■ Kelainan Primer
Kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan
katub, iskemik dan cardiomiopati.
■ Kelainan Sekunder
Kelainan sekunder berupa penyakit lain seperti: hipertensi, anemia
berat, hipervolumia, perbesaran rahim, dll.
Patofisiologi
Pada saat kehamilan curah jantung meningkat hingga 30 sampai 50 persen.
Hampir separuh dari peningkatan total tersebut terjadi pada 8 minggu, dan
maksimal pada pertengahan kehamilan. Peningkatan dini curah jantung terjadi
akibat meningkatnya isi sekuncup disertai berkurangnya resistensi vaskuler dan
penurunan tekanan darah. Pada tahap kehamilan selanjutnya juga terjadi
peningkatan denyut nadi istirahat, dan isi sekuncup semakin meningkat, mungkin
berkaitan dengan meningkatnya pengisisan diastolic akibat meningkatnya volume
darah.
Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan,
wanita dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal
jantung sebelum pertengahan kehamilan. Pada wanita yang lain, gagal jantung
terjadi pada trimester ketiga saat hypervolemia normal pada kehamilan mencapai
puncaknya. Akan tetapi, pada sebagian besar kasus gagal jantung terjadi
peripartum saat timbul tambahan beban hemodinamik. Kondisi ini merupakan saat
kemampuan fisiologis jantung mengubah curah jantung secara cepat sering
kesulitan menghadapi penyakit jantung structural (Leveno, Kenneth J, 2009).
Manifestasi Klinis
Adanya nyeri dada terkait aktivitas dan emosi ibu, sesak nafas berat baik
itu saat istirahat maupun terjadi di malam hari, dan sinkop.
Selain itu juga dapat ditemukan selama pemeriksaan fisik dapat berupa
murmur, baik itu sistolik maupun diastolic, sianosis, terdapat distensi
vena jugular, pembesaran hati sehingga menimbulkan nyeri tekan,
pembesaran jantung, denyut jantung terlalu cepat, denyut jantung tidak
seperti biasanya baik itu terlalu cepat maupun terlalu lambat (palpitasi)
dan edema perifer pada bagian tubuh, khususnya di ekstremitas tubuh
KOMPLIKA
SI
1. Eklampsia
2. Perdarahan serebrovaskuler
3. Masalah liver dan koagulasi
4. Gagal ginjal
5. Kematian maternal
Pemeriksaan diagnostik
■ Foto thoraks
■ ECG
■ Ekokardiografi
■ USG
■ Elektrolit serum
■ Pemeriksaan radiologi
Penatalaksanaan Medis dan
Keperawatan
Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan tergantung
pada derajat fungsinya
■ Kelas I
Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
■ Kelas II
Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama
antara kehamilan 28-36 minggu.
■ Kelas III
Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit
sejak kehamilan 28-30 minggu.
■ Kelas IV
Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan
kardiologi.
Konsep ASKEP
A. Pengkajian
1. Identitas (Data Demografi)
Kaji identitas klien dan penanggung jawab yang meliputi nama, umur,
jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan, agama, status
perkawinan.
2. Riwayat Kesehatan
a.Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan pasien, biasanya pasien mengeluh
nyeri dada, sesak nafas.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji perjalanan penyakit klien sesampai klien dibawa ke RS, klien
biasanya dibawa ke RS karena mengeluh nyeri dada, sesak nafas,
sering lelah dan lain sebaginya. Disini juga diceritakan pengobatan
apa saja yang sudah dilakukan untuk mengatasi keluhannya sebelum
dibawa ke RS.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji penyakit yang pernah diderita pasien, yang mana salah satu
etiologi gangguan kardiovaskuler yaitu kelainan sekunder yang
disebabkan oleh penyakit lain seperti: hipertensi, anemia berat,
hipervolumia, perbesaran rahim.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalai penyakit yang
sama dengan klien yaitu gangguan kardiovaskuler pada saat hamil.
