Anda di halaman 1dari 17

TEORI DAN APLIKASI BEHAVIORISTIK

DAN SOCIAL LEARNING


KELOMPOK 2
BEHAVIORISTIK
1.Pengertian Teori Behavioristik
Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar klasik yang
beranggapan bahwa seseorang dianggap belajar jika mengalami
perubahan tingkah laku di dalam diri individu tersebut, sehingga
teori belajar ini sering disebut dengan teori belajar tingkah
laku.
Pengertian belajar menurut teori Behavioristik adalah
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya reaksi antara
stimulus dan respon
Pengertian Menurut Para Ahli

1. Teori Belajar Behavioristik Menurut Pavlov


Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh
pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya. Hal ini
sesuai dengan pendapat Bakker bahwa yang paling sentral dalam hidup manusia bukan hanya
pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkah lakunya. Pikiran mengenai tugas atau rencana
baru akan mendapatkan arti yang benar jika ia berbuat sesuatu (Bakker, 1985).

Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu,


perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang diinginkan. Kemudian Pavlov
mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap binatang
memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya, secara hakiki
manusia berbeda dengan binatang.
2. Teori Belajar Behavioristik Menurut Thorndike
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus
adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal
lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang
dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau
gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit,
yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati.

Ada tiga hukum belajar yang utama, menurut Thorndike yakni: 1) hukum efek; 2) hukum
latihan, dan 3) hukum kesiapan (Bell, dalam Gredler, 2018). Ketiga hukum ini menjelaskan
bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon.
3. Teori Belajar Behavioristik Menurut Watson
Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon,
namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat
diukur.

4. Teori Belajar Behavioristik Menurut Clark Hull


Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive
reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia,
sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan
kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-
macam.
5. Teori Belajar Behavioristik Menurut Edwin Guthrie
Belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-
stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti
oleh gerakan yang sama (Bell, dalam Gredler, 2018). Guthrie juga menggunakan
variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar.
Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus
sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi.

6. Teori Belajar Behavioristik Menurut Skinner


Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui
interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku,
tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya.
Aplikasi Teori Behaviorisme

Pendidik yang masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan


kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai
dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hirarki,
dari yang sederhana sampai yang komplek (Paul, 1997).

Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari tujuan


pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik mahasiswa, media dan fasilitas
pembelajaran. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang
bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur
dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah
memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau mahasiswa.
Mahasiswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang
diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau dosen itulah yang harus dipahami
oleh murid (Degeng, 2006).
Ciri-Ciri Teori Belajar Behavioristik

1. Aliran ini mempelajari perbuatan manusia bukan dari kesadarannya, melainkan


mengamati perbuatan dan tingkah laku yang berdasarkan kenyataan. Pengalaman-
pengalaman batin di kesampingkan serta gerak-gerak pada badan yang dipelajari.
Oleh sebab itu, behaviorisme adalah ilmu jiwa tanpa jiwa.
2. Segala perbuatan dikembalikan kepada refleks. Behaviorisme mencari unsur-unsur
yang paling sederhana yakni perbuatan-perbuatan bukan kesadaran yang dinamakan
refleks. Refleks adalah reaksi yang tidak disadari terhadap suatu pengarang. Manusia
dianggap sesuatu yang kompleks refleks atau suatu mesin.
3. Behaviorisme berpendapat bahwa pada waktu dilahirkan semua orang adalah sama.
Menurut behaviorisme pendidikan adalah maha kuasa, manusia hanya makhluk yang
berkembang karena kebiasaan-kebiasaan, dan pendidikan dapat mempengaruhi reflek
keinginan hati.
SOCIAL LEARNING
1.Pengertian Teori Social Learning
Teori belajar sosial Bandura, menekankan bahwa kondisi lingkungan
dapat membertikan dan memelihara respon-respon tertentu pada diri
seseorang. Asumsi dasar teori ini yaitu sebagian besar tingkah laku
individu diperoleh dari hasil belajar melalui pengalaman atas perilaku
yang ditampilkan individu-individu disekitarnya yang menjadi model.

Bandura menyatakan bahwa orang belajar banyak melalui peniruan


melalui pegamatan terhadap perilaku model. Proses belajar ini disebur
observational learning atau pembelajaran melalui pengamatan. Selama
observational learning berjalan, seseorang mencoba melakukan tigkah
laku yang dilihatnya dan reinforcement/punishment berfungsi sebagai
sumber informasi bagi seseorang mengenai tingkah laku mereka.
Pengertian Menurut Para Ahli

a. Pengertian belajar
1. Djamarah dan Zain (2010), menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan
perilaku berkat pengalaman dan latihan.artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah
laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi
segenap aspek pribadi.
2. Hamalik (2010), berpendapat bahwa belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan
proses untuk mencapai tujuan. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman.
3. Hilgard (dalam Sanjaya, 2007), learning is the process by which an activity originates or
changed through training procedures (wether in the laboratory or in the natural
environment) as distinguished from changes by factors not attributable to training.

b. Pengertian sosial
1. Peter Herman, berkata bahwa sosial suatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan
namun tetap merupakan sebagai satu kesatuan.
2. Menurut Lewis, arti kata sosial merupakan sesuatu yang dapat dicapai, dihasilkan serta
ditetapkan dalam proses interaksi sehari-hari antara warga suatu negara dengan
pemerintahannya.
c. Pengertian belajar social
Berdasarkan kedua aspek diatas maka kesimpulannya, belajar sosial
adalah suatu proses tingkah laku yang kita amati, bahkan meniru pola
tingkah laku orang lain (masyarakat) melalui berbagai pengalaman yang
kita lihat.
Menurut Albert Bandura, belajar sosial adalah orang belajar melalui
pengalaman atau pengamatan langsung. Orang belajar dari apa yang ia
baca, lihat di berbagai media, dan juga dari lingkungannya.
Menurut Bandura (dalam Laura A.King, 2010) terdapat empat
tahap dalam proses belajar meniru (modelling) melalui pengamatan,
yaitu :
1. Atensi (perhatian)
2. Retensi (mengingat)
3. Reproduksi
4. Motivasi
Jenis-jenis Permodelan
1. Peniruan langsung
2. Peniruan Tak Langsung
3. Peniruan Gabungan
4. Peniruan Sesaat / seketika.
5. Peniruan Berkelanjutan
Eksperimen Albert Bandura

Eksperimen yang dilakukan Bandura adalah eksperimen


Bobo Doll. Albert Bandura melakukan penelitian pada dua
orang anak untuk mengetahui keagresifan atau rasa
ketakutan mereka.
Terdapat banyak implikasi teori belajar sosial yang dikemukakan oleh
Bandura untuk pembelajaran di kelas, antara lain sebagai berikut:
1. Peserta didik sering belajar hanya dengan mengamati tingkah laku oran
lain, yaitu guru.
Aplikasi Teori Social 2. Menggambarkan konsekuensi perilaku yang secara efektif dapat
Learning meningkatkan perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan dan
menurunkan perilaku yang tidak pantas.
3. Peniruan (modeling) menyediakan alternatif untuk membentuk perilaku
baru untuk belajar. Di dalam mempromosikan model yang efektif, seorang
guru harus memastikan bahwa empat kondisi esensial harus ada, yaitu
perhatian, retensi, motor reproduksi, dan motivasi.
4. Guru dan orangtua harus menjadi mode perilaku yang sesuai dan berhati-
hati agar peserta didik tidak meniru perilaku yang tidak pantas.
5. Peserta didik harus percaya bahwa mereka mampu menyelesaikan tugas-
tugas sekolah, sehingga guru dapat meningkatkan rasa percaya diri
peserta didik dengan memperlihatkan pengalaman orang lain yang sudah
sukses atau menceritakan pengalaman kesuksesan guru itu sendiri.
6. Guru harus membantu peserta didik dalam menetapkan harapan yang
realistis untuk prestasi akademiknya. Guru juga harus memastikan bahwa
target prestasi peserta didik tidak lebih rendah dari potensi peserta didik
yang bersaungkutan.
Hubungan Teori Behaviorisme dan Social Learning
1. Social Lerning adalah inputan dalam teori Behaviorisme
Social learning merupakan inputan yang baik dalam belajar menggunakan teori behaviorisme
karena seseorang akan belajar langsung dari komunitas yang benar-benar ahli dalam bidangnya.
Dalam teori behaviorisme menekankan bahwa pengajaran itu melalui pemberian stimulus dan
kebiasaan yang dapat diserap dengan baik sebagai hasik dari proses tersebut.
2. Pembelajaran mealui imitation dan modeling
Teori behaviorime lainnya terkait dengan cara pembelajaran yang ditekankan melalui imitation dan
modeling. Imitation adalah pembelajaran melalui cara meniru seseorang yang sudah ahli,
sedangkan modeling adalah ahli sebagai contoh penyaji yang dapat ditiru. Pembelajaran imitation
dan modeling tersebut merupakan prinsip dalam pembelajaran teori behaviorisme yang juga
menambahkan kondisi conditioning melalui pemberian reward dan punishment.
3. Kemampuan akhir dapat terukur
Social learning dapat memperlihatkan kemampuan seseorang dalam satu kelompok yang sama
sehingga dapat diukur dengan baik. Pengukuran yang dapat dilakukan dalam kaitannya dengan
proses akhir dari pembelajaran merupakan prinsip teori behaviorisme yang menekankan hasil
akhir yang diperoleh. Pengukuran menjadi suatu hal yang dapat menentukan adanya perubahan
tingkah laku dari hasil pembelajaran yang dilakukan (Joko, dalam teori belajar sosial, 2011).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai