Anda di halaman 1dari 16

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

LAJU SUBSTITUSI OKTAHEDRAL


Oleh :
Ningsih Putri Herman (081711533068)
Audry Yuniar (081711533070)
Syafa’atin Nikmah (081711533071)
M. Dhimas Adiputra (081711533072)
Samiyya Rosyid Attamimi (081711533074)
CONTENTS 01 Peran Ligan Masuk

02 Peran Ligan Tak Pergi

03 Pengaruh Ligan Pergi

04 Pengaruh LFER

05 Efek Elektronik

06 Efek Sterik

07 Efek CFSE

08 Pengaruh Logam Pusat


Peran Ligan
Masuk
Tingkat substitusi sebanding dengan
nukleofilitas ligan masuk. Misalnya reaksi
yang terjadi pada senyawa kompleks dengan
atom pusat Pt (II). Beberapa contoh ligan
masuk berdasarkan kecepatan mengalami
rekasi sebagai berikut: H2O < Br- < I- < CN-.
Peran Ligan Tak Pergi
Posisi cis atau trans ligan tak pergi mempengaruhi stabilitas
dan reaktivitas ikatan ligan lain dengan atom pusat.
Contoh:
Pada kompleks pada formula umum cis- dan trans-
[Co(en)2ACl]+, dimana A adalah ligan anionik yang sulit
disubstitusi tetapi mempengaruhi labilitas Cl-, labilisasi
mengikuti kecenderungan:
A dalam posisi trans terhadap Cl:
OH NO2  N3  CN  Br­  Cl  SO42  NCS
A dalam posisi cis terhadap Cl :
OH  Cl  Br  NO2  SO42  NCS
Kompleks cis memberikan reaksi lebih cepat
daripada spesies trans.
Peran Ligan Tak Pergi
Pengaruh Ligan Pergi

Ikatan yang lebih kuat antara logam dan ligan


pergi menghasilkan energy aktivasi besar,
sehingga ligan lebih sulit lepas dan
mempengaruhi laju reaksi. Contohnya pada
reaksi hidrolisis [Co(NH3)5X]+2:

dalam keadaan transisi reaksi hidrolisis


tersebut, X- bertindak sebagai anion terlarut
sedangkan H2O terikat lemah.
Linear Free-Energy Relationship (LFER)

Linear free-energy Relationship (LFER) atau hubungan energi bebas Gibbs


dapat diamati ketika kekuatan ikatan ikatan logam-ligan berperan penting
dalam menentukan tingkat disosiasi ligan.
Contoh pada reaksi
[ML5X]n+ + Y [ML5Y ]m+ + X (Dimana ligan X bervariasi)
Hungan antara logaritma konstanta laju reaksi (log k) dan logaritma konstanta
kesetimbangan (log Keq) menghasilkan plot linear.
Hal ini sesuai dengan persamaan arrhenius pengaruh suhu terhadap konstanta
laju reaksi dan persamaan untuk pengaruh suhu terhadap kesetimbangan.
Linear Free-Energy Relationship (LFER)

Jika faktor frekuansi (A) dan perubahan entropi (ΔSo) sangat mirip untuk
serangkaian reaksi substitusi, dan energi aktivasi (EA) tergantung pada entalpi
reaksi (ΔHo) maka akan ada korelasi linear antara ln k dan ln Keq. Garis linear
secara tidak langsung membuktikan pengaruh parameter termodinamika (ΔHo)
terhadap energi aktivasi reaksi (EA).
Linear Free-Energy Relationship (LFER)
Efek Elektronik
Efek elektronik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Keadaan oksidasi ion pusat.
Atom-atom pusat dengan tingkat oksidasi yang lebih tinggi memiliki
nilai tukar ligan yang lebih lambat.

 b. Jari-jari ionik. Ion yang lebih kecil memiliki nilai tukar yang lebih
lambat.
Efek Sterik
Steric Crowding pada senyawa kompleks meningkatkan laju reaksi
disosiasi namun menurunkan laju reaksi asosiasi. Ketika ligan penuh
sesak, ligan menjadi lebih mudah dilepas (mekanisme disosiasi).
Sedangkan pada reaksi A atau Ia, steric crowding mengganggu ligan yang
masuk dan memperlambat reaksi.
Sedangkan pada mekanisme basa konjugasi, steric crowding lebih
menyukai intermediet dengan koordinasi 5, seperti pada tahap 2 reaksi
dibawah ini.
Berdasarkan teori medan kristal dapat ditentukan,
apakah suatu reaksi cepat atau lambat, yaitu
dengan membandingkan CFSE senyawa kompleks
dengan CFSE kompleks yang aktif. Bila CFSE dari
senyawa kompleks jauh lebih besar dari CFSE
kompleks yang aktif, senyawa tersebut bereaksi
lambat, bila perbedaan nya kecil, reaksi berjalan
cepat. Hal ini disebabkan karena peningkatan

Efek CFSE menambah energi aktivasi sehingga reaksi


menjadi lebih lambat.

CFSE
ML5X dan ML5Y terstabilkan dengan CFSE. Energi aktivasi
(EA) tinggi karena kompleks kehilangan CFSE saat

Efek transformasi dari octahedral (ML5X/ML5Y) menjadi ML5.

CFSE
Pengaruh Logam
Pusat
Semakin kecil ion logam dan semakin besar
muatannya maka ikatan logam-ligan akan
semakin kuat, kompleks yang terbentuk akan
semakin stabil. Contoh urutan reaktivitas
dari beberapa ion isovalen:
Ni (II)> Pd (II) >> Pt (II)
M (II)
Ni k = 33 M-1 sec-1 Urutan reaktivitas ini berdasarkan
Pd k = 0.58 M-1 sec-1 kecenderungan untuk membentuk kompleks
Pt k = 6.7 x 10-6 M-1 sec-1 koordinasi 5.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai