Anda di halaman 1dari 14

BALUT BIDAI DAN SPLITING

Kelompok 6:
1, DEWI NURTYAS
2, PUTRI MEI VIA
3. RAFIF NASRULLOH N M
4. RETNO WAHYUNINGSIH
5. SAKKA FAFARACH E P
o Balut bidai adalah penanganan umum trauma
ekstremitas atau imobilisasi dari
lokasi traumadengan menggunakan penyangga
misalnya splinting (spalk).
o Balut bidai adalah jalinan bilah (rotan,bambu)
sebagai kerai (untuk tikar, tirai penutup pintu,
belat, dsb) atau jalinan bilah bambu (kulit
kayurandu dsb) untuk membalut tangan patah
dsb.
 Indikasi Pembidaian
1. Fraktur (Patah Tulang)
a.Fraktur terbuka yaitu tulang yang patah mencuat keluar
melalui luka yang terdapat pada kulit.
b. Fraktur tertutup yaitu tulang yang patah tidak sampai
keluar melalui luka yang terdapat dikulit.
2 Terkilir
Terkilir merupakan kecelakaan sehari-hari, terutama di
lapangan olah raga. Terkilir disebabkan adanya hentakan yang
keras terhadap sebuah sendi, tetapi dengan arah yang salah.
Akibatnya, jaringan pengikat antara tulang (ligamen) robek.
Robekan ini diikuti oleh perdarahan di bawah kulit. Darah yang
berkumpul di bawah kulit itulah yang menyebabkan terjadinya
pembengkakan.
Kontra Indikasi
Pembidaian baru boleh dilaksanakan jika
kondisi saluran nafas, pernafasan dan sirkulasi
penderita sudah distabilkan. Jika terdapat
gangguan sirkulasi dan atau gangguan yang
berat pada distal daerah fraktur, jika ada resiko
memperlambat sampainya penderita ke rumah
sakit, sebaiknya pembidaian tidak perlu
dilakukan.
1. Hipermobilitas
2. Efusi Sendi
3. Inflamasi
4. Fraktur humeri dan osteoporosis
 Penanganan Balut dan Bidai
1. Luka Terbuka

Pastikan lokasi dan jumlah bagian tubuh yang terluka dengan


memeriksa keseluruhan tubuh korban (expose)
Jika memungkinkan tidak melukai korban lebih jauh, lepaskan
perhiasan, jam tangan, atau aksesoris lainnya pada bagian
tubuh korban yang terluka karena dapat terjadi pembengkakan
dan mengganggu aliran darah
Bersihkan luka dengan mengalirkan air bersih hingga tidak ada
kotoran yang menempel
Lakukan kontrol perdarahan agar perdarahan berhenti
2.Luka Bakar

oPenanganan luka bakar yang dapat dilakukan adalah:


Jauhkan sumber panas dari korban.

Dinginkan luka bakar dengan cara mengalirkan air atau merendam area luka bakar

jika memungkinkan selama 20 menit.
Lepaskan pakaian dan aksesoris lainnya seperti jam tangan dan cincin yang berada di

sekitar area luka bakar dengan hati-hati.
Jika korban terluka parah, merasa sangat kesakitan, melibatkan mata atau lebih dari

setengah lengannya segera aktifkan SPGDT dengan menelepon ambulans terdekat.
Balut area luka bakar dengan pembungkus plastik bersih.
Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan dalam penanganan luka bakar:

Memecahkan bula atau mencabut kulit yang terkelupas.



Melepaskan secara paksa apapun yang sudah melekat pada kulit akibat luka bakar.

Mengoleskan krim, pasta gigi, mentega, atau apapun ke area luka bakar karena dapat

menyebabkan infeksi.
3.Venous ulcer
 Strategi utama dalam penatalaksanaan Insufisiensi Vena dan

Hypertensi Vena (sebagai penyebab utama venous ulcer) adalah:

a.Terapi Kompressi (Compression Therapy).


Terapi kompresi merupakan suatu modalitas yang bertujuan untuk memberikan
tekanan eksternal pada ekstrimitas bawah untuk memfasilitasi aliran balik vena. Besar
tekanan atau Level of Compression yang diberikan merupakan factor penting dalam
terapi. Besar tekanan merupakan jumlah tekanan yang diberikan terhadap jaringan.
Umumnya besar tekanan berkisar antara 20-60 mmHg pada mata kaki. Tekanan sebesar
30-40 mmHg pada mata kaki biasa digunakan untuk venous ulcer. Tekanan sebesar ini
dilaporkan efektif dalam mengontrol hypertensi vena dan mencegah pembentukan edema
tungkai pada kebanyakan pasien dengan venous disease (de Arujo et al, 2003; Kunimot,
2001b; Paquette and Falanga, 2002; Phillips, 200).

b.Peninggian tungkai (Limb elevation).


Peninggian tungkai merupakan prosedur yang sangat sederhana namun
sangat efektif dalam meningkatkan aliran balik vena dengan memanfaatkan
gaya gravitasi. Modalitas ini sangat penting bagi pasien dengan venous ulcer
bahkan esensisal bagi pasien dengan venous ulcer yang tidak dapat
mentoleransi terapi kompressi. Pasien sebaiknya dianjurkan untuk
meninggikan kakinya (lebih tinggi dari jantung) selama 1-2 jam, dua kali
sehari (lebh baik sebelum tidur).
 Jenis - Jenis Bidai
1. Bidai keras
2. Bidai traksi
3. Bidai improvisasi
4. Gendongan/dan bebat
 Macam - Macam Bidai

1. Mitela 2. Dasi
3. Pita/galungan

 Prinsip Pemberian Balut Bidai


 Prinsip pembalutan
1. Rapat dan rapi.
2. Jangan terlalu longgar.
3. Ujung jari dibiarkan terbuka untuk mengetahui funsi sirkulasi.
4. Bila ada keluhan terlalu erat longgarkan.
 Prinsip pembidaian
1.Lakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan mengalami
cedera.
2. Lakukan pembidaian pada dugaan terjadinya patah tulang.
3. Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
4. Untuk pemasangan spalk pada saat pemasangan infuse pada bayi dan
anak-anak yang hiperaktivitas.
Jenis-jenis pemasangan perban
Jenis Deskripsi Tujuan atau Manfaat

Melingkar Perban dilitkan ai atas lilitan Menahan perban pada lilitan pertama dan terakhir, menutupi bagian

sebelumnya sampai ujung terakhir tubuh yang kecil (jari tangan, jari kaki).

perban.

Spiral Lilitkan perban ke arah atas bagian Menutupi bagian tubuh yang berbentuk silinder seperti pergelangan

tubuh melintasi setengah atau dua tangan atau lengan bagian atas.

pertiga lebar lilitan sebelumnya.

Spiral terbalik Balikkan lilitan perban pada Menutupi bagian tubuh yang berbentuk kerucut seperti lengan bawah,

pertengahan setiap lilitan perban paha atau betis. Berguna bila menggunakan perban yang tidak elastis
seperti perban kassa atau flannel.
yang dibuat.

Bentuk delapan Lilitkan perban secara miring pada Menutupi sendi, bentuk yang pas memberikan dampak imobilisasi yang

lilitan sebelumnya kea rah aats dan sangat baik.

bawah dari bagian yang akan di

perban. Setiap lilitan melintasi lilitan

sebelumnya untuk membuat bentuk

delapan.

Rekuren Pertama-tama ikatkan perban Menutupi  bagian tubuh yang tidak rata misalnya kepala atau tempat

dengan lilitan sirkular pada ujung dilakukan amputasi.

proksimal bagian tubuh sebanyak

dua kali. Buat setengah lilitan tegak

lurus dengan tepi perban. Perban


 Peralatan

 Pembalut yang sesuai (Mitella/dasi/pita)


 Spalk
 Plaster
 Kasa steril
 Handscoon dalam bak instrumen
 Betadine dan cairan desinfektan dalam kom
 Bengkok 
 Korentang
 Gunting plester
Komplikasi
 Dapat menekan jaringan pembuluh darah / syaraf
dibawahnya bila bidai terlalu ketat.
 Bila bidai terlalu longgar masih ada gerakan pada tulang yang
patah.
 Menghambat aliran darah.
 Memperlambat transportasi penderita bila terlalu lama
melakukan pembidaian.
 Bula, kegagalan flap/graf.
 Risiko perdarahan/hematima yang meningkatkan.
 Infeksi  gram negatif, infeksi Candida.
 Nyeri dan perdarahan saat penggantian balutan.
 Iritan/dermattis kontak alergi.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai