Artinya: "Dan tidaklah harus bagi orang beriman, lelaki dan perempuan, apabila
Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan keputusan mengenai sesuatu perkara( tidak
harus bagi mereka) mempunyai hak memilih ketetapan sendiri mengenai urusan
mereka."
Ideologi Masyarakat Islam
Ideologi Islam adalah Islam harus menjadi pedoman di seluruh aspek
kehidupan, material maupun spiritual. Aqidah masyarakat harus islami, begitu
juga semboyan hidupnya, paham dan pikirannya yang islami. Demikian halnya
dengan perasaan, akhlaq, pendidikan, tradisi, tata susila, undang-undang
serta peraturan-peraturannya. Seluruhnya harus Islami, berdasarkan pada
ajaran Islam.
Masyarakat islam dibangun bukan atas dasar nasionalisme, kapitalisme,
sosialisme ataupun paham-paham yang lain, tetapi dibangun dan
dikembangkan oleh syariat Islam yang bersumber kepada Al-qur’an dan As-
sunah. Oleh karena itu, jelas tidak pada tempatnya bila membina masyarakat
Islam dengan berdasarkan ideologi-ideologi tersebut.
Pluralisme Dalam Masyarakat Islam
Sejak awal, Islam meniadakan dinding-dinding rasial lalu mengembalikan manusia kepada asal
yang satu, dan menetapkan tidak ada keistimewaan suatu ras terhadap ras yang lain.
Perbedaan warna kulit, bangsa dan bahasa tidaklah mengandung arti keistimewaan dan
kelebihan. Yang dikehendaki hanyalah saling berhubungan dengan baik, bukan saling mencari
perbedaan dan permusuhan.
Hanya ada satu ukuran untuk mendapatkan tempat utama, yaitu taqwa kepada Allah (QS
49:13, Al Hujuraat). Taat kepada-Nya dan berbuat baik kepada hamba-hamba-Nya. Yang
demikian itu adalah urusan semua orang yang tidak ada kaitannya dengan jenis, bahasa,
bangsa dan warna kulit manusia. Lantaran itulah ide diskriminasi ras sudah terhapus dalam
masyarakat Islam sejak semula. Karena masyarakat Islam membuka semua pintunya untuk
seluruh manusia di atas dasar persamaan dan keadilan tanpa memandang jenis, warna kulit,
bahasa, bangsa, bahkan agama sekalipun. Dengan demikian masyarakat Islam mampu
menampung keragaman warganya dengan segala pluralitasnya.
Dalam perkembangan global masyarakat dunia, pluralitas adalah sesuatu yang tidak dapat
dihindari. Masyarakat Islam dapat menerima keberagaman ini. Namun, hal ini bukan berarti
harus diikuti dengan penerimaan ide sekulerisme yang memisahkan antara negara dan agama,
sebagaimana yang dianut oleh masyarakat Barat dan para pengekornya. Meskipun dengan
alasan agar supaya tidak ada dominasi suatu agama terhadap agama yang lain, ataupun alasan
toleransi dalam beragama. Islam tidak mengenal pemisahan antara agama dan negara, sebab
semua aspek kehidupan umat manusia terintegrasi dalam aturan Islam.
Karakterisik Masyarakat Islam
1. Masyarakat Islami adalah masyarakat terbuka, berdasarkan pengakuan
pada keastuan umat dan cita – cita persaudaraan sesama manusia.
2. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang terpadu, integratif, dimana
agama menjadi perekat yang menyatuhkan.
3. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang dinamis dan progresif, karena
manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi.
4. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang demokrasi, baik secara
spiritual, sosial, ekonomi, maupun demokrasi politik.
5. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang berkeadilan, yang
membentuk semua aspek dari keadilan sosial baik dibidang moral, hukum,
ekonomi, dan politik yang telah ditetapkan dalam aturan dan kelembagaan
yang telah disepakati.
6. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang berwawasan ilmiah,
terpelajar, karena sangat menekankan pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
7. Masyakat Islami adalah masyarakat yang disiplin, baik dalam ibadah
maupun muamalah.
8. Masyarakat Islami menentukan pada kegiatan keumatan yang memiliki
tujuan yang jelas dan perencanaan yang sempurna.
9. Masyarakat Islami membentuk persaudaraan yang tangguh, menekankan
kasih sayang anatara sesama.
10. Masyarakat Islami adalah yang sederhana dan berkesinambungan.
Ciri-ciri Masyarakat Islam
Berpegang teguh pada konsep keadilan.
Keadilan merupakan bukti keimanan. Seseorang tidak dinilai daripada banyaknya rukuk
dan sujud, tetapi daripada buah ibadahnya yang dibuktikan dalam amalan, iaitu sejauh
mana ia berpegang teguh kepada keadilan, mendahulukan dirinya, keluarganya dan
kaum kerabatnya sebelum ia menerapkannya kepada orang lain dan kaum Muslimin
umumnya
Memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama Muslim.
Masyarakat islam memiliki ciri-ciri saling menyayangi terhadap sesame muslim. Karena
masyarakat islam menganggap bahwa sesama muslim adalah saudara.
Menjujung tinggi kedamaian bermasyarakat
Masing-masing elemen dalam masyarakat, baik secara individu maupun maupun
kelompok sangat menghormati pihak lain secara adil. Kelompok sisal minoritas
bercampur dengan kelompok sosial mayoritas hidup berdampingan sehingga tidak
menimbulkan kecemburuan sosial.
Saling tolong-menolong
Masyarakat islam saling tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain
yang dapat mengurangi kebebasannya. Prinsip tolong menolong antar anggota masyarakat
didasarkan pada aspek kemanusiaan karena kesulitan hidup yang dialami oleh sebagian
anggota masyarakat tertentu, sedangkan pihak lain memiliki kemampuan membantu
meringankan kesulitan hidup tersebut.
Berperadaban tinggi
Masyarakat islam memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan hidup
manusia. Karena ilmu pengetahuan sangat penting dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.
Setiap anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang seimbang untuk menciptakan
kedamaian, kesejahteraan, dan keutuhan masyarakat sesuai dengan kondisi masing-masing.
Memiliki rasa toleransi terhadap sesama.
Berakhlak mulia
Gambaran Tradisi Masyarakat Islam
4. Masyarakat Islam tidak makan bangkai, darah, daging babi, dan binatang
yang dikorbankan kepada selain Allah.
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala.” (QS. Al Maidah: 3)
5. masyarakat Islam tidak minum khamar dan minuman jenis lain yang
memabukkan.
“Semua yang memabukkan adalah khamr dan semua khamr adalah haram.” (HR.
Muslim)