Gb. 3 :
Fungsi telinga sebagai alat pendengaran:
Prinsip : Menangkap, memproses dan meneruskan impuls suara dari
udara/sumber suara ke N. VIII
Transmisi
Penerusan impuls suara dari basis stapedia perilimfe membrana
vestibuli dan membrana basalis endolimfe organon corti
Gb. 4
1. Skala vestibuli
2. Skala media
3. Skala timpani
4. Helikotrema
a. Mbr. Reisner
b. Mbr. Tektoria
c. Mbr. Basalis
Tranduksi
Perubahan impuls suara dari bentuk energi fisik ke energi listrik
Organon korti menerima impuls akustik dalam bentuk energi fisik mengirimkan
impuls akustik dalam bentuk energi listrik
Komponen Suara
Amplitudo/intensitas : Kekerasan Suara (decibel/dB)
Frekuensi/nada : Ketinggian suara (Hertz/Hz)
Fungsi Pendengaran
• Umum / prinsip : penangkap fenomena alam yang
berupa suara / bunyi
• Lebih rinci :
1. Alat komunikasi
2. Alat Proteksi
3. Alat pendidikan : verbal, intelektual
4. Alat “mendapatkan kepuasan”
Gangguan Pendengaran :
5. KP (HL)/ Tuli (“deafness”) gangguan ketajaman
6. Tinitus ( berdenging )
PEMBAGIAN KURANG PENDENGARAN
• Bedasarkan tipe / jenis ( kualitas)
1. KP tipe hantaran : "conductive hearing loss" (CHL)
2. KP tipe sensorineural / perseptive: “sensory-neural hearing loss" (SNHL)
3. KP tipe campuran,- "Mixed HL” (MHL)
• Berdasarkan derajat (kuantitas)
1. KP/HL ringan 20 - 40 dB
2. KP/HL sedang 40 - 60 dB
3. KP/HL berat 60 - 80 dB
4. KP/HL berat sekali (total) > 80 dB
125 250 500 1000 2000 4000 8000
10 NORMAL HEARING
z v
Audiogram
20 f s th
p
h
30
RINGAN g
80 BERAT
90
100
110
SANGAT BERAT
120
• Ciri / sifat :
1. Berderajat ringan sampai sedang
2. Umumnya mengenai nada/frekuensi rendah
3. “Correctable"
4. Dengan " hearing aid" (ABD) baik.
5. Penderita umumnya suaranya pelan ( suaranya sendiri terdengar keras
6. Di tempat ramai lebih jelas mendengar ( parakusis willissi)
KURANG PENDENGARAN TIPE SENSORI NEURAL (SNHL) /
PERSEPTIF :
• Sebab : Gangguan / lesi pada sistem sensorineural
(Telinga dalam / koklea dan N.VIII)
• Bedasarkan letak lesi SNHL dapat dibagi:
1. SNHL tipe koklear : bila lesi di telinga dalam (koklea)
2. SNHL tipe retrokoklear : bila lesi di N. VIII (N. koklearis)
Ciri / sifat :
1. Derajat bisa dari ringan sampai berat sekali
2. Umumnya mengenai nada tinggi
3. Umumnya "uncorrectable"
4. "Hearing aid" /ABD umumnya tidak banyak membantu
5. Suara bicara penderita umumnya keras
6. Di tempat ramai lebih sulit mendengar
SEBAB KURANG PENDENGARAN:
A. Berdasarkan patologi
1. Kongenital 2. Trauma
3. Radang 4. Benda asing
5. Neoplasma
Tenaga : Multidisiplin
- Ahli THT - Psikologi anak
- Audologis - Guru khusus
- Ahli terapi wicara - Dukungan Keluarga
Pengganti koklea
Di Indonesia th 2000
• KP saraf berat dan total bilateral
• Gagal ABD & tx audioverbal (2-3 bulan)
• Anak atau dewasa,
• Biaya mahal
Berhasil :
• Terapi wicara (Audioverbal)
• Pertambahan kosa kata
• Pemahaman bahasa
Gangguan pendengaran akibat bising(GPAB)
- Bising : suara megganggu, tidak diharapkan
- Tuli saraf , terpapar bising terus menerus, dalam jangka waktu tertentu
- Prevalensi meningkat :
Industri
Transportasi / lalu lintas
Tekno audio
Gaya hidup
Tanda dan gejala :
- Denging
- Kurang dengar
- Kedua telinga
Batas pajanan bising yang
diperkenankan
(SK Menaker 1999)
.
Pengaruh bising
• Gangguan fisiologi :
.
tek darah , denyut nadi , ketegangan otot
• Gangguan psikologi :
stres, lelah, emosional, gangguan komunikasi & konsentrasi
Pencegahan
• Gunakan alat pelindung telinga
sumbat telinga (ear plug)
tutup telinga (ear muff)
pelindung kepala (helmet).
• Meredam sumber bunyi
• Pemeriksaan pendengaran : berkala 6 bl
• KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi )
Jenis-jenis APD (Alat Pelindung Diri)
Before using Rubber Pad in M/C Mould After using Rubber Pad
Noise Intensity 93,4 dB (A) – 102 dB(A) Noise intensity 88.1 dB(A) – 90.5 dB(A)
Before noise controlled. After noise controlled.
Intensity 86 dB(A) Intensity 84 dB(A)
Sound level meter
KIE (Komunikasi, Informasi , Edukasi )
GANGGUAN KESEIMBANGAN
Anatomi & Fisiologi
keseimbangan
Keseimbangan tubuh atau postural
dipertahankan
suatu mekanisme yang dinamis oleh
organ keseimbangan yang bekerjasama
secara terintegrasi:
• sistem sensoris perifer
• proses sentral
• organ efektor
reseptor VISUAL
gravitasi CNS
VESTIBULER INTERPRETASI pendengaran
BELAJAR
ADAPTASI
proses KOMPENSASI ritme
autonom sirkadian
stabilitasi image
orientasi ruangan
kontrol keseimbangan
VESTIBULER / LABIRIN : memberitahu otak
tentang bagaimana posisi kepala kita
berorientasi terhadap ruangan di sekitarnya
AMPULOPETAL DAN
AMPULOFUGAL
FISIOLOGI KANALIS
SEMISIRKULARIS (KSS)
- Mengatur keseimbangan
pada kecepatan rendah
(slow tandem walk test)
base of support
VISUAL atau MATA
Memberi informasi kepada otak tentang posisi tubuh terhadap lingkungan
berdasarkan sudut dan jarak dengan obyek sekitarnya.
PROPIOSEPTIK /
SOMATOSENSORIK
Memiliki 2 fungsi utama :
1. Sebagai mekanoreseptor, memberi informasi
posisi tubuh sepanjang waktu.
4.Labirinitis (2)
Gejala Spesifik
1. Meniere’s Disesase : trias gejala
- Episodic Vertigo
Etiologi :
- Hydrops endolymphatic
- THT : dbn
Px Penunjang :
- Vestibuler Function
1. Meniere’s Disease : Terapi
Medikamentosa :
- General treatment
- Specific treatment
- Symptomatic treatment
Operatif :
- Labyrinthectomy
2. BPPV (3A)
- Vertigo ,dipicu dengan perubahan posisi Kepala
- Sifat :
Singkat- mendadak
Patofisiologi:
Patofisiologi:
PF :
- Manuver Dix-Hallpike (KSS post-ant)
- Perasat Brand-Daroff
Terapi BPPV :
- Canalith Repositioning Treatment
- Manuver Brandt-Daroff
Canalith Repositioning
Treatment
3. Motion Sickness
Vertigo yang dipicu oleh paparan gerak
Conflict of information between your senses: your eyes and vestibular systems
3. Motion Sickness
Headache
Nausa-Vominting
Stomach Awareness
3. Motion Sickness
Pencegahan :
- Menghadap ke depan
Terapi :
“Sumber infeksi “
Virus : - CMV
- Rubella
- HIV
- Varisella,
-Measles
- Riwayat ISPA
- Riwayat immunocompromise
- Riwayat cacar
Speech delay
Px Penunjang :
- Audiometri : SNHL