Anda di halaman 1dari 40

MANEJEMEN PENANGGULANGAN

MASALAH KESEHATAN JIWA DAN


PSIKOSOSIAL
AKIBAT BENCANA/KONFLIK

DIREKTORAT BINA PELAYANAN KESEHATAN JIWA


DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
MASALAH
KESWA/PSIKOSOSIAL
•Kriminal/kekerasan
•Kecelakaan/bunuh diri
•Perceraian/mas.RT
•Penganiayaan anak
•Perjudian/sex bebas
•KONFLIK/BENCANA
•Kenakalan remaja GANGGUAN
•Narkoba/HIV/AIDS KESEHATAN JIWA
•Tawuran
•Ekonomi sulit
PRODUKTIVITAS
MENURUN
PEDOMAN PENANGGULANGAN MASALAH
KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL
PADA MASYARAKAT AKIBAT
BENCANA DAN KONFLIK

(KEPMENKES RI NOMOR: 048/MENKES/SK/I/2OO6)


LATAR BELAKANG
1. Geografis/demografis  Indonesia rawan bencana
2. Bencana  dampak
 fisik
 mental
 sosial
3. 1/3 – ½  gg jiwa & masalah psikososial  dampak
negatif jangka pjng thd individu/masy.
terlambatnya
 pengembangan sosio-ekonomi
 kesehatan
 rekonsilidasi dan perdamaian
4. Masalah kesehatan jiwa 
 menurunkan produktivitas dan kualitas hidup
beban keluarga dan masyarakat
LATAR BELAKANG
5. Penanganan masalah keswa dan psikososial ~
efektif memperbaiki kesejahteraan penduduk
6. Penanganan kesehatan masih terbatas pada
 nutrisi
 mencegah penyakit menular
 kesehatan ibu dan anak
7. Diupayakan yankeswa di masyarakat  kasus
tertentu rujuk ke RSU/RSJ
8. Perlu kerjasama
 LP/LS,
 Pemerintah dan nonpemerintah,
 Nasional dan Internasional
KONDISI INDONESIA SAAT INI
 Geografis/demografis ~ rawan bencana
bencana alam :
tanah longsor

gunung meletus

gempa bumi

banjir

kebakaran hutan

dll

Konflik : NAD, Maluku dan Maluku Utara, Sambas


dll
 Penanganan keswa/psikososial ~ belum
optimal
 Perlu yankeswa yang mudah dijangkau
masyarakat
DAMPAK PSIKOSOSIAL BENCANA
(SURVEI WFP 2001)
 Hubungan ayah-ibu-anak memburuk
 Peningkatan
Kriminalitas

Prostitusi

Pengangguran

Anak putus sekolah


Penyalahgunaan NAPZA

 Ekonomi memburuk
 Peningkatan masalah mental emosional dan
perilaku (sering muncul setelah mengungsi)
PENELITIAN RAMHN(2001)
(Penelitian terhadap pengungsi di Maluku
Utara, Pontianak, Madura dan Bitung)

 Stres pasca trauma, anxietas, depresi dan


gejala psikosomatik
 Perilaku agresif dalam keluarga
 Child abuse
 Penyalahgunaan alkohol
 Perilaku agresif di lingkungan
 Masalah
Belajar

Ekonomi

kenakalan remaja
sikap pesimis

cenderung tergantung pada bantuan


PENELITIAN POSO (2001)
BEBAN PSIKOLOGIS

 54,1 % PADA KELOMPOK


USIA ANAK
 53,4 % PD KELOMPOK
DEWASA
 81 % PD KELOMPOK USILA
KESIMPULAN
 Dampak keswa korban bencana
cukup besar
jangka panjang

 Perlu penanganan LP/LS, swasta dan


Internasional
 Perlu adanya pelayanan keswa yang
murah,

berlangsung lama
Accessable  pelayanan keswa berbasis
masyarakat
UPAYA KESEHATAN JIWA
BERBASIS MASYARAKAT

 Yankeswa yang
mudah dicapai
berada dekat masyarakat yang butuh

 Mampu menyediakan kebutuhan individu


yang beragam
 Teknik terapi yg efisien & lingkungan sosial
yang mendukung
 Mampu mengidentifikasi sumber yang
selama ini tersembunyi
VISI :
Terwujudnya derajat keswa yang optimal
bagi masyarakat akibat bencana dan konflik

MISI :
1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk laksanakan
upaya penanggulangan masalah keswa & psikososial
sesuai asas desentralisasi
2. Menggerakkan upaya penanggulangan masalah keswa &
psikososial yang komprihensif (promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif)
3. Mengoptimalkan sistem yankes (termasuk keswa) agar
mudah dimanfaatkan oleh masyarakat korban
bencana/konflik
4. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi di seluruh
jenjang administratif pemerintahan dan LS terkait
(pemerintah dan nonpemerintah) serta masyarakat.
TUJUAN UMUM :
Terwujudnya upaya penanggulangan
masalah keswa dan psikososial secara optimal
pd masyarakat yang terkena bencana dan konflik
di provinsi, kabupaten/kota secara LP dan LS terkait

TUJUAN KHUSUS :
1. Tersusunnya penjabaran peran semua unit terkait dalam
pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa
dan psikososial pada masyarakat akibat bencana dan konflik
2. Dipahaminya pedoman penanggulangan masalah
kesehatan jiwa dan psikososial oleh semua unit terkait,
agar dapat dilaksanakan sesuai peran masing-masing
3. Terwujudnya koordinasi dan keterpaduan LP/LS dalam
upaya pencegahan dan penanggulangan masalah keswa dan
psikososial bagi masyarakat akibat bencana dan konflik
PRINSIP UMUM :
GENERAL PRICIPLES

1.PERSIAPAN SEBELUM TERJADI KEADAAN


DARURAT. Preparation before the emergency
:
Membangunan sistim koordinasi dengan penunjukan
orang yang bertanggung jawab dari setiap organisasi
(development of a system of coordination with specification of focal
persons responsible with each relevant agency)
Membuat design perencanaan yang detil untuk
persiapan respon sosial dan keswa yang adekuat (design
of detailed plans to prepare for an adequate social and mental health
response)
Pelatihan petugas yang relevan dalam intervensi sosial
dan psikologik yang diperlukan (training of relevant personnel
in indicated social and psycho logic intervention)
PRINSIP UMUM :
GENERAL PRICIPLES

2. PENILAIAN (Assessment):
Intervensi harus didahului dengan perencanaan
yang teliti dan penilaian terhadap konteks lokal,
(misalnya, setting, budaya, sejarah dan sifat
permasalahan, persepsi setempat, cara
menghadapi,
sumber daya masyarakat, dan lain-lain.
(Interventions should be preceded by careful planning
and broad assessment of the local context (i.e, setting,
culture, history and nature of problems, local perception of
distress and illness, ways of coping, community resources,
etc).
Prinsip Umum (cont’d):

3. KOLABORASI Collaboration:
Intervensiharus melibatkan konsultasi
dan kerjasama dengan organisasi
pemerintah dan non pemerintah yang
sedang bekerja di sana Interventions should
involve consultation and collaboration with other
governmental and nongovernmental organizations (NGOs)
working in the area.
Keterlibatan
yang berkelanjutan dari
pemerintah dan LSM lokal sangat penting
untuk menjamin kelangsungan
Continuous involvement preferably of the government or,
otherwise, local NGOs is essential to ensure sustainability
Prinsip Umum (cont’d):

4.INTEGRASI KEDALAM PELAYANAN


KESEHATAN DASAR Integration into
primary health care
Prinsip Umum (cont’d):

5. AKSES KE PELAYANAN BAGI


SEMUANYA Access to services for all
6. PELATIHAN DAN SUPERVISI
Training and supervision
Prinsip Umum (cont’d):

7. PERSPEKTIF JANGKA PANJANG Long-


term perspective,
 berbasis masyarakat
 Intervensi sosial
8. INDIKATOR Monitoring Monitoring
indicators
9. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
10.PELAYANAN BERBASIS MASYARAKAT
FASE PADA POPULASI
YANG TERKENA BENCANA DAN KONFLIK

1. Fase Kedaruratan Akut:


Angka kematian kasar meningkat akibat kekurangan
kebutuhan dasar karena keadaan darurat:
Makan

Perlindungan

Keamanan

Air

Sanitasi

Akses ke pelayanan kesehatan primer

Manajemen penyakit menular

2. Fase rekonsilidasi:
Kebutuhan dasar sudah sebanding lagi dengan keadaan
sebelum kedaruratan
INTERVENSI UNTUK
POPULASI TERKENA BENCANA DAN KONFLIK

1. FASE KEDARURATAN AKUT:


A. INTERVENSI SOSIAL AWAL
Pemenuhan kebutuhan mendesak, termasuk :
Pengadaan & arus informasi
Status kedaruratan
Upaya utk keselamatan fisik
Informasi upaya utk mengurangi penderitaan
Lokasi kerabat, kemungkinan penyatuan kembali
Informasi harus sederhana
Pelacakan keluarga
Informasi keberadaan petugas (kesehatan, distribusi makanan dsb)

Buat tempat perlindungan untuk menjaga kebersamaan keluarga &


masy
Tempat ibadah, sekolah, penyediaan air

Pengelolaan jenasah
INTERVENSI UNTUK
POPULASI TERKENA BENCANA DAN KONFLIK

B. INTERVENSI PSIKOLOGIS FASE AKUT:


a. Kontak Puskesmas atau pelayanan darurat setempat:
Kelola gejala psikiatris mendesak (mis depresi berat, agitasi)
Pastikan tersedianya psikofarmaka

Jangan hentikan psikofarmaka bagi orang yg sudah sakit jiwa

sebelumnya
b. “Pertolongan pertama secara psikologis”:
Mendengarkan

Empati

Akseskebutuhan
Jangan paksakan berbicara

Cegah dari stressor lainnya

Tanpa obat2an
INTERVENSI UNTUK
POPULASI TERKENA BENCANA DAN KONFLIK

B. INTERVENSI PSIKOLOGIS FASE AKUT (CON’T):


c. Upayakan kembali kegiatan budaya dan keagamaan
d. Upayakan kegiatan yg memfasilitasi pengikutsertaan
janda, duda, yatim piatu & yang kehilangan keluarga pada
jaringan sosial.
e. Upaya kegiatan rekreasi (perhatikan macam mainan)
f. Upayakan sekolah lagi
g. Libatkan remaja & dewasa pada kegiatan
h. Jika fase akut berlarut2 lakukan latihan masyarakat
secara luas.
C. PENDIDIKAN MASYARAKAT *):
Penekanan pada harapan untuk PEMULIHAN secara
alamiah.
Informasi psikopatologi terlalu dini potensi memperburuk
keadaan.
INTERVENSI UNTUK
POPULASI TERKENA BENCANA DAN KONFLIK

2. Fase Rekonsolidasi
A.INTERVENSI SOSIAL YG KONTINYU SEPERTI PADA
FASE KEDARURATAN AKUT
Lakukan outreach & psikoedukasi mulai setelah 4

minggu
Penerapan koping secara positip

Jika ekonomi merupakan issue utama, lakukan

pembangunan ekonomi (mis, mikrokredit, peningkatan


pendapatan)
INTERVENSI UNTUK
POPULASI TERKENA BENCANA DAN KONFLIK

2. Fase Rekonsolidasi (cont’d)


B. Intervensi psikologis:
Didik petugas pertolongan kemanusiaan dg ketrampilan
pelayanan psikologis utama
Latih & supervisi petugas puskesmas akan kesehatan

mental dasar
Latih & supervisi pekerja masyarakat (mis, kader)

