt yg tdk tepat
• Stressor terjadi secara tiba2 atau bisa secara bertahap
• Stressor terjadi berulang kali dan antara satu stressor dg
stressor yg lain saling berdekatan
• Sumber stress lebih dari satu
• Stress dirasakan sbg masalah yg berat
• stress yg terjadi akibat ansietas yg berkepanjangan &
terjadi bersamaan dg keterbatasan kemampuan individu utk
mengatasinya
c. KARAKTERISTIK PERILAKU
• kurang spontan,
• apatis, ekspresi wajah kurang berseri,
• tdk merawat diri,
• tdk ada komunikasi verbal,
• aktifitas menurun, kurang energi,
• posisi tidur spt janin,
• kontak mata kurang, keinginan utk kontak dg org lain tetapi tdk mampu
• tdk/kurang sadar thd lingkungan sekitarnya,
• mengekspresikan perasaan kesepian, penolakan,
• ketdknyamanan dlm situasi sosial, merasa wkt berjalan lambat,
• ketdkmampuan berkonsentrasi dan mengambil keputusan,
• perasaan tdk berguna, tampak depresif, cemas atau marah, sedih, afek
dangkal, larut dlm pikiran dan ingatan sendiri
d. POHON MASALAH
Isolasi
kurangsosial
motivasi
Ketidakberdayaan/berduka disfungsional
SP V
1.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2.Menjelaskan cara patuh minum obat
3.Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan
harian
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
• SP I
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala serta proses terjadinya
isolasi sosial
3. Menjelaskan cara merawat klien dengan isolasi sosial
• SP II
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat klien
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien
• SP III
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up klien setelah pulang