2. Audit eksternal (vendors) 3. Audit oleh konsumen 4. Audit oleh badan regulatory Internal audit • Internal audit dilakukan oleh suatu organisasi terhadap sistem, prosedur dan fasilitas yang dimilikinya. • Peraturan di Eropa mensyaratkan suatu perusahaan farmasi melaksanakan secara berulang self-inspections sebagai bagian dari sistem QA, untuk mengawasi pelaksanaan dan kesesuaian dengan CPOB dan melakukan berbagaitindakan perbaikan yang diperlukan. • Disamping merupakan suatu persyaratan legal, internal audit merupakan sesuatu yang vital dalam kegiatan bisnis. Sama pentingnya dengan pengawasan terhadap status compliance terhadap peraturan yang berlaku. • Pelaksanaan internal audit yang baik akan membantu menginformasikan dan memberikan pengertian bahwa kualitas merupakan tanggung jawab setiap orang sehingga akan memicu perbaikan yang berkelanjutan. Internal audit Internal audit terdiri dari 3 tingkat pendekatan : • Tingkat pertama dilaksanakan oleh staff dari bagian atau departemen itu sendiri. Audit ini bersifat pendek dan terbatas dalam ruang lingkup, fokus terhadap masalah,seperti rumah tangga dan dokumentasi. • Tingkat kedua dipimpin oleh bagian QA, terdiri dari staff independen selama audit. Audit ini lebih panjang/lama, tetapi lebih jarang dilakukan, dan lebi h memperhatikan terhadap sistem daripada rumah tangga. • Tingkat ketiga dilakukan oleh corporate compliance group. Sebagai alternatif,mungkin dapat digunakan eksternal konsultan. Audit ini se ring dilakukan untuk mengukur kesiapan terhadap regulatory audit, namun dapat juga dilakukan untuk menemukan suatu masalah yang kompleks pada suatu aktifitas spesifik yang kritis. Eksternal audit Eksternal audit adalah audit yang dilakukan oleh suatu perusahaan terhadap vendors atau subcontractors. Tidak ada persyaratan legal untuk melaksanakan audit ini, namun audit ini mutlak diperlukan, karena perusahaan perlu untuk mengenal supplier dengan jelas. (apalagi jika proyek yang ada dikerjakan oleh kontraktor dari luar, perusahaan harus menyakinkan kontraktor tersebut kompeten untuk menyelesaikannya, dan compliance terhadap CPOB Eksternal audit Dengan melaksanakan audit initerdapat beberapa keuntungan bisnis yang penting. 1. Membangun pengetahuan dan kepercayaan dalam perencanaan hubungan kerja (partnership) 2. Memastikan bahwa persyaratan-persyaratan yang diperlukan telah dipenuhi dan dimengerti. 3.Memungkinkan pengurangan aktifitas tertentu (seperti tes terhadap bahan awal pada QC) 4. Mengurangi risiko kesalahan yang mungkin terjadi. Eksternal audit • Ruang lingkup dari audit ini akan bervariasi, tergantung pada hubungan antara dua perusahaan, yang mungkin berkisar dari suatu transaksi sederhana penj ual-pembeli sampai kepada suatu hubungan strategic joint venture. • Umumnya, audit ini akan menjadi evaluasi awal terhadap kemampuan dan kecocokan secara umum dari vendor/contarctor. • Selanjutnya, audit rutin akan dilakukan untuk mengukur compliance denga n standar persetujuan kontrak. frekuensi dari audit ini akan tergantung pada findings awal dan permasalahan kritis dari vendor dan material yang disuplai. Kepercayaan diri vendor akan meningkat melalui tindakan audit, sistem internal audit, third-party audit dan pengalaman vendor. • Pelaksanakan internal audit secara rutin memungkinkan untuk mengurangi tingkat eksternal audit. Regulatory audit Audit ini dilaksanakan oleh badan yang berwenang, untuk melihat kesesuaian suatu perusahaan farmasi baik manufacture maupun supply. Badan yang berwenang tersebut antara lain Medicine Control Agency (MCA) di Inggris, Food and Drug Administration (FDA) di USA dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia. Semua perusahaan farmasi manufacture yang berlisensi secara rutin dilakukan regulatory audit. Audit ini mungkin tidak diumumkan sebelumnya, (MCA melaksanakan 10% audit dengan cara ini), karena perusahaan diharapkan compliance dengan CPOB setiap waktu. Badan regulatory dari negara yang berbeda, dapat juga melakukan audit terhadap suatu perusahaan, misal : mengaudit perusahaan di Eropa. Regulatory audit • Frekuensi Inpeksi Inspeksi diri yang menyeluruh meliputi semua bagian produksi, pengawasan mutu,teknik dan gudang. Inspeksi diri yang dilakukan menyeluruh sebaiknya dilakukan minimal setahun sekali. Inspeksi diri nantinya juga akan dilakukan per bagian sesuai kebutuhan perusahaan. Misalnya pada bagian produksi seperti produksi sediaan steril, inspeksi akan lebih sering dilakukan namun kembali lagi sesuai kebutuhan. Frekuensi pelaksanaan inspeksi diri ini nantinya harus tercantum dalam prosedur tetap inspeksi diri dan bisa dilakukan tiap triwulan, setengah tahunan, tahunan, insidentil. Frekuensi pelaksanaan inspeksi diri yang teratur akan sedikit banyak mempengaruhi mutu obat yang diproduksi. Regulatory audit a. Laporan inspeksi diri Setelah proses inspeksi diri selesai dilakukan, tim inspeksi akan menuliskan laporan inspeksi diri. Laporan ini sebaiknya mencakup semua temuan dan tingkat kekurangan terhadap temuan kritis,berdampak kecil,berdampak besar- beserta saran tindakan perbaikan dengan tetap mempertimbangkan tingkat kekurangan untuk menentukan mana yang paling memerlukan (prioritas) pelaksanaan perbaikan secara cepat. Hal tersebut dilakukan karena berdasar dari tujuan awal inspeksi yaitu perbaikan. Namun secara umum laporan inspeksi diri haruslah berisi hasil inspeksi,evaluasi serta kesimpulan dan saran tindakan perbaikan. b. Tindak lanjut inspeksi Manajemen perusahaan mengevaluasi laporan inspeksi diri dan tindakan perbaikan dibuat program tindak lanjut yang efektif. Regulatory audit c. Audit mutu • Penyelenggaraan audit mutu berguna sebagai pelengkap inspeksi diri. • Audit mutu meliputi pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem manajemen mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu. • Audit mutu umumnya dilaksanakan oleh spesialis dari luar atau independen atau tim luar atau khusus untuk hal ini oleh manajemen perusahaan. Audit mutu juga dapat diperluas terhadap pemasok dan penerima kontrak (CPOB,2006) DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2006. Cara Pembuatan Obat Baru (CPOB). Depkes RI. Jakarta PERTANYAAN Industri farmasi harus pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem manajemen mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu. Disebut apakah tindakan tersebut? a. Audit mutu b. Sertifikasi c. Kualifikasi d. Dokumentasi e. Inspeksi diri
Jawaban : a. Audit mutu (CPOB, 2006)
PERTANYAAN • Pemeriksaan dan penilaian terhadap semua atau sebagian dari sistem manajemen mutu dengan tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu pada suatu industri farmasi yang dilakukan oleh pihak berwenang yaitu.... A. Dinkes B. BPOM C. Menkes D. WHO