Anda di halaman 1dari 9

ROSASEA

Definisi
Rosasea adalah suatu penyakit peradangan yang bersifat kronik
pada kulit, berbentuk seperti akne yang umumnya terjadi pada
kelenjar pilosebaseus di wajah dan dapat merusak kontur wajah
sehingga tampak lebih cembung, terutama pada bagian hidung,
pipi, dagu, dan dahi. Penyakit ini ditandai juga dengan adanya
eritema yang berkepanjangan dan telangiektasi disertai dengan
papul atau pustul. Selain itu, pada periode tertentu wajah tampak
kemerahan dan terasa panas terbakar yang terjadi hanya dalam
beberapa menit (flushing).
Sekitar 10 persen terjadi pada orang berkulit terang, dengan
onset umur 30 – 50 tahun meningkat pada umur antara 40 dan
50 tahun. Wanita lebih sering terkena disbanding pria.
epidemiologi
Rosasea menyerang hampir 3% diantara populasi dunia. Rosasea lebih sering
terjadi pada bangsa kulit putih (ras kaukasoid). Namun, tidak menutup kemungkinan
orang Afrika dan orang Asia juga dapat menderita rosasea. Pada bangsa kulit putih
ditemukan penderita rosasea sekitar 10% dari jumlah total bangsa kulit putih.
Puncak insiden dan beratnya penyakit terjadi pada dekade ketiga dan keempat,
pada usia 30-50 tahun, dengan insiden puncak antara 40-50 tahun. Walaupun
demikian, anak-anak, remaja, dewasa muda dan usia lanjut dapat menderita rosasea.
Berdasarkan jenis kelamin, pada umumnya rosasea lebih sering terjadi pada
perempuan dibanding laki-laki. Tapi rinofima, salah satu jenis rosasea, lebih sering
menyerang laki-laki dibanding perempuan.
Klasifikasi
– Rosacea Tipe 1
Disebut juga Erythematotelangiectatic Rosacea (ETR), biasanya
diasosiasikan dengan wajah memerah, bersemu, dan jaringan darah yang
jelas terlihat di wajah.
– Rosacea Tipe 2
Disebut juga Rhinophyma, adalah bentuk yang langka yang biasanya
diasosiasikan dengan penebalan pada kulit hidung anda, biasanya diderita
oleh laki-laki dan biasanya disertai dengan rosacea tipe lain.
– Rosacea Tipe 3
Disebut juga Papulopustar Rosacea, biasanya diasosiasikan dengan
timbulnya jerawat dan biasanya diderit aoleh wanita dewasa lansia.
– Rosacea Tipe 4
Disebut juga ocular Rosacea, biasanya timbul pada area mata.
Etiopatogenesis
a. Pembuluh darah
b. Paparan iklim atau musim
c. Makanan dan obat-obatan
d. Mikroorganisme
e. Imunologi
Gambaran Klinis
a. Erythematotelangiectatic Rosacea (ETR)
b. Papulopustular Rosacea (PPR)
c. Phymatosa
d. Rosasea okuler
e. Rosasea Granulomatous
f. Rosasea Glandular
Diagnosa
Pedoman Diagnosis Rosasea
   
  Gambaran Primer (terdapat satu atau lebih)  

Kemerahan (eritema yang bersifat sementara)


Eritema yang tidak bersifat sementara
Papul dan pustul
    Telangiektasi  
  Gambaran Sekunder (terdapat satu atau lebih)  

Terbakar atau menyengat


Plak
Kering
Edema
Gejala pada mata
Lokasi perifer
    Perubahan phymatosa  
     Diadaptasi dari Wilkin J, et al: J Am Acad Dermatol 2002; 46:584  
Diagnosis rosasea ditegakkan berdasarkan adanya satu atau lebih gambaran
klinis.

Pada tahap awal atau stadium 1 rosasea dimulai dengan timbulnya eritem
tanpa sebab atau akibat sengatan matahari. Eritem ini menetap lalu diikuti
timbulnya beberapa telangiektasis. Pada stadium 2 diselingi episode akut
yang menyebabkan timbulnya papul, pustul dan udem, terjadilah eritem
persisten dan banyak telangiektasis, papul dan pustul. Pada stadium 3 terlihat
eritema persisten yang dalam, banyak telangiektasia, papul, pustul, nodul,
dan edema.

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
Kultur bakteri didapatkan infeksi S.aureus dan adanya infestasi Demodex
folliculorum
 
PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
Nonspesifik perifolikular dan perikapiler inflamasi dengan foci “tuberkuloid”,
granulamatous. Stadium lanjut terdapat difus hipertrofi pada jaringan
konektif, hyperplasia kelenjar sebasea.
Penatalaksanaan
Pemberian topikal
Metronidazole gel atau krim 0,75% dua kali sehari sangat efektif. Dapat juga diberikan
metronidazole krim 1% sekali sehari. Sodium sulfacetamid, sulfur lotion10% dan 5%.

Pemberian sistemik
Oral antibiotik lebih efektif dibandingkan terapi topikal. Dapat diberikan minosiklin
atau doksisiklin 50-100 mg dua kali sehari. Tetrasiklin 1-1,5 gr/hari dalam dosis
terbagi sampai lesi sembuh. Oral isotretinoin, pada rosacea berat (stadium 3) yang
tidak berespon terhadap antibiotik dan terapi topikal. Diberikan dosis rendah 0,1 –
0,5 mg/kgBB perhari efektif pada beberapa pasien, tetapi dapat juga diberikan dosis
1 mg/kg.

Pencegahan dengan mengurangi atau menghindari alcohol dan makanan yang pedas

Anda mungkin juga menyukai