Anda di halaman 1dari 17

METODE PENELITIAN

SOSIAL

Penelitian = usaha untuk memperoleh pengetahuan


secara ilmiah
Pengetahuan ilmiah diperoleh melalui usaha yang:
 Sistematis
 Obyektif (berdasar keyakinan untuk mengabdi kebenaran
dan benar)
 Dapat diverifikasi (dapat diteliti kebenarannya). Orang
dapat mengikuti jejak penelitian yang dinyatakan benar.
Sistematis
 Terorganisir pengetahuan dikumpulkan, dipilah-pilah, disusun secara
sistematis, dianalisis, disimpulkan dan dibuktikan.
 Terklasifikasi  pengetahuan di kelas-kelaskan berdasar jenis/tipenya.
Pengetahuan diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah, yang
karakteristiknya:
 Bersifat publik (umum):
a) tergantung pada informasi yang tersedia secara bebas,
b) cara memperoleh diinformasikan kepada orang lain,
c) terbuka untuk dikoreksi dan diverifikasi (dicek ulang)
 Obyektif  berhubungan dengan fakta, bukan interpretasi
 Empiris berdasar pengalaman yang dapat diamati, dan secara
potensial dapat diukur
 Kumulatif  pengetahuan yang telah ditemukan (umumnya merupakan
teori) disimpan rapi (di perpustakaan), dan selalu ditambah dengan
pengetahuan baru (hasil penelitian ilmiah).
 Prediktif  bisa digunakan untuk memprediksi fenomena atau peristiwa.
Perbedaan pokok antara ilmu dan anggapan umum:
 Informasi anggapan umum, biasanya tidak disertai penjelasan
mengapa hal itu terjadi  ilmu berusaha merumuskan kondisi-
kondisi yang menentukan.
 Informasi dalam anggapan umum mengandung konsep-
konsep yang pengertiannya luas dan kabur  ilmu
menjelaskan cakupan dan batasan istilah yang digunakan, dan
menjelaskan secara khusus hubungan diantara istilah-istilah
itu.
 Anggapan umum diterima tanpa diuji kebenarannya, misalnya
banyaknya bencana disebabkan karena banyaknya maksiat. 
pengetahuan ilmiah diuji melalui cara yang: sistematis,
terkontrol, dan empiris.
 Anggapan umum tidak pernah mempersoalkan kontrol 
ilmuwan berusaha menghilangkan variabel-variabel yang ikut
serta menjadi penyebab terjadinya peristiwa tertentu.
 Dalam menjelaskan gejala yang diamati, ilmu selalu
menghindari penjelasan metafisis  misalnya menghubung-
hubungkan hari pasaran dengan peristiwa tertentu, dsb.
Kaidah Keilmuan
Ilmu ditegakkan berdasar empat kaidah (norma), yaitu: orde,
determinisme, parsimoni dan empirisme.
 Orde. Ilmu percaya bahwa alam ini teratur, tidak serampangan, Peristiwa-
peristiwa yang terjadi di dunia ini mengikuti urutan yang teratur, dalam satu
pola tertentu, dan dalam suatu tatanan (orde)  karena adanya orde itu,
maka ilmu bisa menemukan hukum-hukum (dalil) yang berlaku umum
(generalisasi.)
 Determinisme. Ilmu percaya bahwa setiap peristiwa mempunyai sebab
(determinan) atau antiseden (pendahullu) yang dapat diselidiki  misalnya:
ahli komunikasi percaya bahwa pemberian arti pada suatu pernyataan
ditentukan oleh proses decoding.
 Parsimoni. Ilmu lebih menyukai penjelasan yang sederhana daripada
penjelasan yang kompleks, bila dua-duanya sama-sama menjelaskan fakta.
Penjelasan yang lebih general, lebih disukai daripada penjelasan yang
spesifik  dalam hal ini ilmu sosial lebih hati-hati.
 Empirisme. Empirisme lebih percaya pada observasi dan eksperimen.
Kesimpulan-kesimpulan ilmu harus didasarkan pada pengalaman yang dapat
diamati, pada peristiwa empirik.
Tujuan Ilmu
Tujuan pokok ilmu adalah memahami
gejala alam.
Tahap-tahapnya, adalah:
 Mendiskripsikan gejala secara cermat,
 Memberi penjelasan mengenai kondisi-

kondisi yang menentukan, dan


 Memprediksikan (meramalkan)

berdasar penjelasan tentang kondisi-


kondisi yang menentukan.
METODE PENELITIAN
 Metode dari kata Yunani methodos yang berarti jalan atau cara.
Dalam kegiatan ilmiah, metode menyangkut masalah cara kerja,
yaitu cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran dari
suatu ilmu tertentu. Setiap cabang ilmu mengembangkan
metodologinya. Kumpulan metode-metode disebut sebagai
Metodik, yang merupakan jalan-jalan atau cara-cara yang nantinya
akan ditempuh untuk lebih mendalami obyek studi.
 Metodologi adalah pengetahuan tentang berbagai cara kerja, yang
oleh para ilmuwan di suatu cabang ilmu disesuaikan dengan obyek
studi dari ilmu yang bersangkutan.
 Katapenelitian berasal dari kata teliti yang artinya seksama,
cermat. Penelitian = Pemeriksaan secara teliti (Kamus Besar Bahasa
Indonesia – Purwadarminta (1987)
Penelitian yang kita bahas adalah penelitian ilmiah, yaitu: Suatu
bentuk penelitian dan cara berfikir yang sangat sistematis.
Menurut definisi Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia:
 Penelitian di dalam ilmu-ilmu sosial dan

kemanusiaan adalah segala aktivitas


berdasarkan disiplin ilmiah untuk:
• mengumpulkan,
• mengkelaskan,
• menganalisis, dan
• menafsirkan
fakta-fakta serta hubungan-hubungan antar
fakta-fakta alam, masyarakat, kelakuan, rohani
manusia guna menemukan prinsip-prinsip
pengetahuan dan metode-metode baru dalam
menaggapi hal-hal tersebut.
Jenis Penelitian
1. Penelitian penjajakan (eksploratif) bersifat terbuka, masih
mencari-cari dan belum mempunyai hipotesa. Pengetahuan peneliti
tentang gejala atau fenomena yang akan diteliti masih sedikit sekali.
 penelitian penjajakan sering dilakukan sebagai langkah pertama
untuk penelitian yang lebih mendalam, baik penelitian penjelasan
maupun penelitian deskriptif.
2. Penelitian penjelasan menyoroti hubungan antar variabel-
variabel penelitian (bersifat relasional) dan menguji hipotesa yang
telah dirumuskan sebelumnya. Sehingga sering disebut sebagai
penelitian pengujian hipotesa atau testing research.
1. Uraian dalam penelitian relasional (hubungan) ini juga
mengandung deskripsi, tetapi fokusnya terletak pada penjelasan
hubungan-hubungan antar variabel.
2. .
Jenis Penelitian
 3. Penelitian deskritif biasanya mempunyai dua tujuan:
 Mengetahui perkembangan sarana fisik atau mengetahui
frekuensi terjadinya fenomena sosial tertentu, misalnya
jumlah radio, TV , kendaraan roda dua, kendaraan roda
empat, akseptor KB, banyaknya film yang diputar, dan
sebagainya, di suatu wilayah tertentu. Hasilnya disajikan
dalam tabel-tabel frekuensi.
 Mendiskripsikan secara rinci fenomena sosial tertentu,
misalnya interaksi sosial, sistem kekerabatan, dan
sebagainya. Penelitian seperti ini biasanya dilakukan
dengan tidak menggunakan hipotesa yang telah
dirumuskan secara ketat. Adakalanya menggunakan
hipotesa, tetapi bukan untuk diuji secara stattistik.
JENIS PENELITIAN BERDASAR METODENYA
Jenis penelitian ditentukan berdasar
metode yang digunakan, dan kriteria
untuk setiap jenis penelitian berbeda
serta tidak mengikuti satu sistematika
tertentu. Jenis penelitian antar lain:
1. Penelitian eksperimen,
2. Penelitian evaluasi,
3. Grounded research, dan
4. Desk study atau analisis data
sekunder.
A. Penelitian percobaan (eksperimen)
1. Penelitian eksperimen sangat sesuai untuk pengujian hipotesis tertentu,
dan dimaksudkan untuk mengetahui, apakah variabel intervensi atau
variabel eksperimen efektif atau tidak.
2. Pelaksanaannya memerlukan konsep dan variabel yang sangat jelas dan
pengukurannya cermat.
3. Penelitian eksperimen bisa dilakukan di laboratorium, di kelas, atau di
lapangan. Penelitian eksperimen di laboratorium paling mudah dilakukan 
memerlukan peralatan khusus dan lengkap (biasanya sudah tersedia di
laboratorium), dan selama eksperimen berlangsung pengaruh dari luar
bisa dicegah.
4. Dalam penelitian eksperimen, dilakukan pre-test dan post-test. Pre-test
yaitu wawancara sebelum dilakukan paparan stimulus terhadap kelompok
eksperimen.. Sedangkan post-test ialah wawancara dengan kelompok
tersebut setelah paparan stimulus, dengan menggunakan kusyener yang
sama. Hasil wawancara pre-test dan post test dibandingkan apakah ada
perubahan pada kelompok eksperimen.
5. Dalam penelitian eksperimen sering digunakan kelompok pembanding
(control goup), yaitu kelompok yang tidak diberi paparan stimulus. Pada
B. Penelitian Evaluasi
 Penelitian evaluasi sering dibedakan dengan penelitian dasar (basic research) berdasar
tujuannya. Jika penelitian dasar bertujuan menciptakan pengetahuan baru, menyusun
teori baru, dan menguji teori-teori yang sudah ada, penelitian evaluasi, sering disebut
sebagai action research atau penelitian terapan, mencoba menjawab pertanyaan-
pertanyaan praktis, seperti:
 Apa yang merupakan masalah pokok dari masyarakat?
 Apa program yang bisa dapat dilaksanakan untuk mengatasi masalah tersebut?
 Bagaimana program itu dilaksanakan?
 Apakah program dilaksanakan sesuai dengan rencana, dan apakah tujuan
tercapai?
 Metode-metode yang dipakai penelitian evaluasi biasanya sama dengan penelitian
dasar, walaupun ada yang mengadakan evaluasi dengan desain eksperimen. Metode
dalam penelitian dasar, seperti wawancara, angket, pengamatan, rating, penelitian
dokumen dll., juga dipakai dalam penelitian evaluasi.
Jenis penelitian evaluasi ada dua, yaitu:
 Evaluasi formatif, yang dipakai untuk melihat dan meneliti pelaksanaan suatu
program dan mencari umpan balik untuk memperbaiki pelaksanaan program.
 Evaluasi summatif biasanya dilaksanakan di akhir program, untuk mengukur
apakah tujuan tercapai.
C. Grounded research
 Gruonded research merupakan reaksi yang tajam dan menjanjikan
jalan keluar dari “stagnasi teori” dalam ilmu-ilmu sosial, termas uk
komunikasi, baik yang kuantitatif maupun yang kualitatif. Karena,
banyak yang sangat terikat pada teori-teori yang sangat umum
(grand theory) dari tokoh-tokoh besar seperti Weber, Durkeim,
Parson dll. Sehingga hanya menjurus ke verifikasi teori saja.
 Grounded research menjanjikan suatu pendekatan yang baru:
 Data merupakan sumber teori, teori berdasarkan data, dan
karenanya dinamakan grounded.
 Kategori-kategori dan konsep-konsep dikembangkan oleh peneliti
di lapangan. Teori juga lahir dan berkembang di lapangan.
 Data yang bertambah dimanfaatkan untuk verifikasi teori yang
timbul di lapangan, yang terus disempurnakan selama penelitian
berlangsung.
D. Desk study
 Analisis data sekunder (desk study) dilakukan terhadap
data hasil survei yang belum diperas, dan analisis lanjutan
terhadap data itu dapat menghasilkan sesuatu yang amat
berguna. Selain itu desk study juga dapat berupa studi
perbandingan dari studi-studi yang telah dilakukan.
 Data sekunder, antara lain bisa didapatkan dari Sensus
Penduduk dll yang tersedia di BPS., data perusahaan atau
instansi tertentu, bahkan data yang diungkapkan media
massa (jika dapat dipercaya).
 Keuntungan dari pemanfaatan data yang telah tersedia:
peneliti tidak terlibat lagi dalam mengusahakan dana untuk
penelitian di lapangan, merekrut dan melatih
pewawancara, menentukan sampel dan mengumpulkan
data di lapangan yang memerlukan energi dan waktu.
Dalam uraian ini, peneliti melakukan dua hal:
 Menyederhanakan
hubungan antar fenomena yang diteliti, dan
hanya memandang hubungan tersebut sebagai hubungan antar
dua variabel.
 Menganggap bahwa hubungan tersebut adalah satu arah,
hubungan sebaliknya dianggap tidak mungkin.
 Hubungan antar variabel yang paling sederhana adalah antara dua
variabel dan bentuk hubungannya asimetris atau tidak simetris,
yaitu hubungan antara variabel pengaruh (independent variable)
dan variabel terpengaruh (dependent variable).
 Dalam penelitian yang sesungguhnya hubungan seperti itu jarang
ditemui, karena sebuah fenomena komunikasi dan fenomena sosial
lainnya mempunyai hubungan yang kompleks dengan fenomena
yang lain. Selain variabel pengaruh dan veriabel terpengaruh, juga
terdapat variabel antara (intervening variable), variabel penekan
(suppressor variable), dan variabel pengganggu (distorter variable).
PROSES PENELITIAN
Langkah-langkah yang lazim ditempuh dalam penelitian:
 Merumuskan masalah penelitian dan menentukan
tujuan penelitian.
 Menentukankonsep dan hipotesa serta menggali
kepustakaan.
 Menentukan populasi dan mengambil sampel.
 Membuatinstrumen penelitian (kuesyener, pedoman
wawancara, pedoman pengamatan).
 Melakukan pekerjaan penelitian di lapangan
 Mengedit dan mengode.
 Menganalis dan melaporkan.
PUSTAKA ANJURAN
 Baker, Therese L. 1994. Doing Social
Research. McGraw-Hill inc, New York.
 Baxter, Leslie A., and Earl Babbie. 2004.
The Basic of Communication Research.
Thomson – Wadsworth, Australia.
 Singarimbum, Masri, dan Sofian Effendi.
1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES,
Jakarta.
 Buku-buku lain yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai