Anda di halaman 1dari 11

Hukum Perjanjian

HUKUM SEWA
RAHIM DALAM
BAYI TABUNG
Disusun oleh Kelompok
Tiga
Arya Setya H.
Anggota
K6417010
Kelompo
k
Dian Ayu
Krismonita
K6417017

Musa Yongkie Dausath


K6417047
Sejarah

01
Latar
Belakang 02 Bayi
Tabung

Perspektif

03 Aspek
Hukum Bayi
Tabung
04 Hukum
Perdata

05 06
Perspektif
Penutup
Hukum
Islam
Latar
Belakang
• Sebagai hasil dari perkembangan dan
kemajuan teknologi, membawa
pengaruh pada ilmu kedokteran.

• Sebagai penyebab infertilitas dapat


diobati atau dioprasi.

• Sedang infertilitas yang disebabkan


karena kegagalan inseminasi,
pembuahan, fertilisasi, kehamilan,
persalinan, dan kelahiran hidup normal,
ternyata dapat diatasi dengan cara
buatan.
Sejarah
Bayi Tabung
Di Indonesia
Proses terjadinya pembuahan melalui
tabung dapat terjadi apabila terdapat
dua keadaan.

Pada kondisi pertama yaitu tertutupnya


uterus yang merpakan tempat
bercampurnya sperma dengan sel telur.

Pada kondisi kedua yaitu cacat atau


gangguan yang melebar pada Rahim.
Persyaratan
Bayi Tabung
1. Telah dilakukan pengolahan infertilitas
(kekurang suburban( secara lengkap.
2. Terdapat alas an yang sangat jelas.
3. Sehat jiwa dan raga pasangan suami istri.
4. Mampu membiayai prosedur ini, membiayai
persalinan juga membesarkan bayinya.
5. Mengerti secara umum seluk beluk fertilisasi
in viro dan pemindahan embrio (FIV-PE)
6. Mampu memberikan izin kepada dokteryang
akan melakukan hal tersebut atas dasar
pengertian
7. Istri berusia kurang dari 38 tahun.
Aspek Hukum Bayi Tabung

Perspektif Hukum Positif Perspektif Hukum Islam


Anak yang sah menurut Menurut MUI, Bayi Tabung
Pasal 42 UU. No 1 Tahun diperbolehkan karena upaya dalam
1974 sunnah.
Tentang Perkawinan.

Aspek Hukum Ibu Pengganti Perspektif Hukum Kontrak di


Anak sah apabila lahir Indonesia
Dalam Pasal 127 Undang-Undang
dengan terikat No. 36 Tahun 2009 tentang
perkawinan. Kesehatan
Apabila di luar kawin
maka tidak sah.
Perspektif
Hukum Perdata
Kedudukan anak hasil proses bayi tabung
dalam tinjauan Hukum Perdata adalah, anak
yang dilahirkan dari proses bayi tabung yang
menggunakan sperma suami, maka anak
tersebut baik secara biologis ataupun yuridis
mempunyai status sebagai anak sah dari
pasangan tersebut.

Akibatnya memiliki hubungan mewaris dan


hubungan keperdataan lainnya. Anak yang
dihasilkan melalui proses bayi tabung yang
menggunakan sperma donor dengan izin dari
suaminya, dengan adanya persetujuan.
Hak Anak dari
Bayi Tabung
Sesuai yang tertulis didalam Pasal 45 Undang-
Undang No. 1 Tahun 1974, hak anak yang berasal
dari Bayi Tabung sebagai berikut;
1. Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik
anak-anak mereka sebaik-baiknya
2. Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat
(1) pasal ini berlaku sampai anak itu kawin atau
dapat berdiri
Pembagian sendiri,
hak waris kewajiban mana berlaku
terus meskipun perkawinan antara kedua orang
terhadap anak di dalam
tua putus.
kedudukannya menurut
hukum, dapat dilihat dalam
Pasal 914 KUHPerdata
Islam
Teknologi bayi tabung dan inseminasi buatan
merupakan hasil terapan sains modern yang pada
prinsipnya bersifat netral sebagai bentuk kemajuan
ilmu kedokteran dan biologi.

Meskipun memiliki daya guna tinggi, namun juga


sangat rentan terhadap penyalahgunaan dan
keslahan etika bila dilakukan oleh orang yang tidak
beragama, beriman dan beretika sehingga sangat
potensial berdampak negative dan fatal.

Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam


mendapatkan keturunan yakni melalui;

1. Penggunaan Sperma Suami


2. Penggunaan Sperma Donor
3. Penggunaan Surrogate Mother
PENUTUP
Bayi Tabung • Pertama kali pada tahun
di Indonesia 1988.
• Dipertanyakan
keabsahannya.
Perspektif
Hukum
Perdata • Anak sah baik itu secara
biologis maupun yuridis.
• Pasal 42 UU. No 1 Tahun
1974.
Perspektif
Hukum
Islam
• Hukum ya sah, boleh
(mubah)
• Haramapabila hubungan
antar kelamin di luar

Anda mungkin juga menyukai