Anda di halaman 1dari 11

Pentingnya pendidikan anti

korupsi dikalangan mahasiswa

Oleh:
Kelompok 1
Delita Anjeli
Kisti Meilani
Putri Fadila
Hanifa Lestari
Aulia Riska Putri
2.1 PENGERTIAN KORUPSI DAN DITINJAU DARI
BEBERAPA RUMUSAN

A. Pengertian Korupsi
Pengertian korupsi menurut hukum positif (UU No 31 Tahun
1999 No UU No.20 tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi) adalah perbuatan setiap orang baik
pemerintahan maupun swasta yang melanggar hukum
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang
lain atau korporasi yang dapat merugikan keuangan negara.
B. Definisi Korupsi Ditinjau dari Beberapa Rumusan
Dalam Oxford English Dictionary (OED)
 a.Rumusan korupsi menurut perkembangan ilmu – ilmu sosial
Kelompok terbesar penulis ilmu-ilmu sosial mengikuti
rumusan OED atau mengambil salah satu bentuk kategori
dasar yang telah disebut para ilmuwan sosial pada umumnya
mengaitkan definisi mereka tentang korupsi, terutama
ditujukan pada kantor pemerintahan (instansi atau aparatur),
sedangkan kelompok yang lebih kecil mengembangkan
definisi yang dihubungkan dengan permintaan dan penawaran
serta menekankan pada konsep-konsep yang diambul dari
teori-teori ekonomi, dan sebagian lagi membahas korupsi
dengan pendekatan kepentingan masyarakat.
b.Rumusan yang menekankan pada jabatan dalam pemerintahan
Definisi korupsi yang berkaitan dengan konsep jabatan dalam
pemerintahan terlihat di dalam karya tiga pengarang sebagai
berikut yaitu:
 1.Menurut Barley, perkataan “korupsi“ dikaitkan dengan

perbuatan penyuapan yang berhubungan dengan


penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan sebagai akibat
adanya pertimbangan dari mereka yang memegang jabatan
bagi keuntungan pribadi.
 2.Menurut Mc.Mullan, seseorang pejabat pemerintah dikatakan

“korup“ apabila ia menerima uang yang dirasakan sebagai


dorongan untuk melakukan sesuatu yang ia bias lakukan dalam
tugas jabatannya, padahal ia selama menjalankan tugasnya
seharusnya tidak boleh berbuat demikian.
2.2 FAKTOR ATAU ASPEK PENYEBAB KORUPSI

1.Faktor Politik Politik salah satu penyebab terjadinya korupsi.Hal ini dilihat
ketika terjadi instabilitas politik, kepentingan politis para pemegang
kekuasaan bahkan ketika meraih dan mempertahankan kekuasaan. Menurut
Susanto (2002) korupsi level pemerintahan adalah dari sisi penerimaan,
pemerasan uang suap, pemberian perlindungan, pencurian barangbarang
publik untuk kepentingan pribadi, disebabkan suatu hal yang disebut
konstelasi politik.
2.Faktor Hukum Faktor hukum bisa dilihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek
perundang-undangan dan sisi lain lemahnya penegakan hukum. Tidak
baiknya substansi hukum, mudah ditemukan dalam aturan-aturan yang
diskriminatif dan tidak adil, rumusan yang tidak jelas tegas sehingga
menjadi multi tafsir, kontradiksi dan overlapping dengan peraturan lain,
sanksi yang tidak equivalen dengan perbuatan yang dilarang, sehingga
tidak tepat sasaran, dan sebagainya, memungkinkan peraturan tidak
kompatibel dengan realitas di masa mendatang akan mengalami resistensi.
3.Faktor Ekonomi Faktor ekonomi merupakan salah satu penyebab terjadinya
korupsi. Hal itu dapat dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak
mencukupi kebutuhan. Pendapat ini tidak mutlak benar karena dalam teori
kebutuhan Maslow, korupsi seharusnya dilakukan orang untuk memenuhi
dua kebutuhan yang paling bawah dan hanya dilakukan oleh komunitas
masyarakat yang pas-pasan yang bertahan hidup. Namun di saat ini korupsi
dilakukan oleh orang kaya dan berpendidikan tinggi (Sulistyantoro: 2004).
Pendapat lain menyatakan kurangnya gaji dan pendapatan pegawai negeri
merupakan faktor paling menonjol menyebabkan meluasnya korupsi di
Indonesia.
 
