Anda di halaman 1dari 78

ANESTESI KHUSUS.

Pendidikan dan pelatihan


Perawat Anestesi.
Anestesi Khusus.
 Penderita anak.
 Penderita ibu hamil.
 Penderita rawat jalan.
 Penderita Bedah darurat.
Anestesi pada anak.
 Sistim pernafasan.
 Sistim sirkulasi.
 Pengaruh suhu.
 Keseimbangan cairan dan metabolisme.
Sistim pernafasan.
 Lebih mudah obstruksi jalan nafas.
 Lubang hidung lebih sempit.
 Lidah relatif besar.
 Rahang kecil dan leher pendek.
 Lingkar kepala besar.
 Luas permukaan alveoli 1/3 dari dewasa.
 Metabolisme & kebutuhan oksigen 2X
dewasa.

Meningkatkan frekwensi nafas
2 X orang dewasa.
 Normal  terlihat asidosis metabolik
ringan dan alkalosis respiratorik.

Mudah terjadi distress nafas.
Sistim sirkulasi.
 Nadi lebih cepat dari dewasa.
 Tekanan darah pada bayi relatif rendah.
 Tekanan darah bayi sulit diukur dengan
cara biasa.
 Precordial stetoskop membantu menilai
suara jantung.
 Jumlah darah bayi lebih sedikit.
Tekanan darah normal.
UMUR Tek. Syst. Tek.Diast Mean.AP.
Prematur 39-59 16-36 24-43
Neonatus 50-70 25-45 33-53
Umur 4 hr 60-90 20-60 33-70
Umur 6bln 87-105 53-66 64-79
Umur 2 th 95-105 53-66 67-79
Umur 7 th 97-112 57-71 70-84
Dewasa 112-128 66-80 81-96
Pengaruh SUHU.
 Sangat dipengaruhi suhu udara sekitar.
 Anestesi menekan pemanasan tubuh.
 Hipotermi menyebabkan depresi sirkulasi
dan depresi pernafasan.
 Hipertermi mudah terjadi bila dehidrasi
dan suhu sekitar tinggi .
 Demam dapat menyebabkan kebutuhan
O2 ↑,konvulsi,hipoksia,hipotensi dan henti
jantung.
KESEIMBANGAN CAIRAN
DAN METABOLISME.
 Luas permukaan tubuh anak > dewasa.
 Sangat sensitif bila terjadi dehidrasi.
 Puasa harus dibatasi.
 Pemasangan infus untuk cegah dehidrasi.
 Pemberian dextrose/karbohidrat untuk
cegah hipoglikemia.
 Hipoglikemia berpengaruh buruk pada
otak bayi.
PELAKSANAAN ANESTESI.
 Ibu sebaiknya mendampingi waktu induksi
 Induksi dilakukan dengan insuflasi,
intravena, intramuskuler.
 Intubasi trachea sebaiknya tidak
dikerjakan dengan ketamin saja.
 Infus harus selalu dipasang.
 Durante operasi diamati suhu
badan,jangan sampai <36°C.
Anastesia
pada
Sectio Caesar
Perubahan fisiologis selama
kehamilan

 Perubahan pada darah & komponen


 Perubahan syst Kardiovaskuler.
 Perubahan syst respirasi.
 Perubahan syst Gastrointestinal
 Perubahan Fetoplasental unit.
 Perubahan pada ruangan Epidural &
subarachnoid.
Perubahan pada darah &
komponennya

 Penurunan kadar Albumin.


 Peningkatan faktor pembekuan.
 Bila terjadi gangguan intregasi plasenta →
mudah terjadi DIC karena plasenta
menghasilkan thromboplastin.
Perubahan sistim Kardiovaskuler
 Volume darah ↑ 40 – 50 %.
 Volume plasma > sel darah merah → dilutional
anemia.
 Curah Jantung ↑ 40 %.
 Pada saat persalinan & segera setelah
persalinan terjadi ↑ curah jantung sampai 80 %.
 Penekanan V.cava inferior waktu terlentang →
Supine hipotensive syndrome → kanan
diganjal.
Perubahan pada sistim Respirasi

 Hiperventilasi → Alveolar ventilasi ↑ 70 %.


 Tidal volume ↑ 40 %.
 Respiratory rate ↑ 15 %.
 Vascularisasi mukosa tr.resp ↑
 Posisi lithotomi / trendelenberg akibatkan ↓
FRC sehingga mudah terjadi hipoksia.
Perubahan pada sistim
Gastrointestinal

 Pengosongan lambung lambat.


 Lebih mudah terjadi regurgitasi.
 Tekanan intragastrik meninggi.
 Sekresi gastrin bertambah sehingga sekresi
cairan lambung lebih asam.
 Kehamilan mempunyai resiko lebih besar untuk
terjadi aspirasi.
Fetoplasental unit

 Aliran darah uterus 10 % dari curah jantung.


 Hipotensi akan menyebabkan perfusi ↓ dan
sebabkan fetal distress.
 Kontraksi uterus yang sering & kuat akan
perburuk perfusi plasenta.
Perubahan pada ruangan
Epidural & Subarachniod

 Ruangan epidural menjadi lebih sempit karena


vena - vena membengkak.
 Pada saat kontraksi uterus akan terjadi ↑
tekanan ruangan epidural.
 Ruangan sub arachnoid juga berkurang karena
kontraksi uterus & pelebaran vena.
Pemilihan tehnik Anestesi

 Indikasi operasi.
 Jenis operasi elektif / emergency
 Keadaan phisik ibu & janin.
 Kemampuan anestetiknya.
ANESTESI UMUM.
 Pervaginam: relaksasi uterus.
 Sectio caesar:

- Depresi minimal thd bayi.


- Baik untuk ibu.
- Memberikan fasilitas optimal pd operator.
-Tehnik dikuasai anestesinya.
REGIONAL ANESTESI.
 Pervaginam: menghilangkan nyeri.
 Sectio caesar : mengurangi bahaya
aspirasi.
 Efek depresi thd bayi berkurang.
PreEklampsia/eklampsia
 Syndrom:hipertensi,proteinuri& odema.
 Kematian Ibu : pulmonary odem.

perdarahan cerebral.
Abruptio plasenta.
Renal failure.
Penatalaksanaan.
 Berikan obat anti hipertensi.
 Cegah terjadinya kejang.
 Epidural/spinal anestesi (kontroversi).
 Anestesi umum :

-dicegah pemanjangan paralise.


-kontrol hipertensi.
-cegah gagal ginjal.
Perdarahan antepartum.
 Penyebab: plasenta previa & solutio
plasenta.
 Anestesi umum -> ketamin.
 Hati2 penggunaan oxytocin.
Pend.penyakit Jantung.
 Lebih baik Epidural anestesi.
 Cegah peningkatan curah jantung.
 Hati2 penggunaan Ergometrin.
Penderita Diabetes.
 Resiko abnormalitas fetus.
 Mengontrol metabolisme.
 Sebaiknya dng epidural/spinal.
 Dapat dengan anestesi umum.
Anestesi untuk

BEDAH DARURAT.
Persiapan sblm Anestesi
 Stabilisasi hemodinamik pada perdarahan.
 Stabilisasi hemodinamik pada kehilangan
cairan.
 Pencegahan aspirasi.
 Pemeriksaan Laboratorium.
Prosedur Anestesi.
 IVR anestesi.
 Anestesi umum.
 Recovery Room : observasi ABC
Anestesi pada Operasi

Acut Gastro Intestinal


Hal - hal yang harus
diperhatikan

 Pemeriksaan phisik lengkap dan riwayat


penyakit.
 Pemeriksaan terapi yang telah diberikan.
 Pencegahan aspirasi penderita.
 Umur dan berat badan penderita
Hal - hal yang timbulkan
aspirasi
 Makan kurang dari 8 jam sebelum induksi.
 Selalu muntah aktif.
 Acute abdomen.
 Kesakitan karena trauma.
 Hamil atau ascites.
 Obstruksi oesophagus.
 Riwayat muntah.
Defisit cairan ekstrasel

 Susunan saraf pusat.


 Kardio vaskuler.
 Jaringan.
 Urine.
Defisit ringan

 Gejala SSP ( - ).
 Kardiovaskuler : tachicardia.
 Mukosa lidah kering, turgor turun.
 Urine pekat.
 Defisit 3 – 5 % BB.
Defisit sedang

 Mengantuk, apatis, respons lambat, anoreksia,


aktivitas turun.
 Takicardia, hipotensi ortostatik, nadi lemah,
vena kolaps.
 Lidah kecil, lunak, kriput, turgor lebih turun.
 Urine pekat, jumlah turun.
 Defisit 6 – 8 % BB.
Defisit berat

 Reflek tendon ↓, perestesi akral, stupor, coma.


 Sianosis, hipotensi, akral dingin, nadi perifir
( - ), detak jantung jauh.
 Atonia, mata cowong, turgor sangat turun.
 Oliguria.
 Defisit 10 % BB.
Kegawatan gastro intestinal

 A & B : apakah terdapat gangguan fungsi


pernafasan.
 C : tentukan derajat dehidrasi.
 Kalau perlu pasang CVP.
 Periksa Tilt test.
Pemeriksaan Tilt test

 Perbandingan MAP berbaring dan duduk ( head


up ).
 Penurunan MAP > 10 mmhg → masih defisit.
 MAP = diastole + 1/3 ( Syst – dias ).
Contoh kasus:
illeus Obstr. 50Kg, defisit 10 % BB.

 Defisit cairan : 10 % x 50 = 5000 cc.


 Kebutuhan : 50 x 50 = 2500 cc.
 I. Rl 20 - 40 cc /kgBB / jam.
 II.Rl : ½( 5000 – 2000 )6 jam = 250 cc

Kebutuhan = 100 cc
*III.Rl : ½( 5000 – 2000 )16 jam = 100 cc
Kebutuhan =100cc
Pemulihan
dan
Pemulangan penderita.
Day Surgery.
Day Surgery.
 Pembedahan kecil atau sedang dan
terencana.
 Anestesi lokal atau umum.
 Penderita MRS dan KRS pada hari yang
sama.
Keuntungan penderita poliklinis :
 Biaya lebih murah.
 Resiko infeksi nosokomial kurang.
 Mengurangi daftar tunggu pasien.
 Mengurangi gangguan emosional pada
anak2.
Unsur –unsur yang tersangkut:
 Pasien.
 Ahli bedah.
 Perawat.
 Penanggung jawab ( keluarga).
 Ahli Anestesi.
 Persiapan penderita yang tertulis.
Masalah di RR a.l. :
 Masalah Nyeri.
 Masalah mual dan muntah.
 Penyulit pasca anestesi.
Kriteria pemulangan pasien.
 Test klinis.
 Aldrete scoring system.
 Steward scoring system.
 Robertson scoring system.
 Klinis penderita.
Penundaan pemulangan.
 Mual dan muntah yang terus menerus.
 Vertigo karena postural hypotensi.
 Laryng edema pasca intubasi.
 Perdarahan karena pembedahan.
 Penyulit pembedahan yang lain.
Aspek Medicolegal.
 Melengkapi fasilitas RR untuk
menanggulangi keadaan darurat.
 Penderita/keluarga harus mendapat
pesanan yang baik.
 Pemeriksaan teliti sekali lagi pra anestesi.
 Persetujuan operasi dan anestesi.
 Pemilihan tehnik anestesi yang baik.
 Pemulangan dilakukan ahli anestesi.
INTUBASI

Endotracheal
Indikasi

 Menjaga jalan nafas tetap bebas


 Operasi kepala, leher, mulut, hidung,
tenggorok.
 Operasi abdominal dengan relaksasi penuh.
 Operasi thoracotomi.
Intubasi non surgical

 Asphiksia neonatorum berat.


 Resusitasi penderita.
 Obstruksi laryng berat.
 Penderita tidak sadar > 24 jam.
 Penderita dengan Atelektasis paru.
 Post Op respiratory insufisiensi.
Cara intubasi

 Awake intubasi ( sadar ).


 Sleep intubasi → * Apnea.

* Non apnea.
Malampati
Komplikasi

 Ringan : Tenggorokan serak, kerusakan


pharyng.
 Serius: Laryngeal odema & granuloma.
 Memar → dysponi & dyspagia.

Anda mungkin juga menyukai