Anda di halaman 1dari 31

KELOMPOK 6

Febriana Anggraini (14334112)


Oktarina (16334007)
Rizka Azizah (16334033)
Asih Purwati (16334044)
Fara Nabila (16334053)
Agnivia Pramesti (16334061)
Nur faridah (17334040)
Vaksin adalah patogen yang dilemahkan dimana
Bagian virulensinya dibuang, lalu sisanya adalah
antigen yang bersifat tidak merusak.
Respon imun sekunder lebih hebat dari pada
respon imun primer karena itu dibuatlah vaksin
sebab antigen tersebut masuk ke dalam tubuh agar
terbentuk respon imun primer sehingga ketika
bakteri yang sesungguhnya datang reaksi imun
sekunder berperan lebih lanjut.
Jenis jenis vaksin
untuk anak ( imunisasi
dasar)
Contoh vaksin polio oral :
1. Polio
Berisi virus polio hidup tipe 1, 2,
dan 3 yang dilemahkan.

• Inactivated Polio Vaccine (IPV)


Berisi virus polio tipe 1, 2, dan 3
yang diinaktivasi dengan
Contoh vaksin polio inaktif :
formaldehid.
Vaksin polio diberikan sebanyak 6 kali
Polio – 0 diberikan saat kunjungan pertama
setelah lahir. Selanjutnya vaksin ini diberikan 3
kali, saat bayi berumur 2,4, dan 6 bulan.
Pemberian vaksin ini diulang pada usia 18 bulan
dan 5 tahun.
Cara pemberian vaksin polio
Umur : 0 -11 bulan
Dosis : 2 tetes
Cara pemberian : meneteskan kedalam mulut
Selang waktu : berikan 4 kali dengan jarak
minimal 4 minggu
Imunisasi Dasar
Contoh vaksin hepatitis B

2. HEPATITIS B (peradangan hati)


Hepatitis B umumnya
asimptomatik, seringkali menjadi
kronis.
Infeksi hepatitis B dapat
menimbulkan kanker serta sirosis
hati.
Vaksin Hepatitis B diberikan 3 kali. yang pertama dalam waktu
12 jam setelah lahir. Imunisasi ini dilanjutkan saat bayi berumur
1 bulan, kemudian di berikan lagi saat 3 – bulan
Cara pemberian vaksin Hepatitis B
Umur : mulai umur 0 bulan
Dosis : 0,05 cc / pemberian
Cara pemberian : Suntikan IM pada bagian luar
Jumlah suntikan : 3 kali
Selang pemberian : 3 dosis dengan jarak suntikan 1 bulan dan
5 bulan
Imunisasi Dasar
3. BCG (Bacille Calmette-Guerin )
Contoh vaksin BCG : BCG  vaksin galur Mycobacterium
bovis yang dilemahkan, basil tidak
virulen tetapi masih mempunyai
imunogenitas.
BCG ulangan tidak dianjurkan oleh
karena manfaatnya diragukan
efektivitas perlindungan hanya 40%.
.
Vaksi BCG diberikan pada umur 0 -3 bulan

Apabila umur diatas 3 bulan dilakukan uji tuberkulin


terlebih dulu ,

BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif


Imunisasi Dasar
Contoh vaksin DTP :
4. DTP
DTP mengandung toksoid difteri,
toksoid tetanus dan vaksin pertusis.
Penyakit difteri dan tetanus
disebabkan oleh toksin dari bakteri.
Pencegahannya (imunisasi) hanya
diberikan toksoid yaitu toksin
bakteri yang dimodifikasi sehingga
tidak bersifat toksik namun dapat
menstimulasi pembentukan anti-
toksin.
DPT ( DTP ) diberikan untuk mencegah 3 macam penyakit
sekaligus, yaitu Difteri, Tetanus,
Pertusis. Vaksin ini diberikan pertama kali saat bayi berumur
lebih dari 6 minggu. Lalu saat bayi berumur 4 dan 6 bulan.
Ulangan DTP diberikan umur 18 bulan dan 5 tahun
Berberian vaksin DPT
Umur : 2 sampai 11 bulan
Dosis : 0,05 cc
Jumlah suntikan : 3 kali
Selang pemberian : minimal 4 minggu.
Imunisasi Dasar
Contoh vaksin campak
5. Campak
Kombinasi I MMR(1975) : campak-gondongan-
rubella (measles- mumps-rubella).
Kombinasi II MMRV(2005) : campak-
gondongan-rubella-varicella.
Pemberian pertama umur 12-15 bulan 95-98%
imunitas terhadap campak.
Pemberian kedua 99% imunitas terhadap
campak, diberikan kapan saja dengan jarak
lebih dari 4 minggu dari pemberian pertama.
Pada anak-anak biasanya diberikan saat anak
berumur 4-6 tahun. Disuntikkan secara
subkutan maupun intramuskular.
Vaksin campak pertama kali diberikan saat anak umur 9 bulan.
Campak – 2 diberikan pada program BIAS ( BULAN IMUNISASI ANAK
SEKOLAH ) SD kelas 1, Umur 6 tahun.
Cara pemberian vaksin
Umur : 9 bulan
Dosis : 0,5 cc
Jumlah suntikan : 1 kali dapat diberikan bersamaan dengan
pemberian vaksin lain tapi tidak dicampur dalam 1 semprit
Jenis jenis vaksin dewasa
Vaksin Polio
Vaksin Hepatitis B
Vaksin MMR
Vaksin Jerap Difter Tetanus ( DT )
Vaksin Jerap Tetanus difteri ( Td )
Vaksin Tetanus ( TT )
Vaksin Influenza
Vaksin Tifoid ( tifus )
Vaksin Cacar
Vaksin Pneumonia
Vaksin Hepatitis A
Vaksin Kanker Leher Rahim
Defini vaksin
Vaksin adalah bahan yang digunakan dalam
menstimulus atau merangsang pembentukan antibodi
yang dimasukkan ke tubuh manusia melalui mulut
atau lewat suntikan.
Vaksin dikenal sebagai suatu substansi yang
digunakan untuk memperoleh respon imun terhadap
mikroorganisme patogen.
 Vaksin pertama kali ditemukan tahun 1796 oleh
Edward Jenner yaitu vaksin virus cacar.
Vaksin secara umum


vaksin Pencegah penularan penyakit
Hepatitis B Hepatitis B dan kerusakan hati
BCG TBC (tuberkulosis) yang berat
POLIO,IPV Polio yang dapat menyebabkan lumpuh layuh pada tungkai /
lengan
DPT,HB,HIB - difteri menyebabkan penyumbatan jalan nafas
- Batuk rejan ( batuk 100 hari )
- Tetanus
- Infeksi HIB menyebabkan meningitis (radang selaput otak)
- Hepatitis B kerusakan hati
CAMPAK Campak yang dapat mengakibatkan komplikasi radang paru,
radang otak, dan kebutaan
Secara umum vaksin dilakukan diusia
Vaksin konvesional
Vaksin generasi pertama
Generasi pertama yang menggunakan mikroba patogen yang dilemahkan.
Vaksin generasi kedua
Generasi kedua yang menggunakan mikroba patogen yang dimatikan, dan
telah dikembangkan.
 Vaksin generasi ketiga
Vaksin rekombinan yang terdiri dari protein yang dimurnikan telah
dikembangkan dan digunakan
 Vaksin generasi keempat
vaksin DNA.
Jenis vaksin yang berbeda yang
telah dibuat dan digunakan secara
komersial saat ini, antara lain :

• Vaksin konvensional : vaksin hidup (live attenuated vaccine) dan


vaksin inaktif (killed vaccine)
• Vaksin rekombinan : vaksin subunit (protein rekombinan), yang
berupa protein total atau bagian polipeptida yang imunogenik, dan
vaksin DNA.
• Vaksin antigen termurnikan : vaksin polisakarida
Konstruksi DNA rekombinan
Produksi vaksin
Gambaran mekanisme aksi vaksin
DNA
Imunogenisitas Vaksin DNA

Imunogenisitas vaksin DNA ditentukan oleh


komponen-komponen antara lain produk antigen,
unmetylated CpG, metilasi dam dan dcm serta RNA
imunostimulator. Respon imun adaptif dapat diubah
oleh antigen yang berperan pada kehadiran major
histocompatibility complex (MHC) I dan MHC II.
Penggunaan sikuen sinyal tissue plasminogen
activator (TPA), endosomal targeting promoter dan
beragam leader protein tag terbukti memperbaiki
respon antibodi.
Mekanisme aksi vaksin DNA

