Anda di halaman 1dari 10

HUKUM ORANG

Memuat peraturan-peraturan tentang


manusia sebagai subyek hukum, peraturan
tentang kecakapan berhak dan kecakapan
bertindak untuk melaksanakan hak-haknya
itu.
Materi-materi
yang termasuk dalam Hukum Orang :

• Subyek Hukum
• Kecakapan Berhak dan Bertindak
• Pendewasaan (Handlichting)
• Pengampuan (curatele)
• Nama
• Catatan Sipil
• Domisili
• Keadaan Tidak Hadir
SUBYEK HUKUM
 Pengertian
 Subyek hukum  pendukung hak dan kewajiban.
 Menurut ALGRA :
Subyek hukum adalah setiap orang yang mempunyai
hak dan kewajiban, jadi mempunyai wewenang hukum.
 Yang dimaksud dengan wewenang adalah hak dan kekuasaan dari
seseorang untuk melakukan perbuatan hukum. Wewenang seseorang
dalam hukum dapat dibedakan :
1. wewenang untuk mempunyai hak, dan
2. wewenang untuk menjalankan/melakukan perbuatan hukum dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.

 Macam-macam Subyek Hukum


1. Manusia
2. Badan Hukum
 Manusia
1. Ada 2 pengertian manusia, yaitu (1) biologis, dan (2) yuridis.
2. Manusia mempunyai hak-hak subyektif sejak dilahirkan sampai meninggal.
 Pengecualian : Pasal 2 KUH Perdata, termasuk syarat-syaratnya.
3. Walaupun manusia sebagai pembawa hak sejak dilahirkan, namun dalam
kecakapan berhak ataupun bertindak ada pembatasan-pembatasannya,
yaitu :
a. Kewarganegaraan
Dalam kepemilikan tanah, WNA hanya boleh punya tanah Hak Pakai.
b. Jenis Kelamin
c. Keadaan tidak di tempat
d. Tempat tinggal
Hanya orang yang bertempat tinggal di kecamatan yang sama dengan
letak tanah pertanian yang dapat menjadi pemiliknya.
e. Usia
Pasal 330 KUH Perdata : min 21 tahun atau sudah menikah
Pasal 47 UU No.1/1974 : usia min. menikah 18 tahun
Pasal 39 ayat (1) butir a UU No.30/2004 : usia 18 tahun atau sudah
menikah merupakan syarat untuk menghadap, membuat akta notaris.
f. Pengampuan (Pasal 433 KUH Perdata)
Badan Hukum
• Menurut Subekti :
Badan hukum adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat
memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan seperti seorang
manusia serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat atau
menggugat di depan hakim.
• Menurut Abdulkadir Muhammad :
Badan hukum adalah subyek hukum ciptaan manusia pribadi
berdasarkan hukum yang diberi hak dan kewajiban seperti
manusia pribadi.
• Syarat-syarat Badan Hukum :
1. Mempunyai perkumpulan atau organisasi yang teratur
2. Tujuan tertentu
3. Harta kekayaan yang terpisah
4. Hak dan kewajiban
5. Hak untuk menggugat dan digugat
 Teori Badan Hukum
Tentang kedudukan badan hukum sebagai subyek hukum
menimbulkan perbedaan pendapat, yaitu antara lain :
1. Teori Fictie (Fredrich Carl von Savigny)
Hanya manusia sajalah yang dapat menjadi subyek
hukum, sedangkan badan hukum hanya merupakan
fictie, yaitu sesuatu yang dianggap ada padahal
sesungguhnya tidak ada, karena itu tidak mungkin
menjadi subyek hukum.

2. Teori Orgaan (Otto von Gierke)


Badan hukum dalam realitasnya sama dengan manusia.
Badan hukum juga mempunyai kehendak dan kemauan
sendiri yang dibentuk melalui alat-alat perlengkapannya
(para pengurus), dan apa yang mereka putuskan adalah
kehendak/kemauan dari badan hukum.
3.Teori Kenyataan Yuridis (Juridische Realiteitsleer Theorie - Mejers)
Bahwa badan hukum merupakan suatu realitas, konkret, riil. Jadi
badan hukum dipersamakan dengan manusia adalah suatu realita
yuridis, yaitu suatu fakta yang diciptakan oleh hukum.

4. Teori Propriete Collective (Planiol dan Molengraaff)


Menurut teori ini hak dan kewajiban badan hukum pada
hakikatnya adalah hak dan kewajiban para anggota bersama-
sama. Kekayaan badan hukum adalah kepunyaan bersama semua
anggotanya. Orang-orang yang berhimpun tersebut merupakan
suatu kesatuan dan membentuk suatu pribadi yang dinamakan
badan hukum. oleh karena itu badan hukum adalah suatu
konstruksi yuridis saja.
 Macam-macam Badan Hukum
1. Badan Hukum Publik
Didirikan oleh pemerintah untuk kepentingan publik, seperti DATI I,
DATI II/Kotamadya, BUMN, bank-bank pemerintah, dsb.
2. Badan Hukum Privat
Mempunyai suatu tujuan tertentu, seperti Perseroan Terbatas (PT),
perusahaan asuransi, Firma, Persekutuan Komanditer, dsb.

 Catatan :
Dalam konteks perkembangannya, maka dengan merujuk pada UU No.31/1999
sebagaimana telah diubah dengan UU No.20/2001 tentang Tindak Pidana
Korupsi, maka kumpulan orang atau badan usaha yang Anggaran Dasarnya telah
mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman sebagaimana diatur dalam :
UU PT (UU No. 40/2007),
UU Yayasan (UU No.16/2001 yang telah diubah dengan UU No.28/2004
adalah merupakan badan hukum, sedangkan kumpulan orang atau badan usaha
lainnya yang anggaran dasarnya belum mendapat pengesahan dari Menteri
Kehakiman bukanlah merupakan badan hukum, dan kedua-duanya (baik yang
sudah disahkan maupun yang belum disahkan oleh Menteri Kehakiman) 
disebut KORPORASI
Pembagian Badan Hukum
(Pasal 1653 KUH Perdata)
• Badan hukum yang “diadakan” oleh
pemerintah/kekuasaan umum, misalnya pemda/provinsi,
kabupaten, kota, bank-bank yang didirikan oleh
Pemerintah
• Badan hukum yang “diakui” oleh pemerintah/kekuasaan
umum, misalnya perkumpulan-perkumpulan, gereja dan
organisasi-organisasi agama dsb
• Badan hukum yang “didirikan” untuk suatu maksud
tertentu yang tidak bertentangan dengan UU, kesusilaan,
seperti PT, asuransi dsb
Badan hukum dapat pula dibedakan atas:
-Badan hukum publik
-Badan hukum privat

Di Indonesia kriterium yang dipakai untuk menentukan sesuatu


badan hukum termasuk badan hukum publik atau termasuk
badan hukum privat ada 2 macam:
a.Berdasarkan terjadinya, yakni “badan hukum privat” didirikan
oleh perseorangan, sedangkan “badan hukum publik” didirikan
oleh Pemerintah/Negara.
b.Berdasarkan lapangan kerjanya, yakni apakah lapangan
pekerjaannya itu untuk kepentingan umum atau tidak. Kalau
untuk kepentingan umum maka badan hukum tersebut
merupakan badan hukum publik. Kalau untuk kepentingan
perseorangan maka termasuk badan hukum privat.

Anda mungkin juga menyukai