4. Faktor Organisasi Menurut Tunggal (2000).
Aspek-aspek penyebab terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi
meliputi:
 Kurang adanya teladan dari pimpinan
 Tidak adanya kultur organisasi yang benar
 System akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai
 Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasinya.
2.3 GERAKAN DAN STRATEGI ANTI-KORUPSI
BAGI MAHASISWA
A.Gerakan Anti Korupsi Bagi Mahasiswa Meluasnya korupsi hingga ke tatanan
struktural masyarakat yang terendah atau semakin besarnya kuantitas dana yang
dikorupsi menjadi peringatan bahwa daya perlawanan terhadap korupsi harus
ditingkatkan. Beriringan dengan itu, lembaga yang memiliki otoritas untuk
memberantas korupsi secara hukum mulai diperlemah.Mahasiswa sebagai
generasi muda perlu dipersiapkan sebagai penerus kepemimpinan bangsa.
Karena, pejabat yang kini bergelimangan harta hasil korupsi bisa jadi dulunya
adalah mahasiswa yang berteriak lantang tentang integritas dan keadilan. Untuk
itulah, kesadaran dan karakter anti-korupsi harus dibangun melalui pemahaman
dan pembentukan budaya masyarakat muda yang secara tegas menjauhi segala
bentuk korupsi. Dari internalisasi kultural yang berpengaruh hingga personal,
diharapkan mampu membentuk generasi anti-korupsi yang bertahan sejak dini
hingga ketika menjabat di kepemimpinan bangsa kelak.
B.Strategi Anti-Korupsi Upaya Memerangi Korupsi
a.Memahami hal-hal yang menjadi penyebab korupsi,

b.Upaya pencegahan, investigasi, serta edukasi dilakukan secara bersamaan,

c.Tindakan diarahkan terhadap suatu kegiatan dari hulu sampai hilir (mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan aspek kuratifnya) dan meliputi berbagai
elemen.

 Strategi memerangi korupsi dengan pendekatan tiga pilar yaitu:


a.Strategi preventif adalah strategi upaya pencegahan korupsi melalui perbaikan system dan
prosedur dengan membangun budaya organisasi yang mengedepankan prinsipprinsip
fairness, transparency, accountability & responsibility yang mampu mendorong setiap
individu untuk melaporkan segala bentuk korupsi yang terjadi.
b.Strategi investigatif adalah upaya memerangi korupsi melalui deteksi, investigasi dan
penegakan hukum terhadap para pelaku korupsi.
c.Sedangkan strategi edukatif adalah upaya pemberantasan korupsi dengan mendorong
masyarakat untuk berperan serta memerangi korupsi dengan sesuai dengan kapasitas dan
kewenangan masing-masing.
2.4 PERANAN MAHASISWA SEBAGAI ANTIKORUPSI

 1.Moralitas Sebagai generasi penerus bangsa,mahasiswa diharapkan


memiliki kemampuan interpersonal yang lebih tinggi sehingga
memiliki moral, rasa peduli dan rasa bertanggung jawab untuk turut
memajukan Negara Indonesia dengan anti-korupsi. Mahasiswa yang
menyelesaikan pendidikannya cenderung memiliki tenggang rasa
yang lebih baik terhadap Negara dan masyarakat sekitarnya dan
cenderung benci terhadap tindakan korupsi.
 2.Identifikasi korupsi Mahasiswa fakultas tertentu memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa suatu tindakan
korupsi lebih baik daripada masyarakat pada umumnya. Dengan
kemampuan ini mahasiswa diharapkan dapat memperbaiki kualitas
penegakkan hukum di Indonesia.
 3.Pelaporan Seorang mahasiswa yang telah mengidentifikasi adanya
tindakan korupsi oleh suatu entitas, cenderung berhasil melaporkan tindakan
korupsi tersebut kepada pemerintah karena mahasiswa dianggap memiliki
suara yang lebih didengarkan oleh pemerintah dan mampu menekan
pemerintah. Selain itu mahasiswa cenderung lebih berani untuk melaporkan
tindakan korupsi tersebut karena mereka memiliki pengetahuan akan
prosedur dan langkah hukum untuk melaporkan suatu tindakan korupsi.
 4.Generasi masa depan Ketika mahasiswa yang memiliki moralitas tinggi
dan memiliki kemampuan interpersonal tinggi naik dan menggantikan
generasi sekarang yang dianggap penuh dengan koruptor. Tindakan korupsi
diharapkan dapat ditekan bahkan dihapuskan karena adanya kesadaran
dalam diri mahasiswa untuk turut memajukan Negara dengan tidak
melakukan korupsi. Adapun dampak dari korupsi bagi bangsa Indonesia
sangat besar dan komplek.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai