Anda di halaman 1dari 47

Analisis Standar Belanja

Pengantar untuk pengenalan akan konsep dan


metode analisis standar belanja dalam
penyusunan Perfomance Bugdeting.

Drs. Haryanto Kadi, MSc


Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan
LATAR BELAKANG
1 Tuntutan terhadap kinerja
pengelolaan keuangan daerah yang
semakin ekonomis, efisien, efektif,
akuntabel, dan transparan.

2
Adanya ketidakadilan dan
ketidakwajaran anggaran belanja
antar kegiatan sejenis, antar
program dan antar SKPD.
3

Terjadinya pemborosan
anggaran.
ASB atau SAB… apa itu?
adalah PENILAIAN KEWAJARAN atas
BEBAN KERJA dan BIAYA yang
dialokasikan untuk melaksanakan suatu
KEGIATAN.

kegiatan

Rasionalisasi
Anggaran
DASAR HUKUM [ 1/
1
3]
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
PP 105/2000 Keuangan Daerah
 Standar Analisa Belanja
Sbg instrumen untuk
penilaian kewajaran atas
beban kerja dan biaya
terhadap suatu kegiatan

Kepmendagri Pedoman Pengurusan, belum menunjukkan bentuk dan


29/2002 Pertanggung jawaban dan format dari Standar Analisa
Pengawasan Keuangan Belanja
Daerah serta Tata Cara
Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Daerah, Pelaksanaan Tata
Usaha Keuangan Daerah dan
Penyusunan Perhitungan
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah
DASAR HUKUM [ 2/
2 3]
Keuangan Negara
UU 17/2003 1) Penerapan pendekatan penganggaran dengan perspektif jangka
menengah.
2) Penerapan penganggaran secara terpadu.
3) Penerapan penganggaran berdasarkan kinerja.

Prinsip ABK 1) Transparansi dan akuntabilitas


anggaran.
2) Disiplin anggaran.
3) Keadilan anggaran.
4) Efektifitas dan efisiensi anggaran.
5) Disusun dengan pendekatan kinerja
Salah 1 Alat

ASB
DASAR HUKUM [ 3/
UU 17/2003
3]
3 Pemerintahan Daerah  Analisis Standar Belanja
UU 32/2004 Pasal 167 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 menyatakan
bahwa “Belanja daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga, tolok ukur
kinerja, dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan”.

4 Pengelolaan Keuangan Daerah


PP 58/2005
pasal 39 ayat (2) menyatakan
bahwa “Penyusunan anggaran
berdasar prestasi kerja
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan berdasarkan
capaian kinerja, indikator
kinerja, analisis standar
belanja, standar satuan harga,
dan standar pelayanan
minimal”.
Kedudukan ASB Normatif
1. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, Bagian Kelima Penyiapan
Raperda APBD. Pasal 41 ayat (3) menyatakan bahwa “Pembahasan oleh tim
anggaran pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan untuk menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD dengan kebijakan
umum APBD, prioritas dan plafon anggaran sementara, prakiraan maju yang
telah disetujui tahun anggaran sebelumnya, dan dokumen perencanaan
lainnya, serta capaian kinerja, indikator kinerja, analisis standar belanja,
standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal”.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 89 ayat (2) yang
Pedoman “Rancangan
berbunyi:
surat edaran kepala daerah tentang pedoman RKA-SKPD
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:
penyusunan “….dokumen sebagai
lampiran meliputi KUA, PPA, kode rekening APBD, format RKA-SKPD,
analisis standar belanja dan standar harga satuan”.

