Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Aplikasi rekayasa genetik pada tanaman Pengembangan teknologi DNA rekombinan utk tan.transgenik implikasi sangat besar pd bidang pertanian pemuliaan tanaman sesuai yg diinginkan. Aspek yg dikembangkan meliputi 1. perbaikan sifat fisiologis tan. Mis. Pengubahan kandungan as.lemak, tingkatkan kandungan provit.A., ubah warna bunga, penundaan pemasakan 2. pengembangan resistensi tan.thd hama dan penyakit tanaman 3. pengembangan resistensi tan.thd herbisida 4. hasilkan protein terapeutik, antibodi monoklonal maupun vaksin rekombinan yg diekspresikan di dlm bag. tanaman tertentu misalnya buah Bioteknologi buah Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan KULTUR JARINGAN PADA TANAMAN
MANFAAT KULTUR JARINGAN
1. Untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif dan secara cepat, terutama bagi tanaman yang sulit dibiakkan secara vegetatif (anggrek, pisang) yang mempunyai nilai tinggi
2. Untuk pemuliaan tanaman, yaitu untuk
menghasilkan jenis- jenis tanaman baru. Tehnik ini dikenal pula sebagai genetic engineering yaitu menyatukan dua sel yang berbeda sifatnya. 3. Untuk mempelajari fisiologi tanaman, terutama hubungannnya dengan penyakit tanaman.
4. Untuk mempelajari biokimia tanaman, yaitu
untuk memperoleh senyawa metabolit sekunder (nikotin,gosipol, steroid dll).
5. farmasis dapat memperoleh senyawa aktif yang
banyak dan baik, yang dapat dijadikan senyawa obat. Keunggulan pemanfaatan Kultur Jaringan, yaitu: Pengadaan bibit tidak tergantung pada musim,
Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak
dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit), Bibit yang dihasilkan seragam,
Bibit yang dihasilkan bebas penyakit
(menggunakan organ tertentu), Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah, dan Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya. LABORATORIUM KULTUR JARINGAN
Mempunyai peranan penting dan diharapkan terdiri
dari 4 ruangan yaitu :
1. Ruang bahan kimia (ruang kering) untuk
menyimpan dan penimbangan, dilengkapi dengan : -Timbangan dengan ketelitian 5 desimal atau 0,0001 sampai 0,1 g. - Kulkas / freezer (untuk menyimpan) - eksikator
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
LABORATORIUM KULTUR JARINGAN
2. Ruang pembuatan Media (Ruang Basah) dilengkapi
dengan air, yaitu: - Aqua destilator, yang lebih bagus lagi adalah aquabidest. -Deionizer -Stirer, shaker -Autoclave - Bak pencuci
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
LABORATORIUM KULTUR JARINGAN
3. Ruang Inokulasi (penanaman), dilengkapi dengan :
- LAF (Lamina Air Flow Cabinet) yaitu aliran udara steril mengandung lampu UV Desinfektan (Alkohol, spiritus) Directing het - Lampu spiritus - AC suhu 25 0C
4. Ruang Kultur (menumbuhkan), dilengkapi dengan :
AC (suhu antara 21- 250C ± 20C) - Rak penyimpan botol yang sudah terisi inokulum.
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
-Explant = bahan tanaman ( sel/ jaringan) -Plantet = tanaman hasil. Setelah dihasilkan kemudian dilakukan aklimitasi dari botol lalu dipindah ke tanah. - Kalus adalah sekumpulan sel amorphous (tidak berbentuk atau belum terdiferensiasi) yang terbentuk dari sel-sel yang membelah terus menerus secara in vitro atau di dalam tabung. Kalus dapat diperoleh dari bagian tanaman seperti akar, batang dan daun.
Kalus manggis Eksplan bunga manggis Plantet
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Langkah-langkah kultur jaringan tanaman: •Penyiapan media •Pertumbuhan explan (bagian tanaman yang diisolasi tuk ditumbuhkan di KJT) •Pemberian nutrien (setiap tnmn membutuhkan tnmn yang berbeda- beda) • kultur sel suspensi (media cair) dengan tujuan memproduksi sel sebanyak-banyaknya, sel suspensi langsung di ekstraksi diambil metabolitnya •Anherent/ melekatkan eksplan pada media tanam (media padat, sel melekat satu sm lain) menghasilkan tanaman baru •Sub kultur kalus (sel yg sudah membelah, dipotong lagi) •Penyimpanan •Pengawetan •Pembekuan dan pencairan •Viable cell count (perhitungan sel yg dapat tumbuh/penyortiran sel) •Pertumbuhan dan morfologi
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
OPERASIONAL KULTUR JARINGAN TANAMAN •Jenis media yang digunakan berupa media buatan yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan hara, antara lain : Murashige- Skoog (MS), Woody Plant Medium (WPM), Nitsch & Nitsch, N6, A2, B5, dan Vancin-Went (VW).
• Masing-masing media mempunyai spesifikasi berbeda-beda
dan digunakan untuk pengerjaan jenis kultur yang berbeda-beda pula. Sebagai contoh, 1.media VW biasanya untuk jenis kultur anggrek, 2.WPM untuk jenis tanaman keras, 3.A2 untuk kultur mikrospora dan kultur protoplas, 4.N6 untuk jenis serealia, meskipun demikian ada jenis media yang umum untuk jenis-jenis Angiospermae yaitu media Murashige-Skoog.
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Alat dan Bahan yang digunakan dalam Kultur Jaringan Tanaman
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Unsur Hara Tanaman
Dalam kultur invitro, unsur hara diberikan
dalam bentuk persenyawaan : nitrogen : KNO3 atau NH4NO3 magnesium dan belerang : MgSO4.7H2O fosfor : NaH2PO4.H2O atau KH2PO4 kalium : KCl, KNO3 atau KH2PO4 kalsium : CaCl2.2H2O
14
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Lanjutan …
•Selain unsur hara makro, tanaman juga memerlukan unsur
hara mikro seperti : besi, mangan, seng, boron, tembaga, molibdat, dan klor. •Stok besi disiapkan secara terpisah karena ada masalah kelarutan untuk unsur ini, biasanya unsur besi disiapkan dalam bentuk kelat sebagai natrium ferric ethylenediamine tetra-acetic (NaFeEDTA)
15
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Unsur Hara Tanaman
16
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Vitamin :
berfungsi katalitik pada sistem enzim. Satu-satunya yang
diangap esensial adalah vitamin B1 (tiamin). Niasin dan piridoksin perlu ditambahkan karena dapat meningkatkan pertumbuhan kultur (Gamborg dkk, 1976) Asam askorbat (vitamin C) sering ditambahkan sebagai antioksidan, untuk mencegah pencoklatan kultur
17
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Asam amino Paling sering diapakai adalah glisin pada media kultur. Beberapa asam amino yang memberikan hasil positif pada kultur adalah asam L-aspartat, L-asparagin, asam L- glutamat, L-glutamin, dan L-arginin.
18
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Suplemen organik kompleks
Dalam kultur invitro, seminimal mungkin dihindari bahan
dari ekstrak alami mentah, tetapi ditinjau dari sudut pandang ilmiah, penggunaan ekstrak masih dianjurkan dan tidak dapat diabaikan begitu saja jika senyawa murni tidak dapat menghasilkan produk yang sesuai. Contoh : jus jeruk, buah pisang, jus tomat, air kelapa
19
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Sumber karbon Semua media invitro dilengkapi sumber karbon sebagai sumber energi Sumber karbon : sukrosa atau D-glukosa Sukrosa yang disterilisasi dengan otoklaf menghasilkan hasil yang berbeda jika disterilisasi dengan filtrasi
20
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Air • Air yang digunakan dalam media in vitro hendaknya disuling atau didemineralisasi
Keasaman (pH) Media
Spektrum umum 5,6-5,8 (5,9) Kurang dari 4,5 atau lebih 7,0 akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan eksplan (Pierik, 1997) Jika media padat : pH terlalu asam media sulit untuk padat dan jika terlalu basa media menjadi keras
21
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Inokulasi 1. KULTUR KALUS •Hampir semua jaringan dan organ yang mengang sel- sel hidup dapat dirangsang untuk membentuk kalus. Walaupun hasil dan waktunya berbeda sebelum terjadi pertumbuhan yang aktif.
•Sebelum diinokulasi kedalam media, bahan disterilkan dengan
sodium hipoklorit, dimasukkan ke dalam tabung yang berisi media. Pekerjaan ini dilakukan dalam laminar Flow Cabinet, atau Tranfer BOX yang sudah disterilkan dengan alkohol, formalin atau lampu UV.
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Inokulasi 1. KULTUR KALUS
Kalus adalah sekumpulan sel amorphous (tidak berbentuk atau
belum terdiferensiasi) yang terbentuk dari sel-sel yang membelah terus menerus secara in vitro atau di dalam tabung. [1] Kalus dapat diperoleh dari bagian tanaman seperti akar, batang dan daun. [2] Secara histologi, kalus berasal dari pembelahan berkali-kali sel-sel parenkim di sekitar berkas pengangkut dan beberapa elemen penyusun berkas pengangkut kecuali xilem
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor Inokulasi 2. KULTUR TUNAS Bahan yang digunakan adalah mata tunas atau pucuk batang dengan panjang ± 1 cm. Setelah disterilkan, permukaan bahan tersebut diletakkan dibawah mikroskop stereo atau bonokuler untuk diambil titik tumbuhnya atau titik tumbuh bersama beberapa daun primordia atau pucuk sepanjang 0,5 cm.
3. KULTUR KANTONG TEPUNGSARI DAN
TEPUNGSARI Bahan yang baik didapat dari tanaman yang sehat dan dari bunga yang sedang kuncup.
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Inokulasi Sebelum dikultur, bahan disimpan dalam suhu 7- 80 C selama 12 hari, kemudian dicuci dalam hipoklorit dan teepol selama 10 menit. Paling tepat apabila tepungsari dalam stadia pembelahan mitosis lengkap yang pertama dan harus diuji dibawah mikroskop sebelum dikulturkan. 4. KULTUR SEL DAN PROTOPLASMA Kultur sel adalah dari kultur kalus yang masih muda ± 500 mg dimasukkan dalam tabung erlenmeyer yang berisi medi MS ± 1 mg1mg/ liter,1D dan sukrose yang dikocok dengan kecepatan 100 rpm pada suhu 250 C.
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
Kultur protoplasma bahannya diambil dari daun sehat dan masak. Setelah disterilkan, lapisan epidermis bawah daun dilepas dengan pinset. Pelepasan dimulai dari tengah dan bergerak ke tepi daun. Pelepasan protoplasma dilakukan dengan merendam bahan di dalam larutan enzim makarosim dan kemudian diinkubasi selama 12- 18 hari pada suhu 250 C. Setelah disaring dan dicuci dengan media MS dan monitol, protoplasma dimasukkan dalam media MS padat.
Protoplas
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
STERILISASI Sterilisasi adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme. Problema yang sering mengganggu dalam pekerjaan in vitro adalah membuat dan menjaga kondisi aseptik. Keadaan aseptik diperlukan dalam kultur jaringan tanaman untuk menghindari adanya mikroorganisme yang nantinya akan ikut tumbuh dalam media. Apabila spora atau mikroorganisme kontak dengan media kultur, maka mikroba tersebut dapat tumbuh dengan sangat cepat melebihi pertumbuhan dari eksplan.
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
STERILISASI •Koloni mikroba yang terbentuk kemudian dapat mematikan jaringan tanaman. Mikroorganisme umumnya berupa : •Mikroba yang ada di udara ( air bone microorganism ) •Mikroba yang ada pada alat dan tempat mengkultur •Mikroba pada eksplan
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
STERILISASI Keadaan aseptis ini diperlukan untuk semua botol kultur yanga akan digunakan, media kultur, peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan penanaman eksplan dan eksplan yang akan dikulturkan itu sendiri. Pemeliharaan kebersihan udara di dalam ruang kultur dan lantai kultur dari debu itu dua hal yang sangat penting dan harus tetap terjaga kebersihannya. Alat sterilisasi baik media maupun peralatan yang digunakan untuk proses isolasi dan penanaman eksplan yang sering digunakan adalah autoklaf.
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
TEKNIK STERILISASI 1. Pemanasan Kering •Pemanasan kering adalah teknik sterilisasi dengan mekanisme membakar dinding sel dan spora mikroba alat alat yang disterilkan. Alat yang digunakan untuk mensterilisasi adalah dengan menggunakan oven bersuhu 160°C selama 4 jam. Alat alat yang biasanya disterilkan dengan teknik ini harus dibungkus lebih dulu dengan kertas alumunium foil atau kertas yang sesuai. Bahan atau alat yang disterilkan harus tahan terhadap pemanasan dengan suhu yang tinggi.
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
TEKNIK STERILISASI 2. Pemanasan Basah Pemanasan basah adalah teknik sterilisasi dengan pemanasan pada suhu yang rendah sehingga akan menyebabkan koagulasi atau penggumpalan protein mikroorganisme. Alat yang digunakan dalam teknik ini adalah autoclaf. Autoklaf adalah sterilisator uap dengan tekanan yang cukup tinggi, alat tersebut dapat digantikan dengan alat perebus bertekanan tinggi. Sterilisasi menggunakan autoklaf dilakukan dengan pemanasan pada shuh 100°C, tekanan 15lb/in kuadrat ( 103,4 kPa ) selama 20-30 menit. Biasanya waktu 20 menit digunakan untuk sterilisasi media, sedangkan 30 menit untuk sterilisasi alat. Autoklaf dapat digunakan untuk sterilisasi media dan alat yang tidak tahan terhadap pemanasan tinggi.
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
TEKNIK STERILISASI 3. Ultra filtrasi adalah teknik sterilisasi menggunakan alat penyaring bakteri berdiameter kurang dari 0,2µm, dengan mekanisme menyaring komponen komponen yang termolabil. Bahan yang disterilkan biasanya adalah zat pertumbuhan IAA ( Indol Asetat Acid ).
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor
TEKNIK STERILISASI 4. Sterilisasi Secara Kimiawi • Sterilisasi secara kimiawi adalah teknik sterilisasi menggunakan larutan kimia seperti; • Etanol 70%, Isopropanol, Kalsium Hipoklorit, NaClO, Larutan Sublimat, antibiotik dan lain sebagainya. • Etanol 70% adalah larutan yang sering digunakan karena selain lebih murah, kadar air yang lebih besar memungkinkan pengikatan dinding sel bakteri lebih banyak, sehingga dinding sel bakteri dapat hancur. • NaClO adalah suatu pemutih, dapat digunakan dengan cara diencerkan sampai pada konsentrasi tertentu, yaitu kurang lebih 5%. Tetapi, selama penyimpanan, Cl- akan mudah menguap, padahal Cl- lah yang berperan sebagai pensteril.
Bioteknologi Farmasi, F. MIPA Universitas Pakuan - Bogor