Kerjasama dengan penyembuh tradisional

Fasilitasi kelompok suportif utk menolong diri sendiri yg

berbasis masyarakat
Memperkuat pelayanan psikiatri di masyarakat

Pembentukan sistem pelayanan kesehatan masyarakat

dengan kesehatan jiwa sbg elemen inti


POKOK KEGIATAN
(PUSAT, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA)

 Program intervensi meliputi:


A. Promosi kesejahteraan psikologis
dan sosial
B. Prevensi terhadap masalah keswa
dan psikososial
C. Deteksi tanda-tanda dini masalah
kesehatan jiwa dan psikososial
D. Penanganan dan rehabilitasi
masalah kesehatan jiwa dan
psikososial
PROGRAM NASIONAL
 Pra Bencana
1. Menyusun kebijakan, standar, pedoman,
norma
 Membuat kebijakan dan pedoman yang
melibatkan LP/LS
 Mengembangkan pedoman penyuluhan
psikoedukasi dan pendidikan bagi masyarakat
yang berhubungan dengan masalah keswa dan
psikososial
 Mengembangkan standarisasi upaya pelayanan
kesehatan jiwa dan psikososial bagi masyarakat
yang terkena bencana dan konflik
PROGRAM NASIONAL
 Pra Bencana
2. Melakukan sosialisasi, advokasi, fasilitasi
1. Memfasilitasi pertemuan LS terkait dengan elemen
masyarakat tk Nasional
2. Menyelenggarakn pertemuan formal/informal yg berkaitan
dg pencegahan dan penanggulangan masalah keswa dan
psikososial
3. Melakukan sosialisasi ttg upaya pencegahan dan
penanggulangan masalah keswa dan psikososial
4. Mendorong tumbuh-kembangnya jaringan kerja pada tkt
lokal, nasional dan internasional (td sektor kesehatan,
sosial, agama, pendidikan, keamanan, pers, badan-badan
donor dan elemen masyarakat)
5. Memberikan pelatihan berjenjang tentang deteksi dini dan
penanggulangan masalah keswa dan psikososial
PROGRAM NASIONAL
 Pra Bencana
2. Melakukan sosialisasi, advokasi, fasilitasi
6. Mendorong institusi pendidikan untuk memasukkan
keswa ke dalam kurikulum untuk nakes, psikolog dan
pekerja sosial
7. Mengupayakan dan mengkoordinasikan mobilisasi
sumber daya yang bersumber dari pemerintah
maupun swasta
8. Menyelenggarakan koordinasi formal maupun informal
yang berkaitan dengan pencegahan dan
penanggulangan masalah kesehatan jiwa dan
psikososial masyarakat yang terkena bencana dan
konflik
9. Menyiapkan tenaga-tenaga kesehatan jiwa yang
sudah terlatih untuk dipersiapkan pada
penanggulangan masalah kesehatan jiwa pada
kejadian bencana dan konflik
 Pra Bencana (lanjutan)
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi
Mengembangkan sistem jaringan
informasi tk lokal, nasional dan
internaional
Mengembangkan instrumen penilaian
masalah kesehatan jiwa dan psikososial
begi masyarakat yang terkena bencana
dan konflik
 Saat Bencana
Mengadakan penilaian secara cepat terhadap
kebutuhan pelayanan kesehatan jiwa dan
psikososial
Mengadakan pengawasan secara cepat terhadap
pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa dan
psikososial secara terkoordinasi
Mempersiapkan tenaga untuk pendampingan ke
tingkat provinsi dan kabupaten/kota
Melakukan koordinasi tentang bantuan
kesehatan jiwa, khususnya bantuan dari luar
negeri, agar tidak terjadi tumpang-tindih antar
kegiatan, sekaligus untuk melancarkan kegiatan
monitoring dan evaluasi
 Pasca Bencana
Supervisi,pemantauan dan
evaluasi terhadap kegiatan yang
telah dilakukan
Mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah yang
terjadi
Merencanakan program berikutnya
PROGRAM DI PROVINSI
 Prabencana
Membuat juklak dan juknis ttg pencegahan dan penanggulangan masalah
keswa
Pemetaan daerah rawan dg mengidentifikasi jenis, sifat, lokasi akan
terjadinya bencana serta keadaan sosio kultu-ral setempat dan tempat
pengungsian
Penyuluhan kepada masy. ttg situasi yg akan dihadapi
Mengembangkan pedoman pelatihan upaya pencegahan dan
penanggulangan masalah kesehatan jiwa dan psikososial bagi masyarakat
yang terkena bencana dan konflik sesuai kondisi daerah
Pelatihan petugas pelaksana di provinsi dan kab/kota
Mengembangkan jejaring kerja di provinsi yg melibatkan sektor terkait dan
elemen masy.
Mengembangkan sistem jaringan informasi ttg masalah keswa
Pertemuan koordinasi berkala dg instansi terkait, LSM, dunia usaha,
perguruan tinggi dan masy.
PROGRAM DI PROVINSI

 Saat bencana
Mengadakan penilaian secara cepat terhadap
kebutuhan pelayanan kesehatan jiwa dan psikososial
Mengadakan pengawasan secara cepat terhadap
pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa dan psikososial
secara terkoordinasi
Mempersiapkan tenaga untuk pendampingan

Melakukan koordinasi tentang bantuan kesehatan jiwa,


khususnya bantuan dari luar negeri, agar tidak terjadi
tumpang-tindih antar kegiatan, sekaligus untuk
melancarkan kegiatan monitoring dan evaluasi
 Pasca Bencana
Supervisi,pemantauan dan
evaluasi terhadap kegiatan yang
telah dilakukan
Mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah yang
terjadi
Merencanakan program berikutnya
PROGRAM DI KAB/KOTA

 Prabencana

Membuat pemetaan daerah rawan dg mengidentifikasi jenis, sifat, lokasi akan


terjadinya bencana serta keadaan sosio kultural setempat dan tempat pengungsian
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan
jiwa dan psikososial pada masyarakat yang terkena dampak bencana dan konflik
yang melibatkan LP dan LS sesuai petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
Penyuluhan kepada masy. ttg situasi yg akan dihadapi
Membentuk Tim Kesehatan Jiwa yang merupakan tim terpadu LP,LS dan yang
dapat bergerak/pindah setiap saat bilamana diperlukan
Melatih masyarakat rawan bencana dan konflik untuk menghadapi dan mengatasi
masalah keswa dan psikososial yang mungkin akan terjadi
Menyelenggaraakan pertemuan koordinasi berkala dg instansi terkait, LSM, dunia
usaha, perguruan tinggi dan masy.
PROGRAM DI KAB/KOTA

 Saat bencana
Mengadakan penilaian secara cepat terhadap kebutuhan pelayanan
kesehatan jiwa dan psikososial serta sumber daya yang tersedia di
masyarakat untuk berpartisipasi dalam program penanngggulangan
masalah keswa dan psikososial (kader kesehatan, bidan desa, pekerja
sosial, guru, TOMA, TOGA, PKK, Karang Taruna, Ormas/Orpol, batra
dan elemen masyarakat lainnya)
mengidentifikasi kelompok rentan, risti (anak, remaja, perempuan,
lansia dan orang cacat)
Memberikan bantuan kebutuhan dasar, misalnya makanan, air bersih,
tempat tinggal dan lain-lain
Mempersiapkan tenaga untuk pendampingan
PROGRAM DI KAB/KOTA
 Pasca Bencana

Mempersiapkan tempat mengungsi, rumah aman dan rumah


perlindungan serta memberikan bantuan sosial bagi masyarakat
yang terkena bencana dan konflik
Melakukan psikoedukasi bagi masyarakat baik langsung maupun
melalui media massa
Mempersiapkan mental untuk pengembalian pengungsi ke tempat
asal atautempat baru
Melaksanakan pendampingan bagi korban dan memberikan
bimbingan dan konseling kepada kelompok yang berpotensi
mengalami masalah keswa dan psikososial
Supervisi, pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan yang telah
dilakukan
Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang terjadi
Merencanakan program berikutnya

Anda mungkin juga menyukai