Jadi kedudukan ASB adalah untuk penyusunan RKA-SKPD pada proses


penyusunan RAPBD.
Kedudukan ASB (Normatif atau
Efektif) RPJM
RPJMD

5 th
Renstra SKPD

5 th
1 th
Renja SKPD RKPD RKP

1 th

ASB digunakan utk


KUA PPAS
menentukan pagu
SKPD berdasark
usulan kegiatan
prioritas daerah yg
disepakati
Nota Kesepahaman (MoU) antara
Pimpinan DPRD & Gubernur/Bupati/Walikota
Standar Satuan Harga
RKA-SKPD Pedoman Penyusunan Analisa Standar Belanja
RKA-SKPD Standar Pelayanan Minimun

Tim
Anggaran
Pemda
1 th
RAPERDA APBD
Pedoman Penyusunan RKA-SKPD
(Surat Edaran KDH)
1. Prioritas pembangunan daerah dan
program/kegiatan yang terkait;
2. Alokasi plafon anggaran sementara
untuk setiap program/kegiatan SKPD;
3. Batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada
PPKD;
4. Dokumen sebagai lampiran surat edaran
meliputi KUA, PPAS, Analisis Standar Belanja
dan Standar Satuan Harga.

9
Syarat ASB Efektif
1 Adanya komitmen stakeholder
terhadap prinsip-prinsip
pengelolaan anggaran
2 Adanya Standar Kebijakan
Anggaran yang jelas

3 Adanya Tolok Ukur Kinerja Output


yang spesifik dan terukur utk
setiap kegiatan;
4 Adanya Standar Harga terkini
10
Prinsip Penyusunan ASB

1. Penyederhanaan (Modelling)
2. Mudah diaplikasikan
3. Mudah di-Update 11

4. Berlaku umum untuk spesifikasi


output dan kebutuhan sumber
daya yang sama
Konsep Pendekatan ASB
implementasi
KEGIATA OUTPUT
N

Pendekatan
ABC
BIAYA
TETAP

INPUT BARANG/JASA
(Anggaran Biaya) /MODAL

BIAYA
VARIABEL
12
Pendekatan ABC
• Pendekatan Activity Based Costing (ABC) merupakan suatu teknik
untuk mengukur secara kuantitatif biaya dan kinerja suatu
kegiatan (the cost and performance of activities) serta alokasi
penggunaan sumber daya dan biaya, baik Biaya Operasional
maupun Biaya Administratif;

• Pendekatan ABC bertujuan untuk meningkatan akurasi


biaya penyediaan barang dan jasa yang dihasilkan dg
menghitung biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variabel
cost)

Biaya = Biaya + Biaya


Total Variabel Tetap
BIAYA TETAP
• Biaya Tetap adalah biaya yang tidak mengalami perubahan (tidak
naik dan tidak turun) pada skala tertentu, sekalipun output yang
dihasilkan mengalami perubahan (naik/turun).

Sewa Mesin Jumlah


Sewa Gedung Biaya Per
Photokopi Peserta
Unit
Pelatiha
Rp. 25 n Rp.
5.000.000,- orang 200.000,-
Rp. 50 Rp.
5.000.000,- orang 100.000,-
Rp. 75 Rp.
5.000.000,- orang 66.667,-
Rp. 100 Rp.
5.000.000,- orang 50.000,-
Rp. 200 Rp.
5.000.000,- orang 25.000,-

14
BIAYA VARIABEL
• Sebuah biaya disebut sebagai biaya variabel jika jumlah total output
yang dihasilkan berubah, maka jumlah biaya yang dialokasikan untuk
menghasilkan barang/jasa tersebut juga berubah.

Jumlah
Biaya Seminar Biaya Per
Peserta
Kits Unit
Pelatihan
25 Rp.
Rp. 625.000,- orang 25.000,-
50 Rp.
Rp. orang 25.000,-
Rp.
1.250.000,- 75 Rp.
1.875.000,- orang 25.000,-
Rp. 100 Rp.
2.500.000,- orang 25.000,-
Rp. 200 Rp.
5.000.000,- orang 25.000,-
15
Bagaimanakah merumuskan
formula
??

METODE
REGRESI

16
METODE REGRESI
1. Mencari variabel-variabel yang mempengaruhi sebagai PENCETUS
BIAYA UTAMA (Cost Driver) besar/kecilnya anggaran untuk setiap jenis
kegiatan dan
2. Menghitung seberapa besar pengaruh variabel-variabel
tersebut terhadap kebutuhan anggaran.
3. Berdasarkan hasil regresi selanjutnya akan diperoleh formula
ASB sbb:

Yi = a0 + b1X1 + b2X2 + ….. + bnXn + e


Di mana:
Yi adalah taksiran nilai anggaran pada tahun
a0 tertentu; adalah Biaya Tetap pelaksanaan kegiatan
b1, b2 bn Y;
adalah koefisien biaya variabel atas cost driver X1,
X1 X2, X0 X2 , Xn 17
Langkah2: • Penentuan cost driver jenis
kelompok kegiatan
2 Identifikasi • Pengelompokan Keg
• Data Keg dari DPA
yang memiliki output dan
• Menghasilkan data cost driver yg sama
• Identiifikasi jenis
per kegiatan dan • Telaah thd variabel
output kegiatan kegiatan sbg bahan
penentu cost driver yang mempengaruhi
• Pemisahan obyek tiap kelompok jenis keg
belanja kegiatan
1 3
Klasifikasi
Inventarisasi

Due Deligent 6 • Regresi utk klpk jenis


Klarifikasi 4
keg utk menghasilkan
• Simulasi formula thd
Formula Kelompok ASB • Klarifikasi Keg ke SKPD
sebuah kegiatan • Uji Statistik formula
• Evaluasi kewajaran terkait Sub Kegiatan yg
tdh biaya yg dihasilkan mrpk kelompok jenis keg
tersendiri di dalam obyek
belanja
• Re-klasifikasi utk temuan
Formulasi 5 sub kegiatan yg mrpk
kelompok jenis keg yg
lain
1 I. N. V. E. N. T. A. R. I. S. A. S. I.
• Mengumpulkan DPA SKPD sesuai Program
dan
Kegiatan beserta Tahun Anggaran yang disepakati
• Data tentang Nama Kegiatan, Alokasi Anggaran
danKerja
Lembar Output
1: disusun per SKPD
SKPD Nama Kegiatan Rp. Output
Dinas Pekerjaan Peningkatan Jalan A 2.000.000.000 2 km
Umum
Dst…
Dinas Pertanian Pembinaan Kelompok Tani 75.000.000 30 kelompok
Pengadaan Alsintan 500.000.000 75 jenis
Dst.. 19
2 I. D. E. N. T. I. F. I. K. A. S. I. [ 1 /6 ]
• Tambahkan Kolom Kelompok Kegiatan/ASB
• Mengidentifikasi kegiatan ke dalam kelompok jenis
kegiatan
 bahan penentuan cost driver
• Kelompok kegiatan ini bersifat rancangan, namun
demikian
paham perlu program dilakukandan kegiatan
dengan SKPD tepat
yangdan
cermat.
tentang  perlu
akan tim yg
diidentifikasikan
Lembar Kerja 2: /
Nama Kegiatan Pagu Keg Rp. Output Kelompok Keg
ASB
Peningkatan Jalan A 2.000.000.000 2 km …….
Pembinaan Kelompok Tani 75.000.000 30 kelompok …….
Pengadaan Alsintan 500.000.000 75 jenis …… 20
I. D. E. N. T. I. F. I. K. A. S. I. [ 2 /6 ]
Bagaimana Mengelompokan JENIS KEGIATAN?
1. Kelompokkan berdasarkan kesamaan “NAMA KEGIATAN”;
2. Kelompokkan berdasarkan kesamaan “OUTPUT
KEGIATAN”;
3. Kelompokkan berdasarkan kesamaan “PROSES
PELAKSANAAN KEGIATAN” atau “ALOKASI ITEM
BELANJA”;
4. Bahas melalui Tim Penyusun. Akan lebih baik
jika menggunakan FGD dg SKPD tetapi perlu waktu
dan pemahaman yang sama dahulu antar
pemangku kepentingan.
I. D. E. N. T. I. F. I. K. A. S. I. [ 3 /6 ]
TEKNIS

APARATU FUNGSIONAL
DILAKSANAKAN SENDIRI?
R
PEMDA STRUKTURAL
PELATIHAN

KERJASAMA DGN PIHAK


KETIGA?
MASYA TEKNIS
-
RAKAT
• Menentukan kelompok jenis kegiatan sangat tergantung
pada JUDGEMENT yang dibuat oleh Tim. Sehingga perlu memetakan
kelompok jenis kegiatan sesuai dengan PERILAKU BELANJA pada DPA-
SKPD.
• Kelompok Jenis Kegiatan tersebut kemudian menjadi acuan
I. D. E. N. T. I. F. I. K. A. S. I. [ 4 /6 ]
Biasanya Klasifikasi Umum Kegiatan
•Pemda
Pelatihan, • Event Organizer (lomba,
• Diklat; kontes, pameran, dll)
• • Pembangunan fisik: jalan,
Fasilitasi/pendampingan; Jembatan, Gedung,
• Pemberdayaan/Pembinaan; ruang, rumah, Pagar,
• Penyuluhan; Irigasi, dll;
• Sosialisasi & Diseminasi; • Pengadaan Barang Modal
• Pelayanan langsung Lainnya;
masyarakat; • Pemeliharaan rutin/berkala
• Koordinasi; aset2 daerah;
• • Penyediaan barang & jasa;
Penyusunan Dokumen;
• • Administrasi kepegawaian
Pendataan, pemetaan;
• • Operasional
Penelitian/Studi/kajian;
• • Pelayanan ut SKPD
Monev, inspeksi dan Pelaporan;
• • Dll
Pengawasan, pengendalian;
I. D. E. N. T. I. F. I. K. A. S. I. [ 5 /6 ]
• Tambahkan kolom Rincian Belanja
• Memetakan rincian alokasi anggaran per obyek belanja
dalam
sebuah kegiatan
• Didasarkan pada dokumen DPA SKPD yang disepakati
(tahap inventarisasi)
Lembar Kerja 3:

Nama Kegiatan Pagu Keg Rp. Output Kelompok Honorarium Belanja Makan dst
ASB ATK Minum

Peningkatan Jalan A 2.000.000.000 2 km ……. Rp. Rp. Rp. 24 Rp.


Pembinaan 75.000.000 30 kelompok ……. Rp. Rp. Rp. Rp.
I. D. E. N. T. I. F. I. K. A. S. I. [ 6 /6 ]
• Cek Rincian Obyek Beanja Rancangan
dengan Kegiatan/ASB yang dibuat, “apakah
Kelompok
sesuai atau terdapat
sudah Kelompok
Identifikasi Kegiatan yang belum
sesuai?”

Nama Kegiatan Pagu Keg Rp. Output Kelompok Honorarium Belanja SPPD dst
ASB ATK

Peningkatan Jalan A 2.000.000.000 2 km ……. Rp. Rp. Rp. Rp.


Pembinaan 75.000.000 30 kelompok ……. Pembinaan
Rp. 50 jt (datang
Rp. 15 jt keRp. 10 jt Rp.
Kelompok Tani atau seperti Sosialisasi?
kelompok) 25
Pengadaan Alsintan 500.000.000 75 jenis …… Rp. Rp. Rp. Rp.
3 K. L. A. S. I. F. I. K. A. S. I. [ 1 /9 ]
• Tambahkan kolom Cost Driver ke dalam Lembar
Kerja
• Tentukan Cost Driver dari Kelompok Jenis
Kegiatan/ASB yang telah diidentifikasi dari DPA SKPD
Lembar Kerja 4:

Nama Kegiatan Pagu Keg Output Kel ASB Cost Volume Honorari Belanja Makan dst
Rp. Driver / um ATK Minum
satuan

Peningkatan 2.000.000. 2 km ……. Rp. Rp. Rp. Rp.


Jalan A 000
Pembinaan 75.000.000 30 ……. Rp. Rp. Rp. Rp.
Kelompok kelompok
Tani
Pengadaan 500.000.00 75 jenis …… Rp. Rp. Rp. Rp.
Alsintan 0
K. L. A. S. I. F. I. K. A. S. I. [ 2 /9 ]
Penentuan Variabel Pencetus Biaya Utama (Cost Driver) pada Kelompok
Jenis ASB yang telah ditetapkan:
1. Pencetus Biaya Utama (Cost Driver) yang dianggap menjadi penyebab munculnya
perbedaan biaya dalam melaksanakan suatu jenis kegiatan tertentu;
2. Cara paling mudah mencari Pencetus Biaya Utama (Cost Driver) adalah dengan
melihat pada OUTPUT yang dihasilkan atau PROSES yg dilakukan suatu kegiatan atau
SUMBERDAYA yang dialokasikan untuk melaksanakan suatu kegiatan;
3. Misal:
Jenis Kegiatan Cost Driver
Penyuluhan 1. Jumlah orang yang disuluh;
2. Jumlah lokasi;
3. Lama Waktu penyuluhan
Fasilitasi 1. Jumlah orang yang difasilitasi;
2. Jumlah lokasi;
3. Lama Waktu
Monev 1. Jumlah Tim Monev
2. Jumlah Lokasi
3. Lama Waktu
Pembangunan/Pemeliharaan Jalan 1. Panjang Jalan 27
K. L. A. S. I. F. I. K. A. S. I. [ 3 /9 ]

PENTING:
• Taha Klasifikasi ini sangat tergantun dari Definisi
p
Operasional g
dari KELOMPOK JENIS KEGIATAN
dan VARIABEL pembentuk COST DRIVER.
• Rumuskan Definisi Operasional untuk Kelompok
Jenis ASB Kegiatan, termasuk aturan teknis yang
bersifat spesifik sesuai kebijakan daerah.
• Rumuskan Variabel pembentuk cost driver,
termasuk
satuan yang digunakan sesuai kebijakan daerah.
28
K. L. A. S. I. F. I. K. A. S. I. [ 4 /9 ]
CONTOH:

ASB Pembinaan Kepada Masyarakat


• Definisi Operasional
– Apa yg dimaksud pembinaan
– Kegiatan tersebut dilaksanakan mengundang atau mendatangi
– Berapa kali atau berap bulan kebijakan dalam 1 th
– Dll
• Variabel Jumlah Tim
– Berapa orang bulan atau orang kali dalam 1 th
• Variabel Jumlah kelompok dan lokasi
– Berapa kelompok per lokasi dalam 1 th

29
K. L. A. S. I. F. I. K. A. S. I. [ 5 /9 ]

• KELOMPOKAN masing-masing kegiatan dengan


sesuai
• KELOMPOK JENIS KEGIATAN/ASB yang telah disusun
Apabila dilakukan menggunakan File Microsof Exel,
maka gunakan fasilitas SORT DATA
• Setelah data olah tersusun berurutan berdasar format
SORT DATA, maka pisahkan masing-masing kelompok
jenis kegiatan/ASB ke SHEET sendiri-sendiri.

30
K. L. A. S. I. F. I. K. A. S. I. [ 6 /9 ]
Lembar Kerja 4 yg sudah disusun
Nama Kegiatan Pagu Keg Output Kelompok Cost Vol/ Honorari Belanja Makan dst
Rp. 000,- ASB Driver sat um ATK Minum
Peningkatan 2.000.000 2 km PBJ Rp. Rp. Rp. Rp.
Jalan A
Pembinaan 75.000 30 Pembinaan Rp. Rp. Rp. Rp.
Kelompok kelompok
Tani
Pengadaan 500.000 75 jenis PBJ Rp. Rp. Rp. Rp.
Alsintan
Penguatan 100.000 21 desa Pembinaan Rp. Rp. Rp. Rp.
Lembaga Desa
Fasilitasi ormas 50.000 20 ormas Sosialisasi Rp. Rp. Rp. Rp.
Penguatan 25.000 30 SKPD pembinaan Rp. Rp. Rp. Rp.
kehumasan
Pembinaan 60.000 16 kec sosialisasi Rp. Rp. Rp. Rp.
penegakan
Perda
Peningkatan 125.000 2 lokasi PBJ Rp. Rp. Rp. Rp.
sarpras

SORT DATA /
K. L. A. S. I. F. I. K. A. S. I. [ 7 /9 ]
MENJADI Lembar Kerja 5:
Nama Kegiatan Pagu Keg Output Kelompok Cost Vol/ Honorari Belanja Makan dst
Rp. 000,- ASB Driver sat um ATK Minum
Peningkatan 2.000.000 2 km PBJ Rp. Rp. Rp. Rp.
Jalan A
Pengadaan 500.000 75 jenis PBJ Rp. Rp. Rp. Rp.
Alsintan
Peningkatan 125.000 2 lokasi PBJ Rp. Rp. Rp. Rp.
sarpras
Pembinaan 75.000 30 Pembinaan Rp. Rp. Rp. Rp.
Kelompok kelompok
Tani
Penguatan 100.000 21 desa Pembinaan Rp. Rp. Rp. Rp.
Lembaga Desa
Penguatan 25.000 30 SKPD pembinaan Rp. Rp. Rp. Rp.
kehumasan
Fasilitasi ormas 50.000 20 ormas Sosialisasi Rp. Rp. Rp. Rp.

Pembinaan 60.000 16 kec sosialisasi Rp. Rp. Rp. Rp.


penegakan
Perda

Sudah Urut  PINDAH ke masin2 SHEET


K. L. A. S. I. F. I. K. A. S. I. [ 8 /9 ]
• Telaah terhadap variabel yang mempengaruhi tiap kelompok
jenis kegiatan dalam Kelompok Jenis ASB yang sama.
• Cara paling mudah dengan melihat perilaku belanja yang
sudah
dipetakan.
• Apabila terdapat ANOMALI, cek kembali apakah kegiatan
tersebut sudah pada rumpun Kelompok Jenis ASB yang tepat.
• PENTING…! Perhatikan beberapa belanja yang dapat
dikeluarkan
dari Rumusan Formula ASB, yaitu:
– Bersifat kebijakan
– Terkait beban kerja SKPD yang tidak sama
– Terkait kebutuhan spesifik yang tidak dapat disamaratakan antar SKPD
• Untuk hal tersebut, Obyek Belanja tersebut bisa dihapus
dalam Formulasi Minimal – Maksimal nantinya.
K. L. A. S. I. F. I. K. A. S. I. [ 9 /9 ]
CONTOH
Nama Kegiatan Pagu Keg Output Kelompok Cost Vol/ Honorari Belanja Makan SPPD
Rp. 000,- ASB Driver sat um ATK Minum
Pembinaan 75.000 30 Pembinaan 35 jt 5 jt 25 jt 10 jt
Kelompok kelompok
Tani
Penguatan 100.000 21 desa Pembinaan 10 jt 4 jt 10 jt 76 jt
Lembaga Desa
Penguatan 25.000 30 SKPD pembinaan 10 jt 5 jt 7 jt 3 jt
kehumasan

Fenomena:
1. Kegiatan Pembinaan Kelompok Tani dan
• Apa ada yang Penguatan Kehumasan memiliki Porsi Honor
salah??? dan makan minum yang signifikan,
sementara Penguatan Lembaga Desa justru
SPPD sangat signifikan.
• Adakah 2. Terjadi ANOMALI yg menandakan
ANOMALI? bahwa Kelompok ASB tersebut tidak
sama.
3. Pembinaan bersifat MENGUNDANG yg
dibina dan MENDATANGI yg dibina.  perlu
Akhirnya…

Data Olah ASB sampai dengan


tahap Klasifikasi merupakan data
matang yang akan menghasilkan
Formula ASB.

Selanjutnya Hasil Data Olah tersebut


perlu dilakukan Klarifikasi apakah
data yang sudah dipetakan sudah
Tepat.
4 K. L. A. R. I. F. I. K. A. S. I. [1 /
2]
1. Melakukan klarifikasi langsung kepada
SKPD selaku pelaksana kegiatan apakah
jenis ASB sudah sesuai dengan desain
kegiatan.
2. Mencermati kembali apakah dalam
kegiatan tersebut terdapat beberapa Sub
Kegiatan.
3. Kalau terdapat sub kegiatan yang
signifikan dan memiliki rumpun jenis ASB
tersendiri, maka perlu dipisahkan. 36
K. L. A. R. I. F. I. K. A. S. I. [2 /
CONTOH 2]
Nama Kegiatan Pa gu Keg Output Kelompok Cost Vol/ Honorari Belanja Makan SPPD
R p. 000,- ASB Driver sat um ATK Minum
100.000 21 desa Pembinaan 10 jt 4 jt 10 jt 76 jt
Penguatan
Lembaga Desa
Sosialisasi 8 jt
2 jt 8 jt
2 jt

Monev 2 jt 2 jt 2 jt 74 jt
Fenomena:
1. Kegiatan Penguatan Lembaga Desa hasil diskusi klarifikasi dg SKPD didapatkan
penjelsan tentang desain kegiatan sebagai berikut:
• Tahap awal kegiatan semua kepala desa dikumpulkan untuk diberikan penjelasan
terkait kelembagaan desa.  masuk kelompok ASB Pembinaan (mengundang)
atau Sosialisasi atau dll sesuai Rumpun Klasifikasi ASB yg sudah ditetapkan apa saja.
• Tahap lanjutan dilakukan kunjungan pembinaan berkala tiap 6 bulan ke semua desa
 masuk kelompok ASB Pembinaan (mendatangi) atau monev atau dll
sesuai Rumpun Klasifikasi ASB yg sudah ditetapkan apa saja.
2. Untuk itu terjadi 2 Sub Kegiatan yang masing-masing memiliki Kelompok ASB yang
berbeda.  perlu dipilah termasuk proporsi tiap belanja.
5 F. O. R. M. U. L. A. S. I. [ 1/
5]
1. Melakukan perhitungan
metode REGRESI
2. Menelaah hasil perhitungan,
jika negatif perlu dianalisis
ulang mungkin ada yang
yang tidak tepat terkait
variabel, jenis ASB, atau
anomali alokasi belanja pada
obyek belanja tertentu.

38
F. O. R. M. U. L. A. S. I. [2 /
Hasil Regresi: 5]
Model Summary
Model R R Square Adjusted Std. Error of
R Square the Estimate
1 .862 a .743 .679 3274478.40

a. Predictors: (Cons tant), V AR00004

Coe fficientsa
Model Uns tandardized Standardiz ed t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8783010 2896416 .862 3.032 .039
VAR00004 294898.6 86611.462 3.405 .027

a. Dependent Variable: VAR00005

FORMULASI ASB :
PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
Y = a + b(Jumlah Kasus, SK, Berkas) + Perjalanan Dinas
Y = 8.783.010 + 294.899
(∑Kasus/Berkas/SK/Orang)
BIAYA BIAYA 39
VARIABEL
F. O. R. M. U. L. A. S. I. [ 3/
5]
Simulasi Penghitungan Kewajaran Biaya
FORMULASI ASB :
PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
Y = a + b(Jumlah Kasus, SK, Berkas) + Perjalanan Dinas
Y = 8.783.010 + 294.899
(∑Kasus/Berkas/SK/Orang)
BIAYA BIAYA
TETAP VARIABEL
Jumlah Kasus/Berkas Biaya Perjalanan Kewajaran Biaya
/SK/Orang Dinas
100 38,272,864.97
50 25,000,000 48,527,937.27
150 75,000,000 128,017,792.68
75 30,900,401.12
F. O. R. M. U. L. A. S. I. [ / 4
5]
Data Yg Bisa Diolah Setelah Diproses Dan
Dianalisis:
Cost Driver TOTAL
(Jumlah SK, ANGGARAN
Kasus, Orang)

11 7445000
50 23325000
20 16000000
17 16000000 25000000
y = 294899x +

30 20950000 9E+06 R2 =
0.7435
50 21470000 20000000

15000000

10000000

5000000

SCATTER 0
0 10 20 30 40 50 60
PLOT
F. O. R. M. U. L. A. S. I. [ 5/
5]
Output Dokumen  Formula ASB
1. Y = a + bx1 + bx2 + dst...  digunakan untuk
menentukan pagu proporsional sebelum KUA-PPAS (biasanya oleh
Bappeda sbg leading sector KUA-PPAS)

2. Alokasi Belanja  digunakan untuk menjabarkan


pagu proporsional kedalam RKA (biasanya oleh DPPKAD / Tim
Asistensi RKA) Contoh:
JENIS BELANJA MINIMAL RATA MAKSIMAL
-
RATA
HONOR PNS 52.76% 75.38% 86.68%
HONOR NON PNS 0.00% 3.04% 3.50%
BAHAN HABIS PAKAI 7.37% 8.67% 9.97%
JASA KANTOR 0.00% 4.61% 5.30%
CETAK DAN PENGGANDAAN 4.11% 4.83% 5.56%
MAKAN MINUM RAPAT 0.00% 3.47% 3.98%
PERJALANAN DINAS SESUAI KEBUTUHAN
ASB PELATIHAN TEKNIS / BIMBINGAN
TEKNIS BAGI MASYARAKAT
a. Definisi
Pelatihan/Bimbingan teknis pada masyarakat adalah menyelenggarakan
dan memberikan pelatihan secara teknis pada masyarakat dalam
rangka memberikan keahlian bidang tertentu dan dilaksanakan oleh
SKPD yang bersangkutan sesuai TUSI.
b. Pengendali Belanja
Jumlah peserta dan jumlah hari pelaksanaan pelatihan
c. Rumusan ASB:
PELATIHAN TEKNIS / BIMBINGAN TEKNIS BAGI MASYARAKAT
Y= 39,818,300 + 39,046 (Jumlah Peserta, OH) +
Uang Lembur + Sewa + Bahan Material + Biaya
Transportasi dan Akomodasi

Dimana :
Y : Total Belanja
a : Belanja = Rp. 39.818.300,-
Tetap = Rp. 39.046,-
b : Jumlah
X Belanja peserta dan jumlah hari pelatihan (OH)
Variabel 43
KEWAJARAN ALOKASI BELANJA
JENIS BELANJA MINIMAL RATA MAKSIMAL
-
RATA
HONOR PNS 52.76% 75.38% 86.68%
HONOR NON PNS 0.00% 3.04% 3.50%
BAHAN HABIS PAKAI 7.37% 8.67% 9.97%
JASA KANTOR 0.00% 4.61% 5.30%
CETAK DAN PENGGANDAAN 4.11% 4.83% 5.56%
MAKAN MINUM RAPAT 0.00% 3.47% 3.98%
PERJALANAN DINAS SESUAI KEBUTUHAN

44
Hal Pokok
1 KEGIATAN BEBERAPA
= SUB
KEGIATAN

1 SUB KEGIATAN 1 FORMULA ASB


=

1 FORMULA ASB BIAYA UTAMA


= BIAYA PENDUKUNG
PERMASALAHAN DAN KENDALA
DALAM PENYUSUNAN ASB
1. Output tidak terumuskan dengan jelas dan
spesifik;
2. Output tidak sesuai dengan nama
kegiatan;
3. Output tidak terukur;
4. Penempatan item belanja yang tidak
sesuai dengan kegiatan;
5. Belanja titipan
Terima
Kasih
Drs. Haryanto Kadi, MSc
0811 87 3935
haryantokadi@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai