Anda di halaman 1dari 28

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID

DAN SEMI SOLID


INJEKSI

Anisa Rahayu E.(10060317129)


Rima Purnama (10060317133)
Jihan Sahira (10060317136)
Vivi Lutfi N. (10060317144)
M. Fayyadl (10060317149)
Pengertian Injeksi
Injeksi adalah sediaan berupa larutan, emulsi, suspensi,
atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan
terlebih dahulu sebelum digunakan, disuntikan dengan cara
merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau
melalui selaput lendir (Dirjen POM, 1979)
Kelebihan dan kekurangan Injeksi
Kelebihan injeksi yaitu
1. Bekerja cepat
2. Untuk obat yang rusak jika terkena cairan lambung atau tidak diabsorbsi
baik oleh cairan lambung,
3. Kemurnian dan takaran zat khasiat lebih terjamin serta dapat digunakan
sebagai depoterapi.

Kekurangan injeksi yaitu


4. Karena kerjanya cepat jika terjadi kekeliruan sukar dilakukan pencegahan
5. Kemungkinan terjadinya infeksi pada bekas suntikan
6. Secara ekonomis lebih mahal dibandingkan dengan sediaan peroral
(Syamsuni, 2007).
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan yaitu hidroklorida, natrium benzoat, natrium sitrat, PEG
400, PEG 4000, PVP 40.000, etanol dan PPG (propilenglikol).
3.2.2 FT-IR Spektroskopi
Ofloxacin kering 300 mg dititrasi dengan 1-5 ml bahan pelarut. Kalium bromide
dikompresi sebagai pellet, spectrum dapat dilihat pada gambar
3.2.3 DSC Obat Sampel
Ofloxacin sebanyak 2-5 mg ditutup pada panci alumunium dengan
konstanta pemanasan meningkat.

3.2.4 Stabilitas Fisik Obat & bahan pelarut


Kompatibilitas bahan pelarut obat dikaji oleh studi interaksi bahan
pelarut obat. Obat dicampur dengan bahan pengisi 1:1 (50 ml) dalam
gelas kimia terpisah kemudian ditutup dengan baik di lemari pendingin
pada kondisi penyimpanan yang berbeda pada suhu kamar 40°C dan di
lemari pendingin selama jangka waktu satu bulan.
3.2.5 Studi solubilisasi air suling dan obat didalam larutan yang mengandung
pelarut tunggal
Sekitar 5 ml air suling diambil dari masing-masing 3 botol berkapasitas 10 mL,
masing-masing kelebihan ofloxacin dari dalam botol ditambahkan setelah 10
menit. Kemudian disimpan di labu lalu dikocok pada temperature 25°C selama
12 jam. Kemudian larutan dibiarkan homogen selama 24 jam. Lalu larutan
yang mengandung partikel obat tidak larut dipindahkan kedalam tabung
setrifugasi dan disentrifugasi pada 2000 rpm selama 10 menit dan supernatan
yang dihasilkan disaring dengan menggunakan kertas saring whatman nomor
4. Filtrat yang sudah sesuai diencerkan dengan air suling dan dianalisis
menggunakan dua spektrofotometri UV sinar tampak pada panjang gelombang
yang tetap pada 287,6 nm pada air suling. Semua individu (25% b / v)
solubilizer sebagai hasil diatas disimpan pada tempat yang sama pada table
nomor 3 dan terdapat pada gambar nomor 9.
• 3.2.6 Penentuan Kelarutan Obat didalam pelarut campur.
• Untuk persiapan campuran (larutan air) yang mengandung
bahan pelarut, bahan pelarut tunggal ditimbang dan
dipindahkan ke labu volumetrik sebanyak 10 ml dan berisi 7
ml air suling, kemudian bahan pelarut ditambahkan dan labu
dikocok dengan kuat untuk melarutkan bahan pelarut yang
ditambahkan. Setelah pelarutan selesai dari bahan pelarut,
volume dibuat sampai tanda dengan air suling, labu dikocok
kembali untuk mendapatkan pelarut yang homogen.
Campuran siap disaring dan digunakan untuk studi
solubilisasi lanjut. Campuran larutan dapat dilihat dalam
table nomor 4 dan nomor 5 serta rentang kelarutan pada
gambar nomor 12.
• 3.2.7 Penentuan pH Tergantung Kelarutan Obat
• Menurut USP, disiapkan larutan buffer dari pH 2.4, 5.6,
6.8, 7.4, & 9 & pH larutan ini disesuaikan pH meter
digital. Ambil setiap larutan buffer dalam botol secara
terpisah sekitar 5 ml. Kemudian tambahkan Ofloxacin
berlebih. Tunggu 10 menit untuk pencampuran yang
tepat. Simpan pada labu pengocok dan pertahankan
pada suhu 2500C selama 12 jam. Lalu dibiarkan
seimbang selama 24 jam. Obat yang mengadung obat
terlarang berlebih ditransfer ke tabung sentrifuga pada
2.000 rmp selama 10 menit. Supernatan disaring
melalui kertas saring Whatman # 41. Lakukan
penyaringan. Lalu encerkan dengan air suling dan
analisis dengan menggunakan UV.
• 3.2.8 Studi Kromatografi produk Obat Terlarut
• Plat silika gel GF 254 diaktifkan pada suhu 1100C selama 1
jam. Totolkan methanol, Ofloxacin & obat & pelarut
sebagai campuran 19, 21, 22 & 23 Kemudian, plat
dikeringkan di udara selama 10 menit. Lalu plat dipindahkan
ke chamber yang berisi pelarut yang sudah jenuh. Elusi plat
sampai sekitar 4,2 cm. Angkat plat kembali dan keringkan.
Lalu plat dipindahkan ke chamber dengan pelarut kloroform
dan metanol 1: 1 v / v.Akhirnya plat dikeringkan ke oven
dan dilihat bercak pada sinar UV gelombang pendek untuk
visualisasi bercak. Untuk memprediksi kemungkinan adanya
interaksi atau ompleksasi antara obat dan pelarut studi TLC,
dihitung nilai Rfnya.
3.2.9 Optimalisasi Campuran untuk persiapan injeksi
Dari hasil yang diperoleh dari studi kelarutan, campuran Ofloxacin lebih dari 4
mg / ml dalam semua 4 campuran tidak mengandung Sodium benzoate &
Lignocaine HCl. Karena adanya Endapan, campuran terpilih tersebut adalah B-
19, B-21, B-22, B-23. Untuk mengembangkan 1 ml injeksi Ofloxacin, tentukan
jumlah obat yang diberikan setiap masing-masing campuran. Formulasi yang
diusulkan ditunjukkan dalam table 8 hingga 11.
3.2.10 Formulasi Injeksi
1. Persiapan Campuran: Timbang setiap bahan untuk setiap campuran yang disebutkan dalam
tabel no. 8 hingga 11 secara akurat & pindahkan dalam labu ukur 25 ml. Tambahkan 20 ml air
untuk injeksi. Kocok homogen. Kemudian volume dibuat hingga 25 ml.
2. Persiapan larutan Ofloxacin: Pipet 20 ml Hydrotropic Blend dalam 25 ml labu ukur. Ofloxacin
yang ditimbang masukan ke labu volumetrik. & labu kocok homogeny. Volume dibuat hingga
25 ml.
3. Perawatan bahan pengemasan: Botol kaca dicuci tiga kali dengan air suling. Semua botol
dikeringkan dalam oven dan disterilkan dengan pemanasan kering dalam oven pada 1600C
selama 2 jam dengan posisi terbalik. Penutup karet dan segel aluminium digunakan untuk
mencolokkan botol yang pertama kali dicuci beberapa kali. Kemudian autoklaf pada tekanan 15
lbs (1210C) selama 20 menit dan akhirnya dikeringkan dalam oven.
4. Persiapan area aseptik: Dinding dan lantai ruang aseptic dicuci dengan air keran yang
disaring diikuti oleh 5%larutan fenol. Kamar difumigasi menggunakan campuran formaldehida
dan kalium permanganat. Aliran udara laminar bangku dibersihkan dan dilenyapkan dengan
larutan etanol 70% dan menyalakan lampu UV selama 30 menit sebelum mengisi injeksi ke
botol.
5. Penyaringan aseptik: Larutan Ofloxacin dalam air disiapkan seperti di atas & disterilkan
dengan penyaringan di bawah membrane filter 0,22 øm (Millipore) digunakan untuk filtrasi.
Membran perakitan filtrasi dilengkapi dengan filter membran disterilkansebelumnya di autoclave
pada 121 C dan tekanan 15 lbs untuk 20 menit.
3.2.11 Evaluasi injeksi
1. Organoleptis
Penampilan larutan injeksi ofloxacin dan warna. Hasil evaluasi
terdapat pada tabel nomor 12.
2. Penetapan pH
Menggunakan pH meter. Data terdapat pada tabel no.12.
3. Stabilitas dipercepat
Ketika sediaan telah dibuat, sediaan dapat mengalami perubahan
sifat fisik, komposisi kimia, bahkan ketersediaan hayati dapat
berubah.
3.2.12 Prosedur
1) Disiapkan Formulasi larutan injeksi
Ofloxacin dari berbagai
campuran 19, 21, 22, 23.
2) masukkan kedalam gelas kimia 50 ml.
3) Untuk mengukur viskositas dengan
menggunakan spindel 96 S pada 5 rpm. dan
hasil yang diperoleh pada tabel no. 12.
4) Uji sterilitas untuk injeksi air sesuai
dengan I.P.15
Tes sterilitas dimaksudkan untuk mendeteksi
keberadaan mikroorganisme, harus dilakukan
dalam kondisi yang dirancang untuk
menghindari kontaminasi yang tidak
disengaja selama pengujian.
3.2.13 Filtrasi Membran
Gunakan filter membran berdiameter 50 mm
dan memiliki ukuran pori tidak lebih besar
dari 0,45 nm. Tuangkan 10 ml atau jumlah
setiap pengenceran mengandung 1 g sample
uji untuk setiap dua filter membran dan
lakukan segera filtrasi. Cuci setiap membran
dengan cara menyaring sebanyak tiga kali
atau lebih secara berturut-turut untuk setiap
100 mL larutan penyangga yang cocok seperti
sodium chloridepeptone pH 7,0. Pindahkan
salah satu filter membran ke permukaan plat
medium 2 untuk menghitung jumlah bakteri
dan yang lainnya, dimaksudkan untuk
menghitung jamur, ke permukaan plat media
3. Inkubasi plat selama 5 hari. Hitung jumlah
koloni yang muncul dari hasil inkubasi. Hitung
jumlah mikroorganisme per g atau per ml
sediaan, jika perlu menghitung bakteri dan
jamur dengan cara terpisah.
3.2.14 Pour Methode
Untuk bakteri menggunakan cawan petri
berdiameter 9-10 cm, tambahkan kedalam
masing-masing cawan, 1 ml campuran sediaan
yang sudah di buat sebelumnya dan sekitar 15
ml agar sari kacang kedelai yang sudah
dicairkan kedalam media 2, tidak lebih dari
45’C. Sebagai alternatif, sebarkan yang sudah
di olah pada permukaan media yang sudah
dipadatkan dalam cawan petri dengan
diameter yang sama. Jika perlu encerkan
sediaan yang telah diolah seperti yang
dijelaskan di atas sehingga diharapkan jumlah
koloni tidak lebih dari 300. Siapkan setidaknya
dua cawan Petri tersebut menggunakan
pengenceran yang sama dan inkubasi 30-35
selama 4 hari. Hitung jumlah koloni yang
terbentuk. Hitung hasil menggunakan plat
dengan jumlah koloni terbesar tetapi
mengambil 300 koloni setiap plat sebagai
konsisten maksimal dengan evaluasi yang baik.
3.2.15 Studi Spektroskopi FT-IR Obat & Pelarut

Spektrum inframerah Ofloxacin sesuai dengan


literatur spektrum Ofloxacin dan menunjukkan semua
puncak utama sebagai ditunjukkan pada Gambar. no. 3
sampel yang murni dan dapat digunakan untuk studi
lebih lanjut. Dan spektrum IR direkam untuk Ofloxacin
dengan kombinasi lignocaine Hydrochloride. Sodium
Benzoate,Sodium Citrate, PEG-400, PVP-40000,
Niacinamide, Untuk mempelajari kompatibilitas obat
dengan spektrum eksipien FTIR obat dalam kombinasi
dengan eksipien dalam bentuk formulasi yang telah
dipelajari.

Untuk jamur Lanjutkan seperti yang dijelaskan dalam


tes untuk bakteri, tetapi gunakan agar Sabouraud
dextrose dengan antibiotik pada medium 3.
Sebagaimana di medium 2 dan inkubasi plat di 20-25
selama 5 hari, kecuali jika penghitungan yang lebih
akurat diperoleh dalam waktu yang lebih singkat.
Menghitung hasilnya menggunakan plat dengan tidak
lebih dari 100 koloni. Hasil ditunjukkan pada tabel no.
17 & 18.
Kurva Kalibrasi Dalam Air Suling
• Kurva Kalibrasi Dalam Air Suling
DSC pada sampel obat
Berdasarkan thermogram Ofloxacin menunjukkan titik
leleh obat berada pada 268,75’C yang identik mendekati
titik leleh standar. Maka dapat disimpulkan bahwa obat
tersebut murni. Dalam kurva DSC ditunjukkan titik leleh
obat mulai dari 253,570C – 271,250C puncaknya ada
pada 268,75oC. (gambar 10).
Stabilitas fisika pada obat dan pelarut
Semua obat dan pelarut stabil dan tidak ada interaksi
yang ditunjukkan pada tabel no.2.
Pada penyimpanan refrigerator (2-80C), temperatur
ruangan dan suhu 400C, selama empat minggu
menunjukkan tidak terdapat interaksi antara obat dengan
asing-masing pelarut tunggal (Tabel no.2).
• Studi kelarutan dalam air suling dan obat dalam pelarut encer
mengandung satu bahan peningkat kelarutan (25%b/v)
• Kelarutan Ofloxacin meningkat dengan penggunaan bermacam-
macam bahan peningkat kelarutan. Daya kelarutan pada bahan
peningkat kelarutan yang berbeda dapat diurutkan dari sodium
benzoat > tween 20 > niacinamide > lignokain HCl > PEG 4000
> PPG > PEG 400 > PEG 40000 > etanol, sementara kelarutan
Ofloxacin menurun akibat adanya natrium sitrat. Sehingga
adanya bahan pelarut dapat meningkatkan atau menurunkan
kelarutan suatu obat (Gambar no.11).
• Penentuan kelarutan obat dalam pelarut encer dicampur dengan
bahan peningkat kelarutan (25%b/v)
• Kekuatan sediaan pada 24 formulasi ditentukan dalam mg/mL.
Dalam formulasi no 1, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 17, 18, 20,
24 menunjukkan endapan karena adanya natrium benzoat dan
lignokain HCl. Dalam formula no 1 menunjukkan kelarutan yang
rendah, sedangkan pada formula no 21 menunjukkan kelarutan
yang tinggi (Tabel no.5 dan gambar no.12).
• Penentuan pH kelarutan obat
• Kelarutan Ofloxacin sedikit menurun dengan meningkatnya
pH tetapi tidak berbeda secara signifikan dengan perubahan
pH. Rasio peningkatan kelarutan pada pH 2,4 yang telah
dibandingkan dengan kelarutan pada air suling lebih kecil dari
pada peningkatan dalam pelarut campur. Peningkatan
kelarutan Ofloxacin dalam campuran tidak hanya karena efek
peningkatan pH (Tabel 6 gambar no.13).
• Studi kromatografi kelarutan obat
• Berdasarkan hasil kromatografi dalam tabel no.7
menggunakan eluen kloroform : metanol (1:1) dengan fase
diam silica gel GF 254 pada tiga buah formula nilai Rf B-21, B-
22, B-23 masing-masing nilai Rf nya berurutan yaitu 0,57,
0,54, 0,59, dimana nilai Rf mendekati Ofloxacin standar yaitu
0,56. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada kompleksasi atau
interaksi antara obat dan bahan pelarut.
• Optimalisasi campuran untuk persiapan injeksi
• Formula dioptimalkan dengan penggunaan
konsentrasi obat yaitu pada formula B-21
menunjukkan penggunaan obat dengan kekuatan
sediaan lebih besar yaitu 5,27mg/mL. Sedangkan
formula lain menggunakan konsentrasi obat yang
lebih kecil, yaitu B-19 2,58 mg/mL, B-22 4,68 mg/mL
dan B-23 4,17 mg/mL (Tabel 8-11).
• 
• 
Evaluasi Injeksi
• Organoleptis
• Penentuan pH injeksi
• Stabilitas dipercepat.
• Uji kebocoran
• Uji Viskositas
• Uji Sterilitas injeksi larutan encer melaluui I.P.
Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengeksplorasi penerapan teknik pelarut campur dalam
formulasi injeksi obat yang sukar larut. Dalam penelitian ini, obat praktis tidak larut yang digunakan
yaitu Ofloxacin. Obat ini bekerja dengan menggunakan pelarut kombinasi yang kompatible. Ofloxacin
menunjukan puncak pada 287,6 nm. Spektroskopi FTIR dilakukan untuk menentukan karakterisasi
dari obat sebelum digunakan dalam formulasi.

Berdasarkan hasil pengamatan bahwa pelarut campur dapat meningkatkan kelarutan. Untuk
memeriksa pengaruh pH pada Kelarutan Ofloxacin ditentukan dengan pH larutan yang berbeda.
Dengan meningkatnya pH, kelarutan Ofloxacin akan menurun.

Dari hasil penelitian kelarutan, didapatkan kekuatan sediaan Ofloxacin pada pelarut campur yaitu 4
mg / ml yang dipilih untuk pengembangan injeksi. Dari evaluasi stabilitas dipercepat menunjukkan
adanya degradasi obat, masa simpan untuk formulasi B-19, B-21, B-22 dan B-23 diprediksi 14 hari,
21 hari, 28 hari dan 7 hari. Ofloxacin cukup stabil dalam media larutan encer. Sehingga dipilih
formulasi injeksi larutan encer menggunakan bahan peningkat kelarutan.

Pada uji kebocoran tidak ditemukan vial yang mengalami kebocoran. Viskositas yang dihasilkan pada
formulasi B-19, B-21, B-22, B-23 adalah 1,52, 1,72, 1,67 dan 1,59 di centipoise.

Dari uji sterilitas tidak ditemukan jamur atau bakteri. Penggunaan pelarut campur dalam rentang
yang aman dalam berbagai dosis menunjukan stabilitas yang baik untuk Ofloxacin.

Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa formulasi injeksi yang stabil mengandung Ofloxacin
berhasil untuk dikembangkan. Hasil penemuan tersebut baik untuk zat aktif yang memiliki kelarutan
yang rendah dalam air untuk mengembangkan formulasi larutan menggunakan kombinasi bahan
peningkat kelarutan yang cocok dan aman. Dengan demikian penelitian ini membuka peluang untuk
zat aktif yang memiliki kelarutan rendah dalam air.
Remember…
Safety First!
(Enter your own creative tag line above)

Anda mungkin juga menyukai