Erwin Rachman
Susi Aulina
FK-UMI
2016
TERDIRI DARI :
I. ANAMNESIS :
- UMUM
- KHUSUS
b. Keluhan Utama :
- sudah tdk tertahankan, sangat jengkel
- beri kesempatan berbicara, tanpa disela
- biasanya KU= keluhan pertama.
Perlu dicatat :
1. Waktu
2. Sifat & hebatnya
3. Lokalisasi & penyebarannya
4. Hubungannya dgn waktu terjadinya
5. Keluhan yg menyertai
6. Yg memperberat / meringankan
7. R/ dan hasil R/
8. Perkembangan
a. EPILEPSI
b. NYERI KEPALA
c. NYERI
a. EPILEPSI :
Bila dugaan ke arah Epilepsi (E) :
- mengeluh kejang
- keluhan yg timbul paroksismal, periodik maka
serangan / Seizure perlu diteliti > dalam :
1. Serangan :
- aura sebelum serangan (?)
- allo : bgmana mulainya, lamanya,
sikap ekstremitas, tubuh, kepala,
mata, mulut, tingkah laku selama serangan
- sesudah serangan : sikap pasien ?
apa yang terjadi ?
2. Frekwensi serangan
Hubungan serangan dgn waktu / peristiwa
3. Di luar serangan
- perubahan sikap / tingkah laku ?
- gejala / keluhan lain ?
7. Perkembangan motorik
8. Keadaan mental
9. Masa sekolah
Masalah Umum
kapan timbul pertama kali ?, perjalanannya-diperiksa.
didahului infeksi, kecelakaan, perubahan dalam
lingk. / pekerjaan
jangka waktu serangan, adakah pemburukan
bila serangan berulang : frekwensi / keteraturannya
waktu bebas serangan R/ : (-)
R/ (+)
Menentukan jenis NYERI KEPALA
8. RIWAYAT KELUARGA
C. NYERI
Dapat berasal dari :
1. Saraf Perifer
2. Radiks Spinalis
3. Traktus Spinotalamikus, talamus
2. LOKALISASI
3. PERLANGSUNGANNYA
KUANTITAT
KUALITATIF F
DELIRIUM :
Peningkatan abnormal
psikomotor , INTERPRETASI
Penderita gaduh
gelisah. 1. GCS = E4M6V5
SOMNOLEN : (compos mentis)
mengantuk, Kesadaran
2. GCS = < 7
pulih penuh bila
dibangunkan. (coma)
SOPOR (STUPOR) : 3. GCS = E1M1V1
Kantuk dalam, bangun (coma dalam)
dgn rangsang kuat. 4. GCS = E4M6V-
KOMA RINGAN
(afasia motorik)
(SEMIKOMA) :
rangsang nyeri hanya 5. GCS = E4M1V1
timbul gerakan, tdk (coma vigil)
dpt dibangunkan.
KOMA : Tdk
berespon dgn
rangsang nyeri kuat
MODEL MMSE
BEBERAPA GANGGUAN
FKL
KERNIG’S SIGN
Cara : telentang, fleksi panggul ekstensikan sendi
lutut sejauh mungkin tanpa rasa nyeri.
Penilaian : (+) ekstensi sendi lutut tak capai < 1350,
nyeri, spasme otot paha.
BRUDZINSKI I
Cara : telentang, tangan kiri pemeriksa dibawah kepala,
kanan didada fleksikan kepala dgn cepat
sejauh mungkin kedada.
Penilaian : fleksi involunter (+) kedua kaki
BRUDZINSKI II
Cara : telentang, fleksi pasif coxae (~ kernig)
Penilaian : (+) terjadi fleksi involunter pada sendi
panggul dan lutut kontralateral
B III. Tekan os zygomaticus p! flexi involunter.extr.sup
B.IV. Tekan SOP p! flexi involunter extr.inf.
Brudzinski I
Nn. Cranialis
CARA TIMBULKAN
REFLEKS :
1. Relaksasi sempurna
2. Ketegangan optimal
3. Rangsangan cukup
4. Dengan penguatan refleks
Jendrassik
Refleks patologis lainnya
:
Chaddock
Oppenheim
Schaffer
Gordon
Gonda
Rossolimo
Tehnik pemeriksaan
Menilai lintasan asendens ( lintasan
sensorik).
Sesuai dermatom sensorik.
Sensation
Jenis modalitas
pemeriksaan
Eksteroseptik /protopatik :
- Raba : anastesia, hipestesia, hiperestesia.
- Nyeri : analgesia, hipalgesia, hiepralgesia.
- Suhu : termoanastesia, terhiperestesia.
- Rasa Abnormal : parastesia.
Proproiseptik :
-Kinestesia, statestesia, Palestesia, Barastesia.
Jika hilang/berkurang rasa (...an : Kinesanastesia)
Jenis modalitas
pemeriksaan......
Diskrimianatif :
- Stereognosis , astereognosia
- Barognosis , baragnosis
- Topestesia , topognosis
- Gramestesia , agramastesia
- Autotopognosis.
Susunan Saraf
Otonom
BAK
BAB
Tes Perspirasi
SUKRAN
Usia Lanjut 50