Anda di halaman 1dari 17

Politik luar negeri Indonesia

OLEH:
• ARUM MANGGAR
SARI
• ERVYANA ARIE
MURTI N.C
• LINA SAFIRA PUTRI
• MIQRODHATUL
Politik luar negeri sendiri merupakan
strategi dan taktik yang digunakan
oleh suatu negara dalam
hubungannya dengan negara-negara
lain.
Dalam arti luas politik luar negeri
ialah
pola perilaku yang digunakan oleh
suatu negara dalam hubungannya
dengan negara-negara lain.
Pada masa orde baru (1966-1998)
Praktek kebijaksanaan luar negeri
Indonesia sebelum orde lama yang
revolusioner ditimbulkan dan
ditopang keberadaannya oleh pola
kekuasaan Demokrasi Terpimpin.
Dengan konsolidasi
pemerintahan yang efektif
dibawah pimpinan Jenderal
Soeharto, pola itu secara
mendasar mengalami
perubahan, sedangkan
pernyataan dan simbolisme
Perubahan politik yang diperkenalkan
oleh Orde Baru dibawah kepemimpinan
Soeharto menyangkut pengurangan
secara berarti pluralisme didalam sistem,
dan bukan tampilnya unsur-unsur baru
ke panggung kekuasaan. 

ABRI, terutama Angkatan Darat, yang


mengemban komando puncak politik RI,
telah menjadi faktor penting sejak awal
revolusi nasional. Sebagai salah satu
institusi, AD dijiwai oleh perasaan
nasionalisme yang kuat dan mempunyai
Namun secara bertahap, Soeharto mulai
tertarik pada politik luar negeri. Ini menjadi
jelas di tahun 1970-an ketika Soeharto dan
Adam Malik bersilang pendapat mengenai
normalisasi hubungan Indonesia-Cina.
Pada awal periode Orde Baru, sedikitnya ada
dua kelompok perumus politik luar negeri:
Pertama, Militer (DEPHANKAM (Departemen
Pertahanan dan Keamanan), LEMHANAS
(Lembaga Pertahanan Nasional), dan BAKIN
(Badan Koordinasi Intelejen Negara); Kedua,
Departemen Luar Negeri.
Adam Malik
soeharto
Soekarno
dan
Soeharto

Anda mungkin juga menyukai