Anda di halaman 1dari 47

CASE REPORT

Combutio Grade 1 pada Welder di Bagian


Fabrikasi

Putu Arya Laksmi Amrita Kirana


1718012210

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN


KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
IDENTITAS
• Nama : Tn. J
• Status Pekerja : Pekerja harian tetap
• Usia : 30 tahun
• Agama : Islam
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Departeman Pekerjaan : Factory
• Divisi Pekerjaan : Technical
Engineering
• Bagian Pekerjaan : Process Maintenance
• Unit Pekerjaan : Process Maintenance
• Lama bekerja : 3 tahun dengan
intensitas kerja 7 jam/hari dalam
bidang yang sama
• Alamat : Ketiau, Lampung
Tengah
ANAMNESIS
Dilakukan pada Selasa, 5 Mei 2020 pukul 16.00 WIB

Ruam kemerahan pada dada


Keluhan Utama bagian depan sejak 1 hari
yang lalu.

Rasa nyeri pada ruam Keluhan Tambahan


dada bagian depan sejak satu hari yang
lalu. Ruam kemerahan muncul tiba-tiba
dan tidak bertambah luas. Ruam
tersebut dirasakan nyeri dan panas
terutama jika terkena air dan saat luka
terkena gesekan (misalnya saat pasien
membersihkan badan dengan
menggunakan handuk). Pasien
mengatakan sebelum merasakan
keluhan saat ini, ia melakukan
pengelasan di tempat kerjanya. Pasien
mengatakan tidak menggunakan apron
dan hanya menggunakan baju kaos
yang tidak menutupi seluruh bagian
Riwayat Penyakit dada. Keluhan ini sering berulang,
Sekarang dimulai adanya
Riwayat sejak pasien pindah
lepuh berisi airkedan
bagian
kulit
Factory.,
yang namun keluhan
mengelupas hilang
pada tempat setelah
munculnya
beberapa
ruam hari pasien. Pasien mengatakan
disangkal
tidak pernah mengalami keluhan serupa
sebelum bekerja di tempat saat ini. Keluhan
lain seperti adanya gangguan pernapasan
dan penglihatan disangkal pasien. Pasien
belum mendapatkan pengobatan apapun.
Anamnesis
• terdapat riwayat keluhan serupa yang berulang
Riwayat namun pada bagian lain yang terkena percikan
Penyakit Dahulu api alat pengelas. Riwayat penyakit kulit
sebelumnya disangkal
• tidak ada keluarga yang menderita keluhan
RPK dan
Ling.Kerja yang sama, beberapa pekerja dibagian yang
sama pernah mengalami keluhan serupa.
• Tidak ada riwayat alergi makanan dan
Riwayat Alergi
obat

• 3 tahun bekerja di bagian process maintenance


Riwayat • Sebelumnya bekerja sebagai driver forklift di
Pekerjaan
bagian label selama 2 tahun
PEMERIKSA
AN FISIK
Dilakukan pada Selasa, 5 Mei 2020 pukul 16.00 WIB

Keadaan Umum : Tampak sakit


sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4V5M6
Tanda Tanda Vital
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Frek. Napas : 18 x/mnt
Nadi : 72 x/mnt
Suhu : 36,2 ˚C
BB : 54 kg, TB : 160 cm
IMT : 21,09 kg/m2
STATUS GENERALIS

KEPALA THORAK ABDOME EKSTRE


LEHER S N MITAS

I : Lesi (+), gerakan


Mata : KA (-/-), SI dinding dada Akral : hangat
simetris, retraksi (-) I : Tampak datar,
(-/-) distensi (-) Sianosis : (-)
Hidung : sekret (-), P : fremitus taktil CRT : < 2”
simetris, ictus cordis A : BU (+) 6 x/mnt
deviasi (-) P : timpani Lainnya dalam
Mulut : bibir kering ICS V midclavicular sx batas normal
P : sonor, batas P : nyeri tekan (-),
(-), lesi (-), lidah hepatomegali (-),
kotor (-) jantung normal
A : vesikular (+/+), splenomegali (-)
KGB : tak tampak
pembesaran KGB wheezing (-), rhonki
pada leher (-) , S I–II jantung
reguler
Status Dermatologis

Regio : Thorax
anterior
Efloresensi :
tampak makula eritema
dengan batas tidak tegas,
multiple, ukuran numular–
plakat dengan sebaran
konfluens.
Pemeriksaan Anjuran

Tidak perlu dilakukan pemeriksaan

penunjang
ANAMNESIS OKUPASI
Bahan/material yang
Jenis Pekerjaan Tempat Kerja Lama Kerja
digunakan
1. Melakukan penerimaan
instruksi dari operator 1. Mesin las arus bolak-balik
(AC)
jika perlu perbaikan
2. Kabel las (Lead
alat Superfleksibel)
2. Melakukan pengecekan 3. Kawat las (Elektroda)
alat yang mengalami Process
4. Pemegang kawat las (Holder
Maintenance pada
kerusakan Electrode)
divisi Technical 7 Jam/hari
3. Memilih lokasi 5. Palu las
Engineering  
perbaikan, sesuai  
departemen
dengan berat APD:
Factory
ringannya kerusakan Pasien menggunakan masker las,
sarung tangan dari bahan kulit,
alat
sepatu pelindung dan baju kaos
4. Mempersiapkan alat tidak berkerah tanpa apron
untuk perbaikan pelindung yang terbuat dari kulit.
ALAT PELINDUNG DIRI

Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker


las, sarung tangan dan sepatu pelindung.
Pasien tidak menggunakan apron
pelindung dan hanya menggunakan
baju hanya berupa kaos tanpa kerah.
URAIAN TUGAS
Instruksi Perbaikan
• Melakukan penerimaan instruksi dari operator jika perlu
perbaikan alat
Pengecekan Alat
• Melakukan pengecekan alat yang mengalami kerusakan
sebelum diperbaiki
Menentukan Lokasi Kerja
• Memilih lokasi perbaikan, sesuai dengan berat ringannya
kerusakan
Persiapan Alat
• Mesin las arus bolak-balik (AC)
• Kabel las (Lead Superfleksibel)
• Kawat las (Elektroda)
• Pemegang kawat las (Holder Electrode)
• Palu las
Proses Pengelasan
• Lama waktu pengerjaan ±30 menit sampai 2 jam
BAHAYA POTENSIAL
Bahaya Tempat Lama
Masalah Kesehatan
Potensial Kerja Kerja
Fisik 1. Percikan api dari hasil peleburan elektroda Factory 30 menit–
2. Tersengat arus listrik 2 jam/hari
3. Paparan radiasi sinar ultraviolet terhadap mata
(Photokeratosis)
4. Suara bising dari mesin-mesin pabrik
5. Panas dari hasil pengelasan berisiko thermal
shock
Kimia Asap pengelasan terdiri dari besi (Fe), Mangan (Mn), Factory 30 menit–
Kromium (Cr) dan Nikel (Ni) yang dapat 2 jam/hari
menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan.
Biologis Pekerjaan di lingkungan pabrik yang berisiko Factory 7 jam/
terhirupnya debu bagas Hari
Ergonomi Cara pengerjaan las dengan posisi duduk yang Factory 30 menit–
membungkuk menjadi risiko terjadinya low back pain 2 jam/hari
dan nyeri bahu.
Psikologi Jenis pekerjaan sehari–hari yang berada pada area Factory 7 jam/ hari
DIAGNOSIS OKUPASI
Lama Pengaruh
proses penggunaan APD
Konfirmpapara terhadap
munculnya
asi n Signifik
penyakit
Hubung asi
Diagnos an pajanan Pajanan
is klinis Pajanan terhada Non
Luka dan p Okupasi
Bakar
Penyaki timbuln
Grade I
pada Identifik t ya sakitKerentan Tidak ditemukan
Penetapa
regio asi an
n PAK
thoraks pajanan individu
anterior

Tidak
menggunak
an APD
RESUME
Pasien mengeluh rasa panas pada dada, panas yang
dirasakan berupa perasaan nyeri ketika terkena benda lain
(baju, handuk)

Pasien sudah bekerja di unit Factory pada Process


Maintenance PT. X selama 3 tahun

Keluhan muncul setelah pasien pulang dari kerja, rekan kerja


pasien yang lain juga mengalami keluhan serupa dikarenakan
percikan sering menembus baju kerja yang tidak terkena
lapisan pelindung.
TATALAKSANA
Menghindari kontak terhadap
bahaya pajanan

Menggunakan alat pelindung diri


NON FARMAKOLOGI (APD) secara lengkap

Minum obat dan menggunakan


obat oles secara teratur

FARMAKOLOGI
Bioplasenton 3x1 u.e

Paracetamol 3x500 mg p.r.n


PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : bonam

Quo ad sanationam : bonam


TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Penyakit Akibat Kerja


Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan dan atau lingkungan
kerja termasuk penyakit terkait kerja. Penyakit
terkait kerja adalah penyakit yang mempunyai
beberapa agen penyebab dengan faktor pekerjaan
dan atau lingkungan kerja memegang peranan
bersama dengan faktor risiko lainnya (Permenkes,
2016).
Prinsip-Prinsip Penyakit Akibat
Kerja
• Hubungan antara pajanan yang spesifik dengan penyakit.
• Frekuensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih
tinggi daripada pada masyarakat.
• Penyakit dapat dicegah dengan melakukan tindakan
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Penegakan Diagnosis Penyakit Akibat Kerja

Diagnosis ditegakkan berdasarkan temuan klinis, laboratorium dan


pemeriksaan penunjang serta data lingkungan kerja dan analisis
riwayat pekerjaan.
Diagnosis penyakit akibat kerja memiliki :
1. Aspek medik: dasar tata laksana medis dan tata laksana penyakit akibat kerja
serta membatasi kecacatan dan keparahan penyakit;
2. Aspek komunitas: untuk melindungi pekerja lain;
3. Aspek legal: untuk memenuhi hak pekerja
Langkah
Penegakan
Diagnosis
Penyakit Akibat
Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah


suatu bentuk usaha atau upaya bagi para
pekerja untuk memperoleh jaminan atas
Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) dalam
melakukan pekerjaan yang mana pekerjaan
tersebut dapat mengancam dirinya yang
berasal dari individu sendiri dan lingkungan
Setiap
kerjanya tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional dan setiap orang
lainnya yang berada di tempat kerja terjamin
pula keselamatannya
Mr.
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Brian
TUJUAN K3
Peningkatan dan pemeliharaan derajat
kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pekerja

Pencegahan terhadap gangguan


kesehatan pekerja yang disebabkan
oleh kondisi pekerjaan

Perlindungan bagi pekerja dalam


pekerjaannya dari risiko akibat faktor
yang merugikan kesehatan
Penempatan serta pemeliharaan pekerja
dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan
psikologisnya
DISIPLIN ILMU K3
Upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi
lingkungan kerja

Melindungi pekerja dari Keselamatan


bahaya potensial yang Kerja
dapat menyebabkan
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Kesehatan
Kerja

Melindungi tenaga kerja terhadap Keamanan kerja


bahaya pencemaran
Tahap Penerapan K3

Mengeveluasi
Memakai dan
1 3
Peralatan Memeriksa
Kerja Hasil
Mempersiap 2 Melaksana Pekerjaan
4
kan Tempat kan
Kerja Pekerjaan
Pengelasan

Percikan bunga api


• Dapat mengenai kulit dan mata

Asap Las Listrik dan


debu
• Mengganggu system pernafasan
welder
Salah satu teknik Sinar UV dan Ultra
penyambungan logam dengan
cara mencairkan sebagian
Red
logam induk dan logam pengisi • Merusak kesehatan mata dan organ
dengan atau tanpa tekanan dalam
dan dengan atau tanpa logam
penambah dan menghasilkan
sambungan yang kontinyu.
Standar Safety Pengelasan
Alat
Penggunaa Pelaksanaan
Tersandari
n Alat Pekerjaan
01 02 sasi 03
Pelindung Sesuai
sesuai SOP
Diri (APD)
SOP
APD Pengelasan
Bahaya Potensial Pengelasan
Tahapan Kerja Potensi Bahaya Tahapan Kerja Potensi Bahaya
Mempersiapkan Tergores material Pengelasan Terbakar ke tubuh
material yang akan tajam pekerja asap
di las pembakaran terhirup
Membersihkan Debu material pekerja dan terkena
material yang di las terhirup pekerja sinar las
Menyambung tang Tangan terjepit Mendinginkan Tangan tersentuh
masa material logam panas
Memasang elektroda Tangan terjepit tang Membersihkan Tangan terpukul palu
elektroda material dengan palu trak, tangan pekerja
Mengaktifkan mesin Tersengat listrik trak tergores material
las dan mengatur tajam
ampere Memindahkan Tangan tergores
Luka Bakar Derajat Luka Bakar
Luka bakar merupakan suatu
bentuk trauma pada kulit atau
jaringan lainnya yang
disebabkan oleh kontak
terhadap panas atau pajanan
akut lain baik secara langsung
maupun tidak langsung. Luka
bakar terjadi saat sel yang ada
pada kulit atau jaringan lainnya
mengalami kerusakan akibat
cairan panas, benda panas,
api, radiasi, bahan radioaktif,
sengatan listrik, dan bahan
kimia berbahaya
Mengukur Luas Luka Bakar
Rules of Nine Lund and Browder
Chart
Tatalaksana Luka Bakar
1. Tentukan grade dan luas luka bakar
(Rawat pasien luka bakar >10% TBSA)
2. Periksa apakah pasien mengalami
cidera saluran respiratorik
3. Resusitasi cairan (Pada luka bakar
>10% TBSA)
4. Mencegah Infeksi / Perawatan Luka
Bakar
5. Pemberian antibiotik bila dicurigai
terdapat infeksi sekunder
6. Pemberian anti nyeri
7. Nutrisi tinggi kalori dengan protein
Perawatan Luka Bakar

1. Cuci luka menggunakan larutan NaCl


0,9%
2. Lakukan debridement dan desinfeksi
dengan savlon
3. Bersihkan kembali dengan air steril
4. Tutup luka
5. Berikan topikal antibiotik/antiseptik
6. Tutup kasa steril / elastic verban
PEMBAHASAN
Penegakan Diagnosis Penyakit Akibat
Kerja (PAK)
Menegakkan Diagnosis Klinis
Pemeriksaan Status
Keluhan Anamnesis
utama ruam Lokalis
Regio thoraks anterior
kemerahan disertai
tampak makula eritema
rasa nyeri. Pasien
dengan batas tidak tegas,
sebelumnya
multiple, ukuran numular
melakukan pengelasan
sampai plakat dengan
tanpa penggunaan
sebaran diskret.
APD lengkap

KU: Baik; Kesadaran:


Pemeriksaan FisikCM Identifikasi Luas
TD: 120/70 mmHg; Ditemukan pada regio
DIAGNOSIS KLINIS Luka
thoraks anterior
Nadi: 72x/mnt, RR: Luka Bakar Derajat 1
18x/mnt; Suhu: dengan besar
pada regio thoraks persentase sesuai
36,20C.
Pemeriksaan lain anterior dengan diagram rules
tampak dalam batas of nine yaitu sebesar
normal 5%.
Menentukan Pajanan yang Dialami Pekerja di Tempat Kerja

Identifikasi
Kemungkin kontak
Alur Proses an Pajanan pajanan
Pekerjaan Pekerjaan Pada dengan
Pasien Tn. J Pasien Tn.J Pengelasan Pasien
1. Pelaporan 1. Penerimaan
kerusakan laporan 1. Kebisingan Pengelasan
mesin kerusakan 2. Getaran dilakukan oleh
2. Identifikasi 2. Persiapan 3. Cahaya pasien selama
kerusakan alat 4. Listrik 30 menit
mesin 3. Persiapan 5. Gas dalam dengan jarak
3. Rencana diri Asap pasien
perbaikan (penggunaa 6. Zat dalam dengan alat
4. Perbaikan n APD) Asap las kurang
oleh montir 4. Perbaikan 7. Percikan dari 50 cm
(bagian mesin Las dan tanpa
pekerjaan (Pengelasa 8. Ergonomi penggunaan
pasien) n) apron
Menentukan Hubungan Pajanan Dengan Diagnosis Klinis

PAJANAN Keluhan ruam kemerahan


DIAGNOSIS KLINIS yang
Pengelasan dilakukan oleh disertai rasanya nyeri terjadi
pasien tanpa penggunan pada daerah yang tidak
APD lengkap dan disertai terlindungi oleh APD saat
penggunaan kaos tanpa dilakukannya pengelasan.
kerah. Percikan las dapat Waktu timbulnya keluhan
bergerak ke segala arah setelah pasien melakukan
pengelasan

HUBUNGAN
Ruam kemerahan disertai
nyeri timbul akibat paparan
langsung percikan las pada
kulit regio thoraks anterior
pasien.
Menentukan Besarnya Pajanan
Penentuan besaran pajanan dengan cara kualitatif:
a. Pengamatan cara, proses, dan lingkungan kerja dengan memperhitungkan lama
kerja dan masa kerja
b. Pemakaian APD secara benar dan konsisten

Pasien bekerja 1 minggu (senin-minggu) selama 7 jam dalam 1 hari mulai


dari pukul 07.30 hingga 15.30 terdapat waktu istirahat dari pukul 11.30
hingga 12.30.

Lingkungan kerja berupa ruangan terbuka dengan ventilasi dan


pencahayaan baik

Penggunaan APD oleh pasien belum lengkap


Menentukan Pajanan Di
Luar Tempat Kerja

TIDAK DITEMUKAN FAKTOR


INDIVIDU YANG BERPERAN

Menentukan Diagnosis
Penyakit Akibat Kerja
Menentukan Faktor
Individu yang Berperan
01 LUKA BAKAR GRADE I
DERAJAT RINGAN e.c
TIDAK DITEMUKAN FAKTOR PERCIKAN LAS
INDIVIDU YANG BERPERAN
TATALAKSANA

• Edukasi penggunaan cara


penggunaan obat untuk luka bakar
Tatalaksana yang benar untuk mengurangi
Umum terjadinya minimal persistent
inflamation serta komplikasi dari
luka bakar (combustio).

• Medikametosa
Tatalaksana • Topikal : Bioplacenton 3x1 pada
Khusus bagian luka
• Sistemik : Paracetamol 3x500 mg
PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam


Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanantionam : dubia ad bonam
KESIMPULAN
KESIMPULAN

Bahaya yang dapat diidentifikasi pada kasus ini adalah bahaya terkena
percikan api pengelasan hasil dari pembakaran elektroda yang dapat
menyebabkan luka bakar (combustio).

Faktor risiko yang paling berperan adalah paparan langsung tanpa


menggunakan APD dengan benar.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dapat


ditegakkan diagnosis luka bakar (combustio) grade 1 et causa percikan api
dari pengelasan.
SARAN

Bagi Pekerja :
1. Menghindari kontak langsung dengan faktor pencetus di
lingkungan kerja saat tidak menggunakan APD yang tepat
2. Mengikuti prosedur pekerjaan sesuai dengan standar
operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh
perusahaan
3. Melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan atau
keahlian pekerja.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai