Anda di halaman 1dari 13

Tumor Vulva

Tumor Jinak Vulva


• Kista Bartholini
– Dapat terjadi akibat terbentuknya parut setelah
infeksi, atau trauma yang dapat menyebabkan
sumbatan pada saluran ekskresi kelenjar bartholini.
– Umumnya tidak bergejala dan hanya diketahui pada
palpasi. Jika terjadi infeksi, gejala utama berupa nyeri
pada palpasi dan dispareunia.
• Tatalaksana
– Marsupialisasi (utama)
– Pemasangan kateter Ward
(hanya dapat mengurangi
keluhan penderita untuk
sementara waktu)
– Antibiotik (infeksi
sekunder)
Tumor Jinak Vulva
• Kista Pilosebasea – Umumnya tidak
– terbentuk akibat obstruksi pada membesar dan
duktus kelenjar pilosebasea asimptomatik, kecuali
– berupa pembengkakan yang
pada infeksi sekunder
nodular, berbatas tegas, dan
mobile pada vulva atau akan timbul nyeri lokal
perineum yang berisi kaseosa
putih atau kuning yang semi
padat yang mengandung sebum
dan sel kulit mati.
• Tatalaksana
– Insisi
– Drainase
– Antibiotik
Tumor Ganas Vulva
• Epidemiologi
– 4% dari tumor ganas ginekologi
– lebih banyak terjadi pada lansia yaitu 65-75 tahun,
tetapi 15% terjadi pada usia di bawah 40 tahun
– tipe terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa
(95%)
• Etiologi • Faktor Risiko
– infeksi hPV (human – lebih banyak ditemukan
papilloma virus). pada perokok, pasien
dengan kanker serviks,
atau keadaan
imunosupresi
– Berusia lanjut
• Manifestasi Klinis
– riwayat pruritus yang
lama, benjolan di vulva,
perdarahan, nyeri, disuria,
keputihan, atau berupa
ulkus.
– benjolan atau massa vulva
yang dapat menyebabkan
ulserasi atau leukoplakia.
• Diagnosis
– Biopsi
– Pemeriksaan fisik : pengukuran massa tumor di
vulva dan kelenjar getah bening inguinal
– Pemeriksaan radiologi berupa foto toraks dan CT-
scan pelvis
• Stadium surgikal kanker vulva berdasarkan FIGO
– Stadium 0 : karsinoma insitu (karsinoma invasif)
– Stadium I : tumor terbatas pada vulva, atau vulva dan perineum dengan
diameter terpanjang tidak lebih dari 2 cm.
– Stadium I A : tumor terbatas pada vulva, atau vulva dan perineum,
dengan diameter 2 cm atau kurang, dan dengan invasi stroma tidak
lebih dari 1,0 mm.
– Stadium I B : tumor terbatas pada vulva, atau vulva dan perineum,
dengan diameter 2 cm atau kurang, dan dengan invasi stroma lebih dari
1,0 mm.
– Stadium II : tumor terbatas – Stadium IV A : tumor
pada vulva, atau vulva dan menginfiltrasi salah satu dari
perineum, dengan diameter mukosa kandung kemih,
tumor terbesar lebih dari 2 mukosa rektum, mukosa uretra
cm. bagian atas, atau telah sampai
ke tulang panggul dan / atau
– Stadium III : tumor
metastasis ke kelenjar getah
menginfiltrasi salah satu dari bening regional bilateral.
: uretra bagian bawah, – Stadium IV B : metastasis di
vagina, anus, dan / atau organ tubuh jauh termasuk
metastasis kelenjar getah kelenjar getah bening pelvis
bening regional unilateral.
• Tatalaksana
– pembedahan dan radioterapi pasca bedah bila termasuk
kelompok prognosis buruk
– Pada stadium I dilakukan eksisi luas sekitar lesi, bila kedalaman
invasi kurang dari 1 mm dari jaringan sekitarnya
– Pada stadium II dan III, dilakukan vulvektomi radikal dan
limfadenektomi inguinal bilateral.
– Pada stadium lanjut, pembedahan yang dilakukan adalah
eksenterasi jika memungkinkan.
• Prognosis – Faktor prognostik lainnya termasuk
stadium, invasi ke saluran limfatik,
– Keterlibatan kelenjar getah bening
dan usia yang lebih tua.
inguinal dan / atau femoral adalah
faktor prognostik yang paling – Lesi yang rekuren di kelenjar getah
signifikan untuk kelangsungan bening, serta metastasis jauh,
hidup pada pasien dengan kanker memiliki prognosis yang buruk
vulva dengan angka kelangsungan hidup
5 tahun yang kurang dari 5%.
– Tingkat kelangsungan hidup 5
tahun secara keseluruhan berkisar
dari 70-93% pada pasien tanpa
keterlibatan kelenjar getah bening
dan 25-41% pada pasien dengan
keterlibatan kelenjar getah bening.

Anda mungkin juga menyukai