Anda di halaman 1dari 23

PRESENTASI KASUS BANGSAL

STROKE NON HEMORAGIK


dengan DM tipe 2 & DISLIPIDEMI
R ChandRa SeLandia

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. S.
Umur : 61 tahun.
Alamat : Mintojiwo, Semarang.
Pekerjaan : Ibu rumah tangga.
No CM : 501722.
Masuk RS : 19 Januari 2005.
Keluar RS : 2 Februari 2005.
II. DAFTAR MASALAH
No Masalah aktif Tanggal Masalah pasif Tanggal
1. Stroke Non Hemoragik. 19-1-2005
2. Defisit motorik → 1 19-1-2005
- Hemiparesis sinistra spastika.
- Paresis N VII & XII sinistra
sentral .
3. Hiperglikemi → 4. 19-1-2005
4. DM tipe 2. 20-1-2005
5. Dislipidemi. 20-1-2005

III. DATA SUBYEKTIF


Anamnesis
1. Riwayat penyakit sekarang:
Keluhan utama : Lemah kedua anggota gerak kiri.
Lokasi : Kedua anggota gerak kiri.
Onset : ± 4 jam SMRS, tiba-tiba, saat duduk.
Kwalitas : Kedua anggota gerak kiri tidak dapat melawan
gravitasi.
Kwantitas : ADL dibantu keluarga.
Kronologis : ± 4 jam SMRS saat duduk tiba-tiba os merasa lengan dan
tungkai kirinya lemah, mulut perot kekanan dan bicaranya
menjadi pelo. Nyeri kepala (-), mual (-), muntah (+), kejang

(-), penurunan kesadaran (-). Oleh keluarganya os segera


dibawa ke RSDK.

Fc. Memperberat : (-).


Fc. Memperingan : (-).

2. RPD : Riwayat hipertensi, DM dan sakit seperti ini disangkal.

3. RPK : Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini.

4. RSE : Os seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak dan 4 orang
cucu, suami pensiunan pegawai negeri, biaya ditanggung ASKES,
kesan cukup.
IV. DATA OBYEKTIF
1. Status Presens
Keadan umum : Baik.
Kesadaran : GCS E4 M6 V5 (15).
Tanda vital : TD: 130/80 mmHg S: 36,8° C
RR: 24 x/menit N: 71 x/menit

2. Status Internus
Kepala : Simetris, Mesosefal.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, Ikterik -.
Leher : Simetris, Bebas, Pembesaran kelenjar limfe -.
Dada : Jantung & Paru : Dalam batas normal.
Abdomen : Supel, Nyeri tekan -.
Ekstremitas : Edema -/-.

3. Status Psikis
Cara berfikir : Baik.
Tingkah laku : Normoaktif.
Afek : Normotim.
Ingatan : Baik.
4. Status Neurologis
Kesadaran : GCS E4 M6 V5 (15)
Kepala : Mesosefal, Simetris.
Mata : Pupil bulat, Isokor 3mm/3mm, Rf. Cahaya +/+.
Leher : Sikap lurus, Pergerakan bebas, Kaku kuduk -.
Nn. Cranialis : Paresis N VII & XII sinistra sentral.

Motorik Sup Inf


Gerakan +/

+/

Kekuatan 5/
2
5/
2
Tonus N/
N
N/
N
Trofi E/
E
E/
E
RF +/
+
+/
+
RP -/
-
-/
+ (B)
Klonus -/
-

Sensibilitas : Dalam batas normal.


Vegetatif : Dalam batas normal.

Gerakan abnormal : (-).


Koordinasi, Gait dan Keseimbangan : Tidak dilakukan.
V. RINGKASAN
Wanita, 61 tahun, ± 4 jam SMRS saat duduk tiba-tiba lengan dan
tungkai kiri terasa lemah, mulut perot ke kanan, bicara pelo. Nyeri
kepala (-), mual (-), muntah (-), kejang (-), penurunan kesadaran (-).

Pada pemeriksaan Neurologis didapatkan:

GCS : E4 M6 V5 (15).
TD: 130/80 mmHg RR: 24x/mnt N: 71 x/mnt S: 36,8°C

Nn. Craniales : Paresis N VII dan XII sinistra sentral.


Motorik Sup Inf
Gerakan +/

+/

Kekuatan 5/
2
5/
2
Tonus N/
N
N/
N
Trofi E/
E
E/
E
RF +/
+
+/
+
RP -/
-
-/
+ (B)
Klonus -/
-

Sensibilitas : Dalam batas normal.


Vegetatif : Dalam batas normal.
Pemeriksaan yang sudah dilakukan di UGD:
Lab. rutin : GDS 249 mg/dl.
CT scan kepala : Infark non hemoragik di kapsula interna kanan.
EKG : Dalam batas normal.
Foto thoraks : Dalam batas normal.

VI.DIAGNOSIS.
I. Diagnosis klinis : Hemiparesis sinistra spastika.
Paresis N VII dan XII sinistra sentral.
Diagnosis topis : Kapsula interna kanan.
Diagnosis etiologi : Stroke non hemoragik.

II. Hiperglikemi.
VII. RENCANA AWAL
1. Stroke non hemoragik.
Dx : (-).
Rx : O2 3 L/menit.
IVFD RL 16 tetes/menit
Piracetam 4 x 3 gr (IV).
ASA 2 x 160 mg.
Ranitidine HCl 2 x 1 amp (IV).
Captopril 25 mg sublingual bila TD ≥ 220/120 mmHg.

Px : Lab. Darah rutin, Fungsi ginjal, Elektrolit, Lipid profile.

Mx : Keadaan umum, Tanda vital, Defisit neurologis.

Ex : Menjelaskan penyakit, program yang akan dilakukan dan


terapi kepada keluarga pasien.
2. Hiperglikemi.
P : Px : Lab. GD I-II, Konsul Penyakit Dalam, Konsul Mata.
Rx: Penyakit Dalam: Insulin 4 iu sc (sliding scale), px GDS
4 jam kemudian.

4 jam setelah pemberian insulin 4 iu sc:


S : (-).
O : GDS : 198 mg/dl
A : Hiperglikemi.
P : Px : Konsul ulang Penyakit Dalam.
Rx : Insulin 2 iu sc (sliding scale), px GDS 4 jam kemudian.

4 jam setelah pemberian insulin 2 iu sc:


S : (-).
O : GDS 110 mg/dl
A : Tetap.
P : Px : Konsul ulang Penyakit Dalam → Lab. Ulang GDS, GD I-II.
Rx : insulin sc stop, Px GDS-GD I-II 3 hari sekali.
Glucodex 1 – ½ - ½ tab.
3. Defisit motorik.
Rx : Konsul PRU.

VII. CATATAN KEMAJUAN.


20-1-2005: (hari ke 1).
1. Stroke non hemoragik.
S : Lemah anggota gerak kiri.
O : GCS E4 M6 V5 (15).
TD : 130/80 mmHg RR : 23 x/menit S : 37° C N : 69 x/menit
Lab.: Kol: 255 mg/dl Trig: 193 mg/dl GDS: 112 mg/dl GD I-II : 125-150 mg/dl
A : Stroke non hemoragik
Dislipidemi.
P : Tetap.

2. Hiperglikemi.
S : (-).
O : GDS : 112 mg/dl GD I-II : 125-150 mg/dl
Konsul Mata: Retinopati Diabetika.
A : DM tipe 2.
P : Px : Konsul Gizi → Diet DM 1900 k (60% KH, 15% prot, 25% lemak).
Rx : Tetap.
3. Defisit motorik.
Rx : Tetap.

4. Dislipidemi.
S : (-).
O : Kolesterol : 255 mg/dl Trigliserid: 193 mg/dl
A : Dislipidemi.
P : Px : Konsul Gizi → Diet rendah kolesterol & trigliserid.
Rx : Gemfibrosil 1 x 300 mg (malam).

24-1-2005: (hari ke 5)
1. Stroke non hemoragik.
S : Lemah anggota gerak kiri.
O : GCS E4 M6 V5 (15).
TD : 120/80 mmHg RR : 23 x/menit T : 36,9º C N : 68 x/menit
A : Tetap.
P : Rx : IVFD RL 16 tetes/menit.
Piracetam inj. stop → 2 x 2400 mg (tab).
Ranitidine HCl inj. stop → 2 x 150 mg (tab).
Lain-lain tetap.
2. DM tipe 2.
S : (-).
O : GDS: 110 mg/dl GD I-II: 120 – 145 mg/dl
A : Tetap.
P : Rx : Tetap.

3. Defisit motorik.
Rx: Tetap.

4. Dislipidemi.
Rx: Tetap.

27-1-2005 (hari ke 8)
1. Stroke non hemoragik.
S: Lemah kedua anggota gerak kiri.
O: GCS : GCS E4 M6 V5 (15).
TD : 125/80 mmHg RR : 25 x/menit T : 36,9º C N : 69 x/menit
N. Craniales : Paresis N VII & XII sinistra sentral.
Motorik Sup Inf
Gerakan +/

+/

Kekuatan 5 /4 5/
4
Tonus N/
N
N/
N
Trofi E/
E
E/
E
RF +/
+
+/
+
RP -/
-
-/
+ (B)
Klonus -/
-
Sensibilitas : Dalam batas normal.
Vegetatif : Dalam batas normal.

A : Tetap.
P : Rx : Infus stop.
Lain-lain tetap.
Pindah ke ruang pemulihan.

2. DM tipe 2.
S : (-).
O : GDS: 108 mg/dl GD I-II: 109 – 143 mg/dl
A : Tetap.
P : Rx : Tetap.
3. Defisit motorik.
Rx : Fisioterapi aktif.

4. Dislipidemi.
Rx : Tetap.

30-1-2005 (hari ke 11)


1. Stroke non hemoragik.
Rx : Tetap.

2. DM tipe 2.
S : (-).
O : GDS: 109 mg/dl GD I-II: 110 – 140 mg/dl
A,P : Tetap.

3. Defisit motorik.
Rx : Tetap.

4. Dislipidemi.
Rx : Tetap.
2-8-2003: (hari ke 14).
1. Stroke hemoragik.
S,O,A : Tetap.
P : Rx : Tetap, Rawat jalan. Hipertensi.
Ex : Minum obat teratur, kontrol 1 minggu lagi di poliklinik
Saraf RSDK.

2. DM tipe 2.
S,O,A : Tetap.
P : Rx : Tetap, Rawat jalan.
Ex : Minum obat teratur, kontrol 1 minggu lagi di poliklinik Saraf RSDK.

3. Defisit motorik.
S,O,A : Tetap.
P : Rx : Tetap, Rawat jalan.

4. Dislipidemi.
S,O,A : Tetap.
P : Rx : Tetap, Rawat jalan. Hipertensi.
Ex : Minum obat teratur, kontrol 1 minggu lagi di poliklinik Saraf RSDK.
BAGAN ALUR PENDERITA

- Lab. lengkap: Dislipidemi.


- Mata: Retinopati Diabetika. - Infus stop.
- Gizi: Diet rendah kol & trig, - Pindah pemulihan.
Diet DM 1900 kal. - FT aktif.

20-1-05 27-1-05

19-1-05 24-1-05 2-2-05

- Lemah anggota gerak kiri.


- Pelo, Mulut perot ke kanan. - Terapi ganti oral. - Rawat jalan.
- CT scan: Infark npn hemoragik -
di kapsula interna kanan.
- EKG: DBN.
- Lab: Hiperglikemi.
- PRU: FT pasif.
TERIMA KASIH
Infark non hemoragik di kapsula interna kanan
PENATALAKSANAAN HIPERGLIKEMI
PADA STROKE AKUT
 Penelitian: hiperglikemi (reaktif maupun tidak), selama
iskemik otak akut menimbulkan efek yang berbahaya
dan berdampak terhadap keluaran klinis yang lebih
buruk.
 Pada iskemik fase akut, glukosa darah harus
dinormalkan dengan insulin, untuk memperkecil daerah
infark otak.
 Batas kadar gula darah yang dianggap masih aman
pada fase akut stroke iskemik adalah 100 – 200 mg%.
 Batas tertinggi kadar gula darah paling optimal dengan
keluaran terbaik pada fase akut adalah 150 mg%.
PEDOMAN TATALAKSANA

 Indikasi dan syarat pemberian insulin:


Stroke hemoragik dan non hemoragik dengan IDDM atau
NIDDM.
 Kontrol gula darah selama fase akut stroke.
- Insulin reguler diberikan secara sub cutan tiap 4-6 jam
dengan cara skala luncur.
- Bila kadar gula darah sulit dikendalikan dengan skala
luncur, maka diperlukan infus kontinyu dengan dosis
dimulai 1 unit/jam, dapat dinaikkan sampai 10 unit/jam.
Kadar gula darah harus dimonitor ketat setiap 1 - 2 jam
sehingga kecepatan infus dapat disesuaikan.
- Bila hiperglikemi hebat > 500 mg/dl, diberikan bolus
pertama 5-10 unit insulin reguler tiap jam.
Insulin reguler dengan skala luncur

Glukosa (mg/dl) Insulin (sub cutan)

< 80 Tidak diberikan


80 - 150 Tidak diberikan
150 - 200 2 unit
201 - 250 4 unit
251 - 300 6 unit
301 - 350 8 unit
351 - 400 10 unit
> 400 12 unit
Mekanisme OHO & efek samping

Golongan Cara kerja E.S utama

Sulfonilurea ↑ sekresi insulin sel β ↑ BB


pankreas Hipoglikemi

Metformin ↓ produksi glukosa hati & Diare, Dispepsia,


memperbaiki ambilan Asidosis laktat.
glukosa perifer
Inhibitor Menghambat absorpsi Flatulens
glukosa Tinja lembek
glukosidase α
Insulin ↓ produksi glukosa hati, stimulasi ↑ BB
pemanfaatan glukosa. Hipoglikemi
Obat hipoglikemi oral (OHO).
Obat Dosis awal Dosis max Pemberian

Sulfonilurea
-Glibenkamid. 2,5 mg 15 – 20 mg 1 – 2 x/hari
-Glikasid. 80 mg 240 mg 1 – 2 x/hari
-Glikuidon. 30 mg 120 mg 2 – 3 x/hari
-Glipisid. 5 mg 20 mg 1 – 2 x/hari
-Glipisid GITS. 5 mg 20 mg 1 x/hari
-Glimepirid. 1 mg 6 mg 1 x/hari
-Klorpropamid. 50 mg 500 mg 1 x/hari
Biguanid 1 – 3 x/hari
- Metformin. 500 mg 2500 mg

Inh. Gluk. α 3 x/hari


- Acarbose 50 mg 300 mg

Anda mungkin juga menyukai