Anda di halaman 1dari 14

KONSEP TEORI

SILULITIS
DEFINISI
 Selulitis merupakan inflamasi jaringan subkutan
dimana proses inflamasi, yang umumnya dianggap
sebagai penyebab adalah bakteri S.aureus dan atau
Streptococcus ( Arif Muttaqin, hal 68, 2011 ).
 Terinfeksi pada lapisan kulit yang lebih dalam.
Dengan karakteristik sebagai berikut :
 • Peradangan supuratif sampai di jaringan
subkutis.
 • Mengenai pembuluh limfe permukaan.
 • Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat
meluas.
3 KLASIFIKASI
 • Selulitis Sirkumskripta Serous Akut
Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau
dua spasia fasial, yang tidak jelas batasnya.Infeksi bakteri
mengandung serous.
• Selulitis Sikrumskripta Supuratif Akut
Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta serous
akut, hanya infeksi bakteri tersebut juga mengandung suppurasi
yang purulen. Jika terbentuk cairan yang bernana,
mengindikasikan tubuh berkecendrungan membatasi penyebaran
infeksi dan mekanisme daya tahan alami tubuh dalam mengontrol
infeksi.
• Selulitis Difsus Akut
Phlegmone / Angina Ludwig’s . Angina Ludwig’s merupakan
suatu selulitis difus yang mengenai daerah sublingual, submental
dan submandibular bilateral.
FISIOLOGI KULIT
a) Fungsi Proteksi
Kulit punya bantalan lemak, ketebalan, serabut jaringan penunjang yang dapat melindungi
tubuh dari gangguan : fisis/ mekanis : tekanan, kimiawi : iritan seperti lisol, panas : radiasi, sengatan
sinar UV, infeksi luar : bakteri, jamur
b) Fungsi Absorpsi
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil fungsi
respirasi.
c) Fungsi Ekskresi
Mengeluarkan zat yang tidak berguna bagi tubuh seperti NaCl dll.
d) Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung saraf sensori di dermis dan subkutis. Saraf sensori lebih banyak
jumlahnya pada daerah yang erotik.
e) Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (termoregulasi)
Dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit.
f ) Fungsi Pembentukan Pigmen
Karena terdapat melanosit (sel pembentuk pigmen) yang terdiri dari butiran pigmen
(melanosomes).

g) Fungsi Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan
berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel makin menjadi
gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum.

 h) Fungsi Pembentukan Vitamin D


Kulit mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tapi kebutuhan vit D
tubuh tidak hanya cukup dari hal tersebut. Pemberian vit D sistemik masih tetap diperlukan
ETIOLOGI
 a. Infeksi bakteri dan jamur
Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus
aureus, Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh
Streptococcus grup B, Infeksi dari jamur Aeromonas Hydrophila,
tapi Infeksi yang diakibatkan jamur termasuk jarang.
b. Penyebab lain
• Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.
• Kulit kering
• Kulit yang terbakar atau melepuh
• Diabetes
• Obesitas atau kegemukan
• Pembekakan yang kronis pada kaki
• Penyalahgunaan obat-obat terlarang
• Menurunnyaa daya tahan tubuh
PATOFISIOLOGI
 Invasi bakteri masuk melalui trauma, luka,
gigitan serangga berinvasi streptokokus
dan staphylococcus aureus melalui barier
epidermal yang rusak menyerang kulit dan
subkutan, masuk ke jaringan yang lebih
dalam dan menyebar secara sistemik yang
menyebabkan terjadinya reaksi
infeksi/inflamasi yang merupakan respon
dari tubuh sehingga muncul nyeri,
pembengkakan kulit, lesi kemerahan dan
demam
MANIFESTASI KLINIK
 Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang
terlokalisasi. Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai
nyeri tekan dan teraba hangat. Ruam kulit muncul
secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas. Bisa
disertai memar dan lepuhan-lepuhan kecil. Gejala
lainnya adalah :
• Demam
• Nyeri kepala
• Nyeri otot
• Tidak enak badan
• Malaise
• Edema
• Lesi
KOMPLIKASI
 • Bakteremia
 • Nanah atau local Abscess
 • Superinfeksi oleh bakteri gram negative
 • Lymphangitis
 • Trombophlebitis
 • Sellulitis pada muka atau Facial cellulites
pada anak menyebabkan meningitis sebesar 8%.
 • Dimana dapat menyebabkan kematian
jaringan (Gangrene), dan dimana harus
melakukan amputasi yang mana mempunyai
resiko kematian hingga 25%.
PENATALAKSANAAN
 Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran
infeksi ke darah dan organ lainnya. Diberikan penicillin
atau obat sejenis penicillin (misalnya cloxacillin).
 Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral
(ditelan). Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral,
terlebih dahulu diberikan suntikan antibiotik jika:
 • Penderita berusia lanjut
 • Selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh
lainnya
 • Demam tinggi.
 Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai
dibiarkan dalam posisi terangkat dan dikompres dingin
untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
PENCEGAHAN
 Jika memiliki luka
 a. Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air
 b. Oleskan antibiotic
 c. Tutupi luka dengan perban
 d. Sering-sering mengganti perban tersebut
 e. Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi
 Jika kulit masih normal
 a. Lembabkan kulit secara teratur
 b. Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati
 c. Lindungi tangan dan kaki
 d. Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian
superficial
WOC
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Jika sudah mengalami gejala seperti adanya tanda
systemic, maka untuk melakukan diagnosis
membutuhkan penegakan diagnosis tersebut
dengan melakukan pemeriksaan lab seperti :
 • Complete blood count, menunjukkan kenaikan

jumlah leukosit dan rata-rata sedimentasi


eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya infeksi
bakteri.
 • BUN level.
 • Creatinine level.
 • Culture darah
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai