Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 1

1. Aan Budianto (17080314028)


2. Meutia Nur Safitri
(17080314058)
3. Vinni Anugerah P
(17080314076)
4. Novi Niken Pratiwi
(17080314100)
5. Yemima Intan Sari
PPN & PPNBM
• Pajak Pertambahan Nilai (PPN) mulai
diperkenalkan di Indonesia sejak 1 april 1985
untuk menggantikan Pajak Penjualan (PPn)
• PPN (Pajak Pertambahan Nilai) adalah pajak
atas konsumsi barang dan jasa di Daerah
Pabean yang dikenakan secara bertingkat di
setiap jalur produksi dan distribusi 
• Dalam Dirjen Pajak, Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) didefinisikan sebagai pajak yang
dikenakan atas setiap pembelian Barang Kena
Pajak dan pemanfaatan Jasa Kena Pajak baik di
dalam wilayah Indonesia maupun dari luar
daerah Pabean.
Objek yang dikenakan PPN :
1.Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean
yang dlakukan oleh pengusaha.
2.Impor Barang Kena Pajak.
3.Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean
yang dlakukan oleh pengusah.
4.Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari
Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
5.Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di
dalam Daerah Pabean.
6.Ekspor Barang Kena Pajak berwujud oleh Pengusaha
Kena Pajak.
7.Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud oleh
Pengusaha Kena Pajak.
8.Ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
Bukan objek PPN
a.  Jenis Barang yang Tidak Dikenai PPN:
1) Barang hasil pertambangan atau hasil
pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya.
2) Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan
oleh rakyat banyak.
3) Makanan dan minuman yang disajikan di hotel,
restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya,
meliputi makanan dan minuman baik yang
dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk
makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha
jasa boga/catering.
4) Uang, emas batangan, dan surat berharga.
b.         Jenis Jasa yang Tidak Dikenai PPN
1. Jasa pelayanan kesehatan medis
2. Jasa pelayanan sosial
3. Jasa pengiriman surat dengan perangko
4. Jasa keuangan
5. Jasa asuransi
6. Jasa keagamaan
7. jasa pendidikan
8. jasa kesenian dan hiburan
9. jasa angkutan umum di darat, air, dan udara
10.jasa perhotelan
Dll.
• Dasar pengenaan pajak
a.         Harga Jual
b.         Penggantian
c.         Nilai Impor
d.        Nilai Ekspor
e.         Nilai Lain
PPnBM

Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) di


Indonesia, adalah Pajak yang dikenakan selain
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)untuk
Penjualan Barang-barang yang tergolong
Mewah. Pajak ini merupakan pajak yang
dikenakan oleh Pemerintah.
Karakteristik dari PPnBM
• Pengenaan terhadap PPnBM ini hanya satu kali yaitu
pada saat penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) yang
tergolong mewah oleh pengusaha yang menghasilkan
atau pada saat impor.
• PPnBM tidak dapat dilakukan pengkreditannya dengan
PPN.
• Tidak memerhatikan siapa yang mengimpor BKP
tersebut serta tidak memerhatikan
• apakah impor tersebut dilakukan secara terus-menerus
atau satu kali
• Penyerahan BKP yang tergolong mewah tidak
memerhatikan apakah suatu bagian dari BKP tersebut
telah dikenakan atau tidak dikenakan PPnBM pada
transaksi sebelumnya.
OBJEK PPnBM
• Pengusaha yang menghasilkan Barang Kena
Pajak Yang Tergolong Mewah tersebut di
dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha
atau pekerjaannya
• Impor Barang Kena Pajak Yang Tergolong
Mewah
TARIF PPnBM
• Tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah
serendah-rendahnya 10% (sepuluh persen) dan
paling tinggi 75 % (tujuh puluh lima persen).
• Atas ekspor Barang Kena Pajak yang Tergolong
Mewah dikenakan pajak dengan tariff 0% (nol
persen).
Barang-barang non kendaraan
bermotor yang dikenai PPnBM
• Kelompok PPnBM 20%
• Kelompok PPnBM 40%
• Kelompok PPnBM 50%
• Kelompok PPnBM 75%
Barang-barang kendaraan bermotor yang
dikenai PPnBM
• Kelompok PPnBM 10%
• Kelompok PPnBM 20%
• Kelompok PPnBM 30%
• Kelompok PPnBM 40%
• Kelompok PPnBM 50%
• Kelompok PPnBM 60%
• Kelompok PPnBM 125%
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai