Anda di halaman 1dari 20

Sifat Rasulullah yang

Mendasari
Profesionalisme
Ida Nur Safitri (041711535012)
Muqadimmah
Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah
dimuka bumi”. Mereka berkata: ”Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) dibumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: ”Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui.” (Al-Baqarah:30).
Ayat diatas menegaskan bahwa manusia adalah
makhluk berketuhanan sekaligus makhluk sosial.
Sebagai makhluk berketuhanan, wajinb baginya
mengabdi, tunduk dan patuh, serta berpegang
teguh pada ajaran agama Allah yakni al-Islam.
Sementara sebagai makhluk sosial yang merupakan
bagian dari aktualisasi sebagai makhluk
berketuhanan, mereka harus menjalin shilaturahmi
dan kerjasama yang baik, jujur, amanah, yang
dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT.
Dari kondisi tersebut, manusia menjadi berkembang
secara dinamis, sehingga kebutuhan hidup manusia
juga semakin berkembang, begitu juga tantangan
hidupnya pun berkembang pesat. Sehingga
ketergantungan manusia kepada sesamanya juga
semakin tinggi. Dari sini kemudian, lahirlah lapangan
pekerjaan, yang dengan lapangan pekerjaan seseorang
dapat memenuhi kebutuhannya sekaligus menolong
pemenuhan kebutuhan orang lain.
Pengertian
Profesionalisme
Profesionalisme merupakan sikap dari seorang
profesional, dan profesional berarti melakukan sesuatu
sebagai pekerjaan pokok, yang disebut profesi, artinya
pekerjaan tersebut bukan pengisi waktu luang atau
sebagai hobi belaka.
Jika profesi diartikan sebagai pekerjaan da isme sebagai
pandangan hidup, maka profesional dapat diartikan
sebagai pandangan untuk selalu berfikir, berpandirian,
bersikap dan bekerja sungguhsungguh, kerja keras,
bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi dan
penuh dedikasi demi keberhasila pekerjaannya.
Nilai-nilai Islam yang Mendasari
Profesionalisme (Sifat Nabi
Muhammad SAW)

01 Kejujuran (Shiddiq)

02 Tanggungjawab
(Amanah)

03 Komunikatif (Tabligh)

04 Cerdas (Fathanah)
Kejujuran (Shiddiq)
Kejujuran ini Hampir
menjadi salah semua
satu dasar yang bentuk usaha
paling penting yang
untuk dikerjakan
membangun bersama
profesionalisme menjadi
hancur,
karena
hilangnya
kejujuran.
Tanggungjawab (Amanah)

Sikap bertanggung jawab juga


merupakan sifat akhlak yang sangat
diperlukan untuk membangun
profesionalisme.
Suatu perusahaan/organisasi/lembaga
apapun pasti hancur bila orang-orang
yang terlibat di dalamnya tidak amanah.
Komunikatif (Tabligh)
Salah satu ciri profesional adalah sikap komunikatif dan
transparan. Dengan sifat komunikatif, seorang penanggung
jawab suatu pekerjaan akna dapat menjalin kerjasama dengan
orang lain lebih lancar. Ia dapat juga meyakinkan rekanannya
untuk melakukan kerja sama atau melaksanakan visi dan misi
yang disampaikan. Sementara dengan sifat transparan,
kepemimpinan di akses semua pihak, tidak ada kecurigaan,
sehingga semua masyarakat anggotanya dan rekan
kerjasamanya akan memberikan apresiasi yang tinggi kepada
kepemimpinannya. Dengan begitu, perjalanan sebuah
organisasi akan berjalan lebih lancar, serta mendapat
dukungan penuh dari berbagai pihak.
Cerdas (Fathanah)
Dengan kecerdasannya seorang
profesional akan dapat melihat
peluang dan menangkap peluang
dengan cepat dan tepat. Dalam
sebuah organisasi, kepemimpina
yang cerdas akan cepat dan tepat
dalm memahami problematikayang
ada di lembaganya. Ia cepat
memahami aspirasi anggotanya,
sehingga setiap peluang dapat
segera dimanfaatkan secara optimal
dan problem dapat dipecahkan
Nilai-nilai Islam lainnya yang
mendasari Profesionalisme
Bersikap positif dan
berfikir positif
(husnuzh zhan )

Memberikan upah Memperbanyak


secara tepat dan shilaturahhim
cepat

Bertindak efektif Disiplin waktu dan


dan efisien menepati janji
Bersikap positif dan berfikir
positif
(husnuzh zhan )
Berpikir positif akan mendorong setiap orang
melaksanakan tugas-tugasnya lebih baik. Hal
ini disebabkan dengan bersikap dan berfikir
positif mendorong seseorang untuk berfikir
jernih dalam menghadapi setiap masalah.
Husnuzh zhan tersebut, tidak saja ditujukan
kepada sesama kawan dalam bekerja, tetapi
yang paling utama adalah bersikap dan berfikir
positif kepada Allah SWT.
Memperbanyak shilaturahhim

Dalam Islam kebiasaan shilaturrahim


merupakan bagian dari tanda-tanda
keimanan. Namun dalam dunia profesi,
shilaturahhim sering dijumpai dalam bentuk
tradisi lobi. Dalam tradisi ini akan terjadi
saling belajar.
Disiplin waktu dan menepati janji
Begitu pentingnya disiplin waktu, al-Qur’an
menegaskan makna waktu bagi kehidupan
manusia dalam surat al-Ashr, yang diawali
dengan sumpah ”Demi Waktu”. Begitu juga
menepati janji, al-Qur’an menegaskan hal
tersebut dalam ayat pertama al-Maidah, sebelum
memasuki pesan-pesan penting lainnya.
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-
aqad itu. (Al-Maaidah/05:01).”
Bertindak efektif dan efisien
Bertindak efektif artinya merencanakan ,
mengerjakan dan mengevaluasi sebuah kegitan
dengan tepat sasaran. Sedangkan efisien
adalah penggunaan fasilitas kerja dengan
cukup, tidak boros dan memenuhi sasaran, juga
melakukan sesuatu yang memang diperlukan
dan berguna. Islam sangat menganjurkan sikap
efektif dan efesien.
Memberikan upah secara tepat dan cepat
Ini sesuai dengan Hadist Nabi, yang mengatakan
berikan upah kadarnya, akan mendorong seseorang
pekerja atau pegawai dapat memenuhi kebutuhan
diri dan keluarganya secara tepat pula. Sementara
apabila upah ditunda, seorang pegawai akan
bermalas-malas karena dia harus memikirkan beban
kebutuhannya dan merasa karya-karyanya tidak
dihargai secara memadai.
Aktualisasi Profesionalisme dalam
Perspektif Islam
Bahwa pekerjaan itu harus dilakukan berdasarkan kesadaran dan
pengetahuan yang memadai

Pekerjaan harus dilakukan berdasarkan keahlia. Seperti sabda Nabi : Apabila


suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat
kehancuran. (Hadist Bukhari).
berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik. Dalm Islam, amal, dan kerja harus
dilakukan dalam bentuk yang shalih. Sehingga makna amal shalih dapat dipahami
sebagai kerja sesuai standar mutu, baik mutu dihadapan Allah maupun dihadapan
manusia rekanan kerjanya.

Pekerjaan itu senantiasa diawasi oleh Allah, Rasulullah, dan masyarakatnya,


oleh karena itu harus dilaksanakan dengan penuh tanggunga jawab
Pekerjaan dilakukan dengan semangat dan etos kerja yang tinggi

Pengupahan harus dilakukan secara tepat da sesuai dengan amal atau karya
yang dihasilkannya.
Penutup
Islam sangat mendorong tumbuhnya sikap
profesionalisme, baik dalam kerja untuk
orientasi duniawi maupun ukhrawi. Amal
perbuatan yang ditunjukan untuk kehidupan
dunia harus dilakukan seoptimal mungkin
(sebagai amal shalih), begitu juga amal
perbuatan untuk tujuan akherat. Semuanya itu
merupakan ibadah kepada Allah. Maka
profesionalisme adalah pelaksanaan suatu
amal atau pekerjaan dengan kualitas kerja
yang tinggi dengan mutu produktivitas yang
tinggi pula.
Syukron Katsir

Anda mungkin juga menyukai