Anda di halaman 1dari 23

ASKEP & PRINSIP PENATALAKSANAAN GAWAT

DARURAT PADA KASUS TRAUMA


MUSKULOSKELETAL
TIK 6 ISS 2
DEFINISI

• Fraktur adalah patah/gangguan kontinuitas tul


ang (DEPKES RI; 1995)

• Fraktur adalah gangguan kontinuitas dan stabi


litas tulang (Tscheschlog; 2015)

• Fraktur dalam kondisi gawat darurat meliputi:


perdarahan, nyeri berlebihan, dislokasi, dan m
ultipel fraktur.
ETIOLOGI
1. Fraktur Traumatic
Terjadi karena trauma yang tiba-tiba (kecelakaan)

2. Fraktur Patologis
Terjadi pada tulang karena adanya kelainan / penyakit yang menyeb
abkan kelemahan pada tulang (infeksi, tumor, kelainan bawaan)

3. Fraktur Stress (Tekanan)


Terjadi karena adanya stress yang kecil dan berulang pada daerah t
ulang yang menopang berat badan

(Chairuddin, 2003)
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI

1. Fraktur Tertutup (simple fraktur) Bila tida


k terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar
2. Fraktur Terbuka (compound fraktur ) Bila terd
apat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar karena adanya perlukaan dikulit
3. Fraktur dengan Komplikasi Misal malu
nion, delayed, union, nonunion, infeksi tulang.
MANIFESTASI KLINIS
• Nyeri
• Bengkak /edema
• Memar/ekimosis
• Spasme otot
• Penurunan sensasi
• Gangguan fungsi
• Mobilitas abnormal
• Krepitasi 
• Deformitas
• Shock hipovolemik
• Gambaran X-ray menentukan fraktur
(Lewis,2006)
Menurut Suratun, dkk tahun 2006 manifestasi fraktur antara
lain :
• Nyeri terus menerus
• Fungsiolaesa
• Deformitas
• Pemendekan ekstremitas
• Krepitasi
• Edema Lokal
• Perubahan Warna
Pengkajian Pada Klien Fraktur
Airway (A)
 Pemeriksaan adanya obstruksi jalan nafas yg dapat disebabkan
benda asing, fraktur wajah, fraktur mandibula atau maksila, fr
aktur laring atau trachea.
 Dapat dilakukan tindakan chin lift, jaw thrust, NPA untuk me
mbebaskan jalan nafas.

Breathing (B)
 Lakukan auskultrasi untuk memastikan masuknya udara kedal
am paru
 Lakukan perkusi untuk menilai adanya udara atau darah dala
m rongga pleura
 Lakukan inspeksi & palpasi untuk mengetahui kelainan dindin
g dada yg mungkin mengganggu ventilasi
 Evaluasi kesulitan pernafasan

(Krisanty, p. 2008)
Circulation (C)
 Kontrol pendarahan vena
 Kaji tanda-tanda syok
 Pertahankan tekanan darah dgn infus IV
 Berikan transfusi darah untuk terapi komponen darah
 Berikan oksigen kerena obstruksi jantung paru
 Berikan analgesik untuk mengontrol nyeri

Disability/Evaluasi Neurologis (D)


 Nilai tingkat kesadaran, ukuran, & reaksi pupil
 Lakukan pemeriksaan terhadap keadaan ventilasi, perfusi, dan
oksigenasi

(Krisanty, p. 2008)
Exposure/Kontrol Lingkungan (E)
 Membuka baju untuk melakukan pemeriksaan
fisik toraks
 Berikan selimut hangat, ruangan cukup hangat
 Berikan cairan intravena yg sudah dihangatkan
.

(Krisanty, p. 2008)
PENGKAJIAN

Pengkajian 5P untuk cedera muskuloskeletal


1. Pain
Kaji nyeri yang dirasakan, awitan, lokasi, intensita
s nyeri, dan kualitas nyeri.
2. Paresthesia
Kaji sensasi dengan menyentuh di bagian cedera,
apakah sensasi nya normal, rasa kesemutan, terb
akar. Jika tidak ada sensasi maka ada terindikasi k
erusakan neuro vaskular.
3. Paralysis
Hal yang dikaji :
• Apakah aktivitas tetap berlanjut
• Adakah nyeri saat beraktivitas
• Bisa bergerak atas perintah
• Bergerak jika ada rasa nyeri, tidak dapat me
nahan beban tubuh
• Tidak ada penyangga berat tubuh
4. Pallor
Kulit pucat abnormal karena berkurangnya alir
an darah. Berubah warna menunjukkan adany
a kerusakan neurovaskular.
5. Pulse
Kaji keberadaan nadi, kualitas, tidak teraba de
nyut/ berkurang, kurangnya suplai darah ke ba
gian tubuh
(Wolters, 2015 )
Diagnosa Keperawatan
• Nyeri akut b.d cedera jaringan lunak
• Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d
penurunan suplai darah kejaringan
• Kerusakan integritas kulit b.d fraktur terbuka
• Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan rang
ka neuromuscular
• Resiko infeksi b.d trauma
• Resiko syok b.d kehilangan volume darah aki
bat trauma
Penangan Fraktur

Pertolongan pertama untuk patah tulang adala


h semua tentang immobilising (membatasi ger
akan) daerah luka. Penyangga dapat digunakan
untuk ini. Kontrol perdarahan eksternal. 
Tujuan Penangan Fraktur
• Meluruskan tulang
• Restorasi tulang kepada panjangnya ya
ng benar
• Restorasi aposisi ujung-ujung tulang
• Imobilasisi yang adekuat
• Mornalitas fungsi tulang.
Jika dicurigai patah tulang, hal yang harus
dilakukan :
• Orang itu masih tetap terjaga – tidak memindahkan
mereka kecuali ada bahaya langsung, terutama jika
fraktur yang dicurigai pada tengkorak, tulang belaka
ng, tulang rusuk, panggul atau kaki bagian atas
• Ada untuk setiap luka pendarahan pertama. Mengh
entikan pendarahan dengan menekan kuat pada sit
us dengan pembalut bersih. Jika tulang yang menon
jol, memberikan tekanan di sekitar tepi luka
• Jika perdarahan dikendalikan, menjaga luka ditutup
dengan dressing bersih
• Jangan pernah mencoba untuk meluruskan tulang p
atah
Jika dicurigai patah tulang, hal yang harus
dilakukan :

• Untuk fraktur tungkai, memberikan dukunga


n
• Terapkan belat untuk mendukung tulang rus
uk.
• Gunakan selempang untuk mendukung leng
an atau tulang selangka patah tulang
• Angkat daerah retak jika mungkin dan mene
rapkan kompres dingin untuk mengurangi pe
mbengkakan dan rasa sakit
Intervensi

 Kaji adanya nyeri


 Pantau TTV
 Cek glukosa darah
 Pasang IV line : elektrolit dan transfusi darah
 Imobilisasi bagian yang fraktur
 Meninggikan ekstremitas yang cedera (elevas
i)
 Lakukan foto rontgen
 Gunakan prinsip steril dalam pembersihan luka
fraktur
 Gunakan antibiotik untuk “open fraktur”
 Reposisi fraktur : retraksi
TERIMA KASIH

TIK 6 ISS 2

Anda mungkin juga menyukai