3. Pola Kebiasaan
a.Bernafas
Takipnea, dispnea
b.Makan dan Minum
Obesitas, mual dan muntah, malnutrisi serta dapat mengalami
edema ekstrimitas bawah
c. Eliminasi
Menurunnya keluaran urine
d. Gerak dan Aktivitas
Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal, dispnea nokturnal
karena pengerahan tenaga
e. Rasa Nyaman
Dapat mengeluh nyeri dada dengan atau tanpa aktivitas
4.Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran: Compos Mentis
2) TTV
TD : Meningkat
N : Takikardi
S : Dalam batas normal 26,5 – 37,5 serajat Celsius
RR : Dypsnea, Takipnea
b. Head to toe
1) Mata
Konjungtiva anemis
Reflek pupil ada atau tidak ada
2) Leher
■Perubahan dalam denyutan nadi jugularis
■Distensi vena jugular
3) Dada
■Bunyi jantung ekstra: S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau
penurunan kontraktilits atau komplain ventrikel
■Murmur
■Dyspnea, takipnea
■Bunyi nafas ronkhi
■ Kelainan irama jantung
■ Kardiomegali
■ Nyeri dada
4) Abdomen
■ Peristaltic usus menurun
■ Nyeri abdomen
■ Pembesaran hati
5) Ekstremitas
■ kuku pucat atau sianosis
DIAGNOSA
KEPERAWATA
N
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan kontraktilitas, perubahan frekuensi jantung
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
ketidakseimbangan perfusi-ventilasi
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
peningkatan produksi hormone ADH.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif
Intervensi
1.Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas,
perubahan frekuensi jantung
NOC:
a) Cardiac pump effectiveness
b) Circulation status
c) Vital sign status
Kriteria Hasil:
a. TTV dalam batas normal (TD: (systole: 100-130 mmHg, Diastole: 70-90
mmHg), N: 60-80 x/menit, S: 36,5-37,5˚c, R: 16-20 x/menit).
b. Dapat melakukan kegiatan tanpa dyspnea dan nyeri
c. Tidak ada sianosis
d. Tidak ada edema paru, perifer.
e. Tidak ada penurunan kesadaran
NIC:
1. Monitor tanda dan gejala penurunan curah jantung, tekanan darah, saturasi
oksigen, dan aritmia
Rasional :Untuk mengetahui keadaan umum pasien untuk bias melalukan
intervensi lebih lanjut.
2. Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis
Rasional: Pucat menunjukan menurunnya perfusi perifer sekunder terhadap tidak
adekuatnya curah jantung.
3. Palpasi nadi perifer
Rasional: Penurunan curah jantung dapat menunjukan menurunnya nadi radikal.
4.Berikan istirahat psikologi dengan lingkungan yang tenang
Rasional :Stress emosi menghasilkan vasokontriksi, yang meningkatkan tekanan
darah dan meningkatkan kerja jantung
5. Batasi aktivitas fisik yang berat
Rasional : Istirahat fisik harus dipertahankan untuk memperbaiki efisiensi
kontraksi jantung.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
NOC:
Status pernafasan: Pertukaran gas tidak terganggu
Kriteria Hasil:
a)Adanya peningkatan ventilasi dan oksigen yang adekuat
b)TTV dalam batas normal (TD: (systole: 100-130 mmHg, Diastole: 70-
90 mmHg), N: 60-80 x/menit, S: 36,5-37,5˚c, R: 16-20 x/menit).
c)Melaporkan berkurangnya dyspnea
d)GDA dalam batas normal
NIC:
1. Pantauan status pernafasan tiap 4 jam, hasil GDA, pemasukan dan
haluaran
Rasional: Untuk mengidentifikasi indikasi kearah kemajuan atau
penyimpangan dari hasil klien
2. Berikan posisi semi fowler pada pasien
Rasional: untuk memudahkan pasien bernafas dan memaksimalkan
3. Kolaborasi dalam pemberian terapi intravena
Rasional: Untuk memungkinkan rehidrasi yang cepat dan dapat mengkaji
keadaan vaskular untuk pemberian obat – obat darurat
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen, terapi diuretik
maupun bronkodilator
Rasional : Pemberian oksigen mengurangi beban otot – otot pernafasan