Anda di halaman 1dari 29

Ekonomi Syariah

Pengantar Bisnis dan Manajemen

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Semester 4
Muhammad Iqbal., SH., MH

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH DAN PERBANKAN SYARIAH


UNIVERSITAS SURYAKENCANA CIANJUR
2017
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Preambule
Suatu negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi diindikasikan dengan
kehidupan masyarakatnya yang lebih baik. suatu perekonomian dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanya meningkat. Dengan
kata lain, pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kegiatan ekonomi
masyarakat yang menyebabkan kenaikan produksi barang dan jasa atau
peningkatan pendapatan nasional.
Pertumbuhan ekonomi juga dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi
perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang
lebih baik selama periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi dapat mengindikasi keberhasilan pembangunan ekonomi
dalam kehidupan masyarakat, sehingga penting untuk melakukan penghitungan
pada pertumbuhan ekonomi. Salah satu cara untuk menghitungnya adalah
dengan menghitung nilai uang. Nilai uang akan tercermin pada produk domestik
bruto (PDB).
Untuk menghitung PDB ini, pemerintah perlu mendata seluruh jenis produksi oleh
bisnis di dalam negara yang akan dijual.
Pertumbuhan Ekonomi
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi adalah sebuah kondisi dimana meningkatnya
pendapatan karena terjadi peningkatan produksi barang dan jasa. Peningkatan
pendapatan tersebut tidak dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan jumlah
penduduk, dan dapat kita lihat dari output yang meningkat, perkembangan
teknologi, dan berbagai inovasi di bidang sosial.

Pertumbuhan Ekonomi juga dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan


perekonomian negara dalam jangka waktu tertentu untuk menuju kondisi ekonomi
yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi identik dengan kenaikan kapasitas produksi
yang diwujudkan melalui kenaikan pendapatan nasional.

Pertumbuhan ekonomi ialah sebagai “kenaikan jangka panjang dalam kemampuan


suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi
kepada penduduknya; kemampuan ini tumbuh sesuai dengan suatu kemajuan
tekonologi, dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya.
Pertumbuhan ekonomi (konklusi)
Pertumbuhan ekonomi secara singkat diartikan sebagai proses kenaikan
output per kapita dalam jangka panjang. Tekanannya dititikberatkan pada
tiga aspek, yaitu proses, peningkatan output per kapita dan dalam jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran
ekonomi pada suatu saat (one shoot). Di sini dapat dilihat adanya aspek
dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat perekonomian sebagai
sesuatu yang berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya
pada perubahan atau perkembangan itu sendiri (Budiono, 1992: 1)
Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Dalam
hal ini, terdapat dua sisi yang perlu diperhatikan, yaitu sisi output total
(GDP/Gross Domestik Product) dan sisi jumlah penduduk. Output per kapita
adalah output total di bagi jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan output
per kapita, tidak dapat tidak, harus dianalisis dengan jalan melihat apa yang
terjadi dengan output total di satu pihak, dan jumlah penduduk di lain
pihak. Suatu teori pertumbuhan ekonomi yang lengkap haruslah dapat
menjelaskan apa yang terjadi dengan GDP total dan apa yang terjadi dengan
jumlah penduduk. Karena dengan hanya mengkaitkan kedua aspek tersebut
maka perkembangan output per kapita dapat dijelaskan juga.
Lanjutan…..
Aspek yang ketiga dari definisi pertumbuhan ekonomi adalah perspektif waktu jangka
panjang. Kenaikan output per kapita selama satu atau dua tahun, yang kemudian
diikuti dengan penurunan output per kapita bukan merupakan pertumbuhan ekonomi.
Suatu perekonomian dikatakan tumbuh apabila kenaikan output per kapita berada
dalam jangka waktu yang cukup lama (10, 20, atau 50 tahun, bahkan lebih lama lagi).
Tentu saja dapat terjadi bahwa pada suatu tahun tertentu, output per kapita merosot
(misalnya, gagal panen). Tetapi, apabila selama jangka waktu yang cukup panjang
tersebut output per kapita menunjukkan kecenderungan yang jelas mengalami
kenaikan maka dapat dikatakan telah terjadi pertumbuhan ekonomi. Makna perspektif
jangka panjang ini dapat pula dilihat dari segi lain.
Beberapa ekonom berpendapat bahwa adanya kecenderungan kenaikan output per
kapita saja tidaklah cukup untuk melihat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi, dikatakan terjadi apabila ada kecenderungan kenaikan output per kapita
yang bersumber dari proses internal perekonomian tersebut. Jadi, kecenderungan
tersebut, menurut persyaratan ini, haruslah berasal dari kekuatan yang berasal dari
dalam perekonomian sendiri, bukan berasal dari luar dan bersifat sementara. Istilahnya,
proses pertumbuhan ekonomi haruslah bersifat self-generating, yang berarti bahwa
proses pertumbuhan itu menghasilkan kekuatan atau momentum bagi munculnya
kelanjutan pertumbuhan tersebut pada periode-periode selanjutnya. Persyaratan ini
mungkin terlalu ketat. Tetapi apabila dipenuhi maka kita dapat yakin bahwa kenaikan
output per kapita tersebut akan merupakan proses jangka panjang.
pertumbuhan Ekonomi menurut Ahli 

Menurut Rostow, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan masyarakat, yaitu perubahan politik,
struktur sosial, nilai sosial, dan struktur kegiatan perekonomiannya. Sedangkan

Menurut Prof. Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai kenaikan


jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin
banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya dimana kemampuan ini
tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan
ideologis yang diperlukannya. Selain itu dalam bukunya yang lebih awal Modern
Economic Growth tahun 1966, ia mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai
suatu kenaikan terus menerus dalam produk per kapita atau per pekerja, seringkali
diikuti dengan kenaikan jumlah penduduk dan biasanya dengan perubahan struktural
(Jhingan, 2004) .
pertumbuhan Ekonomi menurut Ahli 
Menurut Adam Smith, pertumbuhan ekonomi adalah perubahan tingkat ekonomi
pada suatu negara yang bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan
adanya pertambahan penduduk maka output atau hasil dari suatu negara akan ikut
bertambah.

Menurut Budiono, pengertian pertumbuhan eknomoi adalah sebuah proses


pertumbuhan output perkapita jangka panjang yang terjadi apabila ada peningkatan
output yang bersumber dari proses intern perekonomian itu sendiri dan sifatnya
sementara.

Beberapa ekonom klasik (Adam Smith, David Ricarado, Thomas Robert Malthus, dan
John Stuart Mill) dan juga ekonom neoklasik (Robert Sollow, Trevor Swan),
setidaknya ada empat faktor yang mempengaruhi eknomi sebuah negara,
diantaranya: a) Jumlah penduduk; b) Jumlah stok barang modal; c) Luas tanah dan
kekayaan alamnya; d) Kemajuan teknologi.
Komponen Pertumbuhan Ekonomi

Terdapat tiga komponen pokok dalam definisi pertumbuhan ekonomi tersebut


tersebut, yaitu :
1. Kenaikan output secara berkesinambungan adalah manifestasi dari   pertumbuhan
ekonomi sedangkan kemampuan menyediakan berbagai jenis barang merupakan
tanda kematangan ekonomi (economic maturity) pada negara bersangkutan.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkesinambungan dimana
pemerintah berperan dalam investasi bidang pendidikan.
3. Mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung dalam kemajuan teknologi
dilakukan penyesuaian kelembagaan, sikap, dan ideologi.  Sehingga secara sosial
dan ekonomi terjadi pertumbuhan yang seiring.
TEORI-TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
Teori pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai penjelasan mengenai
faktorfaktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan
penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain sehingga
terjadilah proses pertumbuhan. Jadi, teori pertumbuhan ekonomi tidak lain adalah suatu
cerita (yang logis) keterkaitan antar faktor ekonomi mengenai bagaimana pertumbuhan
terjadi.
Teori pertumbuhan mengalami perkembangan yang pesat dalam dekade 50an hingga
kini. Tetapi, secara garis besar, terdapat dua arus besar teori yaitu, mazhab analitis yang
berhadapan dengan mazhab historis. Mazhab analitis menekankan kepada teori yang dapat
mengungkapkan proses pertumbuhan secara logis dan konsisten, tetapi sering (meskipun
tidak selalu) bersifat abstrak dan kurang menekankan kepada isi empiris (historisnya).
Teori-teori ini mengutamakan diperolehnya angka pemikiran yang teruji logikanya
(abstrak), dan seakan-akan menomorduakan pengujian empirisnya (historis).
Kecenderungan semacam ini terlihat jelas dalam teori-teori pertumbuhan ekonomi modern.
Sebaliknya, mazhab historis menekankan pada teori yang dibangun bukan semata dari
aspek logis teoritisnya tetapi juga menekankan pada empirisnya dan secara bersamaan
menemukan makna dari pertumbuhan ekonomi, terutama bagi masyarakat miskin,
terbelakang dan masyarakat secara keseluruhan.
MODEL-MODEL PERTUMBUHAN 

Teori/MAHZAB Klasik
Dasar pemikiran dari teori klasik adalah pembangunan ekonomi dilandasi oleh
system liberal,yang mana pertumbuhan ekonomi dipacu oleh semangat untuk
mendapatkan keuntungan maksimal. Jika keuntungan meningkatkan , tabungan akan
meningkat,dan investasi juga akan bertambah. Hal ini akan meningkatkan stok modal
modal yang ada. Skala produksi meningkat dan meningkatkkan permintaan terhadap
tenaga kerja sehingga tingkat upah juga meningkat.
Menurut pemikiran klasik,pada kondisi seperti ini perekonomian mengalami tingkat
kejenuhan atau keadaan stasioner. Beberapa teori klasik tersebut antara lain sebagai
berikut:
a) Teori Pertumbuhan Adam Smith\
Di dalam teori ini,ada tiga faktor penentu proses produksi /pertumbuhan yaitu
SDA,SDM,dan barang modal.
b) Teori Pertumbuhan David Ricardo
Menurut teori ini,pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh SDA (dalam arti tanah) yang
terbatas jumlahnya, dan jumlah penduduk yang menghasilkan jumlah tenga kerja
yang menyesuaikan diri dengan tingkat upah,di atas atau di bawah tingkat upah
alamiah (atau minimal). Adanya perubahan teknologi yang selalu terjadi,yang
membuat meningkatnya produktivitas tenaga kerja dan memperlambat proses
dimishing return kemerosotan tingkat upah dan keuntungan kearah tingkat
minimumnya. Dan juga melihat pertanian sebagai sektor utama sebagai motor
penggerak pertumbuhan ekonomi.
c) Teori Pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus
Menurut teori ini ,ukuran keberhasilan pembangunan suatu perekonomian adalah
kesejahteraan Negara,yaitu jika PNB potensialnya meningkat. Memiliki sektor yang
dominan adalah pertanian dan industri dan juga memiiki dua kelompok faktor
sangat menentukan pertumbuhan,yaitu faktor-faktor ekonomi seperti tanah,tenaga
kerja,modal,dan organisasi;dan faktor-faktor non ekonomi seperti keamanan atas
kekayaan,konstitusi dan hokum yang pasti,etos kerja dan disiplin pekerja yang tinggi.
Di antara faktor-faktor ekonomi tersebut,yang paling berpengaruh adalah faktor
akumulasi modal. Tanpa penambahan modal(peningkatan investasi),proses produksi
akan berhenti dan berarti PNB potensial akan berkurang atau hilang. Sumber utama
akumulasi modal adalah keuntungan dari pengusaha,bukan penghematan konsumsi 
atau tabungan masyarakat.
d)  Teori Marx
Marx membuat lima tahapan perkembangan sebuah perekonomian yaitu;
a.       Perekonomian komunal primitive
b.      Perkonomian perbudakan
c.       Perekonomian feodal
d.      Perkonomian kapitalis
e.      Perkonomian sosialis
Jjka dirangkum teori-teori klasik ini,maka ada dua hal penting yang membedakannya
dengan teori-teori lainnya yang muncul setelah itu,yaitu:
a.       Faktor-faktor produksi utama adalah tenaga kerja,tanah,dan modal.
b.      Peran teknologi dan ilmu pengetahuan serta peningkatan kualitas dari tenga
kerja dan dari input-input produksi lainnya terhadap pertumbuhan output tidak
mendapat perhatian secara ekplisit,atau dianggap kontan.
Teori neo – Keynesian
John Maynard Keynes (1936) mengemukakan pemikiran yang kemudian dikenal
dalam teori ekonomi makro sebagai Keynessian Revolution (Revolusi Keynesian).
Teori Keynes difokuskan atas pemintaan agregat yang efektif di dalam negeri sebagai
variabel strategis dalam mengatasi stagnasi faktor-faktor produksi. Permintaan
agregat efektif di dalam negeri membentuk pengeluaran untuk konsumsi,
pengeluaran untuk investasi, dan pengeluaran pemerintah untuk menimbulkan
dampak positif terhadap kegiatan ekonomi dan mengurangi pengangguran.
Keynes membuat pernyataannya yang sangat revolusioner dalam ekonomi makro.
Argumentasi Keynes yang esensial dibangun berdasarkan observasi berikut ini.
Observasi pertama yaitu, pasar dalam tatanan ekonomi modern dapat terjebak dalam
ekuilibrium kekurangan pekerjaan (underemployment equilibrium). Underemployment
equilibrium menunjukkan keseimbangan persediaan dan permintaan agregat tenaga
kerja yang produksinya jauh di bawah angkatan kerja potensial, dan sebagian lainnya
(di luar kemauannya) tidak mendapatkan pekerjaan. Observasi Keynes yang kedua
mengikuti observasinya yang pertama, yaitu melalui kebijakan moneter dan fiskal,
pemerintah dapat menstimulus ekonomi dan membantu menjaga produksi dan
pekerjaan setinggitingginya. Sebagai contoh, jika pemerintah meningkatkan
pembelian maka agregat permintaan akan meningkat pula
Teori Neoklasik
a. Robert Solow
Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang
bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau
output. Adapun pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak
negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow pertambahan penduduk harus dimanfaatkan
sebagai sumber daya yang positif.
b. Harrord Domar
Teori ini beranggapan bahwa modal harus dipakai secara efektif, karena pertumbuhan ekonomi
sangat dipengaruhi oleh peranan pembentukan modal tersebut. Teori ini juga membahas
tentang pendapatan nasional dan kesempatan kerja
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi 

a. Faktor Sumber Daya Manusia


Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi
oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses
pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
b. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja
tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung
oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam
yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud diantaranya kesuburan tanah,
kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
c. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong
adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula
menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak
kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan
ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju
pertumbuhan perekonomian.
d. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi
yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong
proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya
yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja
cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses
pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
e. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan
kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting
bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang
modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Tahap Pertumbuhan Ekonomi 

Rostow membagi proses pembangunan ekonomi suatu negara menjadi lima tahap,
yaitu:
a. tahap perekonomian tradisional;
b. tahap prakondisi tinggal landas;
c. tahap tinggal landas;
d. tahap menuju kedewasaan; dan
e. tahap konsumsi massa tinggi.
Berikut akan diuraikan masing-masing tahapan tersebut.
a. Tahap Perekonomian Tradisional
Perekonomian pada masyarakat tradisional cenderung bersifat subsistem. Pemanfaatan
teknologi pada sistem produksi semacam ini masih sangat terbatas. Dalam perekonomian
semacam ini sektor pertanian memegang peranan penting. Masih rendahnya pemanfaatan
teknologi dalam proses produksi menyebabkan barang-barang yang diproduksi sebagian
besar adalah komoditas pertanian dan bahan mentah lainnya. Struktur kemasyarakatan
dalam sistem masyarakat seperti ini sifatnya berjenjang. Kemampuan penguasaan sumber
daya yang ada sangat dipengaruhi oleh hubungan darah dalam keluarga.
b. Tahap Prakondisi Tinggal Landas
Tahap kedua dari proses pertumbuhan Rostow ini pada dasarnya merupakan proses
transisi dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri. Sektor industri mulai
berkembang di samping sektor pertanian yang masih memegang peranan penting dalam
perekonomian. Tahap kedua ini merupakan tahap yang menentukan bagi persiapan
menuju tahap-tahap pembangunan berikutnya, yaitu tahap tinggal landas. Pada tahap ini
perekonomian mulai bergerak dinamis, industri-industri bermunculan, perkembangan
teknologi menjadi pesat, lembaga keuangan resmi sebagai penggerak dana masyarakat
mulai bermunculan, dan terjadi investasi besar-besaran terutama pada industri
manufaktur.
Tahap ini merupakan tonggak dimulainya industrialisasi, di mana industrialisasi ini dapat
dipertahankan jika dipenuhi prasyarat sebagai berikut. Pertama, adanya peningkatan
investasi di sektor infrastruktur/prasarana terutama prasarana transportasi. Kedua, terjadi
revolusi teknologi di bidang pertanian untuk memenuhi peningkatan permintaan
penduduk kota yang semakin besar. Ketiga, perluasan impor, termasuk impor modal, di
mana impor ini dibiayai oleh produksi yang efisien dan pemasaran sumber daya alam
untuk ekspor. Dengan demikian proses pembangunan dan industrialisasi yang
berkelanjutan akan terjadi dengan cara menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh
dalam sektor yang menguntungkan.
c. Tahap Tinggal Landas
Tinggal landas merupakan tahap yang menentukan dalam keseluruhan proses
pembangunan bagi kehidupan masyarakat. Pengalaman negaranegara Eropa
menunjukkan bahwa pada tahap ini akan terjadi suatu revolusi industri yang berhubungan
erat dengan revolusi metode produksi. Dalam kaitannya dengan ini, tinggal landas
didefinisikan sebagai tiga kondisi yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut. 1) Kenaikan
laju investasi produktif antara 5-10 persen dari pendapatan nasional; 2) Perkembangan
salah satu atau beberapa sektor manufaktur penting dengan laju pertumbuhan tinggi; 3)
Hadirnya secara cepat kerangka politik, sosial, dan institusional yang menimbulkan hasrat
ekspansi di sektor modern serta dampak eksternalnya, akan memberikan daya dorong
pada pertumbuhan ekonomi.
Prasyarat pertama dan kedua sangat berkaitan erat satu sama lain. Kenaikan laju investasi
produktif antara 5-10 persen dari GNP pada akhirnya akan menyebabkan pertumbuhan
yang tinggi pada sektor-sektor dalam perekonomian, khususnya sektor manufaktur.
Sektor manufaktur diharapkan memiliki tingkat pertumbuhan tertinggi karena sektor
tersebut merupakan indikator bagi perkembangan industrialisasi yang dilakukan. Di
samping itu, sektor manufaktur adalah sektor yang memiliki keterkaitan terbesar dengan
sektor-sektor lain, sehingga sektor-sektor lain ini pun akan dapat berkembang pesat pula.
Pada akhirnya pertumbuhan yang tinggi pada semua sektor ini akan berakibat pada
perkembangan GNP yang lebih tinggi dari kondisi semula.
Prasyarat ketiga merupakan kondisi yang harus dipenuhi agar prasyarat pertama dan
kedua dapat terpenuhi dengan baik. Prasyarat ketiga merupakan iklim yang
memungkinkan terpenuhinya prasyarat pertama dan kedua. Apabila prasyarat ketiga tidak
terpenuhi maka praktis prasyarat pertama dan kedua tidak akan terpenuhi. Prasyarat
ketiga ini memperlihatkan akan kesadaran Rostow bahwa perbuatan perekonomian pada
dasarnya merupakan konsekuensi dari perubahan motif dan inspirasi nonekonomi dari
seluruh lapisan masyarakat. Artinya perubahan ekonomi dalam skala besar tidak akan
terjadi selama tidak ada iklim kondusif yang memungkinkan perubahan tersebut. Iklim
kondusif tersebut adalah perubahan faktor-faktor nonekonomi dari masyarakat yang
sejalan dengan proses pertumbuhan ekonomi yang terjadi.
d. Tahap menuju Kedewasaan
Tahap ini ditandai dengan penerapan secara efektif teknologi modern terhadap sumber
daya yang dimiliki. Tahapan ini merupakan tahapan jangka panjang di mana produksi
dilakukan secara swadaya. Tahapan ini juga ditandai dengan munculnya beberapa sektor
penting yang baru. Pada saat negara berada pada tahap kedewasaan teknologi, terdapat
tiga perubahan penting yang terjadi, yaitu:
1) tenaga kerja berubah dari tidak terdidik menjadi terdidik;
2) perubahan watak pengusaha dari pekerja keras dan kasar berubah menjadi manajer
efisien yang halus dan sopan;
3) masyarakat jenuh terhadap industrialisasi dan menginginkan perubahan yang lebih
jauh.
e. Tahap Konsumsi Massa Tinggi
Tahap konsumsi massa tinggi merupakan akhir dari tahapan pembangunan yang
dikemukakan oleh Rostow. Pada tahap ini akan ditandai dengan terjadinya migrasi besar-
besaran dari masyarakat pusat perkotaan ke pinggiran kota, akibat pembangunan pusat
kota sebagai sentral bagi tempat bekerja. Penggunaan alat transportasi pribadi maupun
yang bersifat transportasi umum seperti halnya kereta api merupakan suatu hal yang
sangat dibutuhkan. Pada fase ini terjadi perubahan orientasi dari pendekatan penawaran
(supply side) menuju pendekatan permintaan (demand side) dalam sistem produksi yang
Sementara itu terjadi pula pergeseran perilaku ekonomi yang semula lebih banyak
menitikberatkan pada sisi produksi, kini beralih ke sisi konsumsi. Orang mulai berpikir
bahwa kesejahteraan bukanlah permasalahan sebanyak mungkin individu, namun lebih
dari itu mereka memandang kesejahteraan dalam cakupan yang lebih luas, yaitu
kesejahteraan masyarakat bersama dalam arti luas.
Terlepas dari permasalahan di atas terdapat tiga kekuatan utama yang cenderung
meningkatkan kesejahteraan dalam tahap konsumsi besarbesaran ini, yaitu:
1) penerapan kebijakan nasional guna meningkatkan kekuasaan dan pengaruh
melampaui batas-batas teritorial nasional;
2) ingin memiliki suatu negara kesejahteraan (welfare state) dengan pemerataan
pendapatan nasional yang lebih adil melalui pajak progresif, peningkatan jaminan
sosial, dan fasilitas hiburan bagi para pekerja;
3) keputusan untuk membangun pusat perdagangan dan sektor penting, seperti mobil,
jaringan rel kereta api, rumah murah, dan berbagai peralatan rumah tangga yang
menggunakan listrik, dan sebagainya.
Amerika merupakan satu-satunya negara yang pertama kali mencapai era konsumsi
massa tinggi ini, yaitu sekitar tahun 1920. Hal yang sama kemudian diikuti oleh beberapa
negara Eropa Barat. Satu-satunya negara di Asia yang telah mencapai tahap tersebut
adalah Jepang.
Indikator pertumbuhan ekonomi 

Kesuksesan suatu negara dilihat dari pertumbuhan ekonominya. Sementara


kesuksesan pemerintahan suatu negara dillihat dari kemampuannya meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negaranya. Pertumbuhan ekonomi ini penting untuk
diperhatikan bahkan terus ditingkatkan karena menjadi indikator keberhasilan kinerja
pemerintah dan jajarannya dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik dan
sejahtera bagi rakyatnya. Oleh sebab itu, setiap negara senantiasa berusaha untuk
menggenjot pertumbuhan ekonominya agar mencapai optimal bahkan maksimal.
Berhasil tidaknya pencapaian pertumbuhan ekonomi suatu negara dicirikan dengan
hal-hal berikut.
1. Produktivitas meningkat
2. Laju pertumbuhan penduduk dan produk per kapita tinggi
3. Laju perubahan struktural tinggi
4. Adanya gelombang urbanisasi, yakni perpindahan penduduk dari desa ke kota
5. Ekspansi negara maju
Faktor penentu Indikator pertumbuhan ekonomi 
faktor yang bisa dijadikan indikator pertumbuhan ekonomi, di antaranya:
Produk Domestik Bruto (PDB)
Pada prinsipnya, pertumbuhan ekonomi dapat dipahami sebagai pertambahan
pendapatan nasional atau pertambahan output atas barang dan jasa yang diproduksi
selama satu tahun. Dari sini jelas bahwa indikator pertumbuhan ekonomi salah
satunya ditunjukkan oleh nilai PDB (Produk Domestik Bruto). PDB merepresentasikan
pendapatan nasional riil yang dihitung dari keseluruhan output dari barang dan jasa
yang diproduksi suatu negara. Syarat bagi suatu negara dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila nilai PDB atau pendapatan nasional riil mengalami
kenaikan dari periode sebelumnya.
Rumusnya, PDB = C + G + I + (N – X)
PDB: Produk Domestik Bruto
C: Tingkat konsumsi
G: Belanja Pemerintah
I: Investasi Pemerintah
N: Ekspor
X: Impor
Pendapatan riil per kapita
Pendapatan riil per kapita menunjukkan pendapatan masyarakat suatu negara. Jika
pendapatan masyarakat secara keseluruhan mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun, maka dapat dikatakan bahwa perekonomian di negara tersebut juga
mengalami pertumbuhan yang positif.
Kesejahteraan penduduk
Indikator kesejahteraan penduduk ini memiliki keterkaitan dengan pendapatan riil
per kapita. Semakin banyak barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara tentu
harus ditunjang dengan distribusi yang lancar. Jika distribusi barang dan jasa lancar,
maka distribusi pendapatan per kapita di seluruh wilayah negara merata. Hal ini
mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat di
negara tersebut.
Tingkat penyerapan tenaga kerja dan pengangguran
Ketika lapangan kerja tersedia sehingga tingkat penyerapan tenaga kerja tinggi, saat
itulah negara mengalami pertumbuhan ekonomi. Tingkat penyerapan tenaga kerja
yang tinggi jelas berpengaruh pada berkurangnya angka pengangguran. Artinya,
Cara menghitung pertumbuhan ekonomi 
Ekonomi maju dan berkembang serta rakyat yang sejahtera menjadi cita-cita dari seluruh negara di dunia.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, negara melalui pemerintah dan jajarannya senantiasa mengoptimalkan
indikator-indikator yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Meski banyak indikator yang bisa digunakan
untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, namun pada praktiknya yang menjadi tolok ukur adalah nilai PDB.
Sebagai pendapatan nasional, PDB diukur dalam satuan rupiah berdasarkan harga konstan. Sementara
ukuran pertumbuhan ekonomi bukanlah dalam satuan rupiah, melainkan persentase. Jika persentase
pertumbuhan ekonomi yang diperoleh positif dan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, maka
perekonomian negara tumbuh dan berkembang. Sebaliknya, apabila persentase pertumbuhan ekonomi
menurun bahkan negatif, artinya perekonomian negara mengalami kemunduran atau penurunan.
Pertumbuhan ekonomi yang negatif mengindikasikan bahwa pendapatan nasional riil yang diperoleh negara
pada periode tertentu lebih kecil atau rendah dibandingkan dengan periode yang lalu. Untuk menghitung
tingkat pertumbuhan ekonomi, terlebih dahulu harus diketahui nilai PDB selama periode tertentu.
Rumus :
R(t-1, t) = (PDBt – PDBt-1)/PDBt-1 x 100%
Keterangan:
R = tingkat pertumbuhan ekonomi dalam satuan persentase (%)
PDBt = Produk Domestik Bruto (pendapatan nasional riil) pada tahun t
PDBt-1 = Produk Domestik Bruto (pendapatan nasional riil) pada tahun sebelumnya
Contoh Soal
Tahun PDB (dalam miliaran rupiah)
2013 Rp    8.262.000
2014 Rp   8.692.500
2015 Rp   9.177.300
2016 Rp   9.643.200
2017 Rp 10.729.500

Dari data di atas, hitunglah:


Tingkat pertumbuhan ekonomi dari tahun 2013 hingga 2017!
Rata-rata pertumbuhan ekonomi selama periode 2013 – 2017!
penyelesaian

1. Tingkat pertumbuhan ekonomi dari tahun 2014 – 2017

Tingkat Pertumbuhan
Tahun Proses Penghitungan
Ekonomi

2014 {(Rp 8.692.500 – Rp 8.262.000)/Rp 8.262.000} x 100% 5,2%

2015 {(Rp 9.177.300 – Rp 8.692.500)/Rp 8.692.500} x 100% 5,6%

2016 {(Rp 9.643.200 – Rp 9.177.300)/Rp 9.177.300 x 100% 5,1%

2017 {(Rp 10.729.500 – Rp 9.643.200)/Rp 9.643.200} x 100% 11,3%

2. Rata-rata pertumbuhan ekonomi selama periode 2014 – 2017


Rata-rata = (5,2% + 5,6% + 5,1% + 11,3%)/4 = 6,8%
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang naik dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa adanya keberhasilan
suatu pemerintahan negara dalam meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat di seluruh
wilayah negerinya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai