Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Pajak
05/01/2020 1
Topik ini menjelaskan tentang:
1. Bagaimana memahami mengenai dasar filosofis, konsep kebijakan dan alokasi
DBH Pajak.
2. Esensi kebijakan dan alokasi DBH Pajak.
3. Alokasi sementara, alokasi definitif dan mekanisme penyaluran DBH Pajak.
Sub Topik :
05/01/2020 2
1. Pengertian dan Dasar Hukum Dana Bagi
(DBH)
05/01/2020 5
Dasar pelaksanaan DBH Pajak tertuang dalam UU No. 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah serta PP Nomor
55 tentang Dana Perimbangan. Selanjutnya untuk
pelaksanaan DBH Cukai Hasil tembakau merupakan amanat
dari UU Nomor 39 Tahun 2007 dan amanat MK 54/PUU-
VI/2008. Sebagai pedoman mekanisme Penyaluran Dana
Transfer pada umumnya dan DBH pajak khususnya telah
diterbitkan PMK No. 06/PMK.07/2012 tentang Pelaksanaan
dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer dan PMK No
165/PMK.07/2012 tentang Pengalokasian Anggaran Transfer
ke Daerah.
05/01/2020 6
2. Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan Sektor
Perkebunan, Perhutanan, dan Pertambangan
(DBH PBB P3)
05/01/2020 7
Berdasarkan karakteristik objek pajaknya, Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) dapat dikelompokan menjadi:
1. PBB Sektor Pedesaaan adalah objek PBB dalam suatu wilayah yang
memiliki ciri-ciri pedesaan seperti sawah, ladang, empang tradisional
dan lain-lain.
2. PBB Sektor Perkotaan adalah objek PBB dalam suatu wilayah yang
memiliki fasilitas perkotaan, seperti: pemukiman penduduk yang
memiliki fasilitas perkotaan, real state, komplek pertokoan, industri,
perdagangan daan jasa.
3. PBB Sektor Perkebunan adalah objek PBB yang diusahakan dalam
bidang budidaya perkebunan, baik yang diusahakan oleh BUMN,
BUMD, maupun swasta.
4. PBB Sektor Perhutanan adalah objek PBB di bidang usaha yang
menghasilkan komoditas hasil hutan, seperti kayu tebangan, rotan,
dammar, dan lain-lain.
5. PBB Sektor Pertambangan adalah objek PBB di bidang usaha yang
menghasilkan komoditas hasil tambang seperti emas, batubara,
minyak, dan gas bumi dan lain-lain.05/01/2020 8
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (selanjutnya disebut UU PDRD), maka PBB
sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2)
diserahkan menjadi pajak daerah. Untuk itu
Pemerintah Daerah (dalam hal ini pemerintah
kabupaten/kota) harus mengelola sendiri PBB P2.
Selama ini PBB P2 dikelola dan dipungut oleh
Pemerintah Pusat, kemudian daerah menerima
sebagian besar hasil pemungutannya. Dengan UU
PDRD pengelolaan dan pemungutan PBB P2
sepenuhnya menjadi menjadi tanggungjawab dan
hak pemerintah daerah kota/kabupaten tanpa
harus ‘membagi’ kepada pemerintah pusat
05/01/2020 9
Perhitungan DBH PBB migas dan panas bumi
05/01/2020 10
Perhitungan PBB migas offshore dan PBB
migas tubuh bumi per kabupaten/kota dari
PBB migas yang ditanggung Pemerintah
ditetapkan:
05/01/2020 11
Formula yang digunakan untuk menghitung PBB migas yang ditanggung
pemerintah:
05/01/2020 12
PBB migas yang dibayar langsung oleh KKKS ke bank
persepsi menggunakan formula:
05/01/2020 13
3. Bagi Hasil Pajak Penghasilan (DBH
PPh Pasal 21 dan Pasal 25/29
WPODN)
Penerimaan Negara dari PPh Pasal
21 dan Pasal 25/29 WPOPDN yang
dibagihasilkan ke daerah sebesar
20% dari realisasi penerimaan
PPh Pasal 21 dan Pasal 25/29
WPOPDN, 8% untuk Provinsi dan
12% untuk Kota/kabupaten
05/01/2020 14
Bagian Kabupaten atau Kota sebesar 12%,
dengan rincian:
05/01/2020 15
Penyaluran DBH PPh Pasal 21 dan Pasal
25/29 WPOPDN
05/01/2020 18
Pembagian alokasi DBH CHT per provinsi sesuai
PMK No 197/PMK.07/2012 tentang Alokasi Definitif
Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau adalah
sebagai berikut:
05/01/2020 20
Terima kasih
05/01/2020 21