Hal penting dari vaksin dan vaksinasi adalah


reaksi (respon) dari pemakaian vaksin itu sendiri.
Banyak faktor yang terlibat setelah virus, bakteri,
peptida spesifik (vaksin = Antigen, Ag) masuk ke
dalam tubuh. Ag yang masuk akan dikenal oleh
reseptor sel B dan sel T, yang mekanismenya
melibatkan berbagai sel (antigen presenting
cells/APC, MHC, CD4, CD8) dan begitu kompleks.
Pemakaian kombinasi virus dalam vaksin (bivalent,
polivalent) harus memperhatikan sifat virus
sehingga dapat
dihindari kompetisi Ag untuk menginduksi kekebalan terhadap
virus vaksin tersebut. Respon kekebalan terjadi secara humoral
dan seluler. Sel B dan T yang aktif mensekresi Ab terhadap Ag
yang masuk akan berbiak terus (sel-sel memori) dan akan tetap
aktif bila diberi suntikan booster.
Mekanisme vaksin DNA dalam merangsang sistem imun dapat
diterangkan sebagai berikut. Plasmid yang disisipi DNA asing
disuntikkan ke dalam jaringan, plasmid DNA ini akan bereplikasi
secara otonom memproduksi protein asing atau antigen yang disandi
oleh gen asing. Antigen dapat menstimulasi sel B untuk memproduksi
antibodi terhadap antigen atau protein asing yang disandi oleh plasmid
DNA. Sel yang mengandung antigen asing tersebut
bersifat sebagai sel penyaji antigen (APC). Melalui jalur-jalur tertentu,
baik jalur MHC I pada sel CD8+ sel T atau jalur MHC II pada sel CD4+
sel T, APC ini merangsang sistem imunitas tubuh Protein asing juga
dapat langsung masuk ke dalam sel penyaji lainnya misalnya sel
dendritik untuk menstimulasi respon imun.
Cara kerja vaksin DNA pada
imunisasi
Vaksin dari virus dan bakteri yang sudah disetujui penggunaannya
pada manusia (Nascimento & Leite, 2012)
Jenis – jenis vaksin DNA
penggunaan vaksin DNA pada manuasia telah dilakukan terhadap berbagai jenis penyakit
infeksi termasuk malaria (Vaksin malaria, contoh vaksin RTS, S),
Penggunaan untuk : dewasa
virus dengue (vaksin dengue, contoh vaksin CYD –TDV) ,
Penggunaan untuk : anak – anak usia diatas 9 tahun dan dewasa
cytomegalovirus (vaksin cytomegalovirus),
Penggunaan untuk : Dewasa
virus Ebola (vaksin Ebola, contoh vaksin VSV-EBOV)
Penggunaan untuk : dewasa
virus influenza (vaksin influenza, contoh vaksin fluarix / vaksin vaxigrip)
Penggunaan untuk :
1. Anak – anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun
2. Orang lanjut usia (lebih dari 65 tahun)
3. Wanita hamil
4. Penderita penyakit kronis
5. Pekerja medis
virus hepatitis B (vaksin hepatitis B, contoh vaksin engerix-B)
Penggunaan untuk : Bayi, anak-anak, dan dewasa
KESIMPULAN
Vaksin adalah bahan yang digunakan dalam menstimulus atau merangsang pembentukan
antibodi yang dimasukkan ke tubuh manusia melalui mulut atau lewat suntikan. Jenis-Jenis Vaksin :
Vaksin Toksoid, Vaksin Acellular dan Subunit, Vaksin Idiotip, Vaksin Rekombinan, Vaksin DNA
(Plasmid DNA Vaccines), Vaksin Hepatitis B, Vaksin Pneumokokus.
• Vaksin DNA merupakan vaksin generasi keempat yang diharapkan dapat mencegah penyakit
infeksi. Beberapa keuntungan vaksin DNA, selain dapat merangsung respon imun humoral dan
imun selular, vaksin DNA dapat diproduksi dalam skala besar lebih ekonomis dibandingkan vaksin
konvensional. Selain tidak memerlukan perlakukan khusus terhadap mikroba patogen selama
proses produksi, plasmid DNA sangat stabil dan dapat direkayasa sedemikian rupa untuk
memperoleh gabungan beberapa plasmid DNA yang mempunyai spektrum luas yang bersifat
multivalen. Walaupun saat vaksin DNA masih dalam fase uji klinik terhadap manusia, akan tetapi
vaksin DNA diharapkan dapat mengatasi berbagai penyakit infeksi khususnya penyakit infeksi yang
bersifat pandemik yang sangat sulit diatasi dengan vaksin konvensional.

Anda mungkin juga menyukai