Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN

KEPERAWAT
AN WAHAM

KELOMPOK 2
JULFIANI SAMPURNA
MAISSY S. MAHMUD
MIRAWATI GOBEL
IRLANDIN H. BENTIAN
DEFINISI

 Waham adalah keyakinan seseorang yang


berdasarkan penilaian realitas yang salah.
Keyakinan klien tidak konsisten dengan
tingkat intelektual dan latar belakang
budaya klien (Aziz R, 2003).
 Ramdi (2000) menyatakan bahwa itu
merupakan suatu keyakinan tentang isi
pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataan atau tidak cocok dengan
intelegensia dan latar belakang
kebudayaannya, keyakinan tersebut
dipertahankan secara kokoh dan tidak
dapat diubah-ubah.
PROSES TERJADINYA WAHAM

 Fase Lack of Human need


 Fase lack of self esteem
 Fase control internal external
 Fase environment support
 Fase comforting
 Fase improving
FAKTOR PREDISPOSISI WAHAM

 Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas


perkembangan sistem saraf yang berhubungan
dengan respon biologis yang maladaptif.
 Neurobiologis :  adanya gangguan pada korteks
pre frontal dan korteks limbic
 Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine,
serotonin dan glutamat.
 Virus : paparan virus influensa pada trimester III
 Psikologis :  ibu pencemas, terlalu melindungi,
ayah tidak peduli.
FAKTOR PREPITASI WAHAM
 Prosespengolahan informasi yang berlebihan
 Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
 Adanya gejala pemicu
 Rentang respon neurobiologi :
MANIFETASI
KLINIS

 Gangguan fungsi kognitif (perubahan


daya ingat)
  Fungsi persepsi.
  Fungsi emosi.
  Fungsi motorik.
  Fungsi sosial : kesepian.
KLASIFIKASI WAHAM

 Waham kebesaran
 Waham curiga
 Waham agama
 Waham somatic
 Waham nihilistik
 Waham sisip pikir
 Waham siar pikir
 Waham kontrol pikir
KATEGORI WAHAM :
 Waham sistematis: konsisten,  berdasarkan pemikiran
mungkin  terjadi walaupun hanya secara  teoritis.
 Waham nonsistematis: tidak  konsisten, yang secara
logis dan  teoritis tidak mungkin

PENATALAKSANAAN WAHAM :
 Psikofarmakologi
 Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial
 penarikan diri high potensial
 ECT tipe katatonik
 Psikoterapi
 Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi
supportif
PATHWAY
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1.  Data yang Perlu Dikaji
a.  Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
1).  Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal
pada seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak
barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri.
2).  Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan
melempar barang-barang.
b.  Kerusakan komunikasi : verbal
1).  Data subjektif
  Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
2).  Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata kurang
c.   Perubahan isi pikir : waham (..)
1).  Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham :
a)    Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang
diungkapkan dan menetap?
b)    Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah
pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
c)    Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya
aneh dan tidak nyata?
d)    Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
e)    Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang
lain?
f)     Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh
orang lain atau kekuatan dari luar?
g)    Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
2). Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga,
bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan),
takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat
menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien
tegang, mudah tersinggung
d.  Gangguan harga diri rendah
1).  Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa,
tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri,
mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
2).  Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh
memilih alternatif tindakan, ingin mencedaerai diri/
ingin mengakhiri hidup
MASALAH KEPERAWATAN WAHAM YANG
MUNCUL

a.    Resiko tinggi mencederai diri, orang


lain dan lingkungan

b.    Kerusakan komunikasi : verbal


c.    Perubahan isi pikir : waham
RENCANA KEPERAWATAN

 Diagnosa Keperawatan : kerusakan komunikasi verbal


berhubungan dengan waham
 1.  Tujuan umum : Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi
verbal
 2.  Tujuan khusus :
 a)     Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat
Tindakan :
 Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik,
perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik,
waktu, tempat).
  Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian
dan perawatan diri.
 Jangan membantah dan mendukung
waham klien: katakan perawat menerima
keyakinan klien “saya menerima keyakinan
anda” disertai ekspresi menerima, katakan
perawat tidak mendukung disertai ekspresi
ragu dan empati, tidak membicarakan isi
waham klien.
 Yakinkan klien berada dalam keadaan
aman dan terlindungi: katakan perawat
akan menemani klien dan klien berada di
tempat yang aman, gunakan keterbukaan
dan kejujuran jangan tinggalkan klien
sendirian.
 b)     Klien dapat mengidentifikasi kemampuan
yang dimiliki
 Tindakan :
 Beri pujian pada penampilan dan kemampuan
klien yang realistis.
  Diskusikan bersama klien kemampuan yang
dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis.
 Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian
anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan
dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).
  Jika klien selalu bicara tentang wahamnya,
dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada.
Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat
penting.
 c)     Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang
tidak terpenuhi
 Tindakan :
 Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
  Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik
selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit,
cemas, marah)
  Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan
timbulnya waham.
  Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan
klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal
jika mungkin).
   Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.
 d)     Klien dapat berhubungan dengan
realitas
 Tindakan :
 Berbicara dengan klien dalam konteks
realitas (diri, orang lain, tempat dan
waktu).
   Sertakan klien dalam terapi aktivitas
kelompok : orientasi realitas.
   Berikan pujian pada tiap kegiatan positif
yang dilakukan klien
 e)     Klien dapat menggunakan obat dengan benar
 Tindakan :
 Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis,
frekuensi, efek dan efek samping minum obat
  Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5
benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).
 Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping
obat yang dirasakan
 Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
 f)       Klien dapat dukungan dari keluarga
 Tindakan :
 Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan
keluarga tentang: gejala waham, cara merawat klien,
lingkungan keluarga dan follow up obat.
  Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai