Anda di halaman 1dari 64

Edukasi, KONSELING dan

Family Conference
Topik 1. Edukasi Kesehatan
Definisi
O Edukasi adalah upaya sadar dan
sistematis untuk mencapai taraf hidup
ataupun kemajuan yang lebih baik

O Edukasi adalah penambahan


pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui teknik praktik belajar
atau instruksi, dengan tujuan untuk
mengingat fakta atau kondisi nyata,
dengan cara memberi dorongan
terhadap pengarahan diri (self direction)
dan aktif memberikan informasi-
informasi atau ide baru
Definisi
Edukasi Kesehatan adalah kegiatan
meningkatkan pengetahuan kesehatan
perorangan mengenai pengelolaan
faktor risiko penyakit dan perilaku hidup
bersih dan sehat dalam upaya
meningkatkan status kesehatan,
mencegah timbulnya kembali penyakit
dan memulihkan penyakit
Tujuan Edukasi Kesehatan
O Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di
masyarakat.

O Menolong individu agar mampu secara mandiri/berkelompok


mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

O Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat


sarana pelayanan kesehatan yang ada.

O Mengubah pemahaman individu, kelompok, dan masyarakat


di bidang kesehatan agar mencapai tujuan hidup sehat
ADA 3 MACAM METODE PENDIDIKAN
KESEHATAN :

1. Metode Pendidikan Kesehatan


Individual

2. Metode Pendidikan Kesehatan


Kelompok
3. Massa
Metode Pendidikan Individu
O Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and
Counceling) Dengan cara ini kontak antara klien dengan
petugas lebih intensif. Setiap masalah dapat di bantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut akan dengan
sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh  pengertian
akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).

O Interview (Wawancara) Cara ini sebenarnya merupakan


bagian daripada bimbingan dan penyuluhan. Wawancara
antarapetugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima
perubahan, ia tertarik atu belum menerima perubahan,
untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau
yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian da
kesadaran yang kuat. Apabila belum, maka perlu
penyuluhan yang lebih mendalam lagi
Metode pendidikan kesehatan
kelompok
Kelompok kecil Adl.
Kelompok
apabila peserta
besar
penyuluhan kurang
Adl. apabila
dari 15 org.
peserta
penyuluhan lebih
Metode yg baik antara
dari 15 org.
lain :
-Diskusi Kelompok
Metode yg baik
-Brain Storming
antara lain :
-Snow Balling
- Ceramah
-Role Play
- Seminar
-Simulation Game
Ceramah
O Metode ini baik utk sasaran yang berpendidikan
tinggi maupun rendah
O Yang harus diperhatikan yaitu : pada saat persiapan
dan pelaksanaan

Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adl. Bila


penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Utk
itu yg dpt dilakukan oleh penceramah antara lain :
O Sikap dan penampilan yang meyakinkan
O Suara harus cukup keras
O Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta
O Berdiri didepan (dipertengahan)
O Menggunakan alat bantu semaksimal mungkin
Seminar
O Adl. Suatu penyajian (presentasi) dari
beberapa ahli tentang suatu topik
yang dianggap penting dan biasanya
dianggap hangat di masyarakat

O Metode ini sesuai utk sasaran


kelompok besar dengan pendidikan
menengah keatas.
Diskusi Kelompok
O Pimpinan diskusi/ penyuluh juga duduk diantara peserta
shg tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi

O Setiap anggota harus merasa dlm taraf yg sama shg


masing-masing punya keterbukaan dlm mengeluarkan
pendapat atau informasi

O Utk memulai, pimpinan harus mengeluarkan


pancingan-pancingan s/d topik yg dibahas.

O Pemimpin harus mengarahkan dan mengatur kelompok


sedemikian rupa shg semua org dapat kesempatan
berbicara, dan tidak menimbulkan dominasi dari salah
seorang peserta
Brain Storming
O Merupakan modifikasi metode diskusi kelompok
O Prinsipnya sama dengan diskusi kelompok. Bedanya
pada permulaannya dimana pemimpin kelompok
memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap
peserta memberikan jawaban-jawaban atau
tanggapan.
O Tanggapan/ jawaban tsb ditampung dan ditulis dalam
daftar flipchart atau papan tulis
O Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya,
tidak boleh diberi komentar oleh siapapun
O Setelah semua peserta mengeluarkan pendapatnya,
maka tiap anggota boleh mengomentari, shg
akhirnya terjadi diskusi
Snow Balling

O Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1


pasang 2 orang) kemudian dilontarkan suatu
pertanyaan atau masalah
O Setelah kurang lebih 5 menit, tiap 2 pasang
bergabung menjadi satu, mereka tetap
mendiskusikan masalah tsb dan mencari
kesimpulannya
O Kemudian tiap 2 pasang yang sdh
beranggotakan 4 org tsb, bergabung lagi
dengan pasangan lainnya.
O Proses ini berlanjut terus hingga akhirnya
akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok
Buzz Group

O Kelompok langsung dibagi menjadi


kelompok-kelompok kecil (buzz group)
O Kemudian masing-masing kelompok kecil
diberi suatu permasalahan (bisa sama/
berbeda)
O Kelompok kecil tsb mendiskusikan
masalah yang didapat shg di hasilkan
suatu kesimpulan
O Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok
kecil didiskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya
Role Play

O Beberapa anggota kelp. ditunjuk sbg


pemegang peran tertentu utk memainkan
peranan, misalnya sbg dokter
puskesmas, sbg perawat atau bidan dan
sebagainya, sedangkan anggota yg lain
sbg pasien atau anggota masyarakat.

O Mereka memperagakan misalnya


bagaimana interaksi/ komunikasi sehari-
hari dlm melaksanakan tugas
Simulation Game

O Merupakan gabungan antara role play


dgn diskusi kelompok
O Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam
beberapa bentuk permainan.

O Cara memainkannya seperti bermain


monopoli, dgn menggunakan dadu,
gaco (penunjuk arah) atau yang lain.
Beberapa org mjd pemain, sebagian yg
lain berperan sbg nara sumber
Topik 2. Konseling
Asumsi yang salah
O Konselor mendengarkan lalu
memberi saran

O Makin banyak bertanya, makin


banyak informasi

O Persetujuan dan simpati = empati


Konseling BUKAN…..

O Mengarahkan pada sudut pandang


konselor
O Memberikan nasihat
O Mengobrol
O Interograsi dan menghakimi
O Mengharapkan klien berperilaku spt
konselor
O Terlibat secara emosional dengan klien
O Memberi solusi
Definisi Konseling
O Sebuah proses dalam membantu klien oleh
orang yang terlatih untuk menyelesaikan
masalah individual, sosial dan psikologis

O Membantu fokus pada perasaan,


pengalaman atau perilaku dengan target
menfasilitasi perubahan yang positif

O Rasa percaya (trust) dan kerahasiaan


(confidentiality)
Konseling
O Fokus pada klien
O Proses timbal balik, kerjasama dan
menghargai
O Menuju tujuan
O Membangun tanggung jawab diri terhadap
klien
O Memperhatikan latar belakang sosial budaya
O Mengajukan pertanyaan, menyediakan
informasi, mengulas informasi dan
mengembangkan rencana aksi
Tujuan Konseling

Tujuan utama konseling adalah :


O Membantu setiap individu untuk berperan

sendiri dalam hidupnya


O Membangun kemampuan untuk mengambil

keputusan bijak dan realistik


O Menuntun perilaku

O Memberikan informasi
Teknik dasar konseling
O Attending behavior
a. Active Listening
b. Empathy

O Reflecting Skills:
a. Reflecting Feelings
b. Restating/Reframing
c. Affirmation
d. Summarising

O Probing/Action Skills:
a. Asking Questions (Clarifying)
b. Interpretation or Making Statements
c. Confrontation or Challenging
d. Information Sharing and Education
Attending Behaviour
O = orientasi pada klien baik secara fisik
maupun psikologis
O Untuk menjalin rapport
O Dilihat dari sikap tubuh konsellor 
keterlibatan, keterbukaan,
O tidak defensif
O Sikap tubuh condong pada klien dan
fleksibel
O Kontak mata
Sikap Tubuh
S : Sit, Face your client squarely, smile and nod
at client
O : Open and non judgemental facial
expression
L : Lean towards client
E : Eye-contact in a culturally-acceptable
manner
R : Relaxed and friendly manner
Mendengarkan
O Mendengarkan adalah keterampilan konseling yang
cukup rumit.

O Menurut Lunsteen mendengarkan adalah “the process by


which spoken language is converted to meaning in the
mind”.

O Definisi yang lain diajukan oleh Steil “Listening is a


complex, learned human process of sensing, interpreting,
evaluating, storing and responding to oral messages”.

O Mendengarkan tidak hanya sekedar memberikan


perhatian penuh kepada seseorang yang berbicara, tetapi
juga harus menyadari bahwa orang yang berbicara
tersebut melihat apakah kita mendengarkan
pembicaraannya.
Menurut Egan perilaku berikut merupakan perwujudan
effective listening:

1. duduk berhadapan dengan lawan bicara (sit squarely)

2. posisi tubuh yang menunjukkan keterbukaan, jangan


bersilang lengan atau kaki (maintain an open
position)

3. condongkan tubuh sedikit ke arah lawan bicara (lean


forward)

4. lakukan kontak mata dengan lawan bicara


secukupnya (maintain reasonable eye contact)

5. santai waktu mendengarkan (relax).


Respon Minimal

O Biarkan klien tahu kalau kita memperhatikan


O Membantu menciptakan kondisi yang empatis
O Memberi respon singkat :
 Verbal : …”ya.”, …”baik”…, “ehm…”, lalu?
Dsb
 Nonverbal : SOLER
O Gerakan yang cepat dapat mengganggu klien
O Situasi “diam” dapat memberi kesempatan
bagi klien utk berpikir
O Mata klien akan “berbicara” (apakah ia sudah
berhenti berpikir dll)
Empati

O Mengkomunikasikan kembali hal yang ditangkap


konselor terkait dengan pangalaman, perilaku,
perasaan, sudut pandang, keputusan maupun
rencana klien
O Mengerti/ memahami apa yang dirasakan oleh klien

O Respon EMPATI
a. Respon non verbal : mengangguk, menggelengkan
kepala, ekspresi wajah, kontak mata dll
b. Respon verbal minimal : “saya mengerti”, ohh..,
ya..., bisa ceritakan lebih banyak?
Refleksi (Reflecting Skills)
O mengungkapkan kembali apa yang sudah diceritakan
O Dapat digunakan untuk memeriksa pemahaman kita

Restating/reframing
O Nyatakan bahwa konselor memahami.
O Ulangi isi dan perasaan dalam pesan yang disampaikan
klien dengan menggunakan bahasa sendiri

Mhsw X : “saya sudah berusaha sangat keras untuk belajar


materi itu lagi, tapi waktu ujian selalu hasilnya tidak sesuai
yang saya harapkan..”
Konselor (pengajar) : Jadi anda kecewa dengan kemampuan
anda…
Afirmasi

O Acknowledge, menegaskan atau mendukung


(pilihan, pengetahuan atau perilaku) klien
O ~ reward/compliments
O Mulai dengan afirmasi kehadiran
O Target : klien mampu melakukan afirmasi utk
dirinya
 “You should be very proud of yourself for …
 Anda perlu memberi penghargaan untuk diri
sendiri karena…
• Penting untuk “empowering
Summarising
O Menyampaikan kembali hal penting, perasaan
atau topiktertentu yang diceritakan klien
O Untuk me-review sesi tersebut lalu membuat
prioritas dan fokus pada konseling selanjutnya
O Berguna pada awal dan akhir sesi
O Berguna untuk transisi

Probing
O Kemampuan konselor mendorong klien untuk
terbuka lebih lanjut serta membantu klien
untuk lebih fokus pada situasi yang
dialaminya
Pertanyaan terbuka
O Jawabannya tidak dibatasi
O Memberikan kesempatan kepada klien untuk
menjelaskan apa yang ingin disampaikan
O Memberikan informasi yang luas, 4W 1H

Pertanyaan tertutup
O Jawabannya terbatas dan biasanya pendek
O Pertanyaan tertutup berguna mendapatkan
detil khusus
Pertanyaan Terbuka
PERTANYA
MEMBANT
AN
U PROSES
TERBUKA

Pertanyaan terbuka dimulai


dengan: 4 W  what, who, where,
when

Membantu kita memahami dan


menggali
Why not Why
Menuntut alasan dan
penjelasan (dari
KENAPA tindakan/perasaan
kita)

Menuntut
pertanggungjawaban
(penjelasan logis)

Membuat seseorang cemas


Defensive dan merasa
disalahkan
Bedakan...
Kenapa kamu tidak
O Pertanyaan 1 bilang
terkesan kalau kamu kesulitan
menyalahkan dalam
mata kuliah itu??
O Pertanyaan 2
Kira-kira apa yang
lebih mudah
menyebabkan nilaimu
dijawab,
kurang baik ??
mengajak klien
berpikir.
Sikap Konselor
yang baik:
1. Tidak menghakimi
1. Konfidensial dapat 2. Selalu
dipercaya/menyimp mengendalikan diri
an rahasia) 3. Mengenal
2. Percaya diri keterbatasan diri
3. Jujur dan merujuk
4. Mendengar aktif 4. Tidak menghentikan
5. Merespon positif kebebasan perasaan
sepenuhnya 5. Empati
6. Mempercayai klien 6. Berpengetahuan/ko
7. Peka pada budaya mpeten
7. Bertanggung jawab
O Dalam setiap kegiatan konseling harus ada
komunikasi interpersonal yang baik.

Secara umum keterampilan komunikasi


dapat dibagi menjadi tiga yakni:
1. keterampilan melakukan komunikasi verbal
2. keterampilan melakukan komunikasi non-
verbal dan
3. keterampilan mengamati komunikasi verbal
dan non-verbal pasien.
Keterampilan Konseling

Keterampilan konseling dapat dibagi


menjadi tiga kelompok yakni:
a. introduksi (introduction),
b. mendengarkan (listening) dan
c. intervensi (intervention)
Menurut Szas dan Hollender terdapat tiga
model dasar hubungan antara petugas
kesehatan-pasien,yakni :

a) activity-passivity : pada model ini petugas


secara aktif menangani pasien yang bersikap
pasif sebagai penerima pelayanan,

b) guidance-cooperation : dalam hubungan


ini pasien dengan patuh mengikuti perintah
petugas kesehatan

c) mutual participation : petugas kesehatan


membantu pasien menolong dirinya sendiri
O Model mutual participation membantu
terciptanya interaksi yaitu petugas dan pasien
mempunyai kekuatan yang sama, tidak
bergantung satu sama lain, dan mencapai
kepuasan.

O Model mutual participation akan menjadi


lebih penting dan sesuai, sejalan dengan
meningkatnya tingkat pendidikan dan
intelektualitas pasien.
Hambatan Konseling Medik

O Petugas kesehatan sering merasa enggan


untuk melakukan konseling medik karena
keterbatasan waktu.

O Konseling medik  memerlukan waktu yang cukup


lama.
O Petugas kesehatan perlu menerapkan prinsip pemilihan
prioritas pada pengelolaan pasien  Tidak semua
pasien perlu menjalani konseling medik pada hari yang
sama.
O Konseling medik yang murni biasanya tidak perlu
dilaksanakan segera  Dapat diatur waktunya sesuai
dengan waktu yang tersedia baik dari pihak petugas
maupun pasien.
Hambatan Konseling Medik

O Keterbatasan keterampilan petugas kesehatan


dalam melakukan konseling medik/komunikasi
interpersonal.

O Berbagai penelitian di menunjukkan kesamaan


pendapat bahwa kualitas informasi yang
dipertukarkan antara pasien dengan petugas
belum baik  karena kemampuan
keterampilan komunikasi petugas yang sangat
terbatas.
O Petugas kesehatan perlu berlatih
meningkatkan kemampuan komunikasi
Hindari!!!
O Mendesak/mengancam

O Memberikan opini/penilaian

O Mengesampingkan problem klien

O Menginterupsi

O Mengambil alih tanggung jawab

O Memperkeruh suasana

O Menggunakan kata “harus/semestinya”


Topik 3. Family Conference
Pendahuluan
O Family conference adalah salah satu
rencana pengelolaan kesehatan
pasien dengan cara berkomunikasi
dengan pasien maupun keluarga
untuk membahas informasi penting
mengenai pengelolaan penyakit
pasien atau disfungsi keluarga yang
berhubungan dengan penyakit
pasien.
Pendahuluan
O Family conference merupakan
sarana untuk membahas rencana
perawatan pasien
O pada saat yang sama membantu
keluarga untuk mengoptimalkan
manfaat bagi pasien, keluarga dan
dokter.
Pendahuluan
O pengelolaan yang optimal
membutuhkan dukungan dan
pengawasan dari keluarga serta
penghargaan terhadap individu dan
autonomi sesuai peran pasien
tersebut dalam keluarga sehingga
kita harus mengupayakan partisipasi
keluarga dalam terapi penyakit.
Tujuan Family Conference
O Mengetahui keterlibatan keluarga dalam masalah
medis pasien
O Berkomunikasi dengan anggota keluarga lain
mengenai manajemen penyakit pasien
O Mengenali adanya masalah perilaku
O Menilai perilaku dan respon emosional keluarga
terhadap masalah pasien untuk memberikan
dukungan emosional
O Menyediakan penyuluhan/bimbingan untuk
meningkatkan adaptasi emosi fungsional keluarga
terhadap masalah medis pasien
O Melakukan penilaian awal dalam hubungan dokter-
pasien-keluarga.
Manfaat Family Conference
Family conference bermanfaat untuk :
O memberikan keyakinan keluarga dengan
memberikan pemahaman tentang penyakit
dan pengobatan yang dibutuhkan pasien, 
O meyakinkan kesembuhan pasien akan sesuai
dengan harapan keluarga pasien,
O menghubungkan dukungan antara keluarga
dengan pasien dengan berbagi harapan dan
empati
O mempertahankan self-efficacy untuk
mengelola kebutuhan pasien.
Mengapa perlu family conference
O Keluarga adalah kawan pasien
O Keluarga adalah sumber informasi
yang luas
O Keluarga memberikan dukungan,
arahan, tindakan, dan pengaruh
pada pasien
O Keluarga adalah realitas tentang
bagaimana rencana kemungkinan
akan dilaksanakan di “dunia nyata
"
Mengapa keluarga penting pada pengambilan keputusan akhir?

O Keluarga tahu apa yang terbaik yang


pasien pasti inginkan
O Keluarga lebih peduli kesejahteraan
pasien daripada orang lain
O Pasien ingin keluarga untuk
membuat keputusan dan percaya
penilaian mereka
O Keluarga akan hidup dengan
konsekuensi dari keputusan yang
lebih jelas daripada orang lain
O Melakukan family conference sangat
membantu proses penyembuhan pasien,
memfasilitasi perubahan gaya hidup,
membantu komunikasi antar dokter dan
keluhan keluarga dan mengikutsertakan
keluarga dalam manajemen pasien.
O Family conference dapat memfasilitasi ‘life
style modification’, Pertolongan masa sulit,
mis.kematian Perbaikan/compliance,
Persiapan rujukan, dan Penunjang
konseling
Peran dokter adalah sebagai
‘moderator’
O Tujuan moderator: Kenal dengan keluarga
O Dapat menyesuaikan diri dengan gaya keluarga
O Dapat mewujudkan komunikasi yang lancar
O Dapat merumuskan tujuan pertemuan
O Dapat memfasilitasi diskusi agar berjalan lancar
O Tersampaikannya informasi kesehatan yang
diperlukan keluarga sekaligus dapat
mengidentifikasi sumber dan dukungan yang
ada dalam keluarga
O Dapat menyusun rencana penatalaksanaan
yang dimufakati keluarga
Kapan family conference
dilakukan
O Selama dirawat di rumah sakit atau untuk
perencanaan keluar rumah sakit
O Perawatan obstetrik rutin atau anak sehat
O Saat memberitahukan penyakit serius
O Saat penyakit terminal
O Saat membuat keputusan pengobatan yang sulit
Kapan family conference
dilakukan
O Penggunaan yang tinggi pelayanan
medis
O Kesehatan mental atau masalah
penyalahgunaan zat
O Somatisisasi
O Penempatan di panti
jompo/perawatan di rumah , fasilitas
perawatan lanjut, atau rumah sakit
O Kesulitan perkawinan atau seksual
Proses Family Conference
O Mengapa : Memperjelas tujuan konferensi di
pikiran pasien sendiri

O Dimana : Ruangan yang nyaman, privasi dan


tempat duduk melingkar

O Siapa: Pasien ( jika mampu berpartisipasi );


pembuat keputusan legal; / perawatan kesehatan
dari pengacara ; anggota keluarga; dukungan sosial
; perawatan kesehatan profesional utama

O Bagaimana/Tahapan :
Bagiamana melakukan family
conference?
O Menjalin kontak perorangan dan peserta
O Membangun pemikiran rasional
O Membuat Hipotesis dan tujuan untuk konferensi
O Menyusun strategi
O Pertimbangkan/mempersiapkan sebuah genogram
O Libatkan anggota keluarga sesegera mungkin
dalam perawatan pasien
O Beritahu setiap anggota keluarga yang ada saat
dokter ingin mengadakan konferensi dan
memberitahu mereka alasannya
O Memberikan instruksi spesifik , menekankan
pentingnya konferensi , mengetahui masalah
Tahapan Konferensi Keluarga
Konferensi keluarga dibagi menjadi 3 fase
besar yaitu pre-konferensi, konferensi dan
post-konferensi.
A. Tahap pre-konferensi :
1. Set the stage/Persiapan
2. Review genogram/Meninjau genogram keluarga
3. Develop hypothesis/Menyusun hipotesis
Tahapan Konferensi Keluarga
B. Tahap konferensi :
1. Socialize, tahap awal, basa-basi,perkenalandan
orientasi terhadap keluarga.
2. Develop goal, menciptakan sebuah tujuan akhir
yang jelas, singkat dan realistis.
3. Discuss problems/issue. Tahap terpenting.
Menentukan masalah yang dihadapi keluarga
dan mendorong keluarga untuk menentukan
masalah.
4. Identify resource. Menentukan daya dari keluarg
dankomunitas sekitarnya.
5. Establish a plan
Tahapan Konferensi Keluarga
C. Tahap post-konferensi
O Berkutat pada pembuatan minutes of
meeting.
O Di sini cantumkan siapa saja yang hadir
dalam konferensi,daftar permasalahan,
penilaian fungsionalitas keluarga,
kelemahan dan kekuatan dari
keluargaserta rencana pengobatan.
O Jika diperlukan, bisa merevisi genogram
dan hipotesis yang sudah dibuat.
Level keterlibatan dokter
terhadap keluarga
Level keterlibatan dokter terhadap
keluarga
O Level 1 : Minimal Emphasis on The Family : dokter terlibat
dengan keluarga hanya untuk keperluan praktek dan medicolegal
saja.
O Level 2 : Providing ongoing medical information and advice :
dokter menyadai hubungan dokter-pasien-keluarga dan
berkomunikasi dengan keluarga terutama mengenai masalah
kesehatan.
O Level 3 : Eliciting feeling and providing emotional support :
dokter bertemu dengan keluarga menyediakan informasi dan saran
medis, tetapi juga merespon dan mensupport kebutuhan emosional
anggota keluarga
O Level 4 : Systematic family assesment and planned
intervention : dokter mampu menilai fungsi keluarga dan
memberikan intervensi jangka pendek kepada keluarga
O Level 5 : family Therapy : merencanakan penatalaksanaan yang
terstruktur untuk membuat perubahan mayor dalam sistem keluarga.
Terapi diberikan melalui pelatihan dan supervisi rutin dlm keluarga
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai