Anda di halaman 1dari 28

Asuhan keperawatan

klien isolasi SOSIAL


BY : TRIMEILIA S
PENDAHULUAN

manusia → mahluk sosial yg membutuhkan org lain & lingkungan sosial


dlm memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari

perlu membina hubungan interpersonal utk mencapai kepuasan hidup

kepuasan dlm berhubungan sosial dpt dicapai jika :


• individu terlibat aktif dlm proses berhubungan tsb
• berperan serta yg tinggi dlm berhubungan disertai respons lingkungan
yg positif → meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan timbal
balik yg sinkron → fluktuasi: mandiri & tergantung
 karakteristik hubungan sehat
• SULLIVAN : bersifat intim → peka akan kebutuhan org lain &
saling menghargai

• ROGERS :
 komunikasi terbuka
 bersikap empati
 individu hrs memilih prioritas
 menangguhkan kepentingan pribadi→memenuhi
kebutuhan org lain
 keintiman memberikan rasa aman
 mempertahankan berbagai tingkat hubungan
TAHAP PERKEMBANGAN DALAM
BERHUBUNGAN SOSIAL

 hubungan sosial berkembang sesuai proses tumbang → bayi s/d usia lanjut
 mengembangkan hubungan sosial yg positif pd setiap tugas perkembangan
sepanjang daur kehidupan diharapkan dilalui dg sukses → kepuasan

1. BAYI
 tergantung kpd org lain utk semua kebutuhan→ biologis / psikologis
 komunikasi bayi utk semua kebutuhan → menangis
 sentuhan, kontak mata, komunikasi hangat dari ibu → rasa aman & percaya
 “Erikson” : respon lingkungan (ibu/pengasuh) thd kebutuhan bayi hrs sesuai
shg akan berkembang rasa PD akan perilakunya & rasa percaya thd org lain
 “Haber” : kegagalan pemenuhan pd masa bayi → rasa tdk PD diri sendiri &
org lain
2. PRA SEKOLAH
 anak mulai menjauh dari ibu/pengasuh → memperluas hubungan sosial
diluar lingkungan keluarganya
 anak menggunakan kemampuan berhubungan yg tlh dimiliki utk
berhubungan dg lingkungan
 perlu dukungan & bantuan dari keluarga → pengakuan (+) thd perilaku
anak yg adaptif : dasar otonomi anak utk mengembangkan kemampuan
hubungan interdependen
 “Haber” : kegagalan anak dlm hubungan sosial & respon keluarga yg (-) →
anak tdk mampu mengontrol diri, ragu, tdk mandiri, MD, kurang PD,
pesimis, takut perilakunya salah
3. ANAK SEKOLAH
 anak mulai mengembangkan dirinya sbg individu yg mandiri &
mengenal lingkungan lbh luas → membina hubungan dg teman2
sekolahnya
 anak mulai mengenal bekerja sama, kompetisi, kompromi
 konflik sering terjadi dg org tua : pembatasan & dukungan yg tdk
konsisten
 guru, teman : sumber pendukung / support yg penting
 “Haber” : kegagalan dlm membina hubungan dg teman di sekolah,
kurang dukungan dari guru & ortu, pembatasan yg tdk konsisten →
frustasi thd kemampuannya, putus asa, merasa tdk mampu, MD
4. REMAJA
 mengembangkan hubungan intim dg teman sebaya &
sejenis : sahabat karib
 hubungan dg teman : sangat tergantung
 hubungan dg org tua : independen
 kelompok sangat berarti
 kegagalan membina hubungan dg teman : keraguan akan
identitas, ketdkmampuan mengidentifikasi karir & rasa PD
kurang
5. DEWASA MUDA
 individu mandiri & mempertahankan hubungan interdependen dg ortu
& teman sebaya
 belajar mengambil keputusan, menerima saran & pendapat org lain :
• memilih pekerjaan
• memilih karir
• melangsungkan perkawinan
 mampu mengekspresikan perasaan & menerima perasaan org lain
 siap bekerja / menikah
 karakteristik saling memberi & menerima
 kegagalan dlm melanjutkan sekolah, pekerjaan, pernikahan :
menghindari hubungan intim, menjauhi org lain & putus asa akan karir
6. DEWASA TENGAH
 tempat tinggal berpisah dg org tua
 menikah & berperan menjadi org tua
 mempunyai hubungan antar org dewasa → interdependen →
bahagia
 waktu utk mengembangkan aktifitas baru
 kegagalan pisah dg ortu dan membina hubungan baru →
perhatian tertuju pd diri sendiri, perhatian pd org lain
berkurang, produktifitas & kreatifitas menurun
7. DEWASA LANJUT
 individu mengalami kehilangan (fungsi fisik, pekerjaan,
teman, pasangan, anggota keluarga)
 memerlukan dukungan org lain
 ketergantungan meningkat
 kegagalan menerima kehilangan : individu merasa tdk
berguna, tdk dihargai → rendah diri & MD
RENTANG RESPONS SOSIAL

R. ADAPTIP R. MALADAPTIP

SOLITUDE KESEPIAN MANIPULASI


OTONOMI MENARIK DIRI IMPULSIF
MUTUALISME TERGANTUNG NARCISISME
INTERDEPENDEN
 solitude (menyendiri) :respons individu utk merenungkan apa yg tlh
dilakukan di lingkungan sosialnya & cara mengevaluasi diri utk
menentukan langkah selanjutnya
 otonomi :kemampuan individu utk menentukan & menyampaikan ide2,
pikiran & perasaan dlm hubungan sosial
 bekerja sama (mutualisme) : suatu kondisi dlm hubungan interpersonal →
individu mampu utk saling memberi & menerima
 interdependen (saling tergantung) :kondisi saling tergantung antara
individu dg orang lain
 menarik diri : keadaan dimana individu menemukan kesulitan dlm
berhubungan dg org lain
 kesepian : individu sulit merasa intim, rasa takut, cemas
 tergantung : terjadi bila individu gagal mengembangkan rasa PD/
kemampuannya utk berfungsi secara sukses
 manipulasi : individu menganggap org lain sbg objek & berorientasi pd diri
sendiri/tujuan, tdk dpt membina hubungan sosial secarr mendalam
 impulsif : individu tdk mampu merencanakan sesuatu, tdk mampu belajar
dari pengalaman, penilaian yg buruk & tdk dpt diandalkan
 narcisisme :harga diri yg rapuh, berusaha mendpt penghargaan & pujian,
sikap egosentris, amarah jika org lain tdk mendukung
PROSES KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. FAKTOR PREDISPOSISI
• faktor tumbuh kembang : setiap tahapan tumbang ada tugas
perkembangan yg hrs dipenuhi → tdk tjd gangguan
• faktor komunikasi dlm keluarga : ekspresi emosi yg tinggi dlm keluarga,
komunikasi yg tdk jelas (double bind)
• faktor sosial budaya : mengasingkan dari lingkungan sosial→ norma2
yg salah yg dianut oleh keluarga, dimana anggota keluarga yg tdk
produktif spt, usila, penyakit kronis, penyandang cacat diasingkan dari
lingkungan sosialnya
• faktor biologis : struktur yg abnormal pd otak spt : atropi otak,
perubahan ukuran & bentuk sel2 dlm limbik & daerah kortikal
1) Biologis
• riwayat keluarga dg gangguan jiwa → kromosom ortu (1 % pd ortu yg tdk
menderita, 15 % pd salah satu ortu yg menderita, 35% kedua ortu
menderita)
• Kembar identik 50%, kembar fraterna 15%
• Riwayat janin saat pranatal dan perinatal trauma, penurunan komsumsi
oksigen saat dilahirkan, prematur, pre eklamsi, malnutrisi, stress, ibu
perokok, alkohol, pemakaian obat2an, infeksi, hipertensi
• Riwayat gangguan nutrisi : penurunan BB, anoreksia, bulimia nervosa
• Keadaan kesehatan secara umum : obesitas, kecacatan fisik, kanker → malu
• Sensitivitas biologi : riwayat pengunaan obat, terkena infeksi, trauma
kepala, radiasi, ketdkseimbangan dopamin dan serotonin neurotransmiter
• Paparan thd racun
2). Psikologis
• Riwayat kerusakan struktur lobus frontal
• Ketrampilan komunikasi verbal kurang
• Moral : keluarga broken heart, konflik keluarga/masyarakat
• Kepribadian : org yg mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan yg
tinggi, menutup diri
• Pengalaman masa lalu yg tdk menyenangkan : ortu otoriter, suka
membandingkan, penilaian negatif dari lingkungan, diasuh ortu pencemas /
dingin/tdk berperasaan/terlalu melindungi, penolakan/KDRT, kematian org
terdekat, perceraian, takut penolakan sekunder (penyakit terminal, sangat
miskin, pengangguran)
• Konsep diri : ideal diri tg realistis, HDR, identitas diri tdk jelas, gambaran
diri negatif, krisis peran
• Self kontrol : tdk mampu melawanthd dorongan utk menyendiri
3). Sosial Budaya
• Usia : ada riwayat tugas perkembangan yg tdk sesuai
• Gender
• Pendidikan : pendidikan rendah, putus sekolah, gagal sekolah
• Pendapatan rendah
• Pekerjaan : sterssfull dan penghasilan rendah
• Status sosial
• Latar belakang budaya
• Agama dan keyakinan
• Pengalaman sosial : perubahan dlm kehidupan → bencana, PHK
• Peran sosial
b. FAKTOR PRESIPITASI
1). Nature
• Biologi : dlm 6 bln terakhir → mengalami penyakit infeksi otak,
gangguan nutrisi, sensivitas biologis, paparan thd racun
• Psikologis : dlm 6 bln terakhir → trauma /kerusakan struktur di
lobus frontal, tdk mampu berkomunikasi, lingkungan yg
mempengaruhi moral, konsep diri menurun, kegagalan persepsi
individu thd sesuatu yg diyakini dlm hubungan sosial, kurangnya
dukungan sosial dan dukungan masyarakat utk melakukan
hubungan sosial
• Sosial budaya : dlm 6 bln terakhir → ketdksesuaian/
keterlambatan dlm penyelesaian tugas perkembangan, gender,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status sosial, agama dan
keyakinan, kejadian sosial, peran sosial
2). Time
• Terjadinya stressor pd wkt yg tdk tepat
• Stressor terjadi secara tiba2 atau bisa secara bertahap
• Stressor terjadi berulang kali dan antara satu stressor dg
stressor yg lain saling berdekatan
• Sumber stress lebih dari satu
• Stress dirasakan sbg masalah yg berat
• stress yg terjadi akibat ansietas yg berkepanjangan &
terjadi bersamaan dg keterbatasan kemampuan individu utk
mengatasinya
c. KARAKTERISTIK PERILAKU
• kurang spontan,
• apatis, ekspresi wajah kurang berseri,
• tdk merawat diri,
• tdk ada komunikasi verbal,
• aktifitas menurun, kurang energi,
• posisi tidur spt janin,
• kontak mata kurang, keinginan utk kontak dg org lain tetapi tdk mampu
• tdk/kurang sadar thd lingkungan sekitarnya,
• mengekspresikan perasaan kesepian, penolakan,
• ketdknyamanan dlm situasi sosial, merasa wkt berjalan lambat,
• ketdkmampuan berkonsentrasi dan mengambil keputusan,
• perasaan tdk berguna, tampak depresif, cemas atau marah, sedih, afek
dangkal, larut dlm pikiran dan ingatan sendiri
d. POHON MASALAH

Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi………


Defisit perawatan diri

Isolasi
kurangsosial
motivasi

Harga diri rendah

Ketidakberdayaan/berduka disfungsional

Koping individu tdk efektif


2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah
3. Ketidakberdayaan/berduka disfungsional
4. Koping individu tdk efektif
5. Defisit perawatan diri
6. Resiko perubahan persepsi sensori :
halusinasi………
3. PERENCANAAN
• tujuan :
menumbuhkan perasaan yg menyenangkan dlm hubungan
interpersonal yg optimal & menetapkan serta mempertahankan perubahan
yg tlh dicapai dlm hubungan interpersonal tsb.
• Prinsipnya :
 membina hubungan secara bertahap : kontak singkat, sering, jujur
 bicara terbuka, tdk berahasia, tdk bisik2, tdk berhenti bicara saat
klien datang, tdk memakai bahasa sindiran & hindari perdebatan
 bila ada perubahan jadwal → informasikan & minta maaf
 jika ingin bertemu keluarga beritahu klien & informasikan yg akan
disampaikan
 kaji kemampuan & minat klien
 dorong & bimbing klien membina hubungan & beri umpan balik
positif
 ajak & hargai peran serta klien dlm menyiapkan obat
 malnutrisi / dehidrasi : kolaborasi dg dokter → sonde / infus
 bantu klien melewati perasaan kehilangan
 bantu klien mengatasi rasa takut (ketdkmampuan mempertahankan
hubungan yg sehat)
 tindakan keperawatan keluarga
 bantu keluarga memenuhi kebutuhan klien
 bantu keluarga mempertahankan hubungan
 bantu klien-keluarga membina hubungan saling percaya
 bantu klien membina hubungan saling percaya dg org lain yg dimusuhi
/ yg tdk dipercaya
 peran serta keluarga : keterbukaan antara perawat & keluarga
 INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Tujuan umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain secara optimal
b. Tujuan khusus (TUK):
 Tuk 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Tuk 2 : Klien mampu menyebutkan penyebab isolasi sosial atau tidak mau
berhubungan dengan orang lain
 Tuk 3 : Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain (isolasi sosial)
 Tuk 4 : Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap (perawat lain, klien
lain, kelompok)
 Tuk 5 : Klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan dgorang lain
 Tuk 6 : Klien mendapat dukungan keluarga atau memanfaatkan sistem pendukung
yang ada lingkungan dalam memperluas hubungan sosial
 Tuk 7 : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
4. IMPLEMENTASI
strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)
 SP I
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial klien
2. Mengidentifikasi tanda isolasi sosial
3. Berdiskusi dg klien tentang keuntungan berinteraksi dg orang lain
4. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain
5. Mengajarkan klien cara berkenalan dengan satu orang
6. Menganjurkan klien memasukan kegiatan latihan berbincang-bincang
dg orang lain dalam kegiatan harian
 SP II
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Memberikan kesempatan kepada klien untuk berinteraksi secara
bertahap (klien dengan 2 orang yaitu perawat lain dan klien lain saat
melakukan kegiatan)
3. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
 SP III
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Memberikan kesempatan kepada klien untuk berinteraksi secara
bertahap (klien dengan 4-5 orang klien lain saat melakukan kegiatan)
3. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian
 SP IV
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Memberikan kesempatan kepada klien untuk berkenalan
3. dengan 5 orang atau lebih (kelompok)
4. Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

 SP V
1.Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2.Menjelaskan cara patuh minum obat
3.Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan
harian 
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
• SP I
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala serta proses terjadinya
isolasi sosial
3. Menjelaskan cara merawat klien dengan isolasi sosial
• SP II
1. Melatih keluarga mempraktekan cara merawat klien
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada klien
• SP III
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up klien setelah pulang
  

Anda mungkin juga menyukai