Anda di halaman 1dari 24

Tugas agama “janin”

NAMA KELOMPOK 5:
• Ayu Nirmala Sari (201801141)
• Bagus Yusdiantoro (201801143)
Pengertian janin
 Janin berasal dari bahasa arab yang berarti “bayi
dalam kandungan”. Di dalam fathu al bari, imam
ibn hajar al-askolani menjelaskan, dinamakan
janin, karena masih tertutupi (tersembunyi) (fathu
al-bari 16/357). Jika sudah terlahir maka dia akan
dinamakan anak. Janin meliputi laki laki dan
perempuan. Sebab, saat ini pada usia tertentu,
janin sudah bisa ditentukan jenis kelaminnya
lewat tekhnologi kedpkteran. Sedangkan, pada
dukun bayi, mampu mendeteksi lewat
pengalaman selama menangani ibu hamil. Akan
tetapi, walaupun alat super canggih dan
pengalaman, kadang masih terdapat kesalahan di
dalam menentukan jenis kelamin. Oleh karena itu,
Lanjutan...
Kedua orangtuanyalah yang mewarnainya, mau
jadi apa kelak anak tersebut dikemudian hari. Di
dalam sebuah istilah, anak merupakan anugerah
yang paling indah’’ Of nature’s to the human
race, what is sweeter to a man than his children?
artinya sesungguhnya anak adalah kenikmatan
hidup yang tiada taranya dalam kehidupan
seorang manusia. Setiap insan yang telah
berjanji setia, mengarungi biduk rumah tangga,
tentunya mendambakan keturunan yang baik
dan sholih, sehingga bisa menjadi penyejuk
mata dan jiwa (qurrata a’yun),
Lanjutan...
sekaligus penerus generasi, yang setiap saat
menyejukkan mata dan menentramkan hati kedua
orangtua. Agar supaya bayi menjadi generasi terabik.
Menjadi kewajiban setiap orangtua, memperhatikan
setiap makanan dan minuman yang akan dikonsusmsi.
Tuhan berfirmanman:’’ makan dan minumlam dari apa
yang kami anugerahkan kepada kalian’’. Islam benar-
benar menjaga dan memperhatikan para pemeluknya
agar supaya tidak sembrono di dalam mencari nafkah.
Sebab, rejeki yang haram (tidak baik), akan member
dampak negative terhadap tutur, prilku, serta
pertumbuhan intelektual seorang anak. Kepekaan anak
ini, ternyata sejak masih dalam perut (janin). Di dalam
dunia modern, beberapa riset dan penelitian ilmiyah
membuktikan bahwa janin yang sudah diberi nyawa
berusia 16 minggu, ternyata sudah mampu berinteraksi
searah dengan orangtuanya dan lingkunganya.
Lanjutan...
Oleh karena itu pakar-pakar barat selalu menyarankan agar sang janin di
berikan music-musi lembut seperti bahthoven, sehingga dapat
mempengaruhi kondisi bayi di dalam rahim. Menurut pandangan islam,
tahapan-tahapan proses janin di dalam rahim melalui lima tahapan, mulai
bentuk (sperma) dalam keterangan al-Qur’an disebut dengan ‘’nutfah’’ 40
hari. Prosesing yang kedua dalam bentuk ‘’ alaqoh’’ darah yang
mengumpal di dalam rahim (40 hari). Proses berikut menjadi ‘’mudghoh’’
darah yang mengumpal dan telah menjadi daging (calon janin). Berikutnya
adalah pembentukan tulang dan organ tubuh lainya. Berikutnya adalah
proses kesempurnaan. Pada usia seratus dua puluh hari, 120 hari, Allah
memerintahkan malaikat untuk memberinya ruh (nyawa). Pada usia itulah,
Allah SWT juga memerintahkan malaikat untuk mencatat rejekinya, ajalnya
(kematian), serta amal perbuatanya, serta keadaan didunia kelak, apak
termasuk orang yang bejo (beruntung) atau sebaliknya. Di dunia islam,
seringkali al-Qur’an dan dibacakan secara berjama’ah di dalam sebuah
acara (telonan) dan tingkepan. Tidak sedikit dari para ulama’ dan ustad,
ketika istrinya sedang hamil, mereka memperbanyak membaca al-Qur’an,
sholawat, dzikir dan kalimah-kalimah toyyibah lainnya
Lanjutan...
Mereka yakin, bahwa penggaruh dan kekuatan al-Qur’an itu bisa
membentuk kejiwaan janin dan kelak menjadi anak yang sholih. Bukan
hanya orang islam, dan barat melalui pendekatan tehnologi
kedokteran. China juga mempercayai, bahwa wanita yang sedang
hamil, janin di dalam rahimnya bisa dipenggaruhi oleh lingkunganya.
Di anjurkan, kedua orangtuanya senantiasa rukun, mesra, harmonis,
ketika sang Ibu sedang mengandung. Jika suami istri sering gaduh
(betengkar), melakukan perbuatan maksiat, maka otak anak akan
merekam setiap apa yang telah dilakukan kedua orangtuanya. Apalagi,
makanan dan minuman yang dikosumsi merupakan barang-barang
haram. Islam sangat sempurna, memberikan pedoman serta kurikulm
khusus bagi wanita yang sedang hamil. Al-Qur’an adalah sumber
utama, yang mempunyai nilai sacral dan kekuatan maha dasyat
terhadap orang dewasa, tua, muda bahkan masih dalam keadaan
janin. Budaya Jawa, mengemas dengan istilah’’ tingkepan’’ dan
‘’telonan’’. Walaupun masih banyak orang yang mempersoalkan, akan
tetapi dunia tehnolgi modern membuktikan dan membenarkanya.
 Menurut pakar berbeda pendapat tapi
saling menguatkan diantaranya:
A. Imam al Qhuthubi mengatakan: janin adalah makhluk yang
tuhan ciptakan masih berbeda di dalam perut wanita hasil
pertemuan sel telur dengan sel sperma seorang laki laki.
B. Imam al kasani didalam kitabnyaa “ bada` iu ash shana`I “
mengatakan: kata janin hanya di batasi penggunaan nya
kepada manusia saja bukan makhluk lain.
C. Para sebagian ahli dokter secara umum mengatakan:
bahwa dinamakan janin ketika berumur sebelum empat bulan
dan ketika memasuki empat bulan disebut anak sebagaimana
di oleh muhyiddin thabu didalam kitab “ tathawwur al janin
wa shihah al haml
D.para sebagaimana dokter anak mengatakan: bahwa
dinamakan janin ketika terjadinya pembuahan sel telur pada
dinding rahim hingga akhir minggu kedelapan, setelah
melampaui batas itu disebut kandungan hingga melahirkan.
Hukum islam
A. Larangan Zina Allah Azza wa Jallatelah memberitakan
bahwa nasab merupakan anugerah agung bagi para
hamba-Nya. Allah Azza wa Jalla berfirman: ‫ا ِء‬M‫من ْال َم‬ َ ‫ل ِذي‬Mَّ ‫َو ُه َو ا‬
َ ِ ‫خَل َق‬
ً ‫ ِد‬M‫ ُّ َك َق‬M‫ص ْه ًرا ۗ َوك َ َان َ بر‬
‫يرا‬ ِ ‫او‬ً ‫ َ ب‬M‫ج َع َل ُه َن‬
َ ‫س‬ Mَ ‫ش ًرا َ ف‬َ َ Dan Dia (pula) yang
MM‫ب‬
menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu
(punya) keturunan dan mushâharah dan adalah Rabbmu
Maha Kuasa. [al-Furqân/25:54] Di antara maqâshid
(tujuan-tujuan luhur) syariat Islam, memelihara an-nasl
dan an-nasab (keturunan dan garis pernasaban). Atas
dasar itu, Islam melarang perzinaan, melontarkan tuduhan
zina (al-qadzaf) dan hukuman yang berat atas dua
perbuatan di atas. Ketetapan ini ditujukan untuk
memelihara garis pernasaban janin. Sebab di antara efek
negatif perzinaan adalah bercampur-baurnya nasab
jabang bayi lantaran benih tersemai dalam hubungan
yang tidak syar’i dan Islam telah menetapkan jabang bayi
yang akan lahir kelak tidak mempunyai ayah.
Lanjutan...
B. Perintah Memilih Calon Ayah Shalih Dan Ibu Yang
Shalihah Termasuk hak janin atas kedua orang
tuanya, agar mereka memilih pasangan yang baik
(shalih/shalihah). Terdapat banyak hadits yang
menganjurkan kaum pria agar memilih wanita baik-
baik. Di antaranya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: ‫ك ُ ْم‬M‫ط ْ ِف‬MM‫ل‬
ُ ‫ي َّ ُروْا ِ ن‬MMM‫ت‬
‫خ‬
َ َ Pilih-pilihlah tempat
untuk mani kalian… [HR. Ibnu Mâjah dan
dishahîhkan oleh al-Albâni dalam Shahîh Sunan Ibni
Mâjah] Kaum pria tidak boleh terkecoh oleh
penampilan wanita yang menarik atau menjadikan
pesona penampilan sebagai bahan utama
menentukan pilihan istri.
Lanjutan...
C. Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Ibu Dan
Janinnya Ibu yang sedang mengandung akan
mengalami kondisi berat. Begitu juga di waktu
persalinan dan pasca persalinan saat menyusui
jabang bayinya. Allah Azza wa Jalla berfirman:
َ ‫ص ْي َنا اإْل ِ ْن َس َان ِ ب َو ِالدَ ي ِْه ِإحْ َسا ًنا ۖ َح َملَ ْت ُه ُأم ُُّه ُكرْ هًا َو َو‬
‫ض َع ْت ُه ُ كرْ هًا‬ َّ ‫ َو َو‬Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya
mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula) [al-
Ahqâf/46:15] Kata Imam al-Qurthubi rahimahullah
: “Ayat ini mengisyaratkan tentang kesulitan dan
kepayahan yang harus dialami oleh ibu saat
hamil.
Lanjutan...
D. Penundaan Pelaksanaan Hukum Had Bagi Wanita Hamil
Perhatian Islam terhadap janin juga dapat diketahui melalui
penundaan pelaksanaan hukum had yang harus dialami
oleh seorang wanita hamil. Baik disebabkan ia murtad,
membunuh, atau berzina, sampai ia melahirkan bayi dan
selesai dari nifasnya. Begitu pula bila hukuman yang dijalani
berupa jild (pukulan), wanita hamil tidak boleh dijilid sampai
ia melahirkan, dan tidak boleh dirajam sampai ia
melahirkan. Ia diberi tempo sampai masa nifasnya berakhir.
Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Ijma Ulama telah
terbakukan menyatakan wanita hamil karena zina padahal
sudah menikah, ia tidak dikenai rajam sampai melahirkan”.
[Fathul Bari12/146] Dasar keterangan mereka adalah hadits
wanita Ghamidiyyah Radhiyallahu anha yang berbuat zina
dan kemudian hamil
Lanjutan...
E. Kewajiban Mmenafkahi Istri Yang Hamil Yang Diceraikan
Sudah diketahui bersama, seorang wanita yang menjadi istri
lelaki, maka biaya hidupnya ditanggung oleh suami,
berdasarkan firman Allah Azza wa Jalla:‫هُ َّن‬M‫ق‬M‫ رِ ْ ُز‬MM‫ل‬ ُ َ ِ ‫وْلُود‬M‫م‬
‫ه‬ َ ‫علَى ْال‬
َ M‫َو‬
َ ‫هُ َّن ِ ْال‬M‫سوَ ُت‬
‫ ِف‬M‫ ُرو‬M‫ع‬MMM‫ب‬
ْ M‫م‬ ْ M‫ك‬Mِ‫ َو‬Dan kewajiban ayah memberi makan dan
pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. [al-
Baqarah/2:233] Namun, kehidupan rumah tangga terkadang
harus menghadapi kondisi-kondisi sulit sehingga
mengakibatkan terputusnya tali ikatan perkawinan. Dengan
kata lain, berujung pada perceraian. Dalam kasus ini, tidak
menutup kemungkinan si istri tengah mengandung anak
(mantan) suaminya ini. Kendatipun si wanita sudah bukan
lagi berstatus sebagai istri, akan tetapi lelaki yang menjadi
ayah janin yang dikandung mantan istrinya wajib
menafkahinya karena janin yang dikandungnya.
Lanjutan...
F. Penetapan Denda Atas Orang Yang Menyebabkan
Keguguran Janin Apabila dilakukan ta`dîb (pelaksanaan
sanksi hukuman) terhadap seorang wanita yang tengah
hamil, sampai mengakibatkan keguguran, maka si
penghukum berkewajiban memerdekakan budak lelaki
atau perempuan. Dalam Shahîhain, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam memutuskan kewajiban memerdekakan
budak sahaya, lelaki atau perempuan dalam perkara
keguguran kandungan (Muttafaqun ‘alaih) Ini merupakan
pendapat mayoritas Ulama Kasus lain, apabila ada orang
mengagetkan wanita yang tengah hamil, sehingga terjadi
keguguran karenanya, maka orang yang menyebabkan
kekagetan itu wajib membayar diyat. Sebab ia menjadi
faktor kematian si janin.
Lanjutan...
G. Hak Waris Janin Hak waris janin dalam
kandungan juga dilindungi oleh Islam. Bila
janin memenuhi dua syarat maka akan
memperoleh bagian harta warisan. Pertama,
kepastian hidupnya janin pada waktu
kematian orang yang akan diwarisi
kekayaannya (bapaknya misalnya). Kedua,
terlahir dalam keadaan hidup (dengan
memenuhi syarat-syarat lain yang ada dalam
ilmu warisan). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:‫ث‬M‫وْل ُ ْود ُ وُ ِّ َر‬M‫م‬
َ ‫تَهَ َّل ْال‬M‫ ْس‬M‫ إِذَا ا‬Jika
anak terlahir dalam keadaan hidup, maka ia
memperoleh hak warisan [HR. Abu Dâwud]
Pemanfaatan janin sebelum ditiupkan roh
Didalam memanfaatkan janin sebelum ditiupkan ruh ada beberapa hal yang harus diamati
dan dicermati :
 Pertama : Janin posisi hidup di dalam perut ibu, maka kondisini para ahli agama (fuqoha / ahli
fiqh) berbeda pendapat dalam menanggapinya bila mau dimanfaatkan untuk apapun. :
a) membolehkan menggugurkan kandungan selama belum ditiupkan ruh (pendapat mayoritas
fuqoha' hanafiyah).
b) mengharamkan menggugurkan kandungan diseluruh fase perkembangan baik sebelum
diberi ruh ataupun sesudahnya kecuali ada hal syari'at yang membolehkan untuk
digugurkannya ( mayoritas fuqoha' malikiyah sebagian hanafiyah, Ibnu jauzi dari madzab
hambali dan Al ghozli dari madzab syafi'iyah)
c). Boleh menggugurkan kandungan dalam fase 80 hari saja alias berbentuk ziqot maka diatas
itu tidak diperbolehkan (Sebagian Syafi'iyah, sebagian besar fuqoha' hambali). Pendapat yang
paling kuat menurut penulis adalah pendapat yang kedua karena bentuk pengharamannya
tidak mutlak akan tetapi melihat keadaan ibu hamilnya. Dan sesuai kaidah kaidah agama
berupa dhorurot (keterpaksaan), kaidah untuk mengambil salah satu hukum yang lebih ringan
madharat (bahayanya) atau mengambil salah satu hukum dari dua kerusakan yang paling
ringan kerusakannya. Penetapan hukum asal adalah haram karena janin bagaimanapun
bentuknya tetap bermanfaat (makhluk yang bermanfaat)dan merupakan cikal bakal manusia
pada fase selanjutnya maka oleh karena itu tidak diperkenankan untuk menggugurkannya.
 Kedua : Janin hidup diluar rahim ibunya
 Ketiga : Janin posisi mati baik secara hukum maupun nyata
Pemanfaatan janin setelah peniupan roh

Ketika janin telah ditiupkan roh maka berubalah


kedudukan janin menjadi sesuatu yang sakral dan tidak
dapat diganggu gugat kedudukannya baik digunakan
kepentingan eksperimen atau yang lainnya karena
tindakan tersebut bisa menghilangkan roh atau nyawa,
yang berarti telah melakukan pembunuhan terhadap
manusia hidup. Sedangkan dalam agama islam
pembunuhan tidak diperbolehkan kecuali ada sebab
hukum agama karena melanggar akan syari'at agama
itu sendiri. Dengan demikian pemanfaatan janin setelah
ditiupkan tol tidak diperbolehkan iborat mengorbankan
roh Jan untuk menghidupkan roh manusia lainnya
adalah tidak boleh disarikan dikatab Hanwvah ibnu
Abidin) 
Hakikat pemanfaatan janin untuk eksperiment ilmiah

yang ingin kami jelaskan dalam pembahasan ini adalah hakikat


perlakuan terhadap janin yang menyebabkan bahaya kepada janin itu
sehingga bisa membinasakannya baik seluruhnya atau sebagian
anggota tubuhnya, tanpa dilandasi dengan tujuan untuk
menyelamatkan janin atau mengobatinya, namun mengambil
sebagian sel selnya untuk dicangkokkan ke jasad orang sakit atau
untuk penelitian ilmiah yang menyebabkan rusaknya atau
berubahnya sebagian anggota tubuh janin yang dijadikan obyek
penelitian ilmiah tersebut, Tidak diragukan lagi ketika kacamata islam
berkomentar, bahwa batasan hakikat perlakuan itu berbeda sesuai
dengan fase perkembangan sebelum diberikan roh atau sesudah
diberikan roh, atau sesuai keadaan janin itu dalam kondisi hidup atau
mati Jika janin telah melewati usia 120 hari dan telah ditiupkan roh
maka memperlakukanya menyebabkan kematian maka ditud uh
dengan status pembunuhan walaupun perlakuannya hingga tidak
menimbulkan kematian tapi tetap dihukumi penganiayaan jasad
manusia hidup bahkan dalam bentuk sekecil apapun.
Sebab hukum:
1. Bagi orang yang memanfaatkan untuk kepentingan eksperiment ilmiah adalah
dilihat kebutuhannya apakah benar benar mendesak atau tidak, perlakuaanya
janin setelah ditiupkan roh atau sebelum ; kondisi janin hidup atau mati
Clonning
Clonning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama
dengan induknya pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan,
maupun manusia. Tujuan kloning pada tanaman dan hewan pada dasarnya
adalah untuk memperbaiki kualitas tanaman dan hewan, meningkatkan
produktivitasnya, dan mencari obat alami bagi banyak penyakit manusia
terutama penyakit-penyakit kronis guna menggantikan obat-obatan kimiawi
yang dapat menimbulkan efek samping terhadap kesehatan manusia. Upaya
memperbaiki kualitas tanaman dan hewan dan meningkatkan produktivitasnya
tersebut menurut syara" tidak apa-apa untuk dilakukan dan termasuk aktivitas
yang mubah hukumnya. Adapun cloning manusia adalah teknik membuat
keturunan dengan kode genetik yang sama dengan induknya yang berupa
manusia. Kloning manusia dilaksanakan dengan cara mengambil inti sel dari
tubuh seseorang, lalu dimasukkan ke dalam sel telur yang diambil dari seorang
perempuan. Lalu dengan bantuan cairan kimiawi khusus dan kejutan arus listrik,
inti sel digabungkan dengan sel telur.
Lanjutan...
Setelah proses penggabungan ini terjadi,
sel telur yang telah bercampur dengan inti
sel tersebut ditransfer ke dalam Rahim
seorang perempuan, agar dapat
memperbanyak diri, berkembang
berdiferensiasi, dan berubah menjadi janin
sempurna. Setelah itu keturunan yang
dihasilkan dapat dilahirkan secara alami.
Keturunan ini akan berkode genetik sama
dengan induknya, yakni orang yang
menjadi sumber inti sel tubuh yang telah
ditanamkan pada sel telur perempuan
Melihat fakta cloning manusia secara
Lanjutan...
Pertama, anak-anak produk proses kloning
dihasilkan melalui cara yang tidak alami
(percampuran antara sel sperma dan sel
telur). Padahal, cara alami inilah yang telah
ditetapkan oleh syariat sebagai sunatullah
menghasilkan anak-anak dan keturunannya
Allah Swt berfirman: "Bukankah dia dahulu
setetes mani yag ditumpahkan (ke dalam
rahim), kemudian mani itu menjadi
segumpal darah, lalu Allah menciptakannya
dan menyempurnakannya. Lalu Allah
menjadikan dari padanya sepasang laki-laki
dan perempuan." (QS. Al-qiyâmah: 37-38).
Lanjutan...
Kedua, anak-anak produk kloning dari perempuan-tanpa
adanya laki-laki tidak akan mempunyai ayah. Anak produk
kloning tersebut jika dihasilkan dari proses pemindahan sel
telur-yang telah digabungkan dengan inti sel tubuh ke dalam
rahim perempuan yang bukan pemilik sel telur, tidak pula akan
mempunyai ibu sebab rahim perempuan yang menjadi tempat
pemindahan sel telur tersebut hanya menjadi penampung
(mediator). Oleh karena itu, kondisi ini sesungguhnya telah
bertentangan dengan firman Allah Swt, "Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal."
(QS. Al-Hujurât: 13)
Lanjutan...
Ketiga, cloning manusia akan
menghilangkan nasab (garis keturunan).
Padahal Islam telah mewajibkan
pemeliharaan nasab. Ini berdasarkan hadis
yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra yang
mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah
bersabda, "Siapa saja yang
menghubungkan nasab kepada orang yang
bukan ayahnya, atau (seorang budak)
bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya,
maka dia akan mendapat laknat dari Allah,
para malaikat dan seluruh manusia." (HR.
Ibnu Majah).
Lanjutan...
Keempat, memproduksi anak melalui
proses kloning akan mencegah
pelaksanaan banyak hukum-hukum syara'
seperti hukum tentang perkawinan. Di
samping itu, kloning akan mencampur-
adukkan dan menghilangkan nasab serta
menyalahi fitrah yang telah diciptakan
Allah untuk manusia dalam masalah
kelahiran anak Konsekuensi kloning ini
akan menjungkir balikkan struktur
kehidupan masyarakat.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai