• YULZULHERNI • RASMAYETTI • MIMI SUSILAWATI • WADRIANI • RIRI MARWITA • MAIYUNIARTI • NURVA SYURYANI • DEVI SUSANTI Pengertian Limbah Sitotoksik Limbah sitotoksis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup. Seperti : a. Farmasi sitotoksik umur simpan terakhir yang direkomendasi kan atau dikembalikan kepada pemiliknya. b. Benda tajam ,jarum suntik,ampul,set infis IV dan kontainer sitotoksik c. Dressing,popok dan perban d. APD Terkontaminasi misal sarung tangan,baju sekali pakai e. Penggunaan Filter f. Kapas,kain dan bahan yang digunakan untuk membersikan uang mengandung tumpahan sitotoksik dan limbah tubuh g. Limbah tubuh hewan. • Pengelolaan limbah sitotoksik
Limbah terkontaminasi sitotoksik sangat
berbahaya ,dan risiko paparan harus dikelola dengan baik. semua langkah dalam proses pengelolaan limbah,hingga proses insinerasi. Starategi pengelolaan limbah harus mencakup unsur-unsur : identifikasi,pemisahan,transportasi,penyimpa nan dan pembuangan limbah dan alat pelindung diri,sistim pekerjaan yang aman harus sesuai dengan SOP Identifikasi pemisahan dan penyimpanan limbah sitotoksik . 1. Identifikasi limbah Semua wadah atau kontainer lain yang digunakan untuk pengumpulan,penyimpanan,transportasi, atau pembuangan limbah sitotoksik persyaratan sbb: - Berwarna ungu - memiliki label putih dg lambang sel telofase - Diberi label dg kata-kata limbah sitotoksik. 2. Penyimpanan limbah - Penyimpanan limbanh sitotoksik ditempatkan dalam wadah yang berdinding kaku dari warna yag sesuai dengan pelabelan. - Penyimpan benda tajam ditempatkan kewadah berdinding kaku kontainer tahan tusukan yang tertutup atau penutup rapat dan tidak dapat diakses oleh orang lain. 3. Pemisahan limbah sitotoksik harus dipisahkan dari setiap alairan limbah lain seperti farmasi atau limbah kimia. Pembuangan dan pengelohan limbah Sitotoksis : • Limbah sitotoksis sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang dengan penimbunan (landfill) atau ke saluran limbah umum.
• Pembuangan yang dianjurkan adalah dikembalikan ke
perusahaan penghasil atau distributornya, insinerasi pada suhu tinggi, dan degradasi kimia. Bahan yang belum dipakai dan kemasannya masih utuh karena kadaluarsa harus dikembalikan ke distributor apabila tidak ada insinerator dan diberi keterangan bahwa obat tersebut sudah kedaluarsa atau tidak lagi dipakai. • Insinerasi pada suhu tinggi sekitar 1.200ºC dibutuhkan untuk menghancurkan semua bahan sitotoksik. Insinerasi pada suhu rendah dapat menghasilkan uap sitotoksik yang berbahaya ke udara. • Insinerator pirolitik dengan 2 (dua) tungku pembakaran pada suhu 1.200ºC dengan minimum waktu tinggal 2 detik atau suhu 1.000ºC dengan waktu tinggal 5 detik di tungku kedua sangat cocok untuk bahan ini dan dilengkapi dengan penyaring debu. • Insinerator juga harus dilengkapi dengan peralatan pembersih gas. Insinerasi juga memungkinkan dengan rotary kiln yang didesain untuk dekomposisi panas limbah kimiawi yang beroperasi dengan baik pada suhu di atas 850ºC. • Insinerator dengan satu tungku atau pembakaran terbuka tidak tepat untuk pembuangan limbah sitotoksis. • Metode degradasi kimia yang mengubah senyawa sitotoksik menjadi senyawa tidak beracun dapat digunakan tidak hanya untuk residu obat tapi juga untuk pencucian tempat urin, tumpahan dan pakaian pelindung. • Cara kimia relatif mudah dan aman meliputi oksidasi oleh kalium permanganat (KMnO4) atau asam sulfat (H2SO4), penghilangan nitrogen dengan asam bromida, atau reduksi dengan nikel dan aluminium. • Insinerasi maupun degradasi kimia tidak merupakan solusi yang sempurna untuk pengolahan limbah, tumpahan atau cairan biologis yang terkontaminasi agen antineoplastik. Oleh karena itu, rumah sakit harus berhati-hati dalam menangani obat sitotoksik. TERIMA KASIH