Anda di halaman 1dari 27

PROMOSI KESEHATAN

Ns. HASBI, MKM


DEFINISI
 Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat
agar dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan (Kemenkes, 2011)

 Proses mengupayakan individu-individu dan masyarakat


untuk meningkatkan kemampuan dalam mengendalikan
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, dengan
demikian meningkatkan derajat kesehatan (WHO)
TUJUAN PROMOSI
KESEHATAN
 Suatu proses yang bertujuan memungkinkan
individu meningkatkan kontrol terhadap
kesehatan dan meningkatkan kesehatannya
berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri.

 Proses pemberdayaan tersebut dilakukan


dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
serta sesuai dengan sosial budaya setempat
SASARAN PROMKES
Sasaran Primer
 Pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga)
sebagai komponen dari masyarakat

 Masyarakat diharapkan mengubah perilaku hidup mereka


yang tidak bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS).

 Perubahan perilaku pasien, individu sehat dan keluarga


(rumah tangga) akan sulit dicapai jika tidak didukung oleh
sistem nilai dan norma sosial serta norma hukum yang
dapat diciptakan atau dikembangkan oleh para pemuka
masyarakat, baik pemuka informal maupun pemuka formal.
Sasaran Sekunder
 Para pemuka masyarakat, baik pemuka informal
(misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain)
maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan,
pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi
kemasyarakatan dan media massa.
 Mereka diharapkan dapat turut serta dalam upaya
meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga
(rumah tangga) dengan cara: berperan sebagai panutan
dalam mempraktikkan PHBS.
 Turut menyebarluaskan informasi tentang PHBS dan
menciptakan suasana yang kondusif bagi PHBS.
 Berperan sebagai kelompok penekan (pressure group)
guna mempercepat terbentuknya PHBS
SasaranTersier
 Adalah para pembuat kebijakan publik yang
berupa peraturan perundang-undangan di
bidang kesehatan dan bidang lain yang
berkaitan serta mereka yang dapat
memfasilitasi atau menyediakan sumber
daya.
 Misalnya camat, kepala desa, walikota,
bupati, gubernur dan lain sebagainya yang
bisa membuat kebijakan dan regulasi
Sasaran tersier
 Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-
undangan yang tidak merugikan kesehatan
masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya
PHBS dan kesehatan masyarakat

 Membantu menyediakan sumber daya (dana,


sarana dan lain-lain) yang dapat mempercepat
terciptanya PHBS di kalangan pasien, individu sehat
dan keluarga (rumah tangga) pada khususnya serta
masyarakat luas pada umumnya (Maulana, 2011)
Strategi Promosi Kesehatan

 Pemberdayaan
 Bisa Suasana
 Advokasi
PEMBERDAYAAN
 Merupakan bagian yang sangat penting dan bahkan
dapat dikatakan sebagai ujung tombak.

 Pemberian informasi kepada individu, keluarga atau


kelompok (klien) secara terus-menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan klien,
serta proses membantu klien, agar klien tersebut
berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar
(aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek
attitude) dan dari mau menjadi mampu melaksanakan
perilaku yang diperkenalkan (aspek practice)
(Notoatmodjo, 2005).
BINA SUASANA
Pembentukan suasana lingkungan sosial
yang kondusif dan mendorong
dipraktikkannya PHBS serta penciptaan
panutan-panutan dalam mengadopsi PHBS
dan melestarikannya (Notoatmodjo, 2005).
ADVOKASI
 Advokasi adalah pendekatan dan motivasi terhadap pihak-
pihak tertentu yang diperhitungkan dapat mendukung
keberhasilan pembinaan PHBS baik dari segi materi maupun
non materi (Notoatmodjo, 2005).
 Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar
orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap
tujuan yang akan dicapai.
 Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah
pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu
kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat,
sehingga para pejabat tersebut dapat mendukung program
kesehatan yang kita inginkan.
RUANG LINGKUP PROMKES

1. Pendidikan Kesehatan (perubahan perilaku)


2. Kampanye Sosialisasi (sosial marketing)
3. Penyuluhan (komunikasi, informasi dan edukasi)
4. Upaya peningkatan (upaya promotif) Universitas
5. Advokasi (upaya mempengaruhi lingkungan)
6. Pengorganisasian dan penggerakkan dan
pemberdayaan masyarakat
7. Upaya lain sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan.
METODE PROMKES
 Metode Individual (Perorangan)
 Metode Kelompok
 Metode Massa
Metode Individual
Digunakan untuk membina perilaku baru, atau
membina seseorang yang telah mulai tertarik
kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.
Misalnya, seorang ibu yang baru saja menjadi
akseptordan agar ibu tersebut menjadi akseptor
lestari maka harus didekatai secara perorangan.
Perorangan tidak berarti hanya harus hanya kepada
ibu yang bersangkutan, tetapi mungkin juga kepda
suami atau keluarga ibu tersebut.
Metode Individual

Bentuk pendekatan dalam metode individual :


  Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)

Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu
penyelesaiannya dan akhirnya klien akan dengan sukarela,
berdasarkan kesadaran, dnegan penuh pengertian akan menerima
perilaku tersebut (mengubah perilaku).
 Interview

Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali


informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia
tertarik atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi
apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai
dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apalagi belum maka
perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
METODE KELOMPOK
 Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat
besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan
formal dari sasaran.
 Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain
dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan
tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.
 Kelompok besar adalah apabila pEserta penyuluhan
itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk
kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar.
KELOMPOK BESAR

CERAMAH
 Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi
maupun rendah.
 Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri
menguasai materi apa yang akan diceramahkan, untuk
itu penceramah harus mempersiapkan diri.
 Mempelajari materi dengan sistematika yang baik.
Lebih baik kalau disusun dalam diagram atau skema.
 Persiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya
makalah singkat, slide, transparan, sound sistem, d
KELOMPOK BESAR

Hal-hal yang harus diperhatikan penceramah :


 Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak
boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.
 Suara hendaknya cukup keras dan jelas
 Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta
ceramah
 Berdiri di depan (di pertengahan), seyogianya
tidak duduk
 Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA)
semaksimal mungkin.
KELOMPOK BESAR

SEMINAR
Metode ini hanya cocok untuk pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu
penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau
beberapa orang ahli tentang suatu topic yang
dianggap penting dan dianggap hangat
masyarakat.
KELOMPOK KECIL
 Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15
orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
 Metode-metode yang cocok untuk kelompok
kecil antara lain diskusi kelompok, curah
pendapat, bola salju, buzz grup, role play,
simulasi
METODE MASSA
 Ceramah umum (public speaking)
Pada acar-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional,
Menteri Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan
massa rakyat untuk      menyampaikan pesan-pesan kesehatan.
 Pidato-pidato/ diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik
TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promkes massa.
 Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan
lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga
merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa.
 Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun
tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan
bentuk pendekatan promosi kesehatan massa.
 Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan
sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh :
billboard Ayo ke  Posyandu
MEDIA PROMOSI KESEHATAN
 Media promosi kesehatan adalah semua saranana atau upaya
menampilkan pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator,
baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang,
sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya
dapat mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan
(Soekidjo, 2005).
 Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya
menggunakan papan tulis dengan foto dan sebagainya.
 Menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun
tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu alat peraga
harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran dan ide atau
gagasan yang terkandung didalamnya harus dapat diterima
oleh sasaran.
MEDIA PROMKES
Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan
keuntungan-keuntungan, antara lain :
1. Dapat menghindari kesalahan pengertian /
pemahaman atau salah tafsir
2. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan
dapat lebih mudah ditangkap
3. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat,
terutama hal-hal yang mengesankan
4. Dapat menarik serta memusatkan perhatian
5. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk
melakukan apa yang dianjurkan.
MEDIA PROMKES
1. Benda Asli
Benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Merupakan
alat peraga yang paling baik karena mudah dan cepat dikenal
serta mempunyai bentuk atau ukuran yang tepat. Kelemahan alat
peraga ini tidak selalu mudah dibawa kemana-mana sebagai alat
bantu mengajar
2. Benda tiruan
Benda tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda
sesungguhnya. Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau
alat peraga dalam promosi kesehatan. Benda tiruan dapat dibuat
dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, plastik, dll
3. Gambar atau media grafis
Grafis secara umum diartikan sebagai gambar. Media grafis
adalah penyajian visual (menekankan persepsi indra penglihatan)
dengan penyajian dua dimensi. Media grafis tidak termasuk media
elektronik. Termasuk media grafis adalah, poster, leaflet, reklame,
billboard, spanduk, gambar karikatur, lukisan, dan lain-lain.
Langkah Perawat
dalam Promosi KEsehatan

 Mengkaji masalah kesehatan komunitas


 Menganalisis data komunitas
 Menegakkan masalah kesehatan komunitas
 Menyusun rencana keperawatan komunitas
(promosi kesehatan)
 Melaksanakan promosi kesehatan
 Evaluasi pelaksanaan promosi kesehatan
PERAN PERAWAT DALAM PROMKES

 EDUCATOR
 ADVOKATOR
 KONSELOR
 ROLE MODEL
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai